Saturday, 31 December 2022



Sabtu, 31 Desember 2022

"Natal dan Tahun Baru: Tuhan yang setia menggenapi semua janji-Nya ketika segala sesuatu tampak sangat mustahil"
(Renungan Natal – Matius 1:1-17, 20-23; 28:18-20)

Pergumulan hidup saat pandemi Covid-19 sudah dialami, selanjutnya krisis ekonomi diprediksi akan terjadi melanda dunia saat ini. Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan lebat, angin kencang, gelombang laut yang tinggi, bencana banjir dan tanah longsor mengancam beberapa daerah awal tahun ini juga. Bagaimana berita Natal memberikan pengharapan dan sukacita kepada Saudara memasuki tahun yang baru, tahun 2023? Renungkan kesaksian Injil Matius 1:1-17, 20-23; 28:18-20.

Waktu itu, Yusuf dan Maryam serta bangsanya hidup sebagai bangsa yang terhina dalam penindasan bangsa Romawi. Kejayaan bangsa mereka sebagai bangsa besar yang akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lainnya tinggal kenangan. Raja yang diharapkan tampil tidak kunjung menjadi kenyataan. Mereka menunggunya dari generasi ke generasi hampir 6 abad lamanya. Tidak ada lagi firman Tuhan yang diturunkan untuk mereka dengarkan. Tuhan seolah-olah diam ratusan tahun lamanya. Tetapi pada akhirnya, malaikat Tuhan hadir dan berkata, ".. anak yang ada dalam kandungan Maryam itu berasal dari Ruh Allah. Maryam akan melahirkan seorang anak laki-laki dan engkau (Yusuf) harus menamai-Nya Isa, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka. Semuanya itu terjadi supaya genaplah firman yang telah disampaikan Tuhan melalui nabi-Nya, "Lihatlah! Seorang anak dara akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Orang akan menyebut-Nya Immanuel" yang artinya, "Allah beserta kita." (Injil Matius 1:20-23).

"Inilah silsilah Isa Al-Masih, anak Daud, anak Ibrahim.." (Injil Matius 1:1). Untuk memperlihatkan siapakah sebenarnya Isa Al-Masih (Yesus Kristus), rasul Matius di ayat pertama kitab Injil menjelaskan silsilah-Nya. Silsilah Isa Al-Masih ini berdasarkan data sejarah dalam kitab-kitab para nabi dan buku catatan di dalam Bait Allah di Yerusalem. Silsilah ini menunjukkan bukti bahwa Yesus adalah Mesias (yang diurapi Allah), keturunan rajawi yang dijanjikan di dalam kitab-kitab nabi sejak ribuan tahun sebelumnya.

Semua orang di bumi akan mendapat berkat melalui Nabi Ibrahim dan keturunannya. Kitab Kejadian yang ditulis 1.445 sebelum Isa lahir mencatat sabda Tuhan, "Aku akan membuat engkau (Ibrahim) menjadi suatu bangsa yang besar. Aku akan memberkahi engkau dan membuat namamu besar. Engkau akan menjadi berkah. Aku akan memberkahi orang-orang yang memohonkan berkah bagimu, dan Aku akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Melalui Engkau, semua suku bangsa di bumi akan memperoleh berkah" (Kitab Kejadian 12:2-3).

Tuhan bersabda bahwa keturunan Daud akan diberkahi menjadi kerajaan yang kokoh sampai selama-lamanya. Kitab nabi Samuel yang ditulis akhir abad ke-10 sebelum Masehi mencatat sabda Tuhan, "Aku akan membangkitkan keturunanmu (keturunan Daud) kelak, anak kandungmu sendiri, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan membangun sebuah bait bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya sampai selama-lamanya" (Kitab 2 Samuel 7:12-13). Raja Daud pun mengucap syukur kepada Tuhan, "Ia mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, dan menunjukkan kasih abadi kepada orang yang dilantik-Nya, yaitu kepada Daud dan keturunannya sampai selama-lamanya" (Kitab 2 Samuel 22:51).

