Thursday, 2 June 2022



[Hakim-hakim 13:1-8]
Kamis, 2 Juni 2022

"Menjadi orangtua yang memiliki prioritas rohani dalam hidupnya dan menyediakan diri taat pada kehendak Allah di tengah bangsa yang memberontak kepada-Nya"
(Kitab Hakim-hakim 13:1-8)

Kitab Hakim-hakim (tahun 1.100 sebelum Masehi) adalah kitab yang menceritakan sejarah perjalanan hidup bangsa Israel yang paling gelap karena memberontak kepada Allah. Bangsa yang percaya kepada Allah tetapi dapat terjatuh ke dalam dosa yang paling dalam. Allah menghukum mereka, mereka berseru kepada Allah, dan Allah mengirimkan seorang hakim (pemimpin sebelum masa raja-raja), lalu bereslah kehidupan kerohanian bangsa itu. Tetapi ketika hakim tadi meninggal dunia, bangsa Israel kembali lagi berbuat apa yang jahat di mata Allah. Pola ini terus menerus berulang. Sekarang, bukan hanya kerusakan bangsa Israel, tetapi justru kerusakan dari hakim itu sendiri yaitu Simson (Hakim-hakim 13-16). Bagaimana Allah tetap mengasihi bangsa yang sudah terpuruk rohaninya ini?

Kisah hidup Simson sebagai orang yang kuat secara supranatural sudah dikenal banyak orang. Tetapi, seberapa banyak Saudara tahu tentang bapak dan ibunya Simson, orangtua yang hidup pada masa Israel yang suram saat itu, sekitar 1.100 tahun sebelum Masehi? Bacalah kitab Hakim-hakim 13:1-8.

Ayat 1. Saat itu, Allah menghukum bangsa Israel dengan menyerahkannya kepada bangsa Filistin 40 tahun lamanya; mengisyaratkan penghukuman dan pendisiplinan Allah yang keras. "Orang Filistin” adalah bangsa yang kuat dengan teknologi zaman besinya (1 Samuel 13:19-22) dan memiliki kereta yang memperkokoh kekuasannya (1 Samuel 13:19-22). Allah berdaulat atas bangsa Filistin yang kuat dan menjadikannya alat untuk menghukum dan mendisiplin umat-Nya. Bagaimana Allah tetap berkasih karunia kepada umat-Nya?

Ayat 2-5. "Pada waktu itu ada seorang dari Zora, dari keturunan orang Dan, namanya Manoah; isterinya mandul, tidak beranak" (ayat 2). Manoah tinggal di dekat daerah yang sudah dikuasai bangsa Filistin, sehingga sangat merasakan dampak penghukuman Allah melalui bangsa Filistin ini setiap hari, selama 40 tahun. Tentang istrinya, hanya dijelaskan bahwa dia mandul; yang waktu itu dianggap sebagai kutukan yang sangat memalukan. Tetapi, Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya (tanda kehadiran Allah sendiri). Allah memakai seorang perempuan mandul yang tidak dikenal sebelumnya. Ia akan melahirkan satu-satunya hakim Allah yang dipanggil sebelum dikandung dan anak yang manjadi nazir seumur hidup yang pertama. Arti nama Manoah adalah "istirahat" dan kehadiran Allah memberikan pengharapan "istirahat" atas hukuman dan pendisiplinan Allah yang telah mereka alami hari demi hari, selama 40 tahun. Allah menolong bahkan ketika bangsa yang sudah memberontak itu tidak berseru minta tolong.

Ayat 6-8. Allah memilih dan mempersiapkan Manoah dan istrinya untuk peran khusus. Suami-istri yang taat dan rela berkorban. Istri Manoah siap melakukan perintah Allah. Ketika anak pertama lahir, sebagai seorang ibu, ia menghadapi berbagai hal yang baru sepanjang hidupnya. Tetapi, ia bersedia mengorbankan berbagai kenyamanan hidup dirinya sendiri; memiliki prioritas rohani dalam hidupnya dan menyediakan diri taat pada kehendak Allah. Ia datang kepada suaminya dan menceritakan apa yang terjadi. Suaminya tidak banyak bertanya dan memberikan saran, tetapi memberikan respon dengan berdoa kepada Allah, "... apa yang harus kami perbuat kepada anak yang akan lahir itu" (ayat 8). Mereka menjadi orangtua yang siap diajar secara rohani dan bersatu dalam prioritas rohani serta menyediakan diri untuk taat pada kehendak Allah.

Selain Manoah dan istrinya, ada kisah Zakharia (seorang imam) dan Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Allah dengan tidak bercacat. Tetapi Zakharia tidak percaya pada berita Allah bahwa Elisabet (sudah lanjut usia dan mandul) akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan dipanggil melayani Allah. Allah menghukum Zakharia dan menjadikannya bisu (Injil Lukas 1:5-25). Tidak ada catatan adanya pembicaraan Zakharia dan istrinya tentang berita Allah tersebut. Tetapi perhatikan Manoah dan istrinya; mereka adalah suami-istri yang saling berbicara dan bersatu dalam prioritas rohani serta menyediakan diri untuk taat pada kehendak Allah.

Apakah Saudara adalah pribadi/suami-istri/orangtua yang memiliki prioritas rohani dalam hidup, ketaatan kepada Allah dan hati yang rela berkorban? Allah memanggil Saudara menjadi saluran kasih-Nya bagi dunia. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd02062022)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...