Monday, 18 April 2022



[Yohanes 19:38-42] 
Senin, 18 April 2022

"Kematian dan kebangkitan-Nya sudah tergenapi. 
Kasih-Nya itu mengubahkan Saudara menjadi saksi-Nya"
(Yohanes 19:38-42)

Apa respon Saudara dalam hidup pribadi Saudara selanjutnya, setelah merayakan Jumat Agung dan Paskah? Belajarlah dari hidup Yusuf orang Arimatea dan Nikodemus. Pengorbanan dan kematian Yesus di kayu salib sudah mengubahkan hidup mereka. Bacalah Yohanes 19:38-42 dan Matius 27:57-60; Markus 15:46; Lukas 23:50-54.

Sesudah Yesus mati di kayu salib, bagaimana pemakaman mayat-Nya harus dilakukan dengan cepat, karena hari Sabat sudah hampir tiba dan pada hari itu tidak dapat dilakukan pekerjaan apa-apa? Murid-murid-Nya ketakutan. Bahkan karena miskin, mereka pun akan kesulitan memakamkan Yesus dengan layak. Lalu bagaimana dengan perkataan Yesus sendiri bahwa "pada hari yang ketiga Anak Manusia (Yesus) akan dibangkitkan" (Matius 20:18-19; Markus 10:33-34; Lukas 18:31-33)?

Menurut hukum Romawi, mayat orang yang dihukum mati biasanya diserahkan kepada keluarga, tetapi kalau dihukum mati karena pemberontakan atau penghasutan, mayatnya dibiarkan di salib. Orang-orang Yahudi selalu mengijinkan penguburan segala penjahat, tetapi bukan di dalam kuburan biasa, supaya mayat itu tidak dapat menajiskan kuburan itu. Penjahat biasanya dikuburkan bersama-sama di dalam sebuah kubur umum yang hina. Dalam situasi ini, hal yang menakjubkan terjadi; Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus tampil memakamkan Yesus dengan layak. Siapakah Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus ini?

Yusuf dari Arimatea tidak disebut namanya dalam kitab Perjanjian Baru selain dalam peristiwa pemakanan Yesus ini yang tertulis dalam semua Injil. Ia murid Yesus juga, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi. Ia seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka dan kaya; seorang yang baik lagi benar serta menanti-nantikan Kerajaan Allah juga. Ia memberanikan diri menghadap Pilatus (seorang Gubernur pemerintah Romawi) dan meminta mayat Yesus. Permohonan Yusuf cukup berbahaya, karena Yesus dihukum sebagai pemberontak dan semua anggota Mahkamah Agung lainnya pasti tidak setuju. Perhatikan, Yusuf Arimatea bisa dikucilkan dari rumah ibadah, bahkan dikeluarkan dari keanggotaan Mahkamah Besar, reputasinya hancur dan menghadapi kesulitan dalam hidupnya karena dianggap bersekutu dengan penjahat besar dan pemberontak yang dihukum mati. Tetapi, dia yang sebelumnya sembunyi-sembunyi, sekarang menjadi pejabat yang berani tampil menghadap penguasa Romawi, meminta mayat Yesus untuk memakamkan-Nya dengan baik.

Nikodemus tercatat di Alkitab hanya dalam tiga peristiwa. Peristiwa pertama pada saat malam hari, dia datang kepada Yesus dan bercakap-cakap dengan-Nya (Yohanes 3:1-2). Namanya baru disebut lagi pada saat membela Yesus dihadapan imam-imam kepala dan orang-orang Farisi (Yohanes 7:50-52). Tetapi kemudian, berani tampil memakamkan Yesus, "Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya" (Yohanes 19:39). Tersirat bahwa pengenalan dan kepercayaan Nikodemus kepada Yesus semakin bertumbuh. Dia adalah seorang Farisi dan seorang pemimpin agama Yahudi, tetapi sekarang berani tampil memakamkan Yesus yang dianggap penjahat besar dan pemberontak oleh para pemimpin agama Yahudi. Seperti Yusuf Arimatea, reputasi Nikodemus bisa hancur dan menghadapi kesulitan dalam hidupnya karena dianggap bersekutu dengan penjahat besar dan pemberontak. 

Jabatan dan keberanian Yusuf Arimatea dan Nikodemus memungkinkan penguasa Romawi saat itu mengijinkan mereka memakamkan mayat Yesus pada saat yang tepat sehingga bisa tergenapi apa yang sudah difirmankan-Nya; meskipun besar resikonya bagi mereka. Kain lenan yang putih bersih, lima puluh kati (30 kg) campuran minyak mur dengan minyak gaharu, dan kuburan yang baru sudah disediakan oleh Yusuf Arimatea dan Nikodemus. Sementara murid-murid yang lain tidak bisa menyediakannya, Yusuf Arimatea dan Nikodemus menjadi alat Tuhan melalui kekayaan mereka. Tersirat bahwa mereka sungguh-sungguh menghormati Yesus Kristus.

Perhatikan, kematian Yesus Kristus sudah mengubahkan Yusuf Arimatea dan Nikodemus. Mereka yang lambat percaya kepada Yesus Kristus, sembunyi-sembunyi menjadi murid-Nya, akhirnya berani tampil melayani Dia, meskipun besar resikonya. Bagaimana kematian dan kebangkitan Yesus Kristus sudah mengubah hidup Saudara saat ini? Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd18042022)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...