Dengan menyebut Isa sebagai anak Daud dan anak Ibrahim, Injil Matius menunjukkan bahwa Isa benar-benar telah lahir dan ada dalam sejarah manusia. Allah setia kepada janji-Nya dan menepati setiap perkataan yang telah diucapkan-Nya; walaupun pelaksanaannya tertunda lama dan banyak orang sudah mulai putus asa akan janji itu. Perhatikanlah, waktu Allah bagi penggenapan janji-janji-Nya terjadi ketika segala sesuatu tampak sangat mustahil.

Berkah universal telah tersedia bagi umat manusia. Penggenapan tentang berkah universal kepada semua bangsa di dalam Isa Al-Masih memang menjadi fokus utama Injil Matius. Berkah untuk semua bangsa ini disebut dalam ayat pertama dan ayat terakhir Injil Matius. Ayat terakhir mencatat Isa bersabda kepada murid-murid-Nya, "Segala wewenang dan kuasa baik di surga maupun di bumi sudah diserahkan kepada-Ku. Sebab itu pergilah, jadikanlah semua suku bangsa pengikut-Ku dan permandikanlah mereka dalam nama Sang Bapa, Sang Anak, dan Ruh Allah Yang Mahasuci. Ajarlah mereka menaati segala sesautu yang telah Kuperintahkan kepadamu dan ingatlah, Aku menyertai kamu sampai kesudahan zaman" (Injil Matius 28:18-20).

"Aku (Isa Al-Masih) menyertai kamu sampai kesudahan zaman". Kiranya berita Natal bahwa Yesus Kristus, Isa Al-Masih adalah Mesias berkah bagi semua bangsa dan Tuhan yang setia menggenapi semua janji-Nya, memberikan pengharapan dan sukacita kepada Saudara memasuki tahun yang baru dengan segala pergumulannya. Selamat menyambut tahun baru 2023. Tuhan Yesus Kristus memberkahi. Aamiin. (erd31122022)

Monday, 12 December 2022

 


Senin, 12 Desember 2022

 
"Natal: Allah mengasihi Keluarga dengan masa lalu yang kelam".
(Renungan Natal - Injil Matius 1:1-17)

Apakah Saudara melihat ada keluarga yang memiliki aib, kisah pilu dan masa lalu yang kelam? Apakah mereka tenggelam dalam penyesalan dan kehinaan? Bagaimana berita Natal tahun 2022 menolong mereka menemukan kedamaian dan memasuki tahun baru 2023 sebagai pribadi yang lebih utuh? Injil Matius dengan jujur menuliskan bahwa Yesus Kristus tidak lahir dari keluarga yang sempurna tanpa pergumulan; ada sisi gelap di dalamnya. Banyak cerita dalam keluarga Yesus yang semuanya tidak membanggakan. Tetapi semuanya menjadi penggung besar yang menampilkan kemurahan dan anugerah Allah. Bacalah Injil Matius 1:1-17.

Kasih Allah di dalam hidup manusia tidak dibatasi oleh kegagalan dan dosa manusia. Perhatikan hal yang unik dalam catatan Injil Matius; tertulis nama-nama perempuan di dalam silsilah Yesus Kristus. Dalam budaya Yahudi kuno saat itu, perempuan tidak mendapatkan penerimaan dan penghormatan yang seharusnya. Mereka dianggap di bawah laki-laki. Tetapi Injil Matius mencatat nama-nama perempuan, bahkan perempuan yang tidak ideal; perempuan-perempuan yang layak dikategorikan sebagai pendosa dengan masa lalu yang kelam. Tamar berzinah dengan Yehuda, mertuanya (Kitab Kejadian 38). Rahab adalah seorang pelacur di kota Yerikho (Kitab Yosua 2:1- 24). Rut adalah janda dari Moab yang nyaris kehilangan harapan hidup (Kitab Rut 1-3). Batsyeba adalah isteri Uria yang diajak berzinah oleh Daud (Kitab 2 Samuel 11-12). Walaupun kesalahan tidak sepenuhnya berada di pundak perempuan-perempuan ini, tetapi kehidupan mereka tetap jauh dari ideal. Jika seseorang boleh memilih nenek moyangnya sendiri, dia pasti akan memilih nama-nama lain yang jauh dari kesan negatif. Di mata masyarakat saat itu, pezinah, pelacur dan janda tidak mendapat tempat terhormat. Tetapi Injil Matius menulis nama-nama mereka di dalam silsilah Yesus Kristus, Isa Almasih. Allah menyatakan kasih-Nya kepada mereka yang berdosa dan hidup dalam masa lalu yang kelam.

