Monday, 1 February 2021

(Yosua 7:5-2) 
Senin, 01 Februari 2021

"Kepercayaan kepada Tuhan, bukan kepercayaan diri"

Bacaan: Yosua 7:5-2

Vaksin Covid-19 yang sudah ditemukan dari berbagai riset di berbagai negara sudah mulai digunakan. Penemuan-penemuan lain juga terjadi, mulai dari metode perawatan pasien, pencegahan hingga peralatan-peralatan penunjangnya. Hal ini menjadi harapan akan berhentinya pandemi. Namun demikian, hanya percaya pada kemampuan manusia tanpa Allah, semua usaha bisa gagal.

Kitab Yosua pasal 7 menceritakan kekalahan bangsa Israel dari orang-orang Ai, kota yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kota Yerikho yang sebelumnya mereka runtuhkan, jarah dan musnahkan. Kekalahan yang menjadi aib bagi bangsa Israel diantara kemenangan-kemenangan mereka. Bahkan mereka pun harus mendirikan batu peringatan dari timbunan batu yang besar atas peristiwa ini (Yosua 7:26). Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Perhatikan Yosua 7:2-5. Yang terjadi adalah Yosua mengirim para pengintai, pengintai kembali pulang dengan keyakinan menang perang, kemudian berangkatlah 3.000 orang berperang. Dan yang terjadi… mereka dikejar dan dikalahkan musuh, 36 orang terbunuh, dan tawarlah hati bangsa Israel amat sangat. Rancangan Yosua, pemimpin yang berpengalaman tersebut akhirnya gagal. Dalam peristiwa tersebut tidak diceritakan bagaimana mereka mempersiapkan diri di hadapan Tuhan, tetapi bagaimana kepercayaan mereka yang akan menang dengan kekuatan yang mereka miliki.

Ai berada di daerah perbukitan, sekitar 24 Km dari Yerikho; dan letaknya 518 meter di atas permukaan laut. Mata-mata itu tidak mengatakan apa-apa tentang Tuhan; seluruh laporan mereka berfokus pada tentara dan keyakinan mereka bahwa Israel akan menang. Mereka yakin bahwa seluruh pasukan tidak diperlukan untuk penyerangan. Tetapi bukannya mencari pikiran Tuhan, Yosua menerima nasihat mata-matanya, dan ini menyebabkan kekalahan. Strategi Tuhan sendiri adalah ketika Dia memberikan perintah untuk serangan kedua terhadap Ai (Yosua 8: 1).

Perhatikan ayat 1, bahkan adanya masalah rohani yang sangat serius di hadapan Tuhan (Yosua 7:23-25), sepertinya luput dari perhatian Yosua. Seandainya Yosua mengadakan pertemuan doa, Tuhan bisa memberi tahu dia bahwa ada dosa di kamp, ​​dan Yosua bisa menanganinya. Ini akan menyelamatkan nyawa 36 tentara dan menyelamatkan Israel dari kekalahan yang memalukan.

Musa telah memperingatkan Israel bahwa mereka tidak dapat mengalahkan musuh mereka kecuali bangsa itu taat kepada Tuhan. Jika mereka mengikuti Tuhan dengan iman, satu tentara Yahudi akan mengejar 1.000 musuh, dan dua akan membuat 10.000 melarikan diri (Ulangan 32:30)! Tiga tentara Yahudi bisa saja mengalahkan seluruh kota, jika bangsa itu berkenan kepada Tuhan, perhatikan Yosua 8:25.

Tidak terdengar kata-kata, "Jika Tuhan menghendakinya" (Yakobus 4:13-17) di antara mereka, yang ada adalah bertindak karena percaya pada kemampuan diri sendiri dan akhirnya gagal. Karena pikiran Tuhan bukanlah pikiran Saudara (Yes. 55: 8–9), lebih baik Saudara meluangkan waktu untuk mencari arahan-Nya. “Kesombongan mendahului kehancuran, dan semangat tinggi hati mendahului kejatuhan” (Amsal 16:18, NIV). Seperti Israel, yang Saudara butuhkan adalah kepercayaan pada Tuhan, bukan kepercayaan diri sendiri. Selamat memulai minggu yang baru di awal bulan kedua tahun 2021 dalam pimpinan Tuhan. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd010221)

