Tuesday, 17 August 2021



(1 Petrus 1:13-21) 
Selasa, 17 Agustus 2021

Dalam penderitaan, tetap hidup dalam pengharapan dan hidup dalam kekudusan; orientasi hidup yang menyeluruh pada Allah.
(Renungan 1 Petrus 1:13-21)

Dalam kehidupan yang penuh pergumulan dan penderitaan saat pandemi Covid-19 saat ini, adalah penting untuk menjalaninya dalam hidup yang penuh pengharapan. Tetapi yang juga penting adalah hidup dalam kekudusan. Bagaimana hidup tetap kudus di dalam dunia yang penuh penderitaan, dunia yang berdosa ini? Renungkanlah surat 1 Petrus 1. Bacalah 1 Petrus 1:13-21.

Ingat, surat 1 Petrus dialamatkan kepada mereka yang saat itu hidup dalam penderitaan dan penganiayaan karena iman mereka di tengah-tengah masyarakat berdosa. Di awal suratnya, Petrus menekankan pentingnya hidup dalam pengharapan, tetapi sekarang ia menekankan tentang hidup dalam kekudusan. Kedua hal ini sejalan karena ”setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada Yesus Kristus, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci (1 Yohanes 3:3)Perhatikan nasihat Petrus tentang 5 dorongan bagi kehidupan rohani mereka supaya dapat mempertahankan cara hidup yang berbeda, yaitu hidup yang kudus di dalam dunia yang berdosa.

Pertama: Kemuliaan Allah. “kasih karunia....pada waktu penyataan Yesus Kristus” (ayat 13). Pandangan pada kemuliaan Yesus Kristus yang akan dinyatakan saat kedatangan-Nya kembali nanti, menjadi motivasi yang kuat bagi mereka untuk hidup taat saat ini. Menantikan kedatangan Kristus yang kedua kali menguatkan iman dan pengharapan mereka pada masa kesukaran, dan hal ini memberikan lebih banyak lagi kenikmatan kasih karunia Allah kepada mereka.

Kedua:  Kekudusan Allah. “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat... hendaklah kamu menjadi kudus(ayat 14-15). Anak-anak biasanya mewarisi sifat-sifat orang tua mereka. Allah itu kudus, karena itu, sebagai anak-anak-Nya, mereka hendaknya hidup kudus. Mereka adalah orang-orang yang “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2  Petrus 1:4) dan patut menyatakan sifat-sifat ilahi itu melalui kehidupan yang saleh. Keselamatan yang sejati selalu menghasilkan ketaatan (ayat 2). Dalam bahasa Yunani arti dari akar kata yang diterjemahkan menjadi kudus ialah “berbeda/terpisah dengan yang lain, diperuntukkan bagi Allah”. Semua segi kehidupan menjadi kudus apabila mereka hidup untuk memulikan Allah. Mereka disebut kudus bukan karena hidupnya suci, tetapi karena dalam Kristus mereka suci (bacalah 1 Yohanes 1:7; Titus 1:15).

Ketiga: Firman Allah. “sebab ada tertulis..” (ayat 16). Langkah penting untuk memperhatikan kehidupan yang kudus di dalam dunia yang berdosa ini adalah dengan mengajukan pertanyaan, “apakah yang dikatakan Firman Allah?” Di dalam Firman Allah yang mereka baca dan renungkan, mereka akan mendapati ajaran, prinsip, janji, dan teladan yang dapat membimbing mereka dalam mengambil keputusan pada masa sulit saat itu. Jika mereka benar-benar mau mentaati Allah, Ia akan menunjukkan kebenaran-Nya kepada mereka (bacalah Yohanes 7:17).

Keempat: Penghakiman Allah. “Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya(ayat 17). Sebagai anak-anak Allah, mereka perlu bersikap serius tentang dosa dan kehidupan yang kudus. Bapa sorgawi mereka adalah Bapa yang kudus (Yohanes 17:11) dan adil (Yohanes 17:25). Allah tidak akan berkompromi dengan dosa. Allah pemurah dan pengampun, tetapi Ia juga Pendidik yang penuh kasih dan tidak membiarkan anak-anak-Nya hidup bergelimang dosa. Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi “menghakimi” mengandung arti “menghakimi supaya mendapatkan sesuatu yang baik”.

Kelima: Kasih Allah. “kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia....dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus” (ayat 18-21). Hal penebusan adalah suatu yang berharga pada masa itu. Petrus bukan hanya mengingatkan mereka tentang keadaan mereka dahulu sebelum bertobat, tetapi ia juga mengingatkan tentang apa yang telah dilakukan Kristus. Dan kasih Allah merupakan alasan utama untuk mengerjakan kehidupan yang kudus. Dalam bagian ini, Petrus mengingatkan mereka tentang pengalaman keselamatan mereka; suatu peringatan yang perlu terus-menerus diperingatkan kepada mereka.

Jadi, Petrus menekankan dua hal ini (hidup dalam pengharapan dan hidup dalam kekudusan) untuk menyerukan orientasi hidup yang menyeluruh pada Allah. Jadi ketika mereka berharap, mereka berpusat pada Allah, dan ketika mereka kudus, mereka berpusat pada Allah. Rahmat Allah adalah sumber pengharapan mereka dan kekudusan Allah adalah standar kekudusan mereka. Petrus memberikan nasihat 5 dorongan bagi kehidupan rohani supaya dapat mempertahankan cara hidup yang berbeda, yaitu hidup yang kudus di dalam dunia yang berdosa dan menderita: kemuliaan Allah, kekudusan Allah, Firman Allah, penghakiman Allah, dan kasih Allah.

Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd170821)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...