Saturday, 19 June 2021



[Ester 9:1-19] 
Sabtu, 19 Juni 2021

 

Tuhan setia memelihara umat-Nya dan berdaulat 
menyelamatkan dengan kemenangan yang gemilang.
(Ester 9:1-19)

Ingat peristiwa sebelumnya, Haman dengan cincin meterai raja Ahasyweros telah membuat surat perintah pemusnahan semua orang Yahudi yang saat itu terbuang di 127 daerah kekuasaan Persia, mulai dari India sampai ke Etiopia (1:1; 3:12-13). Tetapi kemudian justru Haman dihukum mati di tiang gantungan yang dibuatnya sendiri untuk Mordekhai (7:10). Sebaliknya, Mordekhai mendapat kehormatan dari raja, menerima cincin meterai raja dan segera membuat surat untuk menyelamatkan bangsanya. Surat yang dibuat Mordekhai isinya: raja mengizinkan orang Yahudi di tiap-tiap kota untuk berkumpul dan mempertahankan nyawanya serta memunahkan, membunuh atau membinasakan musuh yang hendak menyerang mereka (8:11-12). Ada 8 bulan waktu yang tersedia untuk orang Yahudi mempersiapkan diri.

Perhatikan Ester 9:1-2. Akhirnya, pada tanggal 7 Maret tahun 473 sM, hari yang dinanti-nantikanpun tiba; hari pemusnahan orang Yahudi seperti surat yang telah dibuat Haman dengan cincin meterai raja, setahun sebelumnya. Tetapi perhatikan, pada hari musuh-musuh orang Yahudi berharap mengalahkan orang Yahudi, terjadilah sebaliknya: orang Yahudi mengalahkan pembenci-pembenci mereka (ayat 1).

Perhatikan Ester 9:3-4. Memang mereka telah melakukan persiapan, pertahanan dan akhirnya mengalahkan musuh pada hari itu. Tetapi perhatikan, bahwa ketakutan telah menimpa musuh-musuh mereka. Para pembesar dan pejabat takut terhadap Mordekhai, dan ini terjadi karena pekerjaan Tuhan sebelumnya. Seperti perstiwa di kitab Kejadian 35:5; kedahsyatan yang dari Allah meliputi kota-kota sekeling  Yakub dan kelurganya saat melakukan perjalanan menuju Kanaan. Yosua 5:1 mencatat bahwa semua raja orang Amori di sebelah barat sungai Yordan dan semua raja orang Kanaan di tepi laut telah tawar hati dan hilang semangat mereka menghadapi orang Israel. Hal ini terjadi setelah semua raja tersebut mendengar dan melihat kedahsyatan Tuhan memimpin bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan.

Perhatikan Ester 9:5-10, 15-16. Sekalipun demikian, masih terdapat banyak penduduk Persia yang memanfaatkan ketetapan pertama untuk menyerang para tetangga Yahudi mereka yang dibenci itu. Karena kehilangan dukungan penuh dari pemerintah dan berhadapan dengan bangsa yang memperoleh semangat baru, tentu saja mereka mutlak dikalahkan. Jumlah musuh yang mati: di kota Susan pada hari pertama 500 jiwa (ayat 6) dan pada hari kedua bertambah sebanyak 300 jiwa (ayat 15). Sedangkan di daerah kerajaan yang lain tercatat 75.000 jiwa (ayat 16). Sepuluh anak laki-laki Haman juga mati terbunuh dan digantung di tiang gantungan (ayat 7-10, 13).

Haman yang dikaruniai kebesaran oleh raja Ahasyweros, adalah orang Agag (Ester 3:1), dan dikaitkan dengan Agag raja orang Amalek musuh Tuhan, ratusan tahun sebelumnya. Nabi Samuel menyampaikan firman Tuhan kepada Saul, raja Israel: “Aku (Tuhan) akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya” (1 Samuel 15:1-3). Tetapi raja Saul tidak taat. Raja Agag dibiarkan hidup dan Saul menyimpan barang rampasan yang seharusnya ditumpas (1 Samuel 15:8-9). Raja Saul dan Mordekhai berasal dari suku Benyamin dan sama-sama keturunan Kish (1 Samuel 9:1; Ester 2:5). Tetapi sekarang, Mordekhai dan bangsa Israel dipakai Tuhan untuk menjatuhkan hukuman atas orang-orang Amalek. Tetapi “kepada barang rampasan tidaklah mereka mengulurkan tangan” (Ester 9:10,15,16), meskipun secara hukum bisa mereka lakukan.

Ingat, dalam seluruh kitab Ester tidak disebutkan/tidak tertulis nama "Tuhan" atau "Allah", tetapi bukan berarti Tuhan diam. Kisah ini sekali lagi menegaskan tentang kedaulatan Tuhan atas keselamatan umat-Nya, kesetiaan dan pemeliharaan-Nya. Tuhan membalikkan keadaan tepat pada harinya; pembalikkan dari kemusnahan menjadi kemenangan. Hari pemusnahan yang ditunggu dengan cemas, dibalikkan Tuhan menjadi hari sukacita, hari perjamuan, dan sebagai hari gembira untuk antar-mengantar makanan (Ester 9:17-19).

Jadi, apakah Saudara mengalami pergumulan berat saat ini; bahkan pergumulan berat yang mengancam nyawa Saudara karena berbagai hal? Percayalah bahwa Tuhan setia memelihara Saudara dan berdaulat menyelamatkan Saudara dengan kemenangan yang gemilang. Bukankah hidup kekal dan perjamuan di sorga kekal bersama Tuhan sudah dijamin-Nya? Selamat berjuang. Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...