Thursday, 18 February 2021



[2 Samuel 11-12] 
Kamis, 8 Februari 2021

”Kontestasi Rasa Malu vs Kehormatan”
Bacaan: 2 Samuel 11-12

Saudara pernah mendengar seorang Hamba Tuhan yang terkenal di akhir hidup/pelayanannya terungkap telah terlibat dengan kasus yang sangat memalukan? Kasus yang berkaitan dengan dosa seks/perjinahan, menghancurkan reputasi pelayanannya, berdampak sangat buruk bagi keluarga dan orang banyak? Perihal rasa malu menjadi pelajaran serius yang didajarkan Alkitab. Bacalah kitab 2 Samuel pasal 11 dan 12; Raja Daud – raja yang dipilih Tuhan - telah melakukan hal yang sangat memalukan: perjinahan, penipuan dan pembunuhan berencana.

Perhatikan, 2 Samuel 11-12 ditulis dengan struktur yang indah:
A1. Daud mengirim Yoab untuk mengepung Raba (11.1). 
B1. Daud tidur dengan Batsyeba, yang hamil (11.2-5)
C1. Daud membunuh Uria (11.6-7)
D1. Yoab mengirimi Daud pesan (11.18-27a)
            E.Tuhan tidak senang dengan Daud (11.27b)
D2. Tuhan mengirimkan utusan kepada Daud (12.1-14)
C2. Tuhan menyerang bayi laki-laki Daud, yang meninggal (12.15-23)
B2. Daud tidur dengan Batsyeba, yang hamil (12.24-25) 
A2. Yoab meminta Daud untuk mengepung dan menangkap Raba (12.26-31)

Perhatikan. Ini sebenarnya kisahnya Daud dan Uria orang Het, walaupun seringkali diberi judul “Daud dan Batsyeba”. Nama Batsyeba sendiri hanya disebut 2 kali (2 Samuel 11:3 dan 12:24). Matius menulis, “Daud memperanakkan Salomo dari istri Uria”, tidak menyebut nama Batsyeba (Matius 1:6). Penulis Kitab 2 Samuel mengarahkan pembaca pada konteks “perasaan malu dan kehormatan” sebagai perspektif kolektif yang penting saat itu. Hal yang seringkali dituliskan dalam Alkitab. Bukankah rasa malu, kehilangan muka adalah hal serius yang kita hadapi juga, yang sekarang kita pahami sebagai “dosa”?

Perhatikan, siapa Daud? Dia pribadi yang dipilih oleh Tuhan sendiri, dan layak menjadi idola. Dia memiliki kemampuan yang beragam yang sangat luas; seorang gembala, penyanyi, pembuat puisi, pahlawan perang, seorang raja, seorang hakim, pemimpin dan penyembah. Tetapi Alkitab menceritakan Daud melakukan hal yang sangat memalukan, mengingkari apa yang seharusnya dilakukan orang dengan hatinya Tuhan. Bahkan kita tahu hal ini dari kesaksian perasan pribadinya sendiri, yang ditulis dalam mazmur-mazmurnya (emosi yang jujur, sukacita dan sedih). Bacalah Mazmur 51.

Bacalah 2 Samuel 11:1. Penulis kitab Samuel menyampaikan hal yang memalukan dalam konteks budaya saat itu. Raja Daud tidak melakukan kewajibannya memimpin perang.

Bacalah 2 Samuel 11:2-4. Tersirat Daud melakukan hal yang memalukan. Apakah Daud tidak tahu hukum yang tertulis di kitab Keluaran 20:14, 178? Apakah Daud tidak tahu bahwa Israel sebagai umat Allah, memiliki standard hidup yang berbeda dari bangsa-bangsa lain? Apakah Daud juga tidak tahu bahwa para pelayan istana melihat dan mendengar semua yang terjadi (kota saat itu sangat padat)? Tetapi Daud bertindak seperti raja-raja disekitarnya. Dia dengan otoritasnya mengambil istri dari pahlawan perangnya sendiri (2 Samuel 23:39). Apakah Saudara juga sedih dan kecewa melihat hal ini?

Bacalah 2 Samuel 11:5-8. Paling tidak ada waktu 9 bulan sebelum Batsyeba berkata “Aku mengadung”. Apakah Daud berani menerima konsekuensi atas tindakannya, sebagaimana orang yang memiliki hati Allah? Sekali lagi dia melakukan tindakan-tindakan yang memalukan. Dia memanipulasi keadaan, menyuap Uria dan tidak tahu situasi medan perang. Daud tidak mau kehilangan kehormatannya, menyelamatkan mukanya dengan tidak bertanggung jawab.

Bacalah 2 Samuel 11:9-25. Bandingkan dengan Daud, bagaimana banyak saksi di istana melihat Uria dengan kehormatan perilakunya? Dengan tangannya sendiri, Uria membawa surat hukuman mati bagi dirinya. Beberapa tahun sebelumnya, Saul mau membunuh Daud; tetapi sekarang dia yang menjadi pelaku pembunuhan berencana. Bukan saja membunuh Uria, tetapi juga beberapa orang lainnya (ayat 24).

Bacalah 2 Samuel 11:26-27. Daud sekali lagi memalukan, menganggap masalah sudah selesai; seperti apa yang dilakukan raja-raja dunia di sekitarnya. “Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN” (ayat 27).

Bacalah 2 Samuel 12. Perhatikan struktur di atas, bagaimana pasal 11 dan pasal 12 ditulis. Bagaimana tindakan memalukan Daud terungkap dari perspektif Tuhan? Daud bertobat, ”Aku sudah berdosa kepada TUHAN” (ayat 13), bukan hanya kepada Uria dan istrinya, orang-orang yang ikut mati terbunuh, dan bangsa Israel. ”Jika Tuhan dipermalukan oleh tindakan-tindakanku, maka aku hanya punya satu pilihan yaitu mengakui dosa tersebut dan bertobat”. Bacalah Mazmur 51. 

Daud menanggung konsekuensi dosa dan rasa malu itu tetap tinggal. Tetapi anugerah Tuhan mengatasinya, ”Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9). Tuhan Yesus Kristus mengampuni dan mengasihi Saudara. 🙏(erd180221)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...