Allah mengasihi masyarakat yang dianggap rendah oleh masyarakat yang lainnya. Orang-orang Yahudi saat itu sangat membanggakan bangsa mereka. Kemurnian sebagai orang Yahudi sangat dikedepankan. Mereka menganggap diri lebih tinggi daripada bangsa-bangsa lain bahkan menunjukkan sikap yang merendahkan bangsa-bangsa lain. Misalnya saat itu di jaman Yesus, keluarga-keluarga Yahudi merendahkan keluarga-keluarga Samaria. Orang-orang Samaria dianggap tidak murni lagi sebagai bangsa Yahudi sebab di antara mereka telah terjadi kawin campur dengan bangsa lain. Najis bagi orang Yahudi bergaul dengan orang Samaria (Injil Yohanes 4:9). Tetapi perhatikan catatan Injil Matius, Yesus Kristus ternyata tidak sepenuhnya berasal dari keturunan Israel. Beberapa nama perempuan yang disebutkan dalam silsilah ini sangat mungkin bukan orang Israel. Tamar dan Rahab adalah penduduk Kanaan, bangsa penyembah berhala, keji dan najis (Kitab Ulangan 29:17; Kitab Imamat 18:27). Rut orang Moab, bangsa yang sangat angkuh dan menyembah berhala (Kitab Yesaya 16:6; Kitab 1 Raja-raja 11:7). Istri Uria (Batsyeba) orang Het, keturunan bangsa Kanaan (Kitab Kejadian 10:15). Allah menyatakan kasih-Nya bahwa keselamatan adalah untuk segala bangsa.

Tiga tahap kehidupan yang berakhir dalam pemulihan. "Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus" (ayat 17). Injil Matius menggambarkan garis keturunan Yesus (42 keturunan) dalam 3 pembagian. Penafsir Alkitab menemukan seluruh tahap kehidupan kerohanian manusia di dalam 3 pembagian tersebut. Pertama, dari Abraham sampai Daud yang menggambarkan suatu kebesaran. Kedua, dari Daud sampai pembuangan ke Babel: hilangnya kebesaran karena dosa. Ketiga, dari pembuangan ke Babel sampai Kristus: Allah tidak pernah meninggalkan manusia dalam kehancurannya karena dosa. Natal, Yesus hadir menolong dan menyelamatkan manusia dari dosa yang telah membelenggunya. Sekelam apapun kehidupan manusia ada pengharapan pemulihan dalam Yesus Kristus, Isa Almasih.

Bagaimana dengan Saudara? Adakah di antara Saudara yang berasal dari keluarga yang memiliki aib, kisah pilu dan masa lalu yang kelam? Kasih Allah mengatasi segala kegagalan dan dosa Saudara. Kehidupan manusia yang kelam dipakai Allah menjadi panggung besar yang menampilkan kemurahan, kasih dan anugerah Allah. Siapkan dan relakan diri dan hidup Saudara menjadi alat kemuliaan Allah melalui Yesus Kristus, Isa Almasih yang mengasihi dan menyelamatkan manusia; manusia dari segala masa lalu yang kelam dan manusia dari segala bangsa. Selamat menyambut Natal 2022. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd12122022)

Thursday, 11 August 2022



[Kitab Hakim-hakim 13-16] 
Kamis, 11 Agustus 2022

"Simson orang yang hebat dan sangat kuat tetapi memiliki kelemahan spiritual. Dia menemui ajalnya di tangan musuh secara tragis"
(Kitab Hakim-hakim 13-16)

Apakah Saudara pernah menjumpai seseorang yang kelihatan hebat di dalam hidupnya tetapi mengakhiri hidup dengan menyedihkan? Kenyataannya, setiap orang sangat rawan jatuh ke dalam dosa dan itulah sebabnya sangat membutuhkan anugerah Allah. Alkitab dengan terus terang menceritakan kenyataan ini dalam kisah hidup tokoh-tokoh Alkitab. Bacalah kisah hidup Simson dalam Kitab Hakim-hakim pasal 13-16.