[Yosua 5:1-9]
Minggu, 24 Januari 2021

"Dia ingin Saudara mengingat-Nya karena kasih-Nya"

Bacaan: Yosua 5:1-9

Hari Minggu ini, ketika Saudara mengingat Baptisan dan Perjamuan Kudus, serta kabangkitan Kristus, hal penting apa yang Saudara ingat? Pada abad pertama, ketika banyak orang menjadi percaya kepada Yesus Kristus, mereka memberi diri untuk dibaptis. Dan ini adalah pengenapan rencana Allah, karena Yesus telah memerintahkan para pengikut-Nya demikian, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan anak dan Roh Kudus" (Matius 28:19). Malam sebelum kematian-Nya di kayu salib, saat memecah-mecahkan roti dan meminum cawan bersama-sama dengan para murid-Nya, Yesus berkata "Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku" (Lukas 22:19). Dan Paulus menekankan "Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang" (1Korintus 11:26).

Baptisan dan Perjamuan Kudus memang bukan jalan keselamatan, tetapi tanda peringatan yang melambangkan kematian dan kebangkitan Kristus bagi setiap pribadi dan bagi seluruh dosa umat manusia. Tuhan ingin Saudara mengingatnya karena kasih-Nya. Banyak orang yang seringkali melupakan-Nya.

Perhatikan. Setelah generasi baru mengalami mujizat menyeberang sungai Yordan dan memasuki Kanaan, Allah memerintahkan Yosua untuk memastikan bahwa semua bangsa Israel telah disunat (Yosua 5:2). "Sebab, semua orang yang keluar dari Mesir itu telah bersunat, tetapi semua orang yang lahir di padang gurun dalam perjalanan sejak keluar dari Mesir, belum disunat" (Yosua 5:4-5). Jauh hari sebelumnya, sunat adalah suatu upacara yang ditentukan oleh Allah ketika Allah pertama kali memanggil Abraham, janji memasuki Kanaan, keturunan dan berkat. Allah memakai upacara sunat sebagai perjanjian dengan Abraham (Kejadian 12:1-3; 17:9-14). Jadi, melalui peristiwa sunat ini, bagaimana Saudara melihat kesetiaan Allah akan janji-Nya? Bagaimana Allah menginginkan Sadara untuk mengingatkannya? Bagaimana hal ini menghiburkan Saudara yang sering kali melupakan janji-janji-Nya?

Perhatikan. Dan berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu." Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang. (Yosua 5:9). Bangsa Mesir telah mengejek bangsa Israel dengan mengatakan bahwa tujuan Allah membawa mereka keluar dari tanah Mesir hanya untuk membunuh mereka di gunung (Keluaran 32:12). Sekarang, cela yang memalukan tersebut telah dicabut Allah. Nama Gilgal bisa berarti "saya mencabut, menggulingkan". Mereka adalah umat pilihan Allah dan tidak mungkin bagi-Nya untuk mengingkari janji-Nya sendiri kepada Abraham.

Sebab dalam Kristus-lah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa. Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati" (Kolose 2:9-12). Melalui Kristus, Saudara sekarang dapat masuk ke dalam hadirat Allah, karena telah disunat secara rohani. Nampakkanlah sifat dan kasih-Nya sehingga setiap orang tahu bahwa Saudara adalah anak Allah.

Selamat menikmati Minggu, mengingat kebangkitan Kristus mengalahkan maut, janji setia-Nya menyelamatkan dan menyertai Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd210121)

[Yosua 5:10-12]
Senin, 25 Januari 2021

"Pemeliharaan Tuhan yang umum dalam hidup setiap hari"

Bacaan: Yosua 5:10-12

Pernahkah Saudara melihat dan mendengar anak kecil berdoa kepada Tuhan meminta mujizat terjadi? Sesuatu yang tidak mungkin terjadi secara manusiawi kecuali mujizat Tuhan yang terjadi? Bukankah Tuhan yang Mahakuasa bisa dalam sekejap menyembuhkan mereka yang terinfeksi Covid-19, bahkan memusnahkan Covid-19 dari muka bumi?

