Friday, 5 March 2021


 
[Rut 1]
Jumat, 5 Maret 2021

"Kepahitan: perasaan yang harus ditangani"
Bacaan: Rut 1:1-22

Kepahitan hidup melanda 3 perempuan janda, mertua dan 2 menantunya. Bacalah kitab Rut pasal 1, bagaimana mereka menangani kepahitan hidupnya?

Perhatikan ayat 1 dan 6. Setelah mengalami hidup yang suram di Moab, keputusan Naomi untuk kembali ke Betlehem adalah langkah yang tepat. Tetapi perhatikan motifnya; mengapa dulunya meninggalkan Betlehem dan pergi ke Moab (ayat 1)? Mengapa sekarang memutuskan kembali ke Betlehem (ayat 6). Tersirat, Naomi masih tertarik terutama pada makanan, bukan pada persekutuan dengan Tuhan-nya. Tidak ada penjelasan bahwa Naomi mengaku berdosa kepada Tuhan dan meminta Dia mengampuninya. Naomi yang pahit hidupnya itu kembali ke negerinya tetapi tidak kepada Tuhan-nya.

Perhatikan ayat 8-13. Selanjutnya, bagaimana cara Naomi mengambil keputusan? Dia tidak ingin kedua menantunya pergi bersamanya. Jika benar Naomi pergi ke Betlehem, dimana Tuhan yang benar dan hidup disembah, maka sudah tepat bagi Orpa dan Rut untuk menemaninya. Naomi seharusnya mengatakan kepada mereka apa yang Musa katakan kepada ayah mertuanya, “Sebab itu ikutlah bersama-sama dengan kami, maka kami akan berbuat baik kepadamu, sebab TUHAN telah menjanjikan yang baik tentang Israel"  (Bilangan 10:29). Sebaliknya, Naomi mencoba memengaruhi kedua wanita itu untuk kembali ke keluarga dan dewa palsu mereka. Tiga kali Naomi menyuruh Orpa dan Rut untuk kembali ke rumahnya saja (Rut 1: 8, 11-12).

Mengapa seorang bangsa Israel yang percaya, keturunan Abraham (Kejadian 12:1-3), justru mendorong dua wanita kafir untuk kembali ke negeri yang menyembah allah palsu? Naomi mengatakan alasannya, bahwa ia tidak lagi mempunyai anak laki-laki (ayat 12-13). Dan tangan TUHAN teracung terhadapnya (ayat 13). Dan hal yang lainnya, jika Naomi kembali ke Betlehem sendirian, maka tidak ada yang tahu bahwa keluarga Naomi telah melanggar hukum Musa (larangan menikah dengan wanita diluar bangsa perjanjian). Tersirat, Naomi berusaha menutupi ketidaktaatannya. "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi" (Amsal 28:13). "Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah" (Mazmur 51:19). Pertobatan sejati melibatkan pengakuan yang jujur dan hati yang hancur.

Perhatikan ayat 13, "... bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?" Tragis, Naomi tidak menampilkan Tuhan Israel secara positif. Dia menyarankan bahwa Tuhan yang harus disalahkan atas kesedihan dan rasa sakit yang mereka alami. Dengan kata lain, "Saya yang harus disalahkan atas semua pencobaan kami, jadi mengapa tetap bersama saya? Siapa yang tahu apa yang mungkin Tuhan lakukan terhadap saya selanjutnya?"  Seandainya Naomi berjalan dengan Tuhan, dia bisa saja memenangkan Orpa dalam iman dan membawa pulang dua piala anugerah ke Betlehem.

Perhatikan ayat 14. Orpa menangis bersama mereka dan mecium Naomi ibu mertuanya, tetapi tidak mau tinggal bersamanya. Hati Orpa ada pada rumah baru yang diharapkannya untuk menemukan seorang suami lagi. Orpa yang dekat dengan langkah menuju _"kerajaan Allah", telah membuat keputusan dan memilih untuk meninggalkannya. Dan namanya tidak lagi disebutkan dalam Alkitab.

Perhatikan ayat 16-17 dan 2:11-12. Mengapa Rut bersedia meninggalkan bapak dan ibu serta tanah kelahirannya dan mengikuti janda Naomi dalam kepahitan hidupnya, bahkan sampai kematian? Bukankah masuk akal jika Rut mengikuti keputusan Orpa iparnya itu, yang patuh mengikuti nasihat Naomi wali mereka? Rut tahu dan menerima kepahitan hidupnya, tetapi pengakuannya pada Tuhan yang benar dan hidup, mendorongnya untuk menemani Naomi (ayat 18) dan tinggal di Betlehem bersama Tuhan bangsa Israel. Dia telah mengalami pencobaan dan kekecewaan, tetapi alih-alih menyalahkan Tuhan, dia telah mempercayai-Nya dan tidak malu untuk mengakui imannya.

Perhatikan ayat 20-22. "Janganlah sebutkan aku Naomi ("menyenangkan"); sebutkanlah aku Mara ("pahit"), sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku" (ayat 20).  Naomi juga mengatakan, "TUHAN memulangkan aku dengan tangan kosong" (ayat 21). Akhirnya Naomi pulang bersama-sama dengan Rut perempuan Moab. Rut menangani kepahitan hidupnya dengan lebih percaya kepada Allah yang benar. *Pemulihan terjadi. Nama Rut tercatat dalam kitab-Nya. Dan karena anugerah-Nya, dari keturunan Rut lahir Mesias, Juruselamat (Matius 1:5)*.

Saudara mengalami kepahitan hidup? Akuilah dan hadapilah dengan benar. Tuhan mengasihi Saudara dan menyediakan anugerah-Nya yang cukup untuk Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd050321)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...