Friday, 4 February 2022



[1 Raja-raja18:20-40]
Jumat, 4 Februari 2022

"Allah yang sejati itu mendengar dan bertindak; jangan mendua hati, bertobatlah dan beribadah hanya kepada-Nya".
(Renungan kitab 1 Raja-raja 18:20-40)

Dikisahkan dalam Alkitab, peristiwa yang terjadi tahun 900an sebelum Masehi ketika dosa semakin merajalela di Israel (1 Raja-raja 16:29-34), dengan dramatis Nabi Elia ("Yahweh adalah Allahku") seorang diri berhadapan dengan 450 nabi Baal (Baal: "pemilik/tuan", dewa kesuburan) di gunung Karmel untuk membuktikan siapa Allah yang sejati. Dan terbukti bahwa Allah yang sejati adalah Allah yang disembah Nabi Elia dan Baal adalah allah palsu. Tragis, akhirnya 450 nabi Baal itu ditangkap dan disembelih di tepi sungai. Kisah ini mengajarkan kepada umat bahwa Allah yang sejati menuntut pertobatan yang sejati. Bacalah kisahnya dalam kitab 1 Raja-raja 18:20-40. 

Ayat 20-21. Nabi Elia berkata kepada seluruh rakyat: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun. Tersirat bahwa bangsa Israel tidak menjawab dan tidak mengambil keputusan dengan benar. Mereka tidak menyerahkan hati sepenuhnya kepada Allah karena ada illah-illah lain dalam hidup mereka. Allah menghendaki pertobatan yang sejati. Bagaimana harus menjawab Allah yang sejati dan memutuskan untuk setia hanya kepada-Nya adalah perkara yang sangat penting. Perhatikan pengulangan kata "menjawab" di ayat 24, 26, 29, 37. Perhatikan teladan Yosua yang mengambil keputusan hanya beribadah kepada Allah yang sejati, "Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!" (Yosua 24:15). Ingat pesan Allah kepada salah satu jemaah-Nya yang ditulis oleh Rasul Yahya, "Aku (Allah) tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!" (kitab Wahyu 3:15). Jangan mendua hati, jawablah Allah, bertobatlah dan ambillah keputusan untuk beribadah hanya kepada-Nya.

Ayat 22-29. Pertemuan di gunung Karmel (tempat keramat Baal) ini untuk memutuskan sekali dan untuk selamanya, menyatakan kuasa Allah atas Baal dan menunjukkan siapakah Allah Israel yang sejati. Pertandingan ini bukan untuk menentukan mana allah yang lebih besar, tetapi untuk menentukan yang mana adalah Allah yang sejati atau palsu! Kontestasi pertandingan yang terjadi adalah untuk memastikan bahwa apa yang segera akan terjadi benar-benar merupakan mukjizat. Perhatikan, mereka mempersembahan korban kepada Baal dengan sungguh-sungguh seharian, bahkan sampai melukai diri sendiri dan darah bercucuran dari tubuh mereka. Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian. Dewa Baal yang dipercaya mendatangkan hujan dan petir/api ternyata adalah allah yang palsu. Ibadah mereka sia-sia karena dilakukan dengan salah kepada allah palsu. Bagaimana dengan hidup ibadah Saudara?

Ayat 30-40.  Allah telah melatih dan mempersiapkan Nabi Elia selama 3,5 tahun masa kekeringan. Allah membangun relasi dan memelihara Nabi Elia bahkan menunjukkan kekuasaan-Nya dengan menghidupkan kembali anak janda Sarfat yang sudah mati (1 Raja-raja 17:1-2, 8-9, 22). Tersirat bahwa Nabi Elia semakin mengenal siapa Allah yang disembahnya adalah Allah yang hidup. Tetapi perhatikan, kontestasi pertandingan dengan 450 nabi Baal bukanlah rancangan Nabi Elia melainkan kehendak dan perbuatan Allah sendiri. Nabi Elia mengikatkan dirinya pada Allah dan firman-Nya, "bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini" (ayat 36). Perhatikan yang tertulis, kontras dengan 450 nabi Baal, Nabi Elia berbicara kepada Allah hanya beberapa kalimat saja dan langsung api turun dengan ajaib. "Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya" (ayat 38). Rakyat Israel bertobat dan 450 nabi Baal dihukum mati. Renungkan, ingat peristiwa dibinasakannya Sodom dan Gomora serta diturunkannya tulah di Mesir; api Allah yang turun berkuasa mempertobatkan tetapi juga menghakimi yang tidak percaya kepada-Nya (baca Kejadian 19:24; Keluaran 9:24).

Rancangan Allah penuh risiko dan tampaknya tidak menguntungkan tetapi dikerjakan Nabi Elia dengan taat dan akhirnya menang. Renungkan, Yusuf di penjara sebelum akhirnya berkuasa atas seluruh tanah Mesir (Kejadian 39:20-23; 41:45-46); Gideon mengalahkan Midian hanya boleh dengan 300 orang (Hakim-hakim 7:7-9); Daniel di gua singa (Daniel 6:16-28); dan tentunya Yesus yang disalibkan, mati dan bangkit (Injil Matius 27:32-44; 28:1-10). Allah yang sejati itu mendengar dan menyatakan kuasa-Nya, jangan mendua hati, bertobatlah dan beribadah hanya kepada-Nya. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd040222)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...