Perhatikan kisah perjalanan bangsa Israel memasuki tanah Kanaan. Sebelumnya, mujizat melawan hukum alam telah dikerjakan Tuhan saat bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan. Mujizat-mujizat lainnya telah Tuhan kerjakan dalam peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir dan sepanjang perjalanan 40 tahun di padang gurun.

Perhatikan Yosua 5:10. Dan sekarang, mereka sampai di Gilgal dan merayakan Paskah, berketepatan dengan 40 tahun setelah mereka keluar dari Mesir. Ingat, kapan bangsa Israel keluar dari Mesir?... pada saat hari Paskah. Lihat, hal luar biasa yang dikerjakan Allah dan bangsa Israel mengingatnya.

Perhatikan Yosua 5:11-12. Tetapi lihat juga, bagaimana pemeliharaan Tuhan diperlihatkan saat itu setelah mereka ada di tanah Kanaan. "Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu" (Yosua 5:12). Setelah mereka makan hasil tanah Kanaan, baru keesokan paginya manna berhenti. Padahal... Tuhan tahu bahwa hari ini bangsa Israel makan dari hasil negeri ini dan manna tidak usah diberikan lagi. Bayangkan, bagaimana panikya bangsa Israel ketika mendadak paginya tidak ada manna lagi, ketika mereka belum memakan hasil tanah Kanaan?

Renungkan. Bukankah seharusnya mereka tidak perlu kuatir karena mereka telah masuk tanah Kanaan? Tanah Kanaan yang sangat subur pasti cukup untuk mereka. Tetapi Tuhan tahu bangsa Israel akan kuatir... jadi mereka tetap mendapatkan manna. Hari sesudah mereka memakan hasil tanah Kanaan, baru keesokan paginya manna berhenti. Bukankah ini menunjukkan bahwa betapa Allah sangat mengerti sekali kekuatiran bangsa Israel?

"Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan" (ayat 12). Perhatikan. Hal ini juga menunjukkan bahwa Tuhan kalau bisa melakukan hal secara umum, tidak akan melakukan mujizat yang melawan hukum alam. Mujizat melawan hukum alam jarang dilakukan Tuhan. Kalau memang bisa secara normal maka Tuhan memilih cara yang normal. Apakah Saudara selalu meminta-minta mujizat-mujizat yang melawan hukum alam, karena Tuhan mampu melakukannya? Ketika Saudara sakit, bukankah Saudara pergi berobat walaupun Saudara berdoa Tuhan yang menyembuhkannya? Dan Tuhan bisa menyembuhkan dengan cara yang normal ketika itu merupakan sesuatu hal yang dapat dilakukan. Bangsa Israel dipelihara Tuhan dengan cara yang lebih biasa.

Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Matius 4:4). Firman Tuhan adalah "manna spiritual", yang dengannya Tuhan memelihara umat-Nya di padang gurun kehidupan saat ini. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd250121).

[Yosua 5:13-15]
Selasa, 26 Januari 2021

"Akulah Panglima Balatentara TUHAN"

Bacaan: Yosua 5:13-15

Selama perjalanan padang gurun hingga menyeberangi sungai Yordan, dan semakin dekat dengan Yerikho, Tuhan sering berfirman kepada Yosua tetapi belum menampakkan kemuliaan-Nya kepada Yosua. Sekaranglah Tuhan menampakkan kemuliaan-Nya, saat setelah pengudusan dan peringatan Paskah serta tantangan yang semakin jelas di depan mata. Mengapa Tuhan menampakkan kemuliaan-Nya? Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Perhatikan ayat 13. Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya: "Kawankah engkau atau lawan?" Bagaimana ayat ini menunjukkan keberanian Yosua sebagai pemimpin? Ingat keberhasilan-keberhasilan yang sudah dialami Yosua!

Namun... Jawabnya: "Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang aku datang." (ayat 14). Perhatikan. Jawabannya bukanlah "lawan" ataupun "kawan" bagi Yosua, dia tidak memposisikan diri sederajat dengan Yosua. Tetapi dialah Panglimanya, peperangan adalah miliknya dan dia sendiri yang akan maju berperang. Bagaimana respon Yosua terhadap konfrontasi Tuhan kepadanya? Bagaimana Yosua disadarkan tentang siapa dirinya dihadapan Tuhan dan pekerjaan-Nya?

"Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: "Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?" Yosua sadar dan langsung sujud menyembah. Sejak awal pelayanannya, Yosua telah diingatkan bahwa pemimpin utama laskar Israel adalah Tuhan sendiri. Dan, pengakuan kepemimpinan Tuhan membawa Yosua taat akan firman-Nya, yang memerintahkan agar Yosua menanggalkan sepatunya. Ingat peristiwa dulu ketika Musa dipanggil, bertemu Tuhan di semak duri yang menyala-nyala tapi tidak terbakar? (Keluaran 3:5). Menjaga diri kudus menjadi dasar untuk senantiasa berkenan kepada Tuhan dan menikmati pimpinan-Nya.

Sangat konkrit Tuhan menyatakan diri menyertai Yosua. Tuhan yang akan berperang. Kesadaran ini membuat Yosua sujud menyembah, menjaga kekudusan hidup dan taat pada firman-Nya. Kita tahu, akhirnya Yosua dan bangsa Israel berhasil masuk tanah Kanaan, seperti yang dijanjikan Tuhan.

Bagaimana dengan Saudara? Ketika menghadapi tantangan kehidupan sebagai orang percaya, bersediakah Saudara percaya bahwa hidup sebenarnya tentang Tuhan dan kemuliaan-Nya menggenapkan rencana keselamatan-Nya? Bersediakah Saudara menyerahkan kendali kepada-Nya, bahwa Tuhan yang menjadi Panglimanya? Ataukah Saudara berjuang dengan mengandalkan kekuatan sendiri, dalam kehidupan dan panggilan dimanapun Tuhan tempatkan saat ini? Bagaimana Saudara menjaga kekudusan hidup, taat pada firman-Nya dan sujud menyembah Dia?

Tuhan menyatakan diri menyertai Saudara. "Akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang aku datang." Yesus Kristus telah mengalahkan maut, Dia-lah Panglima Saudara. Beritakanlah! Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd260121)

[Yosua 6:1-5]
Rabu, 27 Januari 2021

"Kemenangan: taat pada firman-Nya"

Bacaan: Yosua 6:1-5

Persiapan-persiapan apa saja yang sudah Saudara lakukan memasuki masa pandemi Covid-19 di tahun 2021 ini? Persiapan dalam kehidupan keluarga, pekerjaan, pendidikan, usaha/bisnis, pelayanan? Bagaimana dengan persiapan rohani Saudara... ketaatan pada firman-Nya?

"Dalam pada itu Yerikho telah menutup pintu gerbangnya; telah tertutup kota itu karena orang Israel; tidak ada orang keluar atau masuk" (ayat 1). Bukankah sudah cukup waktu 40 tahun dan cukup bukti Allah Israel menunjukkan kuasa dengan mujizat-mujizat-Nya dan mengalahkan bangsa-bangsa? Tetapi Yerikho menutup diri. Namun demikian, diantara mereka ada yang membuka diri terhadap Allah Israel. Rahab dan keluarga yang ada dirumahnya akhirnya selamat. Bagaimana mereka mempersiapkan diri menghadapi peperangan yang terjadi? Dengan persiapan rohani melalui pengenalannya akan Allah Israel (Yosua 2:9-10, 6:23).

Perhatikan Yosua 6:2. Dalam beberapa terjemahan, dengan jelas dikatakan bahwa Tuhan tidak berkata "akan menyerahkan" tetapi "telah menyerahkan" Yerikho kepada Israel. Dengan penampakan Panglima Balatentara TUHAN (Yosua 5:14) yang terjadi sebelumnya, jelas menunjukkan bahwa Tuhanlah yang akan berperang. Bagaimana bangsa Israel harus menghadapi peperangan? Strategi dan persiapan militer apa yang harus dilakukan untuk mengalahkan Yerikho dengan pertahanannya yang kokoh, sementara bangsa Israel hanya tinggal di tenda-tenda di padang?

Perhatikan Yosua 6:3-5. Tetapi perhatikan, apa perintah Tuhan yang harus dikerjakan bangsa Israel? Menurut Saudara, apakah perintah Tuhan saat itu merupakan strategi peperangan yang masuk akal? Mengapa Tuhan sengaja memberikan cara yang dramatis? Memang Tuhan yang akan berperang bagi mereka, tetapi ada perintah yang harus dikerjakan oleh bangsa Israel.

