“Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit”. (Nehemia 1:4)
Ketika Nehemia mendengar kondisi Yerusalem yang menyedihkan, ia memikirkan melampaui realitas fisik yang ada; bukan sekedar tentang bangunan tembok yang hancur. Kepedulian dan doa Nehemia menjadi pondasi bagi cerita selanjutnya. Sesudah puluhan tahun dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela (ayat 3), akhirnya tembok Yerusalem berhasil dibangun kembali dan bangsa Israel dipulihkan.
Bagaimana semua itu dimulai? Bagaimana visi itu dilahirkan? Perha-tikan, bagaimana Nehemia menuliskannya?
1) Ketika kudengar berita itu -
Nehemia mengenal kebutuhan dengan benar.
2) duduklah aku menangis dan
berkabung - Nehemia memperhatikan
kebutuhan yang utama.
3) aku berdoa - Nehemia berdoa.
4) biarlah hamba-Mu berhasil - Nehemia menyediakan diri untuk memenuhi
kehendak Allah (ayat 11).
Alkitab menceritakan siapa yang dipakai Tuhan adalah pribadi-pribadi yang mempunyai relasi intim dengan Tuhan, menghidupi visi dari Tuhan, dan hidup dalam doa yang benar serta taat pada firman-Nya.
Perhatikan.
Bagaimana Nehemia berdoa?
1) Pertama, Nehemia fokus pada
kebesaran Allah (ayat 5).
2) Pengakuan dosa. "Juga aku dan
kaum keluargaku telah berbuat dosa" (ayat 6, 7).
3) Firman Tuhan menjadi dasar doa
(ayat 8-10).
4) Percaya bahwa Tuhan berkuasa. "... dan mendapat belas kasihan
dari orang ini" (ayat 11) Di
hadapan Allah, Nehemia menyebut Raja Artahsasta yang berkuasa dengan perkataan "...dari orang ini"