Renungkan. Di akhir minggu ini, bagaimana persekutuan pribadi Saudara dengan Allah? Kebenaran-kebenaran Firman Allah apa saja yang sudah Saudara pelajari? Adakah komitmen-komitmen untuk mentaati Firman-Nya dalam hidup selanjutnya?
Perhatikan Yosua 8:30-35. Pergumulan, kekalahan, pertobatan, pemulihan Tuhan dan kemenangan yang diperoleh kembali oleh Yosua dan bangsa Israel, bukanlah akhir cerita. Hal penting apa yang kemudian dilakukan oleh Yosua dan bangsa Israel? Komitmen baru tetap taat pada perintah Tuhan.
Beberapa saat setelah kemenangan di Ai, Yosua memimpin orang-orang 48 Km ke utara ke Sikhem, yang terletak di lembah antara Gunung Ebal dan Gunung Gerizim. Di sini bangsa itu mematuhi apa yang Musa telah perintahkan untuk mereka lakukan dalam pidato perpisahannya (Ulangan 27: 1–8). Yosua menghentikan kegiatan militer untuk memberi Israel kesempatan membuat komitmen baru kepada otoritas Yehuwa seperti yang dinyatakan dalam hukum-Nya.
Perhatikan ayat 30-31. Bagaimana Yosua membangun mezbah? Sejak Abraham membangun sebuah mezbah di Sikhem (Kej. 12: 6–7), dan Yakub pernah tinggal di sana untuk waktu yang singkat (pasal 33–34), daerah itu memiliki ikatan sejarah yang kuat dengan Israel. Jauh sebelum mereka masuk Tanah Perjanjian, Musa telah memerintahkan mereka secara terperinci untuk membangun mezbah bagi Allah di gunung Ebal (Ulangan 27:4-7). Dan Yosua mentaatinya.
Mezbah Yosua dibangun di Gunung Ebal, “gunung kutukan,” karena hanya korban darah yang dapat menyelamatkan orang berdosa dari kutukan hukum (Gal. 3: 10-14). Dalam membangun mezbah, Yosua sangat berhati-hati dalam menaati Kitab Keluaran 20:25 dan tidak menggunakan alat apapun pada batu yang terangkat di lapangan. Tuhan meminta sebuah mezbah batu yang sederhana, bukan yang dirancang dan didekorasi oleh tangan manusia, “supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah" (1 Korintus 1:29). Dengan pengorbanan ini, bangsa Israel meyakinkan Tuhan atas komitmen mereka kepada-Nya dan persekutuan mereka dengan-Nya.
Perhatikan ayat 32-33. Yosua menulis salinan hukum Musa. Di Timur Dekat pada masa itu, merupakan kebiasaan bagi raja untuk merayakan kebesaran mereka dengan menulis catatan tentang eksploitasi militer mereka di atas batu besar yang dilapisi dengan plester. Tapi rahasia kemenangan Israel bukanlah pemimpin atau pasukan mereka; itu adalah ketaatan mereka pada hukum Allah (Yos. 1: 7–8). Di tahun-tahun berikutnya, setiap kali Israel berpaling dari hukum Tuhan, mereka mendapat masalah dan harus didisiplinkan. "Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?" tanya Musa. (Ulangan 4: 8).
Ini sekarang menjadi monumen umum keempat dari batu yang telah didirikan. Yang pertama adalah di Gilgal (Yosua 4:20), memperingati perjalanan Israel menyeberangi Sungai Yordan. Yang kedua di Lembah Akhor, sebuah monumen dosa Akhan dan penghakiman Tuhan (7:26). Yang ketiga di pintu masuk ke Ai, pengingat kesetiaan Tuhan untuk membantu umat-Nya (8:29). Batu-batu di Gunung Ebal ini mengingatkan Israel bahwa keberhasilan mereka hanya terletak pada ketaatan mereka pada hukum Allah (1: 7–8).
Perhatikan ayat 34-35. Yosua membaca segala perkataan hukum Taurat. (ayat 34–35). Yosua sekarang menegaskan kembali hukum di tanah perjanjian. Karena daerah antara Gunung Ebal dan Gunung Gerizim adalah amfiteater alami, semua orang dapat mendengar kata-kata hukum dengan jelas dan menanggapinya dengan cerdas. Kepada siapa saja Yosua membacakan Hukum Taurat pada saat itu? Jika mereka ingin ambil bagian dalam penaklukan Israel, mereka harus tunduk pada hukum Allah Israel.
Sekarang Saudara memiliki Firman Allah yang tertulis di dalam hati Saudara oleh Roh Kudus Allah (Roma 8: 1-4; 2 Korintus 3). Paulus menjelaskan bahwa meskipun hukum dapat menghukum orang berdosa dan membawa mereka kepada Kristus (Galatia 3: 19-25), hukum tidak pernah dapat mengubah orang berdosa dan membuat mereka seperti Kristus. Hanya Roh Allah yang bisa melakukan itu.
Jadi, apakah Saudara memiliki waktu yang tetap, menyimak kembali Firman Allah, menyembah dan memuji Dia? Mengerti kehendak Allah dan mentaatinya serta menikmati pempinan-Nya dalam hidup Saudara. "Milikilah waktu dengan Allah untuk tetap memiliki pandangan hidup yang benar" Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd060221)