Bagaimana Tuhan mempersiapkan bangsa Israel mengalahkan dan memusnahkan Yerikho sebagai kemenangan yang dikhususkan bagi Tuhan sendiri? Tabut perjanjian Tuhan harus dibawa para imam mengelilingi kota., menunjukkan pentingnya kehadiran Tuhan. Apakah bangsa Israel mempertanyakan cara Tuhan yang dramatis tersebut? Bagaimana cara tersebut bisa mengalahkan Yerikho dengan pertahanannya yang kokoh? Yang jelas, kemudian bangsa Israel mengerjakan perintah Tuhan tersebut dan akhirnya berhasil mengalahkan Yerikho.

Tanda kesiapan Yosua menghadapi peperangan ini terletak pada persiapan rohani. Kemenangan atas Yerikho menunjukkan kebesaran Tuhan sendiri, bukan karena yang lain. Tabut perjanjian Tuhan diantara mereka menjadi tanda kehadiran Tuhan. Perintah Tuhan yang dramatis menguji iman, ketaatan dan kesabaran bangsa Israel. Dan Saudara tahu, akhirnya tembok dihancurkan dan Yerikho dimusnahkan.

Yosua dan seluruh bangsa menaati perintah Allah. Mereka menikmati keberhasilan menawan kota tersebut sesuai dengan perintah Allah yang mereka kerjakan. "Kemenangan: taat pada firman-Nya". Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd270121)

[Yosua 6:6-16, 20]
Kamis, 28 Januari 2021

"Runtuhnya Tembok Yerikho: I-K4" 

(Iman, Ketaatan, Kerendahan Hati, Ketekunan, dan kekaguman)
Bacaan: Yosua 6:6-16, 20

Runtuhnya tembok Yerikho (sekitar 10 meter) hanya dengan dikelilingi selama tujuh hari oleh bangsa Israel, bukan sekedar catatan sejarah yang menarik untuk diceritakan. Kisah ini diceritakan sebagai firman Tuhan.

Seperti yang difirmankan Tuhan, bangsa Israel harus mengelilingi tembok Yerikho. Mereka melakukan ini sekali sehari selama enam hari bersama dan tujuh kali hari ketujuh. Mereka harus memutarinya tiga belas kali sebelum tembok Yerikho runtuh. Mengapa tidak cukup satu kali putaran saja, sehingga tidak membuang-buang waktu dan tenaga, bahkan kehilangan pengharapan? Bukankah Tuhan berkuasa melakukannya, seperti yang sudah ditunjukkan dalam berbagai peristiwa sebelumnya?

Perhatikan ayat 6-9. Apa yang dilakukan Yosua setelah mendengarkan firman Tuhan? Dia memberikan perhatian dengan hormat dan sungguh-sungguh pada apa yang Tuhannya firmankan. Yosua tidak sombong rohani karena Tuhan sudah berfirman kepadanya. Dengan setia dia memberitahukan firman Tuhan kepada rekan-rekannya. Tetapi dia juga mematuhinya dengan segera.

Sekarang perhatikan ayat 10. Apa yang diperintahkan Yosua kepada bangsanya? Keheningan... tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut mereka, sampai pada hari terakhir di putaran terakhir mengelilingi tembok Yerikho. Yang ada adalah ketaatan, kerendahan hati, ketekunan, dan iman mengerjakan apa yang diperintahkan Tuhan, dan akhirnya kekaguman  sorak kemenangan.

Perhatikan ayat 11-16, 20. Akhirnya tembok Yerikho diruntuhkan. Ketika Tuhan bersama bangsa Israel, tidak ada pihak yang berlawanan yang dapat menyakiti mereka; tetapi ketika Tuhan melawan mereka, tidak ada tembok duniawi yang dapat melindunginya. Kekuasaan Tuhan pada akhirnya dinyatakan. Bangsa Israel dalam menghancurkan penduduk Yerikho dan Kanaan pada umumnya hanyalah alat di tangan Tuhan untuk melaksanakan hukuman-Nya.