Anugerah Allah kepada Simson. Simson lahir dari ibu yang tidak dikenal sebelumnya; perempuan mandul yang waktu itu dianggap sebagai kutukan yang sangat memalukan (13:1-3). Simson dipanggil secara dramatis menjadi hakim dan nazir Allah bahkan sejak dari kandungan ibunya, menjadi besar dan diberkati Allah (13:4-5, 24-25). Ketika sangat haus, Simson berseru kepada Allah dan Allah menjawab doanya dengan ajaib (15:18-20).

Kekuatan dan peluang istimewa dari Allah. Simson adalah nazir Allah yang paling perkasa di jamannya, mampu mencabik singa seperti orang mencabik anak kambing, tanpa apa-apa di tangannya (14:6). Simson menangkap 300 anjing hutan (serigala: cerdas dan mematikan), diikatnya ekor dengan ekor dan ditaruhnya sebuah obor di antara tiap-tiap dua ekor; 150 kali dia melakukannya (15:4). Tali-tali terkuat yang mengikat tangan Simson menjadi seperti batang rami yang telah habis dimakan api dan segala pengikatnya hancur tanggal dari tangannya (15:14). Sebanyak 1.000 orang dibunuh Simson hanya dengan tulang rahang keledai yang masih baru (15:15). Simson mencabut kedua daun pintu gerbang kota dan kedua tiangnya serta palangnya, diletakkannya di atas kedua bahunya, lalu semuanya itu diangkatnya ke puncak gunung sejauh 60 Km (16:3).

Kekuatan jasmaniah Simson yang luar biasa ditandingi oleh kelemahan spiritual yang juga luar biasa. Simson ditetapkan Alah menjadi seorang nazir Allah sejak dari kandungan ibunya untuk menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Filistin (13:5). Tetapi, justru Simson melanggar hukum Allah, mengambil gadis Filistin (bangsa yang tidak menyembah Allah) yang dilihat dan disukainya menjadi isterinya. Tertulis ada 3 peristiwa Simson jatuh cinta kepada perempuan-perempuan Filistin yang dilihat dan disukainya. Simson jatuh cinta dengan seorang perempuan Filistin dari lembah Sorek yang namanya Delila. Dan kisah ini merupakan episode terakhir dalam kehidupan Simson yang perkasa dan menjadi lemah. Simson sebagai nazir Allah, tetapi hidup mengejar kepuasan diri sendiri (14:1-3,7-8; 15:1-2; 16:1,4,20-21).

Simson ingin menentukan jalannya sendiri dan mengabaikan nasihat. Orangtua Simson menasihati dia supaya tidak mengambil perempuan Filistin (bangsa yang tidak menyembah Allah) yang disukainya untuk menjadi isterinya, karena hal ini melanggar hukum Allah. Tetapi Simson tidak mendengarkan nasihat orangtuanya (14:3,7). Seorang nazir Allah dilarang bersentuhan dengan bangkai, tetapi Simson melanggarnya saat mengambil madu dari bangkai singa dengan tangannya. Simson memberikannya juga kepada ayah dan ibunya, tetapi tidak menceritakan dari mana asalnya (14:8-9)

Simson tidak belajar dari pengalaman hidup, mudah terperdaya. Simson dibujuk dan diperdaya oleh perempuan Filistin yang dicintainya; sebanyak 3 kali bahkan 4 kali Alkitab menuliskannya dengan kalimat yang sama (16:9, 12, 14, 20). Setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepada Simson dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya. Simson tunduk di pangkuan perempuan itu dan lenyaplah kekuatannya; ditangkap musuh, dicungkil kedua matanya dan dibelenggu dengan rantai tembaga (16:16-21).

Simson emosional dan menanggung akibatnya. Alkitab menulis kemarahan Simson yang menyala-nyala. Akibat kemarahannya, Simson kehilangan isterinya; bahkan isterinya tersebut dan ayah mertuanya mati dibakar oleh orang-orang Filistin sendiri. Dalam kemarahannya, Simson membakar tumpukan-tumpukan gandum kepunyaan orang Filistin. Kemarahan Simson berdampak buruk kepada banyak orang lain, bahkan hilangnya nyawa orang (14:19-20; 15:5-6).

