Wednesday, 6 October 2021



 [1 Petrus 2:13-17]
Rabu, 6 Oktober 2021

Demi Tuhan, tunduklah kepada lembaga pemerintahan 
yang ditetapkan oleh manusia.
(Renungan surat 1 Petrus 2:13-17)
https://alkitab.app/v/c2d659824104

PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)  dan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) adalah kebijakan dan peraturan Pemerintah Indonesia untuk menekan penyebaran Covid-19. Peraturan Pemerintah ini menjadi salah satu faktor keberhasilan Indonesia dalam mengatasi pandemi Covid-19; dan diakui dunia. Namun demikian, ada sebagian masyarakat yang tidak mematuhi bahkan menentang Pemerintah dengan berbagai alasan. Bagaimana dengan Saudara? Bacalah surat 1 Petrus 2:13-17.

"Tunduklah" (ayat 13). Ingat, mereka sedang mengalami penderitaan dan penganiayaan karena iman mereka. Pemerintah yang bekuasa saat itu adalah Kerajaan Roma dengan para pemimpin yang tidak seiman dengan mereka. Rajanya adalah Nero yang terkenal dengan kekejamannya. Tetapi justru Rasul Petrus mengingatkan mereka untuk tunduk kepada Pemerintah yang berkuasa itu. Mengapa nasihat Rasul Petrus ini penting?

Meskipun sebelumnya (1 Petrus 2:9-12) dijelaskan bahwa identitas mereka adalah "bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus (terpisah, dikhususkan), umat kepunyaan Allah sendiri, umat Allah sebagai pendatang dan perantau di antara lembaga-lembaga sosial dan politik dari dunia ini", tetapi bukan berarti mereka harus tinggal dalam ghetto (tempat tertutup yang terpisah dari kota), menarik diri dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Rasul Petrus mengingatkan mereka untuk tidak memisahkan diri tetapi menempatkan kehidupan sosial dan politik mereka dalam relasinya dengan Allah, sehingga mereka dapat hidup dengan Allah bahkan di bagian yang tampaknya sekuler/duniawi dari kehidupan mereka.

Karena Allah" (ayat 13) menjadi bagian kunci untuk memahami ayat ini. Mereka tunduk bukan karena lemah, bukan karena tidak ada pilihan atau karena paksaan dan memikirkan konsekuensinya jika tidak patuh.  Mereka melakukannya karena tunduk kepada Allah. Mereka menempatkan semua kehidupan sosial dan politik mereka sebagai hal yang berhubungan dengan Allah yang berkuasa atas segala sesuatu, termasuk Pemerintah yang berkuasa. Dengan cara ini, ketundukan mereka kepada pemerintah di dunia ini menjadi tindakan penghormatan kepada otoritas Allah atas dunia dan semua lembaga manusia.

"Menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik" (ayat 14). Rasul Petrus mengingatkan mereka tentang tujuan keberadaan Raja, para gubernur dan pemerintahannya. Rasul Paulus pun mengatakan, "Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat" (Roma 13:4). Rasul Paulus juga mendesak jemaah untuk bersyafaat bagi raja dan para penguasa (1 Timotius 2:1-4).

"Sebab inilah kehendak Allah..." (ayat 15). Seperti ayat 12, Allah mengendaki mereka hidup saleh. Mereka tetap harus hidup sebagai warga negara yang taat di dunia ini sehingga Allah dimuliakan. Perilaku pemberontak mereka akan membawa aib pada Allah yang mereka sembah. Kesalehan hidup mereka menjadi kesaksian yang baik sehingga orang lain memuliakan Allah yang mereka sembah.

"Hiduplah sebagai hamba Allah" (ayat 16)Mereka tidak tunduk pada institusi manusia sebagai budak untuk institusi itu, tetapi sebagai orang bebas milik Allah (bacalah 1 Korintus 7:22-23) yang harus taat sesuai kehendak-Nya. Mereka telah dibebaskan Allah dari perbudakan semua lembaga manusia, dan dikirim oleh Allah dengan bebas dan tunduk ke dalam lembaga manusia, demi Allah.

Dan yang terakhir, "Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!" (ayat 17). Perhatikan perkembanganya, secara umum menghormati semua orang (baik dan jahat) dan secara khusus mengasihi sesama saudara seiman, dan fokusnya adalah takut akan Allah yang Mahakuasa; dan kembali ke perihal menghormati raja sebagai bagian dari menghormati semua orang. Raja bukan Allah; Allah adalah Raja segala raja. Jadi, ketundukan kepada Allah yang Mahakuasa adalah pondasi dan motivasi sikap tunduk kepada Pemerintah dan para penguasanya.

Karena itulah, Saudara juga diingatkan, "Demi Tuhan, tunduklah kepada lembaga pemerintahan yang ditetapkan oleh manusia". Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd061021)

No comments:

Post a Comment

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...