"Runtuhnya Tembok Yerikho: I-K4"
Runtuhnya tembok Yerikho (sekitar 10 meter) hanya dengan dikelilingi selama tujuh hari oleh bangsa Israel, bukan sekedar catatan sejarah yang menarik untuk diceritakan. Kisah ini diceritakan sebagai firman Tuhan.
Seperti yang difirmankan Tuhan, bangsa Israel harus mengelilingi tembok Yerikho. Mereka melakukan ini sekali sehari selama enam hari bersama dan tujuh kali hari ketujuh. Mereka harus memutarinya tiga belas kali sebelum tembok Yerikho runtuh. Mengapa tidak cukup satu kali putaran saja, sehingga tidak membuang-buang waktu dan tenaga, bahkan kehilangan pengharapan? Bukankah Tuhan berkuasa melakukannya, seperti yang sudah ditunjukkan dalam berbagai peristiwa sebelumnya?
Perhatikan ayat 6-9. Apa yang dilakukan Yosua setelah mendengarkan firman Tuhan? Dia memberikan perhatian dengan hormat dan sungguh-sungguh pada apa yang Tuhannya firmankan. Yosua tidak sombong rohani karena Tuhan sudah berfirman kepadanya. Dengan setia dia memberitahukan firman Tuhan kepada rekan-rekannya. Tetapi dia juga mematuhinya dengan segera.
Sekarang perhatikan ayat 10. Apa yang diperintahkan Yosua kepada bangsanya? Keheningan... tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut mereka, sampai pada hari terakhir di putaran terakhir mengelilingi tembok Yerikho. Yang ada adalah ketaatan, kerendahan hati, ketekunan, dan iman mengerjakan apa yang diperintahkan Tuhan, dan akhirnya kekaguman sorak kemenangan.
Perhatikan ayat 11-16, 20. Akhirnya tembok Yerikho diruntuhkan. Ketika Tuhan bersama bangsa Israel, tidak ada pihak yang berlawanan yang dapat menyakiti mereka; tetapi ketika Tuhan melawan mereka, tidak ada tembok duniawi yang dapat melindunginya. Kekuasaan Tuhan pada akhirnya dinyatakan. Bangsa Israel dalam menghancurkan penduduk Yerikho dan Kanaan pada umumnya hanyalah alat di tangan Tuhan untuk melaksanakan hukuman-Nya.
Jadi... bagaimana dengan Saudara? Adakah pergumulan hidup yang seolah hanya berputar tidak ada ujungnya, dan sulit percaya bahwa Tuhan turut bekerja di dalamnya? Tidak sabar dengan hasil ketika melakukan firman Tuhan? Ataukah Saudara tetap beriman dan melakukan apa yang Tuhan firmankan, dan berhenti mengajukan banyak pertanyaan yang justru melemahkan iman? Apakah Saudara bersiap dengan iman, ketaatan, kerendahan hati, ketekunan, untuk menikmati sorak kemenangan yang sudah disediakan-Nya?
Sukses dalam setiap pekerjaan dan pelayanan Saudara untuk Tuhan adalah perbuatan-Nya, bukan milik Saudara, dan dengan demikian seluruh kemuliaan itu harus diberikan kepada-Nya. Saat terompet terdengar dari para imam, tembok Yerikho roboh. Dengan pemberitaan Injil, benteng dosa dan Setan akan digulingkan. Beritakan. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd280121)
No comments:
Post a Comment