Sunday, 18 April 2021



[Nehemia 1:4-11] 
Minggu, 18 April 2021

"Nehemia: saatnya berdoa dan merencanakan"
Bacaan: Nehemia 1:4-11

Ketika Nehemia mendengar kondisi Yerusalem saat itu, ia menangis dan berkabung beberapa hari, dan tidak ada satu pun yang dapat ia lakukan untuk memulihkan situasi. Tidak ada. Sepintas kita melihat bahwa Nehemia berada di tempat yang salah dengan pekerjaan yang salah dan bekerja untuk orang yang salah. Ia tidak memiliki cara untuk mengubah satu hal pun dari kondisi tersebut. Ia tidak bebas untuk bertindak atas visinya.

Pernahkah Saudara mengalami seperti yang dialami Nehemia dalam periode yang menakutkan ketika tampaknya tidak mungkin bergerak lebih jauh dengan visi Saudara? Saudara tahu sekali dengan minggu-minggu, bulan-bulan, dan mungkin tahun-tahun ketika berbagai situasi tidak memungkinkan Saudara menjadi proaktif. Saat-saat Saudara tidak bebas untuk bertindak?

Saudara tidak memiliki cukup uang untuk menyelesaikan sekolah? Pekerjaan Saudara saat ini tidak memberikan fleksibilitas untuk mengejar ide dari kepedulian Saudara? Setiap orang mengatakan Saudara memerlukan lebih banyak pengalaman? Tanggung jawab keluarga Saudara tidak memberikan waktu luang yang cukup kepada Saudara? Saudara merasa berada di tempat yang salah dari negeri ini? Saudara punya hutang yang harus dibayar?

Jadi, apa yang seharusnya Saudara lakukan sementara itu!? Apa yang dapat Saudara lakukan untuk tetap membuat visi itu hidup?

Perhatikan. Nehemia bukannya tidak aktif. Empat bulan (bulan Kislew – bulan Nisan/ Desember – April) lamanya di antara kejadian saat ia mendengar kondisi tembok Yerusalem tersebut dan akhirnya dapat berbuat sesuatu, merupakan waktu produktif bagi Nehemia. Ia menggunakan waktu ini untuk mempersiapkan hari ketika Tuhan akan melepaskan ia untuk mengejar visinya. Ia tidak membiarkan kemunduran waktu membuatnya kecil hati atau menyurutkan langkahnya. Nehemia tidak membiarkan visinya mati.

Nehemia menggunakan waktunya untuk melakukan dua hal: BERDOA dan MERENCANAKAN.

Nehemia berdoa untuk dua hal sehubungan dengan visinya: sebuah KESEMPATAN dan KEMURAHAN (Nehemia 1:11). Bukan berdoa bagi adanya mukjizat/sesuatu yang bersifat supranatural, tetapi berdoa bagi kesempatan.

Orangtua memiliki visi untuk keberhasilan anak-anaknya. Bukan hanya berdoa agar mereka menjadi pria dan wanita yang memiliki karakter, tetapi berdoa untuk kesempatan yang membangun karakter itu di dalam hidupnya. Doa untuk teman-teman yang hidup dalam dosa, bukan hanya berdoa agar mereka diselamatkan; tetapi berdoa untuk kesempatan berbicara dengan mereka tentang Kristus.

Nehemia berdoa agar Tuhan membuat Raja Artahsasta berminat dan mendukung visinya. Raja dikenal bukan sebagai orang yang suka berbelaskasihan. Itu bukan wataknya. Dalam kenyataannya, ketika Nehemia akhirnya mendapat kesempatan untuk berbicara kepada raja, ia mengatakan "sangat takut" (2:2).

Pikirkan hal ini. Jika Allah dapat menggerakkan Raja Artahsasta untuk membiayai pembangunan kembali tembok Yerusalem, Dia tentu saja dapat mengubah hati mereka yang menghalangi Saudara dan visi yang Allah berikan kepada Saudara. Secara manusiawi, tidak ada cara apa pun yang membuat Raja Artahsasta mendukung visi Nehemia. Namun, doa membawa kita jauh melampaui kemungkinan manusia.

Jadi, apakah yang Saudara kerjakan dalam masa-masa pergumulan dan penantian saat ini? Sudahkan Saudara berdoa dan merencanakannya dengan baik? Peluang-peluang apa saja yang Saudara doakan? Siapa saja yang Saudara doakan, mereka yang dapat membantu Saudara mencapai visi Saudara? (Pada perenungan selanjutnya, renungkan isi doa Nehemia dan rencana yang disusunnya).

Tuhan Yesus Kristus memberkati Saudara dan pergumulan visi Saudara. 

"Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu 
yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini 
dan mendapat belas kasihan dari orang ini." 
(Nehemia 1:11)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...