Apakah Saudara mengalami masa-masa sulit, tidak dikasihi, tertolak, diabaikan, dipermainkan, dilukai, direndahkan, menderita? Saudara mengatakan ”Apakah Tuhan tidak memperdulikan aku yang menderita dengan hati yang hancur ini?” Bacalah Kejadian 29:16-35, kisah Lea.
Perhatikan ayat 16-21. ”Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya” (ayat 17). Tersirat kontras dan ada persaingan antara Lea dan Rahel. Yakub memilih mencintai Rahel. Untuk mendapatkannya, Yakub bersedia bekerja 7 tahun pada Laban (ayah Lea dan Rahel). Bagi Lea, masa yang menegangkan dan bisa memalukan bagi dirinya selama 7 tahun itu.
Perhatikan ayat 22-27. Bayangkan, bagaimana perasaan Lea? Malam itu, Laban yang licik menipu Yakub (penipu ditipu) dan Lea (yang tidak berseri matanya) menjadi sarananya, menjadi istri Yakub. Tetapi pada waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban: "Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?" (ayat 25). Pagi itu, Lea melihat 2 pria penting dalam hidupnya (ayah dan suaminya) bertengkar di hadapannya. Bagaimana Lea diperlakukan oleh Laban ayahnya sendiri dan oleh suaminya? Lea menjadi istri yang tidak dikehendaki dan tidak dicintai.
Perhatikan ayat 28-30. Akhirnya, Rahel menjadi istri Yakub juga. Istri yang elok sikapnya dan cantik parasnya, serta dicintai suaminya. "Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi" (ayat 30). Bagaimana dengan Lea? Bagaimana kehidupan Lea ke depannya, bersama suami yang tidak menginginkan dirinya, bersama istri kedua yang lebih dicintai suami, dan bersama budak-budak perempuan di rumahnya? Apalagi dalam dunia kuno saat itu, wanita dipandang rendah dan tidak mempunyai pilihan!
Perhatikan ayat 31-35. Tuhan tidak diam. Tuhan tahu apa yang terjadi pada Lea. Tuhan sangat terlibat dalam semua situasi yang dialami Lea. "Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandungannya" (ayat 31). Lea melahirkan anak laki-laki bagi Yakub. Dalam dunia kuno, seorang wanita yang bernilai adalah wanita yang melahirkan anak laki-laki bagi suaminya. Dan Tuhan menggunakan budaya ini untuk menyatakan kasih-Nya atas Lea untuk menemukan harga dirinya. Tetapi apakah itu cukup untuk Lea mendapat cinta suaminya?
Lea berusaha mendapatkan kasih dan perhatian dari suaminya, sampai kelahiran anaknya yang ke-4. Perhatikan nama yang diberikan untuk setiap anak dan apa yang menjadi alasannya! Ruben: "terlihat" dan kata Lea "sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku" (ayat 32). Simeon: "mendengar" (ayat 33). Lewi: "harapan untuk keterikatan". Lea berkata "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku" (ayat 34). Tersirat, tidak pula Lea dicintai oleh Yakub suaminya. Status sebagai istri yang pertama dan lahirnya anak laki-lakinya tidak menolong apa-apa. Dan lahirlah anak ke-4, Yehuda: "terpujilah Tuhan". Perhatikan, sekarang Lea tidak lagi fokus mencari perhatian manusia, "Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN" (ayat 35). Kini, Lea mendapat harga diri dalam Tuhan daripada mencari perhatian dari Yakub suaminya. Tetapi kepedihan berlanjut ke kepedihan berikutnya. Rahel punya anak juga, yaitu Yusuf (Kejadian 30:24). Anak yang paling disayang dalam keluarga ini, karena lahir dari istri tersayang. Ingat, nantinya Yusuf sangat vital perannya bagi kesejahteraan keluarga besar Yakub; saat Yusuf menjadi Pejabat di Mesir (Kejadian 41-50). Bagaimana dengan anak Lea sendiri?
Tuhan sanggup mendatangkan yang terbaik dari penderitaan dan kepedihan yang dialami Lea. Justru Lea dan anaknya (Yehuda: “terpujilah Tuhan”) masuk dalam kisah Yesus Kristus. Lea tidak menyadarinya bahwa dari keturunannya lahir Mesias, Juruselamat. Yehuda akan melahirkan keturunan yang menjadi leluhur Yesus Kristus. (baca Injil Matius 1:1-3). Dan yang menarik, pada akhirnya Yakub pun sadar pada akhir hidupnya (Kejadian 49:8-12, 32). Dekat makam siapa Yakub ingin dikuburkan? Dekat Lea, yang tidak dikasihi sepanjang hidupnya tetapi sangat dikasihi oleh Tuhannya.
Seberat apapun pergumulan hidup Saudara saat ini, saat pandemi Covid-19 ini, Tuhan tidak tinggal diam. Tuhan sanggup mendatangkan yang terbaik bagi Saudara. Tuhan mengasihi Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (010721)