Hari pertama di tahun yang baru 2021, rencana sudah disusun; Visi hidup sudah digumulkan dan kembali ditekadkan.
Tahukah Saudara: visi Saudara mudah dikritik. Visi mengundang kritik. Visi sulit dipertahankan terhadap kritik. Visi sering mati karena kritik. Jika Saudara membagikan visi Saudara dengan seseorang, kemungkinannya Saudara akan menyadari kebenaran dari keempat kenyataan tersebut. Visi mengandung dua aspek yang sering mengundang tanggapan yang negatif, yaitu perubahan dan kesenjangan..
Kapan saja Saudara berusaha untuk membawa perubahan, perubahan itu mengakibatkan rasa tidak aman bagi mereka yang telah terbiasa dengan apa yang telah ada dan selama ini selalu demikian. Apa yang Saudara yakini sebagai ”apa yang seharusnya” akan dipahami oleh orang lain sebagai suatu yang ”tidak seharusnya.” Visi mudah dikritik karena kesenjangan yang diwarisinya. Sifat alamiah dari visi adalah informasi yang kuat lebih banyak pada aspek apa ketimbang bagaimana. Oleh alasan inilah semua penemu, pemimpin dan penjelajah yang berhasil selalu menghadapi kritik. Saudara tidak sendirian.
Perhatikan. Bagaimana kritik yang dihadapi Nehemia dan orang-orangnya saat membangun kembali tembok Yerusalem? (Nehemia 4:1-3). Sanbalat, gubernur Samaria, mencoba dengan segala cara untuk mencari alasan tembok itu tidak akan pernah terselesaikan. Ia mengkritik karakter para pembangun, meragukan kemampuan mereka. Ia menantang komitmen mereka untuk menyelesaikan apa yang telah mereka mulai. Puncaknya, ia meragukan kelayakan dari proyek tersebut untuk dimulai.
Tobia, pendamping Sanbalat, menyetujuinya. Ia menggambarkan seluruh tenaga kerja Nehemia tidak kompeten. Sekalipun seandainya mereka dapat menyelesaikan tembok itu, berat seekor anjing hutan akan merobohkannya. Tidak lama kemudian, perkataan itu mulai beredar di kalangan para pekerja. Bahkan, sekarang yang memperingatkan para pembangun untuk tidak melanjutkan pembangunan tembok adalah orang Yahudi lain, saudara mereka sendiri. (Nehemia 4:7-8, 12).
Sanbalat dan Tobia, orang Arab dan orang Amon serta orang Asdod bersepakat untuk memerangi Yerusalem dan mengadakan kekacaua di sana. Pesannya jelas, ”Menyerahlah atau hadapi ancaman kematian.”
Semua tekanan itu melebihi apa yang dapat mereka tanggung. Keluarga mereka berada dalam bahaya. Orang-orang mereka sendiri mendorong mereka untuk meninggalkan pekerjaan mereka. Kombinasi dari ketakutan dan kecil hati mendesak mereka sampai di tepi jurang. Mereka pun mundur dari pekerjaan mereka. Mereka tidak lagi bersedia mengerjakan pekerjaan yang baik itu.
Kalau Saudara mempertimbangkan risiko yang sedang mereka hadapi dibandingkan dengan apa yang akan mereka peroleh dengan menyelesaikan tembok Yerusalem, mengapa harus tetap bertahan? Hanya ada satu alasan yang kuat: VISI.
Dan tembok Yerusalem
berhasil dibangun kembali.
Hadapi semua kritikan. Selamat memperjuangkan Visi Saudara di tahun 2021, dalam pergumulan Covid-19.
Tuhan Yesus Kristus memberkati.