Tanpa kedewasaan rohani, semuanya bisa menjadi sia-sia. Hidup Simson berakhir tragis. Memulai di ranjang perempuan Sundal di Gaza, berakhir di penjara di Gaza (16:1,21). Memulai dengan kekuatan yang luar biasa, berakhir dengan tanpa kekuatan dan dihina (16:2,21). Simson “memegang” daun pintu, Filistin menangkap (memegang) Simson (16:3,21). Hakim yang paling perkasa kalah di tangan seorang perempuan lemah. Simson yang artinya "bagaikan matahari" tetapi mengakhiri hidup dengan mata buta dan dihina dengan melakukan pekerjaan budak perempuan (16:21). Tragis, Simson diingat sebagai Hakim yang mengakhiri hidup dengan menyedihkan dan mengambil nyawanya sendiri.          

Sampai pada akhirnya Simson tidak mengetahui bahwa Allah telah meninggalkan dia (16:20) dan berakhirlah keperkasaannya, menyedihkan. Simson sudah menunjukkan sikap tidak membutuhkan Allah, tetapi pada akhirnya dia datang kepada Allah dalam doa yang lemah, selemah tubuhnya. Simson berseru, "Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat..." (16:28) dan Allah yang penuh anugerah menjawab doa Simson (16:29-31; Ibrani 11:32). Bagaimana dengan Saudara? Ingatlah Allah, taat pada-Nya dan berdoalah senantiasa. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd11082022)

Saturday, 2 July 2022



[Hakim-hakim 15:1-20]
Sabtu, 2 Juli 2022

"Pilihan yang diambil bukan berdasarkan hikmat Allah akan menghasilkan konsekuensi dan konsekuensi itu menghasilkan pilihan yang lain; dan pilihan yang lain itu menghasilkan konsekuensi yang semakin merusak dan menjadi pola hidup. Mintalah hikmat-Nya!"
(Kitab Hakim-hakim 15:1-20)

Sebelumnya, Simson telah mengambil keputusan berdasarkan kesenangan dirinya sendiri, melanggar hukum Musa (Kitab Keluaran 34:14-16; Kitab Ulangan 7:3); memaksa orangtuanya mengambil gadis Filistin yang diinginkannya menjadi istrinya. Tetapi pada akhirnya, istri Simson melakukan hal yang mendatangkan amarah yang menyala-nyala dalam diri Simson. Simson membunuh 30 orang dan bahkan kehilangan istrinya (Kitab Hakim-hakim 14:19-20). Pilihan Simson juga membawa masalah pada orang lain dan membawa konsekuensi yang semakin merusak. Bacalah kitab Hakim-hakim 15:1-20.

Ayat 1-3. Konteks budaya saat itu, istri tetap tinggal dengan orangtuanya dan suaminya hanya kadang-kadang saja mengunjunginya. Ironi, setelah beberapa lama berpisah dengan istrinya dan ingin menemuinya kembali, Simson tidak dapat menemui istrinya karena sudah diserahkan kepada teman Simson sendiri menjadi istrinya. Simson merasa sudah diperlakukan tidak adil dan dia berhak untuk membalas dendam. Tetapi ingat, semuanya dimulai ketika Simson memilih istri yang salah dengan melanggar hukum Allah dan sudah lama tidak mengunjungi istrinya. Kemarahan Simson terhadap seorang Filistin (mertuanya sendiri) berakibat buruk kepada keseluruhan orang Filistin. Kemarahan sudah menjadi pola hidup yang bermasalah dan merusak dalam diri Simson.

Ayat 4-5. Kemarahan Simson mendorong dia kepada pilihan yang lain dan membawa konsekuensi yang berpengaruh kepada orang lain lebih parah lagi. Perhatikan detailnya, betapa sulitnya Simson menangkap 300 ekor anjing hutan (serigala), binatang yang cerdas dan sulit ditangkap. Selanjutnya, Simson harus melakukan 150 kali mengikatkan sebuah obor diantara ekor-ekor 2 serigala. Terbakarlah tumpukan-tumpukan gandum dan gandum yang belum dituai dan kebun-kebun pohon zaitun kepunyaan orang Filistin. Ingat, hanya satu orang Filistin yang memberikan istrinya kepada orang lain, tetapi Simson dalam kemarahannya menghukum seluruh masyarakat Filistin. Pilihan Simson menghasilkan konsekuensi yang semakin merusak.

