Tuesday, 2 February 2021

[Yosua 7:6-15] 
Selasa, 2 Februari 2021

"Seorang pemimpin yang putus asa"
Bacaan: Yosua 7:6-15

Apakah saat memasuki tahun 2021 ini, Saudara meras putus asa karena beberapa rencana terbaik Saudara pernah hancur berkeping-keping? Saudara tidak sendirian. Perhatikan apa yang dialami oleh Yosua dan para perwiranya.

Pemimpin yang sebelumnya telah diagungkan – oleh Tuhan sendiri (Yosua 6:27), sekarang menanggung kekalahan yang memalukan. Mereka menanggung aib karena dikalahkan oleh orang-orang Ai yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kota Yerikho yang sebelumnya mereka kalahkan.

Penyesalan (ayat 6). Sebelumnya, hati orang Kanaan meleleh ketika mereka mendengar tentang penaklukan Israel (2:11). Tetapi sekarang apa yang terjadi dengan Yosua dan bangsa Israel sendiri setelah dikalahkan orang-orang Ai? Apa yang mereka lakukan? Yosua sujud dengan mukanya sampai ke tanah di depan tabut Tuhan hingga petang. Tabut perjanjian adalah pengingat kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya; jelas kelihatan dalam peristiwa penyeberangan sungai Yordan dan mengelilingi tembok Yerikho (Yosua 3:11; 6:6-8). Tetapi sekarang, dengan masuknya dosa di perkemahan mereka dan tanpa kehadiran Tuhan, tabut perjanjian hanyalah perabot kayu, dan tidak ada jaminan kemenangan hanya karena kehadiran tabut tersebut (1 Samuel 4). Jika Yosua merendahkan dirinya sebelum pertempuran, situasinya akan berbeda setelah pertempuran.

Menyalahkan (ayat 7–9). Dalam doanya, Yosua terdengar seperti orang-orang Israel yang tidak percaya setiap kali mereka menemukan diri mereka dalam situasi sulit yang menuntut iman; ketika di Laut Merah (Keluaran 14:11), ketika mereka lapar dan haus di padang gurun (16: 3; 17: 3), dan ketika mereka didisiplinkan di Kadesh Barnea (Bil. 14: 1–3 ). Yosua tampaknya menyalahkan Tuhan atas kehadiran Israel di Kanaan dan atas kekalahan memalukan yang baru saja mereka alami. Bukankah Tuhan telah berjanji akan memberikan tanah Kanaan kepada merera? Anak-anak Israel baru saja disunat? Mereka baru saja merayakan Paskah, mendirikan batu-batu peringatan, dan bahkan merobohkan tembok Yeriko? Hanya ada sebuah garis tipis antara perasaan sukses dengan perasaan gagal.

Pertobatan (ayat 8–9). Sekarang Yosua sampai ke inti permasalahan: kekalahan Israel telah merampas kemuliaan Tuhan, dan untuk ini mereka harus bertobat. ”Dan apakah yang akan Kaulakuan untuk memulihkan nama-Mu yang besar itu?” Perhatian Yosua bukan pada reputasinya sendiri tetapi untuk “nama besar”  TUHAN. Yosua telah mempelajari pelajaran ini dari Musa (Kel. 32: 11–13; Bil. 14: 13–16). Bagaimana dengan Saudara ketika pergumulan dan kekalahan terjadi dalam hidup Saudara?

Teguran (ayat 10–15). Setelah pertobatan, Tuhan memberikan jawaban dan petunjuk yang tepat sasaran. Tuhan mengizinkan Yosua dan para pemimpinnya untuk tetap diam sampai waktu pengorbanan malam. Dia memberi mereka waktu untuk sampai ke akhir dari diri mereka sendiri sehingga mereka akan mematuhi arahan-Nya, dan kemudian Dia berbicara kepada Yosua. Ada waktu untuk berdoa dan ada waktu untuk bertindak, dan sekarang tibalah waktunya untuk bertindak.

Perhatikan ayat 11-12Tuhan memberi tahu Yosua bahwa bangsa itu telah mencuri apa yang menjadi milik-Nya, berbohong dan menyembunyikan di antara milik mereka sendiri seolah-olah itu milik mereka. Orang Israel telah berbuat dosa. Kata Dosa berarti "meleset dari sasaran". Tuhan ingin umat-Nya menjadi kudus dan taat, tetapi mereka meleset dari sasaran dan tidak memenuhi standar Tuhan. Itu juga merupakan pelanggaran, yang berarti “menyeberang”. Tuhan telah menarik garis dan mengatakan kepada mereka untuk tidak melewatinya, tetapi mereka telah melanggar perjanjian-Nya dan melewati garis itu. Acaman murka Tuhan sangat serius, ”Aku tidak akan menyertai kamu lagi..” (ayat 12). Dan siapa yang berdosa akan dibakar dengan api bersama dengan segala sesuatu yang ada padanya, bahkan keluarganya (ayat 15).

Perhatikan ayat 13-15Bangsa itu telah dikuduskan dalam persiapan untuk menyeberangi sungai Yordan (3: 5), tetapi sekarang mereka harus dikuduskan untuk mengalami kemenangan. Mereka harus menampilkan diri mereka kepada Tuhan agar Dia bisa mengungkap orang yang telah bersalah (Yosua 7:1). Mereka tidak akan pernah bisa mengklaim warisan mereka selama ada satu orang berpegang teguh pada harta terlarangnya. Malam itu Yosua mengirim kabar ke seluruh perkemahan bahwa orang-orang harus menyucikan diri dan mempersiapkan kebaktian yang akan diadakan keesokan harinya. Saudara bertanya-tanya apakah Akhan dan keluarganya bisa tidur malam itu, atau apakah mereka merasa aman?

Yosua hanyalah manusia biasa, dia bisa jatuh. Apakah Saudara mengalami seperti Yosua? Tuhan terkadang mengizinkan Saudara mengalami kekalahan yang memalukan untuk menguji iman Saudara dan mengungkapkan kepada Saudara apa yang sebenarnya terjadi di hati Saudara. Jangan putus asa. Bertobatlah dan nikmati kemenangan yang disediakan Tuhan dalam perjalanan hidup selanjutnya. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd020221)

 

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...