Jadi... bagaimana dengan Saudara? Adakah pergumulan hidup yang seolah hanya berputar tidak ada ujungnya, dan sulit percaya bahwa Tuhan turut bekerja di dalamnya? Tidak sabar dengan hasil ketika melakukan firman Tuhan? Ataukah Saudara tetap beriman dan melakukan apa yang Tuhan firmankan, dan berhenti mengajukan banyak pertanyaan yang justru melemahkan iman? Apakah Saudara bersiap dengan iman, ketaatan, kerendahan hati, ketekunan, untuk menikmati sorak kemenangan yang sudah disediakan-Nya?

Sukses dalam setiap pekerjaan dan pelayanan Saudara untuk Tuhan adalah perbuatan-Nya, bukan milik Saudara, dan dengan demikian seluruh kemuliaan itu harus diberikan kepada-Nya. Saat terompet terdengar dari para imam, tembok Yerikho roboh. Dengan pemberitaan Injil, benteng dosa dan Setan akan digulingkan. Beritakan. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd280121)

[Keluaran 20:1-3] 
Jumat, 29 Januari 2021

"Kehidupan yang Penuh Tanggung Jawab"

Bacaan: Keluaran 20:1-3

Untuk memutus penyebaran Covid-19 saat ini, Pemerintah menerapkan PSBB dan dilanjutkan dengan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Sejumlah aturan dibuat dan siapa yang melanggarnya dianggap telah melakukan tindak pidana dan mendapatkan hukuman.

Masih hafalkah Saudara dengan Sepuluh Perintah yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel setelah dibebaskan dari ratusan tahun perbudakan di Mesir (Keluaran 20)? Bagaimana Tuhan memberikan perintah tersebut? Sebenarnya, Sepuluh Perintah lebih dari sekedar hukum untuk mengatur kehidupan bangsa Israel saat itu. Itu adalah bagian dari perjanjian yang Tuhan buat dengan Israel ketika Dia menjadikan mereka kepada diri-Nya sendiri sebagai harta kesayangan-Nya yang istimewa (Keluaran 8:1-8; 19:5-8).

"Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan" (Keluaran 20:2). Perkataan Tuhan ini penting karena menjadi pendahuluan dan landasan dari perintah yang akan diberikan selanjutnya. Perhatikan dua hal: Siapa yang memberikan perintah dan apa yang telah dikerjakan-Nya?

Frasa "TUHAN, Allahmu" diulangi lima kali di bagian ini (ayat 3, 5, 7, 10, 12) untuk mengingatkan orang-orang tentang wewenang di balik perintah-perintah ini. "TUHAN" menunjukkan hakekat-Nya sebagai Tuhan Yang Mahakuasa. "Allah-mu" menunjukkan hakekat relasi-Nya secara pribadi dengan umat kesayangan-Nya sendiri. Ingatkah Saudara bahwa telah berabad-abad lamanya di Mesir bangsa Israel melihat penyembahan banyak dewa? Sangat penting bagi Israel untuk mengenal hakekat Tuhan yang benar dan hidup.

"Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku." Frasa "di hadapan-Ku" dapat berarti "menentang Aku". Bagi orang Yahudi, menyembah tuhan lain berarti menyatakan perang terhadap TUHAN/Yahweh dan mendatangkan murka-Nya. Setiap pagi, orang Yahudi yang setia menyatakan, "Dengarlah, hai Israel, Tuhan Allah kita adalah Tuhan yang satu" (Ul. 6: 4)

Jadi.., hak istimewa kebebasan dan menjadi harta kesayangan Allah sendiri dari antara segala bangsa, membawa serta tanggung jawab kepada Tuhan. Mengingat hakekat-Nya sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, hakekat relasi-Nya dengan mengingat apa yang sudah dikerjakan-Nya. Bukankah tragedi telah terjadi, ketika bangsa Israel melanggar perintah-Nya, mencemari tanah perjanjian mereka, dan mendukakan Tuhan mereka, sehingga mereka harus dihukum?

