Di tengah penganiayaan dan penderitaan karena hidup beriman, Rasul Petrus menerangkan kepada jemaah untuk tetap hidup saleh dan menjadi berkah bagi orang lain. Tetapi bagaimana jika justru mendapat perlakuan jahat dan menderita? Pada umumnya, kalau Saudara hidup baik, orang-orang tidak akan berbuat jahat kepada Saudara, tetapi kadang-kadang hal itu tetap terjadi. Tetapi dalam hal itu, Saudara menderita karena kebenaran. Bacalah surat 1 Petrus 3:13-14.
Ayat 13, "Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik?" Ayat ini mengingatkan mereka pada tulisan kitab Mazmur, "ALLAH di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Kitab Mazmur 118:6), kitab Mazmur yang sudah dikutip sebelumnya oleh Rasul Petrus (1 Petrus 2:1,9). Kebenaran yang sama, diterangkan juga oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma (bacalah Roma 8:31-34).
"jika kamu rajin berbuat baik" - ini adalah sebuah kalimat yang berarti tindakan yang potensial. Mereka menderita khususnya karena mereka adalah orang beriman, namun perhatikan ketergantungannya, "rajin berbuat baik"! (lihat 1 Petrus 3:14; 2:19,20; 3:9,16,17; 4:13,14,16,19). Mereka bukan sekedar berbuat baik, tetapi harus bersemangat dalam melakukan apa yang baik. Ini adalah cara mereka yang terbaik dan paling pasti untuk mencegah penderitaan, "siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu". "Jikalau ALLAH berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia" (kitab Amsal 16:7). Umat Allah adalah pelaku perbuatan baik, dan Allah selalu waspada untuk mengawasi dan memelihara mereka (1 Petrus 3:12).
Ayat 14, "Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar". Sungguh ironis bahwa mereka yang dilindungi oleh Allah seringkali justru merupakan orang-orang yang sedang dianiaya. Mengenal, mengasihi, dan melayani Allah tidak melindungi seseorang dari rasa sakit, perlakuan tidak adil, bahkan kematian. Ini mungkin terlihat seperti kejahatan telah menang, tapi tunggu, bahkan di tengah-tengah penderitaan, orang beriman tetap diberkahi (bacalah Injil Matius 5:10-12; Kisah Para Rasul 5:41).
"Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran" - adalah sebuah kalimat yang langka (kondisi yang jauh dari kenyataan), yang berarti tindakan yang mungkin terjadi, tapi tidak pasti. Tidak semua orang beriman di mana-mana menderita. Penderitaan dari dahulu sampai sekarang tidak pernah menjadi pengalaman dari setiap orang beriman, tetapi setiap orang beriman harus siap (lihat 1 Petrus 4:12-16; 5:9)! Dalam konteks ayat ini, "kebenaran" merujuk pada hidup yang saleh atau saksi verbal mereka tentang Injil.
"Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti" - Secara harfiah ini adalah "jangan mentakuti ketakutan mereka". Kurangnya rasa takut merupakan karakteristik dari orang beriman (lihat 1 Petrus 3:6). Mereka harus terus-menerus ingat bahwa dunia ini bukan rumah mereka dan hal-hal jasmani bukanlah realitas yang terutama! Mereka adalah peziarah di dunia ini, hanya lewat saja. Mereka tidak perlu takut terhadap apa saja yang dapat orang lain lakukan untuk menyerang mereka dengan kengerian, juga tidak perlu banyak gelisah atau khawatir akan kegeraman atau kekuatan musuh-musuh mereka. Perhatikan, selalu mengikuti apa yang baik adalah jalan terbaik yang dapat mereka ambil untuk terhindar dari bahaya.
"kamu akan berbahagia" - "Makarios" (berbahagia) adalah istilah yang digunakan dalam Firman Bahagia dari Khotbah Yesus Kristus di bukit (Injil Matius 5:10-12). Dengan kesaksian mereka bahkan di tengah-tengah penganiayaan, orang tidak beriman bisa berbalik dan memuji Allah (lihat 1 Petrus 3:1,8-9). Menderita karena kebenaran merupakan kehormatan dan kebahagiaan orang beriman. Menderita demi kebenaran, demi hati nurani yang baik, atau kewajiban apa saja dari orang beriman, merupakan suatu kehormatan besar. Kegembiraannya lebih besar daripada siksaannya, kehormatannya lebih besar daripada aibnya, dan keuntungannya jauh lebih besar daripada kerugiannya.
Kiranya nasihat Rasul Petrus ini mengingatkan Saudara senantiasa untuk merespons dengan benar setiap penderitaan yang hadir karena Saudara hidup saleh dalam kebenaran Allah. Berbahagialah dalam pemeliharaan-Nya. Selamat berakhir pekan, menikmati cinta kasih Allah bersama keluarga. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd301021)
No comments:
Post a Comment