Ayat 6-8. Apakah Saudara melihat konsekuensi yang semakin meningkat dan menyebar kepada orang lain? Simson membakar ladang, dan orang-orang desa itu membalas dendam dengan membakar seorang laki-laki dengan putrinya. Dan lihat, hal ini pun belum cukup bagi Simson "... sesungguhnya aku takkan berhenti sebelum aku membalaskannya kepada kamu" (ayat 7). Dengan pukulan yang hebat, Simson meremukkan tulang-tulang mereka.

Ayat 9-17. Peristiwa yang terjadi karena pilihan Simson telah menakutkan komunitas Israel. Sebanyak 3.000 orang dari suku Yehuda mencari Simson (suku Dan) dan kemudian menyerahkan dia kepada orang Filistin untuk diadili. Pemimpin yang diharapkan membebaskan dari Filistin justru mereka serahkan kepada Filistin. Pilihan Simson semakin membawa konsekuensi yang berat. Dengan rahang keladai sebagai senjatanya, Simson membantai 1.000 orang.

Perhatikan, dalam ketidaktaatannya pada hukum Allah, Simson telah membuat pilihan dan menghasilkan konsekuensi, dan konsekuensi itu menghasilkan pilihan yang lain dan pilihan yang lain itu menghasilkan konsekuensi berikutnya yang semakin meningkat. Dari perkawinan Simson yang gagal, kemudian ladang-ladang yang terbakar, selanjutnya  seorang laki-laki dan putrinya yang dibakar, kemudian pembataian besar-besaran dan 1.000 orang dibunuh; mengerikan!

Ayat 18-20. Pilihan Simson membawa konsekuensi yang semakin merusak. Kapan Simson datang kepada Allah? "Ketika ia sangat haus, berserulah ia kepada TUHAN..." (ayat 18), dan Allah menjawab doa Simson. Adalah anugerah Allah, ketika Allah mendengarkan doa Simson. Apakah Saudara memiliki pola hidup seperti Simson? Datanglah kepada Allah dan mintalah hikmat-Nya untuk mengambil pilihan yang baik dan benar, bukan karena kemarahan dan nafsu; supaya konsekuensinya adalah yang baik, Saudara tetap berjalan bersama Allah dan tidak semakin menjauhi-Nya.

"Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit-, maka hal itu akan diberikan kepadanya" (Surat Yakobus 1:5). Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd02072022)

Wednesday, 29 June 2022


 

Rabu, 29 Juni 2022

"Jauh sebelum Saudara hidup di bumi ini, Allah sudah menunjukkan kasih-Nya pada Saudara di salib Kristus. Dialah yang berinisiatif membangun relasi kasih dengan Saudara"

Allah menciptakan Saudara untuk memiliki relasi kasih yang intim dengan Dia. Hidup yang dijalani dengan berjalan dengan Allah itu menggairahkan dan juga memuaskan. Allah tidak ingin Saudara kehilangan yang sudah Dia maksudkan untuk Saudara sejak kekekalan. Dosa menyebabkan manusia mengikuti keinginan-keinginannya sendiri yang egois, tetapi menurutinya akan membuat mereka menolak yang terbaik dari Allah untuk hidup mereka. Oleh karena itu, Allah mengambil inisiatif untuk menarik Saudara mendekat kepada-Nya.

"Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu". (Kitab Ulangan 6:4-5)

"Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka" (Kitab Ulangan 30:19-20).

"Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia menganugerahkan Sang Anak yang tunggal itu, supaya setiap orang yang percaya kepada Sang Anak tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal" (Injil Yahya 3:16).

Sabda Isa, "Orang yang berpegang pada perintah-perintah-Ku serta mematuhinya, dialah yang mengasihi aku. Orang yang mengasihi aku akan dikasihi oleh Bapa-Ku. Selain itu, Aku pun akan mengasihi serta akan menyatakan diri-Ku kepadanya" (Injil Yahya 14:21).

"Siapakah yang dapat menceriakan kita dari kasih Al Masih? Dapatkah kesusahan, kesengsaraan, aniaya, kelaparan, ketelanjangan, bahaya, atau pedang menceraikan kita dari kasih-Nya? Tidak! Sebaliknya, dalam semua itu kita menang telak oleh Dia yang mengasihi kita... [Tidak ada apa pun yang] akan dapat menceraikan kita dari kasih Allah dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi" (Surat Roma 8:35, 37, 39).

