Jumat Agung, 29 Maret 2024
(Injil
Yohanes 3:1-3; 7:50-51; 19:38-42; Matius 27:57-61; Markus 15:42-47; Lukas
23:50-56)
Yesus beberapa kali berkata kepada para murid-Nya bahwa Ia akan menderita, dibunuh, dan pada hari ketiga akan bangkit (Matius 20:18-19; Markus 10:33-34; Lukas 18:31-33). Maka hati murid-murid-Nya pun sedih sekali (Matius 17:23). Akhirnya, Yesus pun disalibkan dan mati di atas salib itu. Bagaimana pemakaman mayat-Nya harus dilakukan dengan cepat, karena hari Sabat sudah hampir tiba dan menurut hukum Yahudi, pada hari itu tidak dapat melakukan pekerjaan apa-apa? Sementara itu, murid-murid-Nya ketakutan. Mereka semua meninggalkan Yesus dan melarikan diri (Markus 14:50). Bahkan karena miskin, mereka pun akan kesulitan memakamkan Yesus dengan layak. Siapa yang berani mengambil risiko berurusan dengan Mahkamah Agama dan penguasa Romawi dalam kasus terpidana mati tersebut? Jadi, bagaimana rencana Allah tergenapi bahwa Yesus mati dan pada hari ketiga akan bangkit dari kubur?
Menurut hukum Romawi, mayat orang yang dihukum mati biasanya diserahkan kepada keluarga, tetapi kalau dihukum mati karena pemberontakan atau penghasutan, mayatnya dibiarkan di salib. Orang-orang Yahudi selalu mengijinkan penguburan segala penjahat, tetapi bukan di dalam kuburan biasa, supaya mayat itu tidak dapat menajiskan kuburan itu. Penjahat biasanya dikuburkan bersama-sama di dalam sebuah kubur umum yang hina. Dalam situasi ini, hal yang menakjubkan terjadi; Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus tampil memakamkan Yesus dengan layak. Siapakah Yusuf dan Nikodemus ini dan bagaimana mereka tangguh menanggung risiko saat itu?
Yusuf dari Arimatea (sebuah kota Yahudi), namanya baru tercatat dalam peristiwa penguburan Yesus. Ia adalah orang kaya (Matius 27:57), seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka (Markus 15:43), seorang yang baik lagi benar (Lukas 23:50). Ternyata murid Yesus juga, walaupun sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi (Yohanes 19:38). Menjelang malam, Yusuf memberanikan diri menghadap Pilatus (seorang Gubernur pemerintah Romawi) dan meminta mayat Yesus untuk dikuburkan (Matius 27:58; Markus 15:43; Lukas 23:52; Yohanes 19:38).
Nikodemus adalah seorang Farisi (golongan para rabi dan ahli Taurat yang sangat berpengaruh), pemimpin Yahudi (Yohanes 3:1-2) dan juga bagian dari imam-imam kepala (Yohanes 7:50). Namanya hanya disebutkan 5 kali dalam 5 ayat di Injil Yohanes, dalam 3 peristiwa. Peristiwa pertama pada saat malam hari, dia datang kepada Yesus dan bercakap-cakap dengan-Nya (Yohanes 3:1-2). Namanya baru disebut lagi pada saat membela Yesus dihadapan imam-imam kepala dan orang-orang Farisi (Yohanes 7:50-52). Tetapi kemudian pada peristiwa berikutnya, Nikodemus berani tampil memakamkan Yesus yang dianggap penjahat besar dan pemberontak oleh para pemimpin agama Yahudi (Yohanes 19:38-39). Tersirat bahwa pengenalan dan kepercayaan Nikodemus kepada Yesus semakin bertumbuh.
Mahkamah Agama (70 orang anggota) adalah badan keagamaan umat Yahudi yang tertinggi, di bawah pimpinan Imam Besar. Mahkamah ini mempunyai kewibawaan penuh di bidang agama. Merekalah yang memegang peran penting dalam penghakiman dan penyaliban Yesus sebagai terpidana mati (Yohanes 18). Tetapi sekarang, sebagai bagian dari Mahkamah Agama, Yusuf dan Nikodemus memberanikan diri menghadap Pilatus dan menguburkan mayat Yesus terpidana mati yang disalib itu. Yusuf dari Arimatea itu tidak takut lagi menyembunyikan diri sebagai murid Yesus (Yohanes 19:38). Begitu juga dengan Nikodemus, yang selalu disebut "yang dahulu datang waktu malam kepada Yesus" (Yohanes 3:2; 7:50; 19:39). Mereka bisa hancur reputasinya dan menghadapi kesulitan dalam hidupnya karena dianggap bersekutu dengan penjahat besar dan pemberontak. Besar kemungkinan mereka kehilangan profesi dan statusnya itu dan mengalami kesulitan dalam hidup mereka selanjutnya.
Yusuf dan Nikodemus tampil dan menyediakan diri justru pada saat Yesus sudah mati disalibkan dan murid-murid meninggalkan Yesus, situasi yang tidak mudah. Melalui Yusuf dan Nikodemus, dalam pertumbuhan iman dan sumber daya yang mereka miliki, Tuhan memakai mereka untuk menggenapi karya keselamatan-Nya bagi orang berdosa. Semua yang tertulis tentang Yesus dalam kitab Taurat, kitab nabi-nabi dan Mazmur bahwa Mesias harus menderita, disalibkan, mati dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, pasti dan sudah digenapi (Matius 20:19; Lukas 24:44-48).
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, Yesus Kristus sudah menggenapi janji-Nya; menderita, mati di salib dan pada pada hari yang ketiga bangkit, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal. Seperti Yusuf dan Nikodemus, kiranya iman Saudara semakin bertumbuh dan tangguh menanggung risiko memberitakan kematian dan kebangkitan-Nya kepada dunia. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd30032024)