Kitab Hakim-hakim (tahun 1.100 sebelum Masehi) adalah sejarah perjalanan hidup bangsa Israel yang paling gelap karena pemberontakan kepada Allah. Bangsa yang percaya kepada Allah tetapi dapat terjatuh ke dalam dosa yang paling dalam. Allah menghukum mereka dengan menyerahkannya kepada bangsa Filistin selama 40 tahun. Tetapi, dalam kegelapan bangsa yang memberontak Allah tersebut, masih ada keluarga yang mendedikasikan hidupnya untuk Allah, percaya pada doa dan Allah bekerja melalui mereka. Bacalah kitab Hakim-hakim 13:8-25.
Ayat 8-10. Sebelumnya diceritakan bahwa ada seorang bernama Manoah (artinya: istirahat) dan istrinya yang mandul. Istri yang mandul bagi masyarakat saat itu dianggap sebagai kutukan yang sangat memalukan; menambah penderitaan pribadinya bersama bangsanya yang dihukum Allah. Tetapi Malaikat TUHAN menghampiri istri yang mandul itu dan mengatakan bahwa ia akan melahirkan anak laki-laki. Anak itu akan menjadi nazir Allah dan menjadi alat Allah menyelamatkan orang Israel dari Filistin. Apa yang dilakukan istri Manoah atas berita itu? Ia datang kepada suaminya dan menceritakan apa yang sudah dialaminya. Bagaimana respon Manoah? Mereka tidak ragu-ragu tetapi percaya bahwa memang anak laki-laki itu akan lahir. Mereka adalah suami-istri yang saling menguatkan dalam kesalehan dan ketaatan mereka kepada Allah. Respon mereka yang pertama adalah berdoa dan menyediakan diri untuk diajar Allah, apa yang Allah lakukan di dalam diri mereka sendiri. Bagaimana dalam prosesnya Allah melihat hati dan motivasi mereka yang benar dan bukan hanya berorientasi pada hasil. Manoah berseru memohon kepada Allah dan Dia mendengarkannya.
Ayat 11-18. Allah hadir dalam pergumulan umat yang berseru kepada-Nya. Ketika Manoah bertanya"Engkaukah orang yang telah berbicara kepada perempuan ini?", jawabnya: "Benar!" (ayat 11). Kata "benar" dalam terjemahan lain tertulis "Akulah dia"/"I am", kata yang dikhususkan untuk Allah sendiri. "Akulah dia"/"I am" juga dikatakan Allah ketika menjumpai Nabi Musa (Kitab Keluaran 3:6). Penafsir Alkitab mengatakan bahwa ini menunjuk pada kehadiran Kristus (Al-Masih) sebelum inkarnasi-Nya. Yesus Kristus berkata kepada orang-orang Yahudi, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sebelum Ibrahim ada, Aku ada" (Injil Yohanes 8:58). Anak yang dilahirkan istri Manoah mendapat panggilan khusus sebagai alat Allah, tetapi juga sudah dipanggil sejak dalam kandungan. Panggilan khusus kepada anak ini juga berpengaruh kepada ibunya yang harus mengikuti ketentuan dari Allah sejak kehamilannya. Malaikat Tuhan berkata, "Mengapa engkau juga menanyakan nama-Ku? Bukankah nama itu ajaib?" (ayat 18). Kata "ajaib" menunjuk pada sesuatu yang melampaui pikiran. Kehadiran Allah dari dunia yang berbeda ke dalam dunianya Manoah adalah kenyataan yang melampuai akal budi manusia.
Ayat 19-23. Kehadiran Allah yang melampaui akal budi membawa Manoah dan istrinya pada ketaatan menyembah Allah dan iman yang benar. Manoah mempersembahkan korban kepada Allah, dan mereka melihat keajaiban Allah. Mereka sujud dengan muka sampai ke tanah. Hari itu menjadi hari yang paling bersejarah dari desa mereka di tengah bangsa yang mengalami penghukuman Allah. Mereka menerima utusan sorga dan melihat keajaiban tangan Allah yang melampaui akal. Ketika Manoah ketakutan dan berkata "Kita pasti mati, sebab kita telah melihat Allah" , istrinya memiliki cara pandang yang berbeda; dengan iman melihat pemeliharaan Allah dan melangkah ke masa depan. Manoah dan istrinya menjadi pasangan yang saleh, taat dan saling menguatkan. Pekerjaan Allah di masa lalu dalam hidup mereka adalah janji pemeliharaan dan berkah-Nya di masa depan bagi mereka.
Ayat 24-25. Allah yang setia menepati janji-Nya. Bayi laki-laki itu lahir dan bernama Simson, yang berarti "matahari/bersinar/menyenangkan". Dia membawa cahaya sukacita kepada Manoah ("istirahat") dan istrinya, yang mengira mereka tidak akan pernah memiliki keluarga. Simson menjadi besar dan Allah memberkati dia, mulai membawa cahaya ke Israel selama hari-hari gelap orang Filistin yang menindas. Tetapi sayang, kontras dengan orangtuanya, Simson menjauhi Allah. Simson harus mengalami penghukuman yang keras dan dibawa kembali oleh Allah pada panggilan hidupnya.
Manoah dan istrinya berjuang menjadi orangtua yang saleh: taat dan rela berkorban, rendah hati dan bersedia diajar, mempersembahkan diri kepada Allah. "Yang lebih penting adalah apa yang Allah lihat dalam hatiku, bagaimana aku berelasi dengan-Nya". Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd23062022)