Di tengah berbagai pergumulan hidup dan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini, apakah Saudara mengalami frustasi dan menyerah? Bagaimana tetap berdoa dan percaya bahwa Allah berkuasa dan juga bertindak? Renungkan kisah doa Nabi Elia, bacalah kitab 1 Raja-raja 18:41-46.
Karena menyembah dewa Baal, Allah menghukum bangsa Israel. Hujan tidak turun selama 3,5 tahun (1 Raja-raja 17:1; 18:1). Dan akhirnya, Allah menyatakan kuasa-Nya di gunung Karmel (tempat keramat dewa Baal). Rakyat Israel tersujud dan berkata "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"; 450 nabi Baal ditangkap dan dibunuh (1 Raja-raja 18:39-40). Selanjutnya, bagaimana Allah menurunkan hujan?
Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran." Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya (1 Raja-raja 18:41-42). Perhatikan, saat itu belum ada tanda-tanda bahwa hujan akan turun. Perkataan Nabi Elia kepada raja Ahab menunjukkan kepercayaannya bahwa Allah pasti bertindak menggenapi apa yang sudah difirmankan-Nya; hujan pasti turun. Tetapi perhatikan yang dilakukan Nabi Elia; ia naik ke puncak gunung Karmel dan berdoa dengan sikap yang tidak biasa. Penafsir Alkitab menjelaskan bahwa membungkuk dengan muka di antara kedua lutut adalah posisi seorang perempuan yang berjuang melahirkan bayinya. Nabi Elia percaya bahwa Allah pasti menurunkan hujan (setelah 3,5 tahun) dan dia berdoa dengan sungguh-sungguh. Nabi Elia menunjukkan keindahan doa orang percaya.
Ingatlah perkataan Yesus kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (Injil Matius 9:37-38). Tuan yang empunya tuaian pasti mempunyai tujuan dan segala cara untuk mengumpulkan tuaian yang banyak baginya. Tetapi perhatikan, tuan berkata kepada pekerjanya (budaknya) supaya pekerjanya itu meminta kepada dirinya untuk mengirimkan banyak pekerja lagi. Bagaimana dengan doa Nabi Elia di gunung Karmel?
"Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali" (1 Raja-raja 18:37). Perhatikan 2 poin penting doa Nabi Elia: Tuhan yang disembahnya adalah Allah sejati yang berkuasa dan Dia-lah yang mengubah hati manusia. Tetapi perhatikan kisah selanjutnya; Nabi Elia yang sudah bekerja segiat-giatnya bagi Allah tetapi merasa sendirian dan nyawanya terancam oleh bangsa Israel yang telah meninggalkan Allah. Tetapi Allah berfirman kepadanya, "Tetapi Aku (Allah) akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia" (1 Raja-raja 19:14,18). Peristiwa ini penting sehingga Rasul Paulus mengutipnya dalam surat Roma 11:1-5. Poin pentingnya, jangan menyerah, Allah tidak meninggalkan umat-Nya; Allah mengubah hati mereka karena kasih karunia-Nya.
Perhatikan ayat 43-45. Sebelumnya dalam peristiwa turunnya api, Nabi Elia berdoa dan Allah segera menjawabnya (ayat 37-38), tetapi tidak demikian dengan peristiwa turunnya hujan. Namun demikian, Nabi Elia tidak putus asa dan tidak menyerah, tetap berdoa dengan sungguh-sungguh. Ingat bagaimana sikap doa Nabi Elia di puncak gunung Karmel dan bagaimana ia meminta bujangnya untuk melihat tanda hujan sampai 7 kali. Awan kecil sebesar telapak tangan yang terlihat adalah cukup baginya untuk percaya bahwa Allah sudah menjawab doanya. Peristiwa ini dikutip dalam surat Yakobus 5:16-18, "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya".
Perhatikan ayat 46. Dan akhirnya, peristiwa di gunung Karmel berakhir dengan Allah memberikan kepada Nabi Elia tenaga ajaib dan ilahi, sehingga ia dapat lari lebih cepat dari kuda-kuda raja Ahab, sejauh 27 Km. Nabi Elia taat, percaya, berdoa dan menjadi alat Allah menunjukkan kuasa-Nya. Allah yang sejati adalah Allah yang menjawab doa, bertindak dan mengubah hati manusia. Jangan menyerah, percaya dan berdoalah senantiasa. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd101222)