Allah tidak pernah terlambat dan keliru bertindak
untuk menyelamatkan umat-Nya!
(Ester 7:1-10)
Apakah Saudara sudah berputus asa melihat kejahatan yang merajalela dan kebenaran seakan terinjak-injak bersama dengan penderitaan umat yang percaya kepada Yesus Kristus? Allah hadir dengan nyata walau nama-Nya tidak disebut. Renungkanlah kisah pemeliharaan Allah kepada umat-Nya di Kitab Ester. Bacalah kitab Ester 7:1-10.
Perhatikan Ester 7:1-6, hikmat dalam menghadapi musuh. Ingat, sejak jamuan sehari sebelumnya yang dipersiapkan Ratu Ester, Raja Ahasyweros telah menunggu untuk mendengar keinginan Ratu. Bahkan Raja telah berkata, “sampai setengah kerajaan sekalipun akan diberikan kepadamu” (5:3, 6). Selama 24 jam sebelumnya, Ester mungkin telah melatih pidatonya berkali-kali, dan sekarang Allah memberinya kekuatan untuk melakukannya di hadapan Raja. Ingat, Ester mempertaruhkan hidupnya sendiri (4:16), karena jika Raja menolak permohonannya, itu bisa mendatangkan hukuman mati baginya.
Perhatikan ayat 3-4, ketika Raja bertanya yang diinginkan Ester, Ester tidak langsung menyebut nama Haman terlebih dahulu. Ester mengatakan bahwa keinginannya bukan untuk menyenangkan diri sendiri tetapi untuk kepentingan Raja. Ester berhikmat, terutama ketika berhadapan dengan Raja “sovinistis” (sifat patriotik yang berlebihan) seperti Ahasyweros. Ester memfokuskan petisi (pernyataan tuntutan) pada kenyataan bahwa kehidupan Ratu dalam bahaya dan Raja harus melakukan sesuatu tentang itu. Tentunya Ahasyweros masih mencintai Ratunya dan tidak ingin hal buruk terjadi kepadanya.
Selanjutnya, Ester
mengatakan bahwa tidak hanya kehidupan Ratu yang dalam bahaya, tetapi bangsanya juga dalam bahaya terbunuh. Pernyataan
Ester ini bisa membingungkan Raja. Siapakah
bangsanya Ratu Ester? Saat itulah Ester mengingatkan Raja tentang dekrit
yang telah disetujuinya untuk menghapus bangsa Yahudi. Ester berkata kepada Raja
tentang “dipunahkan, dibunuh dan
dibinasakan”, kata-kata yang dipakai oleh Haman dalam peristiwa sebelumnya (3:13).
Kata “dijual” dalam ayat ini menunjuk
kepada uang yang diberikan Haman kepada Raja Ahasyweros (lihat 3:9). Ester menggunakan
kata yang berarti “tidak pantas
mengganggu Raja” (lihat 3:8; 5:13). Ratu Ester berani bersuara untuk rakyatnya
dan diketahui identitasnya sebagai orang Yahudi. Bagaimana Raja akan merespons?
Perhatikan ayat 5-7. Apa yang dipikirkan Raja Ahasyweros? Secara tidak langsung Raja tertuduh. Ester telah melibatkan Raja dalam kejahatan yang mengerikan, dan Raja merasa bersalah. Raja telah menandatangani surat kematian untuk istrinya sendiri! Raja harus menemukan cara untuk menyelamatkan istrinya dan menyelamatkan namanya pada saat yang sama. Saat inilah, Ester baru menyebut nama Haman setelah Raja mengerti persoalannya dan menjadikannya murka. Ester berhikmat dalam menghadapi musuhnya. Anugerah pemeliharaan Allah, tidak menghilangkan tanggung jawab umat-Nya untuk hidup benar dan bertindak dengan hikmat dalam menghadapi semua ancaman yang ada.
Jadi, sekarang Saudara dapat lebih memahami mengapa Allah mengarahkan Ester untuk menunda permohonannya: Allah ingin memberikan kesempatan kepada Ahasyweros untuk mempelajari apa yang telah dilakukan Mordekhai, bahwa Mordekhai adalah seorang Yahudi dan yang pantas untuk dihormati karena jasanya menyelamatkan Raja (2:19-23). Jika seorang Yahudi menyelamatkan hidup Raja, mengapa Raja harus memusnahkan orang-orang Yahudi?
Perhatikan ayat 8-10. Sebenarnya, Allah telah bekerja di balik layar; dengan hikmat-Nyalah musuh dihancurkan. Haman sangat marah karena Mordekhai tidak tunduk padanya, dan sekarang Haman bersujud di hadapan seorang wanita Yahudi, memohon keselamatan nyawanya. Semula Haman mendongakkan kepalanya (3:1-2), tak lama kemudian ia harus menyelubungi mukanya karena malu (6:12), dan kini terpaksa diselubungi mukanya karena menanti hukuman mati. Haman ingin menyulakan Mordekhai (5:14) tapi Raja menyulakan dirinya. Haman digantung karena tiang gantungan yang ia buat sendiri, sekitar 22 meter tingginya.
Apakah Saudara sudah putus asa di tengah pergumulan hidup sebagai umat-Nya? Percayalah, Allah tidak pernah terlambat dan keliru bertindak untuk menyelamatkan Saudara! Dia senantiasa hadir dalam hidup Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd070621)