Wednesday, 1 September 2021



[1 Petrus 2:1-3] 
Rabu, 1 September 2021

Jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin 

akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya 
kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan.
(Renungan surat 1 Petrus 2:1-3)

Di tengah perjuangan menghadapi pandemi Covid-19, ada perjuangan serius yang harus dihadapi juga oleh setiap manusia yaitu terus-menerus berjuang melawan tabiat dosa, terus-menerus mengalami pertumbuhan iman sepanjang hidupnya. Bagaimana mengerjakan perjuangan ini? Bacalah surat 1 Petrus 2:1-3.

Rasul Petrus menuliskan bahwa setelah dihidupkan di dalam Kristus (1 Petrus 1:1-4), perjalanan rohani jemaah tidak berhenti. Keselamatan yang telah mereka terima bukanlah akhir dari perjalanan, tetapi hanyalah awal yang memungkinkan segala sesuatu yang ada di depan. Mereka yang sudah dipindahkan dari kegelapan (keberdosaan) kepada terang (kebenaran) harus terus mengalami pertumbuhan. Berhenti bertumbuh bukan sebuah pilihan yang bisa diambil. Pertumbuhan adalah bukti dari kehidupan.

Perhatikan ayat 1-2a. Dalam teks Yunaninya, yang berbentuk perintah hanya ayat 2a sebagai induk kalimatnya, sedangkan ayat 1 adalah penjelasannya. Orang-orang Kristen di Asia Kecil merupakan petobat baru di dalam Kristus. Mereka telah ditebus dari kehidupan yang lama (1:18-21). Mereka telah menyucikan diri dalam kebenaran sebagai konsekuensi dari kelahiran kembali melalui Firman kebenaran (1:22-25). Kehidupan yang lama sudah mereka tanggalkan (2:1). Namun, perjalanan belum berakhir. Mereka perlu terus bertumbuh dalam kebenaran, inilah pokok pentingnya.

"Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani", adalah cara untuk bertumbuh dalam kebenaran. Sebenarnya dalam teks Yunani, penekanannya bukan pada kata "jadilah" tetapi pada kata "ingin" ("epipotheo"); bukan hanya menyiratkan sebuah keinginan yang biasa, tetapi hasrat yang begitu besar. Dalam Septuaginta (terjemahan Alkitab Ibrani dalam bahasa Yunani), kata ini digunakan untuk rusa yang merindukan sungai yang berair (Mazmur 42:2) atau untuk Daud yang hatinya hancur karena merindukan pelataran TUHAN (Mazmur 84:3). Bahkan kata ini juga digunakan untuk Allah yang sangat menginginkan umat-Nya: “Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!” (surat Yakobus 4:5). Perhatikan, bukan sekedar bayi tetapi "bayi yang baru saja dilahirkan" yang sangat menggantungkan hidupnya pada air susu ibunya (ASI). Dia tidak mempunyai pilihan minuman atau makanan yang lain. Tanpa ASI dia pasti sulit bertahan hidup, apalagi bertumbuh dengan baik. Pendeknya, keinginan ini bukan sekadar ada, tetapi sangat besar. Seperti itulah kerinduan yang seharusnya ada pada orang-orang yang baru dilahirkan di dalam Kristus. “Air susu yang murni dan rohani” bisa merujuk pada firman Allah di bagian sebelumnya (1:23-25). Firman kebenaran (Injil) bukan hanya menghidupkan, tetapi juga menumbuhkan. Bukan hanya sarana pertobatan, tetapi kedewasaan. Bagaimana cara menumbuhkan keinginan yang besar terhadap firman Allah?

Perhatikan ayat 2b-3, "supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan". Menginginkan firman Allah ternyata dapat dibangkitkan. Mereka tidak seharusnya berpuas diri dengan keadaan yang ada dan tidak melakukan apa-apa. Rasul Petrus menunjukkan dua jalan bagi mereka untuk menumbuhkan keinginan yang besar terhadap firman Allah yaitu mengetahui tujuannya (ayat 2b), dan mengetahui alasannya (ayat 3).

Pertama, mengetahui tujuannya (ayat 2b). Ada tujuan yang besar di balik keinginan yang besar terhadap firman Allah, yaitu “supaya di dalamnya ditumbuhkan menuju keselamatan”. Bentuk pasif "auxano" ("ditumbuhkan") menyiratkan bahwa firman Allah bukan hanya obyek (yang dipelajari) tetapi juga subyek (yang memberi pertumbuhan rohani). Ketika mata dan pikiran mereka menyelidiki firman Allah, firman yang sama sedang menyelidiki hati mereka. Jadi, melalui firman Allah mereka dilahirkan, melalui firman Allah pula mereka ditumbuhkan. Dari awal sampai akhir perjalanan rohani mereka bergantung total pada firman Allah.

Kedua, mengetahui alasannya (ayat 3). Ayat 3 berfungsi sebagai alasan bagi perintah di ayat 2a. Mereka akan memiliki kerinduan yang besar terhadap firman Allah apabila mereka sudah mengecap kebaikan Allah. Kata "geuomai" ("mengecap") sangat tepat diterjemahkan "menikmati", terutama menikmati penebusan-Nya. Kristus telah menebus mereka dengan darah-Nya yang melebihi emas dan perak (1:18-19). Pengalaman ini merupakan dorongan yang besar untuk memiliki kerinduan yang besar terhadap firman Allah. Mereka yang sudah mengalami kebaikan Allah pasti selalu ingin memahami isi hati Allah. Mereka tahu bahwa Allah memiliki kehendak yang baik bagi mereka. Kehendak itu telah diungkapkan di dalam firman-Nya.

Jadi Saudara, dalam perjuangan iman di tengah pergumulan hidup saat ini, jadilah bayi rohani yang sehat. Semakin menikmati kebenaran firman-Nya dan terus bertumbuh. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd010921)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...