Friday, 21 May 2021



[Ester 5:1-14]
Kamis, 20 Mei 2021

 

Mintalah hikmat dari Tuhan dalam setiap langkah Saudara
dan serahkanlah hasilnya ke dalam tangan-Nya.
(Ester 5:1-14)

"kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku... tiga hari lamanya... dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati" (Kitab Ester 4:16). Setelah 3 hari berpuasa, apa yang terjadi selanjutnya? Bacalah Kitab Ester 5:1-14, terjadinya titik balik bagi Ester dan umat Allah. Perhatikan ayat 1-8, apa yang dilakukan Ester dan bagaimana pemeliharaan Tuhan dinyatakan?

Perhatikan ayat 1. Orang-orang Yahudi telah berpuasa dan berdoa selama tiga hari, meminta Tuhan untuk mengintervensi dan menyelamatkan mereka dari pemusnahan. Tidak cukup bagi orang-orang Yahudi untuk berdoa dan memiliki iman bahwa Tuhan akan bekerja. Seseorang harus bertindak, karena "iman tanpa perbuatan,  pada hakekatnya adalah mati" (Yakobus 2:17); dan sekarang Ester bertindak. Tetapi Ester tidak beroperasi berdasarkan "iman buta".

Ester melakukan persiapan yang matang dan bertindak dengan hikmat. Ester bertindak setelah meminta pertolongan Tuhan, “pada hari yang ketiga” – sejak puasa (ayat 1). Bukan sekedar berpuasa, Ester mempersiapkan diri sebaik-baiknya, “mengenakan pakaian ratu” (ayat 1). Jadi, pengharapannya pada anugerah Allah tidak menghilangkan tanggung jawab Ester untuk bertindak dengan benar.

Perhatikan ayat 2-6, Ester mendapat perkenan/kasih sayang dari raja Ahasyweros (bandingkan 2:15, 17). Sebelumnya, Ester sudah bersiap mati, karena jika menghadap raja tanpa dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati (4:11). Jadi sebenarnya, mendapat kasih sayang raja adalah anugerah Tuhan.

Perhatikan ayat 7-8. Ester bertindak dengan hikmat. "Apakah permintaanmu? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi" (ayat 6). Tetapi yang diminta Ester adalah raja datang kembali keesokan harinya; dan raja menurutinya. “Pada hati manusia ada rencana, tetapi jawaban lidah berasal dari YAHWEH” (Amsal 16:1, Modern Bible). Sekali lagi, Tuhan menunjukkan anugerah-Nya.

Saat sudah bertemu raja Ahasyweros, ratu Ester tidak segera memberi tahu raja tentang rencana jahat Haman yang akan memusnahkan semua orang Yahudi di daerah kerajaan Persia (Ester 3:13). Ada beberapa pertimbangan Ester yang bisa Saudara teliti. Tetapi ada satu alasan yang bahkan Ester sendiri tidak menyadarinya pada saat itu. Tuhan bekerja sebelum Ester berjumpa dengan raja Ahasyweros pada kesempatan berikutnya. Perhatikan pasal selanjutnya, "Pada malam itu juga raja tidak dapat tidur. Maka bertitahlah baginda membawa kitab pencatatan sejarah, lalu dibacakan di hadapan raja. Dan di situ didapati suatu catatan tentang Mordekhai" (Ester 6:1-2). Nanti pada akhirnya raja Ahasyweros menghormati Mordekhai, tetapi pada saat yang sama menghina Haman. Dan hal ini akan membantu mempersiapkan raja Ahasyweros untuk mendengarkan petisi Ester; menjadi titik balik Ester dan umat Allah.

Sekarang perhatikan perjamuan yang diadakan Ester; ada tiga bukti kedaulatan Tuhan. Pertama, Tuhan menahan Ester dari memberi tahu raja Ahasyweros kebenaran tentang Haman, sampai setelah raja menghormati Mordekhai. Kedua, raja menerima penundaan dan setuju untuk datang ke jamuan kedua. Raja-raja seperti Ahasyweros tidak terbiasa disuruh menunggu. Rencana apa pun yang dibuat raja Ahasyweros untuk malam berikutnya dibatalkan untuk meluangkan waktu untuk pesta kedua ratu Ester. Benarlah kata Amsal, "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana" (Amsal 19:21). Ketiga, tidak ada yang tahu bahwa Ester adalah seorang Yahudi yang mencoba menyampaikan informasi penting kepada raja. Bayangkan apa yang terjadi, seandainya Haman tahu kewarganegaraan ratu, dia akan segera menyusun rencana untuk mencegahnya. Intrik berbahaya di istana akan terjadi, oleh orang-orang yang memberitahu Haman tentang siapa Ester, orang Yahudi yang terhubung dengan Mordekhai.

Begitulah keajaiban anugerah dan pemeliharaan Tuhan. Tetapi, anugerah Tuhan bukan berarti Saudara tidak perlu berstrategi dengan pintar dan berhikmat. Saudara perlu melakukan rencana dengan rendah hati dan berhati-hati. Mintalah hikmat dari Tuhan dalam setiap  langkah Saudara dan serahkanlah hasilnya ke dalam tangan-Nya. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd200521)

No comments:

Post a Comment

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...