Tuesday, 29 June 2021



[1 Samuel 1]
Selasa, 29 Juni 2021

 

“Doanya dipenuhi emosi dukacita dan sukacita, serta kesediaannya

untuk menyerahkan anak yang begitu dirindukannya kepada Tuhan”.

(Studi Kitab 1 Samuel 1 – Ketangguhan Emosi)

 

Di dalam kitab Perjanjian Lama Ibrani, kitab 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Keduanya diberi nama menurut nabi Samuel, tokoh yang sangat dihormati sebagai seorang pemimpin rohani Israel yang tangguh dan yang dipakai Allah untuk mengatur kerajaan teokrasi. Kitab 1 Samuel sendiri meliputi hampir 100 tahun sejarah Israel – dari kelahiran Samuel hingga wafatnya Saul (1105-1010 sebelum Masehi) – dan merupakan mata rantai sejarah yang utama di antara masa para hakim dengan raja Israel yang pertama. Menariknya, kitab ini diawali dengan kisah istri yang mandul, yang tersakiti oleh istri kedua dari suaminya, menerima ejekan, menangis, dan terjadi dari tahun ke tahun. Perempuan itu bernama Hana (“kesayangan, belas kasihan”), punya ketangguhan emosi, yang suka berdoa, yang melahirkan Samuel. Bacalah kitab 1 Samuel 1:1-28, tentang ketangguhan emosi.

Perhatikan ayat 1-8. Hana memperlihatkan cara bertahan yang berfokus pada emosi yang benar. Karena ia mandul, ia diejek Penina, istri kedua dari suaminya, yang memiliki anak laki-laki dan perempuan. Ketika Penina mengejeknya, Hana menangis, sehingga suaminya menghiburnya.

Perhatikan ayat 9-11. Selain menangis tentang kemandulannya, Hana juga berdoa dengan sungguh-sungguh, menyampaikan kepada Tuhan segala perasaan dan keinginannya.

Dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu. Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya" (ayat 10-11). 

 

Perhatikan ayat 11-18. Pada waktu mengunjungi rumah Tuhan, Hana terus berdoa dengan sungguh-sungguh begitu lama tanpa suara, sampai imam Eli menyangka ia sedang mabuk dan menegurnya. Hana memberitahukan kepadanya bahwa ia tidak mabuk, namun “mencurahkan isi hati(nya) kepada Tuhan” dan berdoa “karena besarnya cemas dan sakit hati” (ayat 15-16). Imam Eli memberkatinya, dan hati Hana dikuatkan kembali.

 

Perhatikan ayat 19-28. Tuhan menjawab doa Hana dan ia melahirkan seorang anak laki-laki bernama Samuel (“didengar Allah”). Hana dapat bersukacita atas kelahiran anaknya, meski ia tahu bahwa setelah menyapihnya, ia akan menyerahkan anaknya untuk dibesarkan di Bait Allah, sebagai anak yang dipersembahkan kepada Allah. Ia mengungkapkan emosinya lagi saat ia menyerahkan Samuel kepada imam Eli, namun kali ini dengan emosi sukacita. Ia berdoa:

 

Hatiku bersukaria karena Tuhan ... Tidak ada yang kudus seperti Tuhan ...

Siapa yang kenyang dahulu, sekarang menyewakan dirinya karena makanan,

tetapi orang yang lapar dahulu, sekarang boleh beristirahat. ...

      Ia merendahkan, dan meninggikan juga.

(1 Samuel 2:1-2, 5, 7)

 

    Atau, seperti dikatakan dalam terjemahan Alkitab versi The Massage:

 

Sukacitaku meluap-luap dengan kabar dari Allah!

      Seakan aku terbang melayang di udara ...

      Menari-nari karena keselamatan dari Tuhan.

(1 Samuel 2:1, terjemahan bebas versi The Message)

 

Hana terus mengungkapkan pujian, rasa syukur dan kepuasan hatinya. Di Alkitab ia disebut hanya dalam dua pasal saja, tetapi kita tahu bahwa ia seorang perempuan yang kuat sebab ia sanggup untuk menepati janjinya untuk menyerahkan anaknya melayani Tuhan di Bait Allah yang berarti bertemu dia hanya setahun sekali saat ia memberinya pakaian yang dijahitnya sendiri. Setelah itu ia membesarkan lima anak lagi. Hal utama yang membuat Hana diingat ialah doanya yang dipenuhi emosi dukacita dan sukacita, serta kesediaanya untuk menyerahkan anak yang begitu dirindukannya kepada Tuhan.

 

Bagaimana Saudara meneladani ketangguhan emosi Hana? Dalam situasi dan kondisi apapun dalam hidup Saudara, dalam pandemi Covid-19 saat ini? Berserah kepada Tuhan, bersandar kepada-Nya dan bersukacita di dalam-Nya. Tuhan Yesus Kristus memberkati. [erd290621]

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...