"Dengan hal inilah kita mengenal kasih, yaitu bahwa Al-masih telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Maka kita pun patut menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita" (Surat 1 Yahya 3:16).

"Dengan cara demikianlah kasih Allah itu dinyatakan kepada kita, yaitu bahwa Allah telah mengirim Sang Anak satu-satunya ke dalam dunia, supaya melalui Dia kita memperoleh hidup. Kasih itu demikian: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, melainkan Dialah yang telah mengasihi kita dan mengutus Sang Anak yang datang daripada-Nya menjadi kurban perdamaian bagi dosa-dosa kita... Kita mengasihi sebab Allah terlebih dahulu mengasihi kita" (Surat 1 Yahya 4:9-10, 19].

Tetapi relasi kasih ini tidak terjadi sepihak. Ketika Saudara menerima kasih dan pengampunan-Nya, Dia ingin Saudara juga mengenal dan menyembah Dia. Di atas segalanya, Dia ingin Saudara juga mengasihi Dia. Kasih Saudara kepada Allah dan ketaatan Saudara pada perintah-Nya berjalan seiring, seperti dua sisi pada uang koin. Sabda Isa, "Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan mematuhi perintah-perintah-Ku" (Injil Yahya 14:15). Saat Saudara menaati Isa Al-Masih (Yesus Kristus), Saudara sedang menunjukkan bahwa Saudara memercayai Dia. Ketaatan adalah ungkapan keluar kasih Saudara kepada Allah. Isa memberikan teladan melalui hidup-Nya. Ia berkata, "Meskipun begitu, supaya dunia ini tahu bahwa Aku mengasihi Sang Bapa, maka Aku melaksanakan apa yang telah diperintahkan Sang Bapa kepada-Ku" (Injil Yahya 14:31).

Apakah Saudara menyadari bahwa Allah tidak hanya memberi Saudara hidup – tetapi Dialah hidup Saudara? Dia memberi Saudara banyak hal dan kenyamanan bukan supaya Saudara memiliki kehidupan yang "baik". Dia membawa Saudara ke dalam relasi dengan-Nya supaya dari relasi itu Saudara memiliki kepenuhan hidup. Bukan Saudara yang memulai relasi kasih dengan Allah; Dialah yang berinisiatif membagun relasi kasih dengan Saudara. Jauh sebelum Saudara hidup di bumi ini, Allah sudah menunjukkan kasih-Nya pada Saudara di salib Kristus, Al-Masih. Dia ingin Saudara mengasihi Dia dengan segenap hati. Isa Al-Masih mengasihi Saudara. (erd29062022)

Sunday, 26 June 2022




(Hakim-hakim 14:1-20)

Apakah Saudara pernah membuat pilihan-pilihan dan kemudian menanggung konsekuensinya sekarang? Sadarlah bahwa sebenarnya Saudara sangat membutuhkan anugerah Allah sebagai solusinya. Bahwa ketika Saudara telah memilih banyak jalan yang salah, lebih melimpah anugerah-Nya kepada Saudara dan bertobatlah. Belajarlah dari kisah hidup Simson; bacalah kitab Hakim-hakim 14:1-20.

Ingatlah bahwa sebelumnya, pasal 13 berakhir dengan Allah memberkati Simson, "Anak itu menjadi besar dan TUHAN memberkati dia" (Hakim-hakim 13:24). Simson (artinya "bagaikan matahari") sudah dipilih secara khusus oleh Allah; bahkan dipilih sejak dalam kandungan ibunya dan dikhususkan oleh Allah menjadi nazir-Nya. Pembaca Alkitab berharap bahwa tindakan Simson yang pertama dicatat dalam Alkitab adalah tindakannya yang taat dan mencerminkan Allah. Tetapi, pasal 14 dimulai justru dengan ketidaktaatan Simson kepada Allah. Perhatikan ayat 1-2, 7-8.

