Saturday, 16 April 2022



[Matius 27:34] 
Sabtu, 16 April 2022

"Dia mengerti penderitaanmu. Dia sendiri telah mengalaminya untukmu"
(Matius 27:34; Markus 15:23)

Kejahatan, penderitaan, kematian memang masalah fundamental manusia. Pergumulan hidup apa yang sekarang sedang Saudara alami? Mengenang dan merenungkan peristiwa penyaliban dan kebangkitan Yesus Kristus kiranya memberikan penghiburan dan kekuatan kepada Saudara. Dia mengerti penderitaan Saudara. Dia sendiri telah mengalaminya untuk Saudara. Bacalah satu peristiwa kecil saat perjalanan Yesus Kristus yang berat menuju Golgota untuk disalibkan; Matius 27:34, Markus 15:23.

"Lalu mereka (serdadu-serdadu Romawi) memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya" (Matius 27:34). Tidak ada alasan yang tertulis mengapa Yesus tidak mau meminum anggur bercampur empedu yang diberikan kepada-Nya. Tetapi perhatikan penjelasan berikut ini.

Menurut tradisi lama, para wanita Yahudi memberikan ramuan minuman (anggur bercampur empedu/mur) semacam obat bius kepada mereka yang dikutuk sampai mati untuk mengurangi sensitivitas mereka terhadap rasa sakit yang luar biasa dan menumpulkan pikiran. Praktik seperti ini tercatat dalam Amsal 31:6-7, "Berikanlah minuman keras itu kepada orang yang akan binasa, dan anggur itu kepada yang susah hati. Biarlah ia minum dan melupakan kemiskinannya, dan tidak lagi mengingat kesusahannya"

Selain mematikan rasa sakit dan menumpulkan pikiran, para serdadu Romawi memberikan minuman anggur bercampur empedu mungkin bukan karena belas kasihan tetapi supaya Yesus mudah diatur saat sedang disalibkan. Tetapi setelah mencicipi sedikit, Yesus menolak untuk meminumnya. Kalimatnya tertulis dalam bentuk Imperfect Tense yang berarti para serdadu Romawi mencoba beberapa kali memberikan minuman tersebut kepada Yesus.

Dengan menolak minuman anggur bercampur empedu, Yesus merasakan sepenuhnya rasa sakit dalam tubuh-Nya sampai mati di kayu salib. Pukulan, cambukan dan luka-luka di sekujur tubuh dirasakan-Nya semuanya dengan sadar. Yesus taat dan tidak mengambil jalan pintas menghindari penderitaan.

Penderitaan Yesus adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan penebusan dan menyempurnakan karakter-Nya sebagai "seorang Imam Besar yang penuh belas kasihan". Penulis surat Ibrani menuliskan, "Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai" (Ibrani 2:16-18). 

Saudara, percayalah bahwa dalam segala penderitaan yang saat ini Suadara alami, Yesus Kristus mengerti dan bisa merasakannya. Dia sendiri telah mengalaminya untuk Saudara. Sekarang, Dia hadir dan memberikan pertolongan kepada Saudara.

Rasul Paulus menuliskan, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati" (Filipi 3:10, 11). Tersirat bahwa bagi Rasul Paulus, penderitaan Yesus Kristus menjadi teladan dan kekuatan dalam menghadapi semua kesulitan hidup yang harus diderita demi Kristus. Bagaimana dengan Saudara? Selamat menyambut Paskah dengan penuh syukur dan sukacita. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd16042022) 

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...