Saudara membaca kisah sebelumnya, bangsa Israel menanggung aib yang memalukan karena dikalahkan oleh orang-orang Ai yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan kota Yerikho. Hal ini terjadi karena adanya dosa, pelanggaran yang serius terhadap perintah Tuhan. Tidak ada yang bisa bersembunyi dari Tuhan. Dan Tuhan turun tangan, seorang pendosa ditemukan dan hukuman dijatuhkan.
Penyelidikan (ayat 16-18). Renungkan, mengapa Tuhan menggunakan metode penyelidikan ini? Mengapa Dia tidak langsung menunjuk Akhan yang berdosa dan orang lain yang ikut terlibat? Yosua memanggil tiap bagian dan tiap suku, kaum dan keluarga hingga pribadi, dan ditemukanlah Akhan. Bagaimana ketakutan setiap keluarga dan pribadi mengikuti penyelidikan tersebut? Bagaimana akhirnya semua bangsa Israel mengerti keseriusan dosa di antara mereka? Pasti sangat menakutkan juga bagi Akhan dan keluarga dekatnya untuk melihat jari Tuhan yang menuduh itu menunjuk lebih dekat dan lebih dekat. Apakah Akhan dan keluarganya segera mengakui dosa mereka pada kesempatan pertama?
"Betapa
liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu:
siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang
menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan
tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya" (Yeremia 17:9-10). "Sekalipun mereka bersembunyi di puncak gunung
Karmel, Aku akan mengusut dan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka
menyembunyikan diri terhadap mata-Ku di dasar laut, Aku akan memerintahkan ular
untuk memagut mereka di sana" (Amos 9:3). Tidak ada yang bisa
bersembunyi dari Tuhan. Perhatikan, dalam kasus Akhan, tampak bahwa Tuhan
telah memberinya kesempatan – sama seperti
yang dilakukan-Nya terhadap penduduk Yerikho. Tetapi Akhan bersembunyi!
Ketika
Yosua memilih Akhan sebagai pelakunya, orang-orang yang menonton pasti bertanya
pada diri mereka sendiri, "Hal jahat
apa yang dia lakukan sehingga Tuhan begitu tidak senang dengan kita?" Mungkin kerabat dari tiga puluh enam tentara yang
terbunuh itu marah ketika mereka melihat pria yang ketidaktaatannya menyebabkan
kematian orang yang mereka cintai.
Pengakuan (ayat 19-23). Perhatikan, apakah Yosua langsung menyebut Akhan "pencuri, pemberontak, pengkhiatan, kamu bodoh"? Frasa “hormatilah Tuhan” adalah salah satu bentuk sumpah resmi di Israel (Yohanes 9:24 NIV). Akhan tidak hanya berdosa terhadap bangsanya sendiri, tetapi juga dia telah sangat berdosa terhadap Tuhan, dan dia harus mengakui dosanya kepada-Nya. Pengakuan dosa adalah pengakuan kemuliaan Tuhan.
Penghakiman (ayat 24–26). Karena hukum di Israel melarang anggota keluarga yang tidak bersalah dihukum karena dosa kerabat mereka (Ulangan 24:16), keluarga Akhan pasti bersalah karena membantunya dalam dosanya. Tragis! Akhan dan seluruh keluarganya dengan segala yang ia miliki, termasuk barang yang telah dicurinya, dihancurkan seluruhnya dan dibakar. Akhan telah berpaling dari Tuhan yang benar, ditemukan di antara kutukan yang telah dijatuhkan Tuhan terhadap orang-orang Yerikho; dia perlakukan seperti Yerikho yang dimusnahkan.
Perhatikan ayat 26. Bukan saja tentang kebaikan Tuhan, mereka pun mengingat penghukuman Tuhan dengan mendirikan suatu timbunan batu yang besar. Tumpukan batu di lembah itu akan menjadi pengingat bahwa Tuhan mengharapkan umat-Nya untuk menaati Firman-Nya, dan jika tidak, Dia harus menghakimi mereka. Tumpukan batu di Gilgal (Yosua 4: 1–8) mengingatkan mereka bahwa Allah menaati Firman-Nya dan memimpin umat-Nya yang patuh ke tempat berkat. Kedua tugu peringatan itu dibutuhkan dalam perjalanan iman. Tuhan itu kasih (1 Yohanes 4: 8, 16) dan rindu untuk memberkati umat-Nya, tetapi Tuhan juga terang (1 Yohanes 1: 5) dan harus menghakimi dosa umat-Nya.
Sudah
dua hari yang sulit bagi Yosua dan para
pemimpinnya, tetapi situasinya akan berubah. Tuhan akan memimpin tentara dan
memimpin umat-Nya menuju kemenangan. Betapa indahnya
Tuhan mengambil Akhor, tempat kesedihan dan kekalahan, dan menjadikannya tempat
pengharapan dan kegembiraan. Lembah Akhor
disebutkan dalam Yesaya 65:10 dan Hosea 2:15 sebagai tempat di mana orang-orang
Israel suatu hari akan memiliki awal yang baru dan tidak
lagi dikaitkan dengan rasa malu dan kekalahan.
Ketika Saudara berserah diri kepada Tuhan, tidak ada kekalahan yang permanen dan tidak ada kesalahan yang tidak bisa diperbaiki. Bahkan "Lembah Masalah" bisa menjadi "pintu harapan". Bertobatlah… Tuhan Yesus Kristus mengasihi Saudara. (erd030221)
No comments:
Post a Comment