Tuesday, 16 February 2021

 [Yosua 22:9-10]
Selasa, 16 Februari 2021

”Bahaya hidup dengan melihat, bukan dengan iman”
Bacaan: Yosua 22:9-10; Bilangan 32:1-5, 32

Ingat kisah Lot, keponakan Abraham, yang memilih menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom? Lot memilih daerah ini karena kelihatan lebih baik, banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir. Padahal, orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN (Kejadian 13:10-13). Dan akhirnya, daerah pilihan Lot yang terlihat baik tersebut justru mendatangkan petaka, bahkan dimusnahkan Tuhan;  Isteri Lot mati menjadi tiang garam. Kedua putri Lot hidupnya berantakan, keturunan anak-anak mereka menjadi bangsa yang bermusuhan dengan bangsa Israel (Kejadian 19).Lot adalah orang yang berjalan dengan melihat dan bukan dengan iman. Ratusan tahun kemudian, hal ini terjadi lagi di bangsa Israel.

Perhatikan Yosua 22:9-10. Setelah bangsa Israel berhasil menduduki dan membagi tanah Kanaan; Bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang ikut dalam peperangan, bersiap kembali ke tanah yang mereka pilih sendiri di seberang Timur sungai Yordan. Tersirat, mereka galau menghadapi situasi ini. Mengapa mereka mendirikan mezbah yang besar bangunannya? Apa yang terjadi dengan mereka?

Bacalah Bilangan 32:1-5, 32. ”Adapun bani Ruben dan bani Gad ternaknya banyak, bahkan sangat banyak sekali. Ketika mereka melihat tanah Yaezes dan tanah Gilead, tampaklah tempat itu yang baik untuk peternakan” (ayat 1). Sebelum menyeberang sungai Yordan, bani Ruben dan bani Gad telah membuat keputusan berdasarkan keuntungan materi yang mereka lihat, bukan berdasarkan nilai-nilai spiritual. Tanah di sebelah Timur sungai Yordan sangat ideal untuk ternak mereka yang sangat banyak sekali. Mereka memutuskan untuk tinggal di daerah itu saja. ”…janganlah kami harus pindah ke seberang sungai Yordan”  (ayat 5). Tentu hal ini bisa berpengaruh buruk bagi yang lainnya untuk bersiap menyeberang sungai Yordan menuju Tanah Perjanjian. Ingat, bagaimana 10 pengintai berpengaruh buruk bagi bangsa Israel yang enggan dan takut menghadapi Kanaan (Bilangan 13)?

Sementara anak-anak dan istri-istri, ternak dan hewan mereka tinggal di Gilead, mereka bersedia ikut menyeberangi sungai Yordan, membantu ikut berperang menduduki Kanaan, dan selanjutnya kembali lagi ke Gilead. Dan Musa menyetujuinya (Bilangan 32:33).

Kanaan sudah dikalahkan dan diduduki. Ketika orang-orang Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye berjalan ke Timur dan melewati tempat-tempat yang mengingatkan kembali akan hal-hal besar yang telah Tuhan lakukan, hati mereka mulai galau. Bahagia karena mereka akan pulang, tidak mudah untuk mengucapkan selamat tinggal kepada saudara-saudara mereka dan meninggalkan kedekatan imamat dan tabut perjanjian. Mereka meninggalkan tanah yang Tuhan janjikan akan diberkati. Ya.., mereka akan pulang ke tanah yang telah mereka pilih sendiri, tetapi entah mengapa mereka mulai merasa terasing dari bangsa Israel.

Bagaimana mereka memutuskan untuk memecahkan masalah yang mereka buat sendiri? Dengan membangun mezbah besar dari batu di tepi Sungai Yordan, di pinggiran Kanaan, sebagai pengingat kepada semua orang bahwa dua setengah suku itu juga milik bangsa Israel. Seandainya suku-suku ini tinggal di tanah Kanaan tempat mereka berasal, tidak ada yang akan mempertanyakan kewarganegaraan mereka.

Saudara ingat bahwa Mesir mewakili dunia, dan Kanaan adalah warisan orang percaya di dalam Kristus? Dua setengah suku itu telah mengalami pertempuran dan berkat Kanaan — warisan mereka di dalam Kristus — tetapi lebih memilih untuk tinggal di perbatasan, di luar tempat berkat yang ditetapkan Allah. Tempat yang mereka pilih sendiri karena kelihatan baik_. 1 Tawarikh 5:25-26_ mencatat, kemudian hari mereka berubah setia terhadap Allah nenek moyang mereka dan mengikuti segala allah bangsa-bangsa negeri yang telah dimusnahkan Allah dari depan mereka. Mereka dikalahkan dan diangkut ke pembuangan. Bagaimana dengan Saudara? Ingat, ”Bahaya hidup dengan melihat, bukan dengan iman.” Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd 160221)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...