Ketika Nehemia mendengar kondisi Yerusalem saat itu, ia menangis dan berkabung beberapa hari, dan tidak ada satu pun yang dapat ia lakukan untuk memulihkan situasi. Tidak ada. Sepintas kita melihat bahwa Nehemia berada di tempat yang salah dengan pekerjaan yang salah dan bekerja untuk orang yang salah. Ia tidak memiliki cara untuk mengubah satu hal pun dari kondisi tersebut. Ia tidak bebas untuk bertindak atas visinya.
Pernahkah Saudara mengalami seperti yang dialami Nehemia
dalam periode yang menakutkan ketika tampaknya tidak mungkin bergerak lebih
jauh dengan visi Saudara? Saudara tahu sekali dengan minggu-minggu,
bulan-bulan, dan mungkin tahun-tahun ketika berbagai situasi tidak memungkinkan
Saudara menjadi proaktif. Saat-saat Saudara tidak bebas untuk bertindak?
Saudara tidak memiliki cukup uang untuk menyelesaikan
sekolah? Pekerjaan Saudara saat ini tidak memberikan fleksibilitas untuk
mengejar ide dari kepedulian Saudara? Setiap orang mengatakan Saudara
memerlukan lebih banyak pengalaman? Tanggung jawab keluarga Saudara tidak
memberikan waktu luang yang cukup kepada Saudara? Saudara merasa berada di
tempat yang salah dari negeri ini? Saudara punya hutang yang harus dibayar?
Jadi, apa yang seharusnya Saudara lakukan sementara itu!? Apa
yang dapat Saudara lakukan untuk tetap membuat visi itu hidup?
Perhatikan. Nehemia bukannya tidak aktif. Empat bulan (bulan
Kislew – bulan Nisan/ Desember – April) lamanya di antara kejadian saat ia
mendengar kondisi tembok Yerusalem tersebut dan akhirnya dapat berbuat sesuatu,
merupakan waktu produktif bagi Nehemia. Ia menggunakan waktu ini untuk
mempersiapkan hari ketika Tuhan akan melepaskan ia untuk mengejar visinya. Ia tidak
membiarkan kemunduran waktu membuatnya kecil hati atau menyurutkan langkahnya.
Nehemia tidak membiarkan visinya mati.
Nehemia menggunakan waktunya untuk melakukan dua hal: BERDOA
dan MERENCANAKAN.
Nehemia berdoa untuk dua hal sehubungan dengan visinya:
sebuah KESEMPATAN dan KEMURAHAN (Nehemia 1:11). Bukan berdoa bagi adanya
mukjizat/sesuatu yang bersifat supranatural, tetapi berdoa bagi kesempatan.
Orangtua memiliki visi untuk keberhasilan anak-anaknya.
Bukan hanya berdoa agar mereka menjadi pria dan wanita yang memiliki karakter,
tetapi berdoa untuk kesempatan yang membangun karakter itu di dalam hidupnya.
Doa untuk teman-teman yang hidup dalam dosa, bukan hanya berdoa agar mereka
diselamatkan; tetapi berdoa untuk kesempatan berbicara dengan mereka tentang
Kristus.
Nehemia berdoa agar Tuhan membuat Raja Artahsasta berminat
dan mendukung visinya. Raja dikenal bukan sebagai orang yang suka
berbelaskasihan. Itu bukan wataknya. Dalam kenyataannya, ketika Nehemia
akhirnya mendapat kesempatan untuk berbicara kepada raja, ia mengatakan
"sangat takut" (2:2).
Pikirkan hal ini. Jika Allah dapat menggerakkan Raja
Artahsasta untuk membiayai pembangunan kembali tembok Yerusalem, Dia tentu saja
dapat mengubah hati mereka yang menghalangi Saudara dan visi yang Allah berikan
kepada Saudara. Secara manusiawi, tidak ada cara apa pun yang membuat Raja
Artahsasta mendukung visi Nehemia. Namun, doa membawa kita jauh melampaui
kemungkinan manusia.
Jadi, apakah yang Saudara kerjakan dalam masa-masa
pergumulan dan penantian saat ini? Sudahkan Saudara berdoa dan merencanakannya
dengan baik? Peluang-peluang apa saja yang Saudara doakan? Siapa saja yang
Saudara doakan, mereka yang dapat membantu Saudara mencapai visi Saudara? (Pada
perenungan selanjutnya, renungkan isi doa Nehemia dan rencana yang disusunnya).
Tuhan Yesus Kristus memberkati Saudara dan pergumulan visi
Saudara.