Bagaimana dengan hidup Saudara? Apakah selalu ingat tentang siapa Dia dan apa yang sudah dkerjakan dalam hidup Saudara – keselamatan, mendasari ketaatan Saudara kepada Tuhan; bagaimana pun kehidupan Saudara saat ini? Apakah Saudara sudah melupakannya dan ada allah-allah lain di hadapan-Nya? Tuhan membimbing Saudara untuk kehidupan yang penuh tanggung jawab kepada-Nya, karena Dia mengasihi Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd290121)

[Yosua 6:17-19, 21-27] 
Sabtu, 30 Januari 2021

”Setelah kemenangan: Ingatlah untuk mematuhi 
perintah Tuhan dan berikan kemuliaan kepada-Nya”
Bacaan: Yosua 6: 17–19, 21–27 

Seringkali, orang cenderung mengingat Tuhan saat menghadapi pergumulan dan melupakan-Nya sesudah mendapat pertolongan. Bagaimana Tuhan mengingatkan bangsa Israel setelah kemenangannya atas kota Yerikho? Mengapa hal ini penting?

Perhatikan Yosua 6:17-19. Seperti hukum yang berlaku saat itu, biasanya para prajurit berbagi rampasan perang (Ulangan 20:14). Tetapi apa yang bangsa Israel dapatkan dari kota Yerikho yang  mereka kalahkan? Bukankah bangsa Israel masih membutuhkan sumber daya untuk kelangsungan hidup mereka? Perhatikan, segala emas dan perak serta barang-barang tembaga dan besi hasil rampasan perang harus dimasukkan ke dalam perbendaharaan Tuhan. Dalam kemenangan pertama di Kanaan ini, Yerikho dipersembahkan kepada Tuhan sebagai "buah sulung" dari kemenangan yang akan datang. Dalam kemenangan, fokusnya bukan pada diri sendiri dan harta rampasan tetapi kepada Tuhan. Perintah ini tidak dipatuhi Akhan (seorang dari suku Yehuda), dan menyebabkan kematian Akhan dan keluarganya serta membawa kekalahan dan aib bagi Israel pada peperangan berikutnya (Yosua 7:4-6, 24-26).

Perhatikan Yosua 6:22-23, 25-26. Ketika mata-mata membuat perjanjian dengan Rahab, mereka tidak tahu persis bagaimana Tuhan akan memberi mereka kota itu (Yosua 2:14). Dan sekarang, rumah Rahab tidak roboh saat tembok kota runtuh. Rahab dan seisi rumahnya selamat. Tuhan menyelamatkan dan melindungi Rahab karena imannya (Ibrani 11:31), dan karena dia memimpin keluarganya untuk percaya kepada Tuhan, mereka juga diselamatkan.

Ayat 21. Mengapa setiap mahkluk hidup di Yerikho harus dibunuh? Bukankah Tuhan-nya Yosua adalah Tuhan pengasih? Tetapi ingat... sudah puluhan tahun Tuhan mengingatkan Yerikho, tetapi mereka menutup diri; kecuali Rahab dan seisi rumahnya. Tuhan menempatkan bangsa Israel di dunia untuk menjadi saluran berkat-Nya (Kejadian 12:1-3), dan disanalah Mesias lahir. Tuhan tidak membiarkan peradaban Kanaan yang sangat jahat mengganggu rancangan kasih-Nya. Tuhan tidak akan mentolerir kompromi dengan dosa dalam kehidupan umat-Nya. Kemenangan diikuti dengan tetap setia dan taat kepada Tuhan.

Kota Yerikho dan segala sesuatu yang ada di dalamnya harus dibakar (ayat 24). Bahkan Yosua mengutuk Yerikho. Ini menjadi peringatan bagi setiap orang Israel dan keturunan Rahab yang mungkin tergoda untuk membangun kembali apa yang telah dihancurkan Tuhan. Kutukan itu kemudian digenapi di zaman Raja Ahab yang jahat (1 Raja-raja 16:34).

Seperti yang Dia janjikan, Tuhan menyertai Yosua (Yos. 1: 5, 9), dan Tuhan mengagungkan nama Yosua di negeri itu (ayat 27; 3: 7; 4:14). Yosua ingat mematuhi perintah Tuhan dan kemuliaan hanya bagi Tuhan. ” Setelah kemenangan: Ingatlah untuk mematuhi perintah Tuhan dan berikan kemuliaan kepada-Nya.” Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd300121)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...