Thursday, 9 December 2021



[1 Raja-raja 16:29-17:1]
Kamis, 9 Desember 2021

Allah tidak tidur. Bertobatlah dan percayalah pada-Nya!
(Kitab 1 Raja-raja 16:29 - 17:1)

Peristiwa tahun 900an sebelum Masehi, dosa kian merajalela di kerajaan Israel. Waktu itu, Israel dipimpin oleh raja-raja yang tidak taat kepada Allah sampai pada pemerintahan raja Ahab. Ahab melakukan yang lebih jahat dan lebih menyakitkan hati Allah dari 7 raja sebelumnya. Alkitab mencatat bahwa "Raja Ahab melakukan apa yang jahat di mata Tuhan lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya. Raja Ahab telah menimbulkan sakit hati TUHAN, Allah Israel, lebih dari semua raja-raja Israel yang mendahuluinya". Bacalah kitab 1 Raja-raja 16:29-34.

Bagaimana Raja Ahab telah menimbulkan sakit hati TUHAN? Raja Israel itu mengambil Izebel (bahasa Ibrani: "adakah ia seorang tuan?") putri Raja Sidon (raja kafir), sehingga ia pun beribadah kepada dewa Baal (artinya "pemilik/tuan/suami") dan sujud menyembah kepadanya. Bahkan ia membuat mezbah untuk Baal dan membuat patung Asyera ("dewi alam dan kesuburan", dipuja sebagai istri Baal). Perhatikan, pada zaman pemerintahan Ahab terdapat 450 nabi Baal dan 400 nabi Asyera, sedangkan nabi-nabi TUHAN dilenyapkan (1 Raja-raja 18:4,19). Peringatan yang paling keras dari Yosua pun sudah dilanggar dengan membangun kembali Yerikho, kota yang telah dikutuk Allah melalui Yosua (bacalah kitab Yosua 6:26).

Jelaslah bahwa Raja Ahab dan para raja pendahulunya telah meninggalkan Allah bahkan melawan Allah. Mereka melakukan kejahatan dan dosa yang semakin dalam. Namun, kejahatan dan dosa yang mereka lakukan ada batasnya. Allah tidak tidur. Allah Pencipta dan Penguasa alam tidak berdiam diri. Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan" (1 Raja-raja 17:1).

Bagaikan sebuah meteor yang mendadak melintasi langit malam demikian pula kemunculan Nabi Elia di dalam kegelapan malam rohani Israel. Dengan tampilnya Nabi Elia, proses penyataan Allah secara langsung yang tidak terjadi sejak zaman Yosua, kini terjadi kembali. Hal yang aneh tentang Nabi Elia adalah dia tiba-tiba muncul di tempat kejadian tanpa petunjuk sama sekali. Berbeda dengan nabi-nabi lainnya, asal-usul Nabi Elia tidak terlalu dijelaskan; yang terpenting bukan siapa dirinya tetapi Allah yang mengutus dan menyatakan kedaulatan-Nya. Nama Elia berarti "Yahweh adalah Allahku", nama yang menunjukkan kedaulatan Allah pada hari-hari ketika pemerintahan Raja Ahab yang angkuh dan secara resmi mendukung penyembahan dewa Baal dan dewa-dewa lainnya.

"Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani." Ketika semua orang merasa bahwa Allah sudah mati, tetapi bagi Nabi Elia, Allah hidup dan tidak tinggal diam. Allah adalah realitas tertinggi dari kehidupan Nabi Elia. Dengan rumusan perkenalan ini, Nabi Elia memberitakan bahwa hukuman akan menimpa Ahab dan Izebel secara khusus, serta negeri Israel.

"... sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan." Penduduk Israel telah berpaling dari Yehova kepada dewa-dewa setempat dari kelompok Baal, yaitu dewa-dewa kesuburan. Memang untuk sementara waktu tampaknya patung Asyera memberikan hasil panen yang luar biasa, sampai pada zaman Ahab kerajaan Israel cukup besar dan kaya. Tetapi sesuai waktu Allah, Ia pasti membuktikan siapakah sebenarnya yang paling berkuasa atas alam ini.

Mereka perlu diingatkan bahwa Yehova, Allah Israel, mengendalikan alam ini sehingga dengan demikian juga semua bentuk kesuburan dan kehidupan. Allah menghukum mereka dengan tidak ada embun dan hujan selama 3 tahun 6 bulan di negeri itu (Surat Yakobus 5:17). Kekeringan pasti terjadi dan selanjutnya bala kelaparan. Kenikmatan hidup yang diperoleh di luar Allah hanya bisa dinikmati untuk sementara saja. Karena akan tiba waktunya Allah menyatakan siapakah sebenarnya sumber dan pemberi berkat bagi manusia di bumi ini.

Ribuan tahun berikutnya, peristiwa ini diingat dan dicatat dalam Kitab Perjanjian Baru, Surat Yakobus 5:17-18. Sadar bahwa Allah tidak tidur. Sadar bahwa ada penghukuman bagi yang meninggalkan diri-Nya, tetapi ada pemulihan bagi yang percaya dan berserah pada-Nya. Kiranya kebenaran ini juga menjadi teguran bagi Saudara, saat ini dalam mengakhiri tahun 2021. Dan kelahiran Yesus Kristus menjadi bukti bahwa Allah tidak tidur. Bertobatlah, percayalah dan bersyukurlah. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd091221) 

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...