Thursday, 27 July 2023



[Lukas 7:11-15]
Kamis, 27 Juli 2023

Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
(Injil Lukas 7:11-15)

Adalah kesedihan ketika ditinggalkan oleh orang yang dicintai, suami/istri, anak, orang tua, keluarga atau sahabat. Bukan ditinggalkan dalam waktu 2-3 hari, beberapa minggu/bulan bahkan beberapa tahun, tetapi ditinggalkan untuk selamanya karena kematian yang memisahkannya. Dan bagaimana ucapan "Turut berdukacita. Tuhan memberikan kekuatan dan penghiburan" bisa menolong di tengah duka, tangisan dan bayang-bayang hari-hari berikutnya yang suram? Perhatikanlah kisah seorang janda yang ditinggal mati anak satu-satunya yang masih muda dan bagaimana Allah berbelaskasihan kepadanya; bacalah Injil Lukas 7:11-15.

Kisah sebelumnya, seorang Perwira mencari Yesus dan dengan sangat meminta pertolongan kepada Yesus untuk menyembuhkan seorang hambanya yang sakit keras dan hampir mati. Yesus memenuhi permintaan seorang Perwira itu, hambanya yang sakit telah sehat kembali (Injil Lukas 7:1-10). Tetapi sekarang, Injil mencatat peristiwa berikutnya; Yesus menolong seorang janda, anak tunggalnya yang sudah mati dihidupkan kembali. Tidak ada permintaan dari janda itu tetapi Yesus-lah yang menghampirinya dan bertindak memberikan pertolongan.

Bacalah ayat 11-12. Di kota sebelumnya, banyak orang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon telah berkumpul mendengarkan Yesus dan disembuhkan dari penyakit dan juga dari kerasukan roh-roh jahat (Injil Lukas 6:17-19). Orang banyak tersebut berkerumun dan berbondong-bondong menyertai Yesus sampai dekat pintu gerbang kota Nain. Mereka bertemu dengan sekumpulan banyak orang dari kota itu. Di tengah hiruk-pikuk banyak orang inilah, Yesus memberikan perhatiannya pada satu pribadi; seorang janda yang berduka hendak memakamkan anak laki-lakinya, anak tunggalnya yang masih muda.

Betapa lembah air mata penderitaan menjadi bagian hidup manusia sehari-hari di dunia ini. Seorang anak laki-laki muda, harapan satu-satunya dari seorang ibu yang melahirkannya, ternyata harus meninggal dunia mendahului ibunya. Saat itu, seorang janda yang hidup sebatang kara tidak punya pengharapan lagi dalam hidupnya. Dan di dalam waktu, tempat dan kesempatan yang tepat, Yesus bertemu dengan janda itu.  

Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" (ayat 13). Tidak seperti beberapa peristiwa sebelumnya, orang-orang mencari Yesus dan memohon pertolongan; tetapi tidak ada perkataan dari janda itu atau orang lain yang memohon kepada Yesus untuk menghidupkan kembali anak yang sudah mati. Yesus melihat janda itu tetapi tidak seperti orang lain melihat. Yesus melihat, berbelaskasihan dan mengambil inisiatif untuk menghampiri janda itu, hadir di dalam duka mendalam yang sedang dialami. Pada peristiwa yang lain, hati Yesus sedih, sangat terharu dan Dia ikut menangis bersama keluarga yang berduka (Injil Yohanes 11:33-35). Yesus tidak sedang menyalahkan janda itu ketika mengatakan "Jangan menangis!", tetapi berbelaskasihan dan memberikan penghiburan serta pengharapan (yang tidak bisa diberikan oleh orang lain) bahwa Yesus akan menghidupkan anak yang sudah mati itu. Penulis Injil memberikan gelar "Tuhan" kepada Yesus untuk pertamakalinya melalui peristiwa ini.

Bacalah ayat 14. Yesus berbelaskasihan dan bertindak dengan kuasa-Nya. Yesus tidak menunggu sampai ada yang meminta-Nya untuk menolong, tetapi mengambil inisiatif dan menghentikan para pengusung jenazah anak itu; peristiwa yang sebenarnya tidak dipikirkan dan diharapkan oleh janda itu dan orang-orang lainnya. Dan hanya dengan perkataan-Nya (firman-Nya) yang penuh kuasa, Yesus menghidupkan anak yang sudah mati itu. Yesus berkuasa atas hidup dan maut.

Bacalah ayat 15. Pada akhirnya, tangisan dan duka mendalam seorang janda menjadi kesaksian belas kasihan dan kuasa Allah yang bisa dilihat banyak orang. Anak yang sudah mati dan siap dimakamkan itu sekarang bangkit, bangun, duduk dan mulai berkata-kata; menjadi bukti terjadinya mujizat. Setelah anak itu bangkit, Yesus menyerahkan anak itu kembali kepada ibunya. Peristiwa yang mengharukan, menggambarkan terjadinya pemulihan dalam hidup janda itu. Ia memulai hidup yang baru dengan harapan baru bersama anak tunggal laki-lakinya yang hidup lagi.

Yesus Kristus adalah Tuhan yang berkuasa atas hidup dan maut. Yesus juga membangkitkan Lazarus yang sudah mati. Yesus berkata kepada Marta (saudaranya Lazarus), "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (bacalah Yohanes 11:1-44). Apakah Saudara sedang menghadapi duka yang mendalam, menangis dan putus asa menantikan pertolongan Allah? Percayalah bahwa Allah tidak meninggalkan Saudara. Dia adalah Allah yang melihat dan berbelas kasihan kepada yang berduka; berinisiatif hadir di hidup mereka dan berkuasa memberikan pertolongan yang tepat pada waktu yang tepat. Tuhan Yesus Kristus memberkati Saudara. (erd27072023)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...