Jika terjadi banyak kehilangan di tengah-tengah penderitaan pada masa pandemi Covid-19 saat ini, bagaimana masih tetap memiliki pengharapan dan memuji Allah? Apa yang menjadi pengharapannya? Renungkan surat 1 Petrus. Bacalah 1 Petrus 1:3-4, orang-orang Kristen dilahirkan untuk menerima kemuliaan yang dijamin oleh Allah.
“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus” (ayat 3a). Ingat, bahwa surat 1 Petrus ditujukan kepada mereka yang sedang mengalami penderitaan dan penganiayaan karena iman dan kehidupan beriman mereka. Namun demikian, apa yang mereka alami saat itu tidak menghalangi mereka untuk tetap memuliakan Allah, pujian yang diarahkan kepada Yesus Kristus. Apapun sikap dan nasihat Petrus, tujuannya adalah untuk menyembah Allah, melihat kenyataan kebesaran Allah dan merasakan keindahan Allah dalam pikiran dan hati. Apakah Saudara juga melakukannya? Mengapa mereka bisa tetap memuliakan Allah?
“yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati” (ayat 3b). Petrus mulai memberikan gambaran tentang kekayaan rohani para pembaca suratnya, yaitu kekayaan yang tetap tersedia bagi mereka sekalipun mereka menghadapi berbagai ujian dan pencobaan. Kalau dilihat dalam ayat 3-4, maka terlihat bahwa Petrus memuji Allah karena Allah sudah menyelamatkan mereka. Keselamatan yang Allah berikan kepada mereka menyebabkan mereka memuji Allah. Pernahkah saudara benar-benar memuji Allah atas keselamatan yang telah Ia anugerahkan kepada Saudara, dibandingkan pujian karena berkat-berkat jasmani semata? Perhatikan, ada 5 realitas besar tentang Allah yang mencengkeram pikiran dan hati Petrus.
1) Belas kasih Allah, “karena rahmat-Nya yang besar”. Ada belas kasihan Allah yang besar. Pengharapan sepenuhnya bukan karena siapa dan apa yang mereka bisa lakukan, tetapi sepenuhnya karena Allah.
2) Kelahiran baru yang dikerjakan Allah, “telah melahirkan kita kembali”. Ada
realitas kedua tentang Allah yang meneguhkan Petrus: kelahiran baru adalah
pekerjaan Allah, bukan karena pekerjaannya. Karena kelahiran baru inilah Petrus
disebut anak Allah, dikuduskan (dipisahkan bagi Allah) dari dunia.
3) Kebangkitan Yesus dari kematian, “oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati”. Kebangkitan
adalah tentang Allah, Allah melakukannya dan Petrus percaya serta berharap
kepada-Nya (lebih tegas, bacalah ayat 21). Kebangkitan Kristus adalah dasar (pondasi)
harapan Petrus, dan tanpa adanya kebangkitan Kristus, tidak ada pengharapan
baginya (bacalah 1 Korintus 15:14,17-18).
4) Janji Allah atas warisan, “untuk menerima suatu bagian
yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu”. Kata “bagian” dari bahasa Yunani “kleronomia” yang artinya “warisan”
(“inheritance”). Kata ini penting karena ini menunjukkan bahwa mereka adalah
anak Allah yang adalah ahli waris. Allah menjanjikan
warisan kepada bayi baru lahir-Nya. Allah meninggalkan warisan yang melimpah
kepada anak-anak-Nya; rahmat, kelahiran
baru, kebangkitan dan warisan keselamatan hidup kekal. Warisan yang tidak
berubah oleh apa dan siapa pun.
5) Karya Tuhan menjaga warisan kita, ”yang tersimpan di sorga bagi kamu”. Ini adalah istilah militer untuk benteng yang
dijaga atau dipagari oleh tentara. Allah yang menyimpan warisan itu. Inilah
warisan kekal yang dijamin oleh Allah sendiri. Warisan yang aman, tidak bisa
diganggu gugat oleh apa dan siapa pun. Warisan ini menjadi pengharapan yang
melimpah bagi Petrus serta orang-orang yang mengalami penderitaan dan
penganiayaan karena iman saat itu.
“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus”. Apapun juga yang terjadi dalam hidup Saudara saat pandemi Covid-19 saat ini, hiduplah dalam pengharapan yang teguh dan tetaplah memuliakan Allah. Allah sangat besar belas kasihan-Nya. Allah mengerjakan kelahiran baru. Allah membangkitan Yesus Kristus dari kematian. Allah memberikan warisan kekal kepada mereka yang diangkat menjadi anak-Nya. Dan, Allah menjaga warisan itu agar tidak akan pernah binasa atau cemar atau pudar. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd100821)