Waktu itu, Raja Ahab yang lebih jahat dari raja-raja bangsa Israel sebelumnya, beribadah kepada dewa Baal dan sujud menyembah kepadanya (1 Raja-raja 16:30-34). Baal dikenal sebagai dewa kesuburan dan pertanian. Akhirnya, Allah di atas segala illah menjatuhkan hukuman atas Raja Ahab dan bangsa Israel. Selama 3 tahun, embun atau hujan tidak turun dan terjadilah kekeringan yang sangat mengerikan. Terjadilah kelaparan yang parah dan orang-orang menderita. Allah menyatakan kekuasaan-Nya di atas dewa Baal yang mereka sembah. Dalam masa kekeringan itu, Allah memelihara secara ajaib Nabi Elia di tepi sungai Kerit dan di rumah janda Sarfat. Bahkan, anak janda yang sudah mati dihidupkan kembali (1 Raja-raja 17). Allah berkuasa atas kehidupan. Allah mendatangkan penghukuman tetapi juga pemulihan dan pengampunan. Bacalah kisah selanjutnya, 1 Raja-raja 18:1-16.
Perhatikan ayat 1-2. Kekejaman musuh dan ketaatan Nabi Elia. Jika 3 tahun sebelumnya Allah berfirman supaya Nabi Elia sembunyi dari Raja Ahab (1 Raja-raja 17:3), maka sekarang Allah berfirman kepadanya untuk memperlihatkan diri kepada Raja Ahab yang semakin jahat dan tidak bertobat. Raja Ahab membiarkan rakyatnya kelaparan, bahkan lebih peduli merawat kuda dan bagal miliknya sendiri. Dia semakin giat menyembah Baal bersama Izebel, istrinya yang telah membunuh nabi-nabi Allah. Jadi, menghadap Raja Ahab bagi Nabi Elia adalah nyawa taruhannya. Tetapi Nabi Elia taat, pergi memperlihatkan dirinya kepada Raja Ahab. Allah sudah berelasi dan membentuk Nabi Elia sehingga dia memahami bahwa Allah yang dia sembah adalah Allah yang hidup.
Perhatikan ayat 3-6. Di tengah pergumulan, Allah menunjukkan kekuasaan-Nya melalui pribadi yang taat kepada-Nya. Ingat kisah sebelumnya, Allah memelihara Nabi Elia melalui burung gagak di tepi sungai Kerit dan di rumah seorang janda di Sarfat (17:4,9). Sekarang, Allah memakai Obaja (nama Ibrani: "abdi Yahweh/penyembah Yahweh"), seorang kepala istana. Perhatikan pergumulan situasi yang dihadapi Obaja. Obaja hidup di suatu masyarakat dimana raja dan rakyatnya menyembah berhala. Tidak hanya itu, para nabi Allah dibunuh oleh Izebel, sang permaisuri. Ahab sendiri hanya mementingkan kekuatan militernya yang tampak dari tindakannya mencari rumput bagi kuda dan bagal. Bahkan dalam situasi kelaparan yang demikian parah, Ahab tidak merasa perlu mencari Allah. Malahan ia mencari rumput sendiri bagi kekuatan militernya. Dengan kata lain mata rohani Ahab sudah menjadi buta. Bencana alam yang begitu hebat (ayat 2) tidak menyadarkan dia. Namun, Obaja tetap takut akan Tuhan dalam situasi seperti ini. Ia tidak hanya menyelamatkan 100 nabi Allah dari pembunuhan namun juga menyembunyikan dan memberi mereka makan dan minum setiap hari. Itu merupakan suatu tindakan yang berbahaya. Obaja adalah seorang yang berani melawan arus dan ia pun berhasil dalam kariernya dengan menjadi kepala istana.
Perhatikan ayat, 7-14. Dilema hamba Allah. Sampai akhirnya suatu saat di tengah perjalanan, dalam rancangan Allah, Obaja bertemu dengan Nabi Elia. Nabi Elia meminta supaya Obaja (kepala istana) menyampaikan kepada Raja Ahab bahwa Nabi Elia akan menemuinya. Bagaimana respon Raja Ahab nantinya? Obaja takut jika dia pergi untuk memberi tahu Ahab, Tuhan akan mengirim Elia ke tempat lain, dan dia akan dibunuh karena mengatakan dia telah menemukannya. Dia takut Ahab akan mengetahui tentang dia yang menyembunyikan 100 nabi Allah yang benar. Obaja, orang yang sungguh-sungguh takut kepada Allah pun kuatir dan takut. Tetapi akhirnya, Obaja berani pergi menemui Raja Ahab dan menyampaikan keberadaan Nabi Elia yang akan menemui dirinya.
Perhatikan ayat 15-16. Jawab Nabi Elia: "Demi TUHAN semesta alam yang hidup, yang kulayani, sesungguhnya hari ini juga aku akan memperlihatkan diri kepada Raja Ahab." Lalu pergilah Obaja menemui Raja Ahab dan memberitahukan hal itu kepadanya. Kemudian Raja Ahab pergi menemui Nabi Elia. Ungkapan ini menunjukkan keintiman relasi Nabi Elia dengan Allah dan ketaatan Nabi Elia mengerjakan perintah-Nya. Obaja yang takut pada Ahab tetapi dia lebih takut pada Allah. Obaja dipakai Allah sebagai alat-Nya dalam misi menyatakan kekuasaan dan kasih-Nya.
Kekuasaan dan kasih Allah nyata melalui orang-orang yang taat dan setia kepada-Nya. Siapapun Saudara, memasuki dan menjalani tahun 2022, bersiaplah menjadi alat Allah di mana pun dan dalam pergumulan apapun Allah mengutus Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd190122)