Ayat terakhir dari Kitab Ester tertulis “Karena Mordekhai, orang Yahudi itu, menjadi orang kedua di bawah raja Ahasyweros...” (Ester 10:3). Tetapi bandingkan dengan Ester 3:1-15! Apa yang dialami oleh Mordekhai dan semua orang Yahudi sebagai buangan di Persia?
Kisah Ester pasal 3; Haman, dengan otoritas dari raja Ahasyweros, mencari ikhtiar memunahkan Mordekhai dan semua orang Yahudi di seluruh kerajaan Ahasyweros (ayat 6). Peristiwa ini terjadi pada bulan Nisan (Maret-April) tahun 474 sM, 4 tahun lebih sesudah Ester menjadi Ratu (ayat 7, bandingkan 2:16). Ester menjadi ratu menggantikan Wasti yang 4 tahun sebelumnya diberhentikan (Ester 1:3). Jadi, dari kronologis peristiwanya, apa yang Saudara pelajari tentang kedaulatan Allah di tengah krisis yang dihadapi umat-Nya?
Tersirat bahwa Allah dengan kedaulatan-Nya mempersiapkan segala sesuatu untuk umat-nya. Dan dalam pergumulan dan penderitaan yang dialami umat-Nya, Allah memelihara mereka. Bagaimana krisis yang dihadapi umat-Nya pada waktu itu?
Sekarang perhatikan Ester 3:1-6. Waktu itu, Haman orang Agag menjadi kesayangan raja dan di hadapannya semua lutut harus bertelut. Kesombongan dan kemarahan Haman mengancam nyawa semua orang Yahudi di seluruh kerajaan Ahasyweros, saat Mordekhai tidak berlutut dan sujud kepadanya (ayat 5-6).
Mengapa Haman membenci orang-orang Yahudi dan Mordekhai menolak untuk sujud kepadanya? Merujuk ke Kitab Keluaran 17:8-15, Kitab Ulangan 25:17-19, dan 1 Samuel 15:8; Haman adalah keturunan raja bangsa Amalek. Bangsa Amalek adalah musuhnya Allah yang akan dimusnahkan-Nya. Bagi orang Persia, berlutut di hadapan raja mereka, mereka menyembahnya seperti kepada Tuhan. Mordekhai pun menolak sujud kepada Haman.
Perhatikan Ester 3:7-10, 13, rencana jahat yang menimpa umat Allah. Karena kelicikan Haman, raja Ahasyweros memberikan otoritas kepada Haman (ayat 10). Atas nama raja Ahasyweros, Haman menerbitkan surat perintah kepada wakil-wakil raja, setiap bupati dan setiap pembesar bangsa supaya semua orang Yahudi di seluruh kerajaan Ahasyweros dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan, serta dirampas harta miliknya (ayat 13). Bayangkan, bagaimana kalau hal ini menimpa semua orang Kristen saat ini di seluruh negeri?
Perhatikan, bagaimana rencana jahat tersebut bisa terjadi. Pada awal bulan April tahun 474 sM, Haman meminta nasihat para ahli nujum dan juru ramal untuk menentukan hari pembantaian (Pur merupakan istilah Persia kuno yang artinya undi). Haman ingin memastikan bahwa para dewa-nya bersamanya dan rencananya akan berhasil (ayat 7). Rencana jahat juga dilakukan dengan berbohong dan memfitnah (ayat 8), memberikan suap (ayat 9). Yang melakukanya adalah Haman, orang Agag, seteru orang Yahudi dan didukung oleh pemerintah (ayat 10).
Perhatikan Ester 3:12, 15, ironi dalam kehidupan. Rencana pemusnahan umat Allah dituliskan pada malam Paskah (ayat 12). Raja dan Haman sedang duduk minum-minum sementara kota Susan menjadi gempar (ayat 15).
Tuhan seakan-akan berdiam diri, namun sesungguhnya Tuhan tidak "lepas tangan". Pada saat undian di hadapan dewa-dewa Persia, hasil undian jatuh pada tanggal tiga belas dari bulan kedua belas yang merupakan bulan terakhir, sehingga memberi orang-orang Yahudi kesempatan sepanjang tahun untuk bersiap-siap dan karena itu juga memberi kesempatan bagi Mordekhai dan Ester untuk bertindak. Akhirnya, surat perintah pembunuhan yang dikeluarkan Haman atas nama raja Ahasyweros adalah surat kematiannya sendiri, selama kurang dari 3 bulan, Haman mati di tempat yang didirikannya untuk Mordekhai (7:10; 8:9).
Saudara.. sadarlah bahwa tidak ada satu pun yang dapat memberi jaminan kepada Saudara bahwa Saudara tidak akan pernah menghadapi kesulitan, krisis, ataupun bahaya. Tuhan tidak berjanji bahwa Saudara tidak akan pernah mengalami kesulitan, tetapi Ia berjanji tidak akan "lepas tangan" terhadap penderitaan Saudara. Tuhan sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk mengatasi krisis yang akan Saudara hadapi. Belajarlah melihat semua hal yang terjadi dalam hidup Saudara dari perspektif Allah yang kekal. Tuhan Yesus Kristus memberkati.