Tuhan sudah menolong dengan berbagai cara secara nyata dalam berbagai peristiwa dan pergumulan hidup. Ada banyak pengalaman pribadi bagaimana Tuhan sudah menolong. Tetapi sekarang, "Mengapa Tuhan tidak lagi menolongku, seperti dulu bagaimana Dia sudah menolong?" Apakah Saudara mulai bergantung pada pengalaman-pengalaman pribadi dibandingkan bergantung pada Tuhan dan kasih-setia-Nya? Ketika sesuatu terjadi tidak seperti pengalaman pribadi sebelumnya, Saudara mempertanyakan Tuhan?
Ingat... peristiwa sebelumnya bagaimana bangsa Israel merobohkan tembok dan mengalahkan Yerikho. Tuhan memerintahkan mereka secara terbuka mengeliling tembok Yerikho selama seminggu (Yosua 6). Sekarang, bandingkan... bagaimana strategi mereka mengalahkan orang-orang Ai (Yosua 8:3-13)! Tuhan bukan saja Tuhan dengan kasih-Nya yang baru setiap pagi, tetapi Dia juga Tuhan dengan rancangan-rancangan yang tidak terbatas.
Perhatikan Yosua 8:3-13. Bagaimana strategi dibuat dengan detail? Strategi yang Tuhan berikan kepada Joshua untuk mengambil Ai hampir berlawanan dengan strategi yang Dia gunakan di Yerikho. Operasi Yerikho melibatkan pawai selama seminggu yang dilakukan secara terbuka di siang hari. Serangan terhadap Ai melibatkan operasi malam rahasia yang mempersiapkan jalan untuk serangan siang hari. Seluruh tentara dipersatukan di Yerikho, tetapi Yosua membagi pasukan untuk menyerang Ai. Tuhan melakukan mujizat yang luar biasa di Yerikho ketika Dia menyebabkan tembok runtuh, tetapi tidak ada mukjizat seperti itu di Ai. Yosua dan anak buahnya hanya mematuhi perintah Tuhan dengan menyergap dan memancing orang Ai keluar dari kota mereka, dan Tuhan memberi mereka kemenangan.
Apakah Saudara fokus untuk mencari kehendak Tuhan untuk setiap usaha Saudara? Atau bergantung pada kemenangan masa lalu seperti yang Saudara rencanakan untuk masa depan? "Saya bisa melakukan sebelumnya. Saya pasti bisa melakukannya lagi!" Padahal sebenarnya Tuhan merancangkan hal yang baru untuk dikejakan supaya Saudara berhasil!
Perhatikan. Strategi untuk mengalahkan kota Ai didasarkan pada kekalahan Israel sebelumnya, karena Tuhan mengatur kemenangan dari kesalahan Yosua. Orang-orang Ai terlalu percaya diri karena mereka telah mengalahkan Israel pada serangan pertama, dan terlalu percaya diri ini akan menjadi kehancuran mereka. “Kami melakukannya sebelumnya, dan kami bisa melakukannya lagi!”
Perhatatikan ayat 9. Menjadi seorang jenderal yang baik, Yosua tinggal bersama pasukannya (ayat 9). Dia pasti mendorong mereka untuk memercayai Tuhan dan memercayai janji-Nya untuk kemenangan karena mematuhi Firman-Nya dan percaya janji-Nya. Panglima Balatentara TUHAN akan pergi dalam peperangan sebelum mereka (Yosua 5:14)
Pekerjaan Tuhan membutuhkan strategi. Apakah Saudara mencari pikiran Tuhan dalam perencanaan Saudara? Seperti Yosua, apakah Saudara sudah mendapatkan fakta dan menimbangnya dengan hati-hati saat Saudara mencari kehendak Tuhan. Ataukah hanya berjalan seiring waktu, tanpa kemudi atau kompas untuk memberikan arahan, dan hasilnya mengecewakan? Nikmatilah pimpinan Tuhan, bukan hanya fokus pada pengalaman dan kemampuan diri sendiri. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd050221)