Monday, 13 January 2025



Selasa, 31 Desember 2024

"Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya"
(Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025)

Banyak orang memiliki harapan hidup yang lebih baik memasuki tahun yang baru, tahun 2025. Tetapi bagaimana memulai hidup baru di tengah persoalan hidup yang seolah-olah tiada akhir? Bagaimana suka cita Natal memberikan damai sejahtera dan kekuatan memasuki dan menghidupi tahun yang baru, Tahun 2025?

Yusuf dan Maria yang sudah bertunangan, hampir saja berpisah. Yusuf yang tulus hati, menghadapi kenyataan tunangan yang dicintainya mengandung, sebelum mereka hidup sebagai suami istri (Matius 1:18). Apa yang terjadi dengan Maria? Bagaimana hal ini bisa terjadi pada-nya; apakah dia tidak mencintai Yusuf lagi? Maria menghadapi kenyataan bahwa dia akan mengandung "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (Lukas 1:34). Bagaimana dia akan menanggung aib dan cela ketika perutnya semakin besar?

Taat pada pemerintah yang berkuasa yang sedang melakukan sensus, Yusuf dan Maria yang sedang hamil harus kembali ke kota asalnya. Jarak 150 Km yang harus ditempuh selama 4-6 hari melewati jalur yang kasar dengan banyak binatang buas dan perampok adalah perjalanan yang berat bagi Maria yang sedang hamil. Hingga akhirnya ketika mereka sampai di Betlehem tibalah waktunya Maria untuk bersalin. Maria melahirkan bayi Yesus lalu membungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di tempat makan hewan, karena tidak ada tempat bagi mereka di penginapan (Lukas 2:6-7).

Para gembala adalah sekelompok orang yang dianggap paling rendah dalam tatatan sosial pada waktu itu. Sementara orang-orang lain dari berbagai daerah pulang ke kota asalnya dan bertemu keluarga mereka di rumah masing-masing dengan gembira, para gembala harus tinggal di padang menjaga kawanan ternak pada waktu malam.

Orang-orang Majus dari negeri yang jauh menempuh perjalanan ribuan kilometer, diperkirakan memakan waktu 2-3 tahun hingga tiba di Yerusalem (Matius 2:1-12). Menempuh perjalanan yang membutuhkan biaya dan perbekalan yang banyak serta penuh risiko terjadinya kecelakaan yang mengancam nyawa mereka. Mereka adalah para ilmuwan dari negeri yang jauh dari Israel dan mempertaruhkan reputasinya ketika mencari Raja Yahudi yang baru lahir berdasarkan ramalan astronomi dan nubuat. Mereka tidak mentaati perintah Raja Herodes untuk kembali kepadanya setelah menemukan Yesus dan pulang ke negerinya melalui jalan lain. Risikonya, Raja Herodes marah dan terjadilah pembunuhan semua anak di Betlehem dan sekitarnya, anak-anak yang berumur 2 tahun ke bawah.

Belum genap usia 2 tahun, Yesus menghadapi ancaman pembunuhan dari raja Herodes yang berkuasa saat itu. Dalam ketakutan, Yusuf dan Maria membawa-Nya menyingkir ke wilayah Mesir, menyelamatkan diri pada waktu malam sejauh 8-12 jam perjalanan. Raja Herodes membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, anak-anak yang berumur 2 tahun ke bawah. Yesus dan orangtua-Nya hidup di negeri orang hingga situasi aman dan akhirnya kembali ke tanah Israel (Lukas 2:13-21)

Tetapi, semuanya itu terjadi dalam kendalinya Allah "Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan" (Matius 1:22; 2:15,17,23). Ketaatan orang-orang di sekitar kelahiran Yesus telah dipakai Allah untuk menggenapi rancangan-Nya. Yusuf berbuat seperti yang  diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus (Matius 1:24-25). Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padau menurut perkataanmu (malaikat Gabriel) itu" (Lukas 1:38). Yusuf taat perintah Allah untuk menyingkir ke Mesir "Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir". Ketika waktunya tiba, "Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel" (Matius 2:14,21).

Para Majus mengikuti tuntunan Allah, melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia; mempersembahkan kepada-Nya emas, kemenyan dan mur. Mereka pun taat pada peringatan Allah, supaya tidak kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain (Matius 2:11-12). Para gembala cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi Yesus, yang sedang berbaring di dalam tempat makan hewan. Mereka memberitahukan apa yang telah dikatakatan kepada mereka tentang Anak itu. Mereka kembali sambil memuji dan memuliakan Allah karena kebenaran yang telah mereka lihat (Lukas 2:16-20).

Orang-orang di sekitar kelahiran Yesus menghadapi berbagai pergumulan hidup, bahkan Yesus pun mengalaminya. Tetapi, ketaatan mereka menjadi alat Allah untuk menyatakan kasih-Nya. Yesus, Dialah yang menyelamatkan umat-Nya dari dosa. Dia juga disebut "Anak Allah Yang Mahatinggi" (Lukas 1:32). Dia juga disebut "Imanuel" yang berarti: "Allah menyertai kita" (Matius 1:23,25). Percayalah dan taatlah kepada-Nya; menikmati dan menyatakan kasih-Nya di tengah pergumulan hidup yang ada. Selamat menyambut Tahun Baru 2025. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd31122024).

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...