Nehemia menghadapi 3 gangugan berbahaya dalam mengerjakan visinya. Setelah bahaya kesempatan dan kritikan, sekarang ia menghadapi bahaya ketakutan yang berpotensi mengancam jiwanya. Pernahkah Saudara takut gagal, "tetapi bagaimana kalau..." dalam banyak hal... yang ujungnya pada "Bagaimana kalau saya gagal?"
Setelah peristiwa sebelumnya, Sanbalat mengetahui mereka tidak akan bisa membawa Nehemia datang kepada mereka, sehingga mereka mencari "orang dalam" untuk mengeluarkannya. Perhatikan ayat 10. Semaya, seorang Yahudi yang tinggal di Yerusalem, mengundang Nehemia datang ke rumahnya untuk suatu pertemuan. Ketika Nehemia tiba, Semaya mengarang cerita tentang komplotan yang berniat mengambil nyawa Nehemia. Menurut cerita itu, Sanbalat merencanakan untuk mengirim seorang pembunuh ke dalam kota untuk membunuh Nehemia waktu tidur. Harapan Nehemia satu-satunya, menurut Semaya, ialah lari ke Bait Suci dan bersembunyi di altar.
Menurut Saudara, cerita Semaya adalah cerita biasa atau cerita yang menakutkan? Cerita Semaya adalah skenario yang sangat licik. Saudara tahu, bahwa hanya para imam yang diizinkan masuk ke dalam Bait Suci di mana terdapat altar. Nehemia bukan imam. Melanggar Bait Suci dengan memasuki altar tanpa izin akan mendiskreditkan ia di mata orang Yahudi, dan akan merusak otoritasnya sebagai pemimpin.
Bagaimana respon Nehemia? Sekali lagi, Nehemia menolak untuk diganggu dari pekerjaan visinya. Tetapi aku berkata, "Apakah seorang seperti aku harus melarikan diri? Dan dapatkah seorang seperti aku pergi ke dalam Bait Suci untuk menyelamatkan jiwanya? Aku tidak mau pergi" (ayat 11). Nehemia memiliki keyakinan bahwa masih ada sesuatu yang lebih besar sedang dipertaruhkan ketimbang keselamatan jiwanya sendiri.
Bagaimana dengan ketakutan yang Saudara alami? Apakah ketakutan terhadap apa yang belum diketahui telah menyebabkan Saudara kehilangan apa yang ingin Allah kerjakan melalui Saudara? Apakah ketakutan telah merampas visi Saudara atas pernikahan, keuangan, hubungan, karier, atau pelayanan Saudara? Apakah ketakutan telah mengganggu Saudara dari apa yang Saudara percayai bisa dan seharusnya terjadi? Apakah membiarkan sesuatu yang mungkin terjadi menyebabkan Saudara mundur dari usaha mewujudkan apa yang seharusnya terjadi?
Bagaimana respon Nehemia terhadap gangguan ketakutan menguatkan Saudara dalam mengerjakan visi Allah? Yang lebih buruk dari kegagalan adalah hidup dengan rasa menyesal karena tidak pernah mengambil langkah dengan iman untuk mengejar visi Saudara. Lagi pula, seorang yang telah Allah percayakan untuk menjalankan visi-Nya yang demikian penting, tidak perlu mundur dalam ketakutan.
Tuhan Yesus Kristus memberkati.