Apakah Saudara pernah membuat pilihan-pilihan dan kemudian menanggung konsekuensinya sekarang? Sadarlah bahwa sebenarnya Saudara sangat membutuhkan anugerah Allah sebagai solusinya. Bahwa ketika Saudara telah memilih banyak jalan yang salah, lebih melimpah anugerah-Nya kepada Saudara dan bertobatlah. Belajarlah dari kisah hidup Simson; bacalah kitab Hakim-hakim 14:1-20.
Ingatlah bahwa sebelumnya, pasal 13 berakhir dengan Allah memberkati Simson, "Anak itu menjadi besar dan TUHAN memberkati dia" (Hakim-hakim 13:24). Simson (artinya "bagaikan matahari") sudah dipilih secara khusus oleh Allah; bahkan dipilih sejak dalam kandungan ibunya dan dikhususkan oleh Allah menjadi nazir-Nya. Pembaca Alkitab berharap bahwa tindakan Simson yang pertama dicatat dalam Alkitab adalah tindakannya yang taat dan mencerminkan Allah. Tetapi, pasal 14 dimulai justru dengan ketidaktaatan Simson kepada Allah. Perhatikan ayat 1-2, 7-8.
Tindakan pertama Simson yang dicatat dalam Alkitab adalah memilih berdasarkan kesenangan pribadinya dan bukan ketaatannya kepada Allah. "Di Timna aku melihat seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku... Setelah beberapa waktu kembalilah Simson ke sana untuk kawin dengan perempuan itu". Simson suka dengan perempuan itu dan bergegas kawin dengannya. Perhatikan, tidak hanya melakukan tindakan bodoh, Simson melakukan pelanggaran langsung terhadap hukum Allah. Sejak ratusan tahun sebelumnya ketika Allah membebaskan umat pilihan-Nya dari Mesir, ada perjanjian setia antara Allah dan umat secara nasional. Janji setia ini diekspresikan dengan larangan untuk menikah dan terikat perjanjian dengan bangsa-bangsa lain serta menyembah allah mereka (Keluaran 34:14-16; Ulangan 7:3). Ingat apa yang dialami umat saat itu, mereka berada dalam masa 40 tahun dimana bangsa Filistin menjadi alat Allah menghukum dan mendisiplin mereka. Simson dipanggil Allah untuk menyelamatkan umat dari penindasan Filistin tetapi dia justru memutuskan mengambil istri dari bangsa yang menindas tersebut. Seperti umat sudah jatuh ke dalam pernyembahan berhala, maka Simson juga jatuh dalam penyembahan berhala yang berbeda yaitu penyembahan berhala dalam kesenangan seksual. Pilihan Simson pada akhirnya membawa kehancuran dan masalah bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga masalah pada orang lain.
Tragis, bukan saja sudah melanggar hukum Allah, Simson juga membuat ayahnya menjadi kaki tangan ketidaktaatannya. Dalam dunia kuno saat itu, perkawinan memang seharusnya diatur oleh orangtua. Ingat kisah sebelumnya, ayah Simson yang bernama Manoah (artinya "istirahat") mempersembahkan korban kepada Allah dan beribadah kepada Allah (Hakim-hakim 13:17-20). Tetapi sekarang, anaknya sendiri menuntunnya dan memaksanya kepada ketidaktaatan kepada Allah. Perhatikan, pilihan Simson membawa konsekuensi langsung yang berpengaruh pada orang lain.
Simson telah mengambil keputusan bukan berdasar hikmat maupun ketaatan kepada Allah, tetapi membuat keputusan pribadi karena kesukaanya. Menariknya, Simson adalah gambaran sempurna dari orang-orang Israel yang tidak taat kepada Allah. "Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri" (Pasal 21:25, ayat terakhir kitab Hakim-hakim). Perkataan Simson kepada ayahnya "Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai" secara harafiah berarti "karena dia benar menurut pandanganku; apa yang telah Allah katakan itu tidak relevan; apa yang sudah diperintahkan oleh hukum tidak relevan; misi dan tugas Simson tidak relevan; apa yang penting bagi Simson adalah apa yang benar menurut pandangannya sendiri".
Ingatlah, pasal 13 berakhir dengan berkat Allah dan pasal 14 diawali dengan pilihan yang salah dari Simson. Ini adalah salah satu tema Alkitab; kontras antara kedaulatan Allah dan kebebasan manusia. Allah memerintah di sorga maupun di bumi dan memberikan tuntunan hikmat-Nya, tetapi Dia memberikan kebebasan kepada Saudara membuat pilihan-pilihan. Simson menggambarkan kebebasan itu dengan cara yang terburuk dan menanggung konsekuensinya. Dia membuat pilihan-pilihan dan kemudian pilihan-pilihan itu membuat dia berada dalam pola hidup yang bermasalah. Karena itulah mengapa anugerah Allah begitu penting bagi Saudara. Satu-satunya solusi untuk kebebasan Saudara adalah anugerah-Nya yang lebih melimpah daripada kesalahan Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd25062022)