Surat 1 Petrus menjelaskan kehidupan orang beriman yang sedang mengalami penderitaan dan penganiayaan karena iman mereka. Rasul Petrus mengingatkan mereka untuk tetap hidup saleh, memberikan kesaksian hidup yang baik dan menjadi berkat bagi orang-orang yang belum beriman; bertanggung jawab membangun relasi yang baik dengan masyarakat sekitar (1 Petrus 2:11-12). Selanjutnya, Rasul Petrus juga menerangkan tanggung jawab mereka untuk membangun relasi yang baik antar sesama saudara seiman. Bacalah surat 1 Petrus 3:8-12.
Perhatikanlah enam tanggung jawab yang jemaah miliki antara satu dengan yang lain. Semuanya adalah bagian tentang apa yang merupakan karakter seperti Yesus Kristus dan mereka harus bertumbuh sebagai murid-Nya. Perhatikan ayat 8-9.
"Seia sekata" (bersifat harmonis, bersatu dalam roh, sikap yang sama, "harmonious"/“one mind”). Kata Yunani "homoprhon" harfiahnya adalah kata majemuk "homos" (satu atau sama) dan "phrēn" (pikiran atau berpikir). Kesatuan hidup orang beriman sangat jelas terlihat dalam kehidupan jemaah mula-mula di Yerusalem (Kisah Para Rasul 4:32). Seia sekata dapat terwujud ketika mereka bersedia dan tunduk pada kehendak Allah. Mereka semua menjadikan kehendak Allah sebagai kehendak mereka dan tujuan-Nya menjadi tujuan mereka juga. Mereka semua bersedia meneladani cara hidup Yesus Kristus (Injil Yohanes 5:30).
“Seperasaan” (simpatik, memiliki belas kasih satu sama lain, "sym-pathetic"). Kata Yunani "sumpathēs" secara harfiah adalah kata majemuk "sun" (dengan) dan "paschō" (menderita). Istilah "simpati" didapatkan dari kata majemuk Yunani ini. Ini berarti memiliki belas kasihan, perasaan tertekan terhadap penyakit orang lain. Juga memiliki sikap yang digerakan oleh pergumulan orang lain; misalnya, masalah kesehatan, kesulitan ekonomi, dan lain-lain. Ini adalah sikap yang juga telah diteladankan oleh Yesus Kristus, selama pelayanan-Nya di dunia (Matius 9:35-36). Di masa penganiayaan dan percobaan yang jemaah alami, kualitas hidup ini begitu penting.
"Mengasihi saudara-saudara” (persaudaraan, saling mengasihi satu sama lain). Kata Yunani "philadelphos" secara harfiah adalah kata majemuk "philos" (kasih) dan "adelphos" (saudara). Hal ini mencerminkan perintah Yesus tentang kasih kekeluargaan kepada semua orang beriman (Injil Yohanes 13:34; surat 1 Yohones 3:23; 4:7-8,11-12,19-21). Ini adalah atribut yang esensial jika jemaat ingin untuk bertumbuh dalam anugerah dan pengenalan akan Yesus Kristus (2 Petrus 1:7-8). Kesaksian bagi dunia bahwa mereka adalah sungguh-sungguh murid Yesus (Injil Yohanes 13:35).
"Penyayang" (lembut hati, baik, memiliki belas kasihan, "kindhearted"). Kata Yunani "eusplagchnos" adalah kata majemuk dari "eu" (baik) dan "splagchnon" (organ dalam, usus). Orang dahulu percaya bahwa organ dalam bagian bawah (Kisah Para Rasul 1:18) adalah tempat/kursi dari emosi (Injil Lukas 1:28; 2 Korintus 6:12; Filipi 1:8). Kata majemuk ini mengajak orang beriman untuk memiliki "perasaan yang baik" terhadap satu sama lain. Lawan dari kata ini adalah "berhati dingin", yang tidak peka dengan kebutuhan dan perasaan orang lain. Ketika awalnya mereka adalah “berhati dingin” tetapi dalam Yesus Kristus mereka bisa dan harus mengalami transformasi untuk bertumbuh dalam “perasaan yang baik” bagi orang lain (Efesus 4:22-24, 31-32; Kolose 3:8-10,12).
"Rendah hati” (sopan, pikiran yang rendah hati, "humble in spirit"). Kata Yunani "tapeionophrones" adalah kata majemuk "tapeinos" (rendah hati) dan "phrēn" (berpikiran). Kata ini digunakan dalam Kisah Para Rasul 20:19 yang berarti kebalikan dari kesombongan diri dan kebanggaan yang egosentris. Ini adalah kabajikan unik orang beriman yang meneladani Yesus Kristus (Filipi 2:3-5).
"Membalas yang jahat dengan berkat". Pesan ini dituliskan untuk orang beriman yang saat itu dianiaya dan menderita, tetapi mereka harus menanggapi seperti Yesus Kristus menanggapi perlakuan yang tidak adil. Meskipun hal ini mungkin bertentangan dengan "sifat manusia," Rasul Petrus memberikan dua alasan mengapa mereka bereaksi dengan cara ini, yaitu mereka dipanggil untuk meneladani Kristus (1 Petrus 2:21-23) dan mereka dipanggil untuk menerima berkat dari Allah.
Perhatikan ayat 10-12. "mencintai hidup dan melihat hari-hari baik". Semua orang ingin menikmati hidup dan mengalaminya setiap hari, tetapi seringkali membuat hidup mereka sendiri sengsara dengan sikap hidup yang tidak benar. Terus-menerus mengeluh, membalas kejahatan dengan kejahatan, mereka hanya memperburuk situasi. Rasul Petrus mengutip kitab Mazmur 34 untuk memotivasi orang percaya supaya taat dan menikmati hari-hari baik, dengan memperhatikan peringatan: menjaga lidahnya terhadap yang jahat, menjauhi yang jahat dan mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. Sebagaimana Yesus Kristus datang untuk membawa damai maka setiap orang beriman bertanggung jawab untuk mengusahakan perdamaian dengan sesamanya. Dengan demikian, mereka memastikan bahwa mata Allah yang penuh anugerah tertuju kepada mereka, Allah mendengar doa mereka, dan mereka selalu ingat bahwa Allah menentang orang-orang yang berbuat jahat.
Seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang, rendah hati, dan membalas yang jahat dengan berkat – kerjakanlah semuanya dalam hidup Saudara bersama keluarga, jemaah Allah dan semua orang. Tuhan Yesus Kristus memberkati Saudara. (erd291021)
No comments:
Post a Comment