Sunday, 27 August 2023



[Yohanes 8:30-32]
Sabtu, 26 Agustus 2023

(Injil Yohanes 8:30-32)

Kapankah hari kemerdekaan Saudara, hari bebas merdeka dari belenggu dosa? Hari dimana Saudara dilahirkan kembali sebagai manusia baru? Perihal kemerdekaan ini menjadi pelajaran yang serius, mendasar dan mendesak dalam kitab Injil. Bacalah kitab Injil Yohanes 8:30-32.

Perhatikan ayat 30. Yesus telah melakukan banyak mujizat, menyembuhkan orang-orang yang sakit, memberi makan sampai kenyang lebih dari 5.000 orang hanya dengan 5 roti dan 2 ikan. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Dan kemudian, kitab Injil mencatat banyak orang percaya kepada Yesus. Tetapi perhatikan, sikap mereka justru menjadi semakin buruk hingga akhirnya mau merajam Yesus dengan batu (ayat 59). Yesus pernah bersabda,  "Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Injil Matius 7:22-23). Mereka merasa percaya kepada Yesus dan merdeka dari kuasa dosa, tetapi kenyataannya berbeda. Apa yang dikatakan Yesus kepada mereka, orang-orang yang percaya kepada-Nya itu?

Perhatikan ayat 31. "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku." Tersirat bahwa tidak semua yang mengaku percaya kepada Yesus adalah benar-benar murid-Nya. Seolah-olah, menjadi orang yang percaya kepada Yesus dan menjadi murid-Nya adalah dua hal yang bisa dipisahkan. Kata murid merupakan terjemahan dari kata mathetes (Yunani), kata benda dari manthano (belajar). Murid Yesus adalah mereka yang tidak pernah berhenti belajar; bukan hanya belajar ajaran-ajaran Yesus tetapi sekaligus menaati segala perinta-Nya dan mempercayakan hidupnya kepada Yesus setiap hari. Mereka inilah benar-benar murid-Nya yang dimerdekakan dari kuasa dosa. Kenyataannya, ada banyak orang yang mengaku percaya kepada Yesus tetapi tidak menyediakan diri untuk taat menjadi murid-Nya.

"Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku", apa maksudnya? Kata "tetap" bisa berarti "tinggal/diam"; seperti tertulis "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita." (Injil Yohanes 1:14). Hal ini menggambarkan ketekunan, ketaatan, komitmen dan sikap konsisten Yesus dalam melayani semua orang di seluruh hidup-Nya hingga kematian-Nya di kayu salib. Kenyataannya, banyak orang mengaku percaya kepada Yesus tetapi tidak memiliki ketekunan, ketaatan, komitmen dan sikap yang konsisten atas apa yang mereka percaya. Mereka hanya puas melihat mujizat Yesus dan merasa cukup dengan pengajaran Yesus yang telah didengarnya. Mereka seharusnya terus menerus mempelajari pengajaran Yesus (Kitab Suci) dan tidak pernah meninggalkannya. Bukan sekedar mempelajarinya sebagai pengetahuan/ilmu tetapi juga percaya pada kebenarannya dan menaatinya serta menjadikannya sebagai pedoman hidup.

Sabda Yesus dan diri-Nya sendiri sebagai pusat dan fokusnya sudah menjadi magnet yang menarik banyak orang. Ketika orang "tinggal (diam) dalam firman-Nya (Yesus)", ia tidak berhenti teryakinkan oleh kebenarannya dan tidak pernah meninggikan kebenaran lain di atasnya. Ia tidak berhenti tertarik pada keindahan dan nilainya, dan tidak pernah melihat apa pun yang lebih indah atau lebih berharga atau lebih menarik daripada firman dan Tuhan yang diungkapkannya. Ia tidak berhenti bersandar pada rahmat dan kuasanya — tidak pernah berpaling karena tidak ada kedamaian yang lebih besar dapat ditemukan di tempat lain. Ia tidak henti-hentinya makan dan minum firman sebagai roti surga dan air hidup, tidak ada kehidupan bisa dipertahankan di tempat lain. Ia tidak henti-hentinya berjalan dalam terang firman, tidak ada terang lain dapat menyingkapkan rahasia kehidupan.

Perhatikan ayat 32. Murid Yesus yang sejati adalah mereka  yang tetap (tinggal/diam) dalam firman-Nya dan mereka akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan mereka. Kata "mengetahui" berarti "mengenal" yang berarti "hubungan pribadi", bukan dalam pengertian "kebenaran kognitif/kecerdasan pikiran". Yesus-lah kebenaran. Dia bersabda, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Injil Yohanes 14:6). Murid Yesus yang sejati bukan sekedar tahu tentang Dia, tetapi yang lebih penting adalah memiliki relasi pribadi yang erat dengan-Nya. Yesus memerdekakan mereka dari kuasa dosa; merdeka dari legalisme, ritualisme, dan orientasi pada prestasi keagamaan manusia. Mereka merdeka untuk tetap tinggal dalam firman Tuhan; merdeka untuk tidak berbuat dosa lagi dan hidup bersukacita dalam segala hal, situasi dan kondisi.

Apakah Saudara sungguh orang merdeka? Jadilah murid Yesus yang sesungguhnya dan kebenaran-Nya akan memerdekakan Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd26082023)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...