Tindakan pertama Simson yang dicatat dalam Alkitab adalah memilih berdasarkan kesenangan pribadinya dan bukan ketaatannya kepada Allah. "Di Timna aku melihat seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku... Setelah beberapa waktu kembalilah Simson ke sana untuk kawin dengan perempuan itu". Simson suka dengan perempuan itu dan bergegas kawin dengannya. Perhatikan, tidak hanya melakukan tindakan bodoh, Simson melakukan pelanggaran langsung terhadap hukum Allah. Sejak ratusan tahun sebelumnya ketika Allah membebaskan umat pilihan-Nya dari Mesir, ada perjanjian setia antara Allah dan umat secara nasional. Janji setia ini diekspresikan dengan larangan untuk menikah dan terikat perjanjian dengan bangsa-bangsa lain serta menyembah allah mereka (Keluaran 34:14-16; Ulangan 7:3). Ingat apa yang dialami umat saat itu, mereka berada dalam masa 40 tahun dimana bangsa Filistin menjadi alat Allah menghukum dan mendisiplin mereka. Simson dipanggil Allah untuk menyelamatkan umat dari penindasan Filistin tetapi dia justru memutuskan mengambil istri dari bangsa yang menindas tersebut. Seperti umat sudah jatuh ke dalam pernyembahan berhala, maka Simson juga jatuh dalam penyembahan berhala yang berbeda yaitu penyembahan berhala dalam kesenangan seksual. Pilihan Simson pada akhirnya membawa kehancuran dan masalah bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga masalah pada orang lain.

Tragis, bukan saja sudah melanggar hukum Allah, Simson juga membuat ayahnya menjadi kaki tangan ketidaktaatannya. Dalam dunia kuno saat itu, perkawinan memang seharusnya diatur oleh orangtua. Ingat kisah sebelumnya, ayah Simson yang bernama Manoah (artinya "istirahat") mempersembahkan korban kepada Allah dan beribadah kepada Allah (Hakim-hakim 13:17-20). Tetapi sekarang, anaknya sendiri menuntunnya dan memaksanya kepada ketidaktaatan kepada Allah. Perhatikan, pilihan Simson membawa konsekuensi langsung yang berpengaruh pada orang lain.

Simson telah mengambil keputusan bukan berdasar hikmat maupun ketaatan kepada Allah, tetapi membuat keputusan pribadi karena kesukaanya. Menariknya, Simson adalah gambaran sempurna dari orang-orang Israel yang tidak taat kepada Allah. "Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri" (Pasal 21:25, ayat terakhir kitab Hakim-hakim). Perkataan Simson kepada ayahnya "Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai" secara harafiah berarti "karena dia benar menurut pandanganku; apa yang telah Allah katakan itu tidak relevan; apa yang sudah diperintahkan oleh hukum tidak relevan; misi dan tugas Simson tidak relevan; apa yang penting bagi Simson adalah apa yang benar menurut pandangannya sendiri".

Ingatlah, pasal 13 berakhir dengan berkat Allah dan pasal 14 diawali dengan pilihan yang salah dari Simson. Ini adalah salah satu tema Alkitab; kontras antara kedaulatan Allah dan kebebasan manusia. Allah memerintah di sorga maupun di bumi dan memberikan tuntunan hikmat-Nya, tetapi Dia memberikan kebebasan kepada Saudara membuat pilihan-pilihan. Simson menggambarkan kebebasan itu dengan cara yang terburuk dan menanggung konsekuensinya. Dia membuat pilihan-pilihan dan kemudian pilihan-pilihan itu membuat dia berada dalam pola hidup yang bermasalah. Karena itulah mengapa anugerah Allah begitu penting bagi Saudara. Satu-satunya solusi untuk kebebasan Saudara adalah anugerah-Nya yang lebih melimpah daripada kesalahan Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd25062022)

Thursday, 23 June 2022



[Hakim-hakim 13:8-25]
Kamis, 23 Juni 2022

"Yang lebih penting adalah apa yang Allah lihat dalam hatiku, bukan apa yang aku bisa kerjakan dan hasilkan"
(Kitab Hakim-hakim 13:8-25)

Kitab Hakim-hakim (tahun 1.100 sebelum Masehi) adalah sejarah perjalanan hidup bangsa Israel yang paling gelap karena pemberontakan kepada Allah. Bangsa yang percaya kepada Allah tetapi dapat terjatuh ke dalam dosa yang paling dalam. Allah menghukum mereka dengan menyerahkannya kepada bangsa Filistin selama 40 tahun. Tetapi, dalam kegelapan bangsa yang memberontak Allah tersebut, masih ada keluarga yang mendedikasikan hidupnya untuk Allah, percaya pada doa dan Allah bekerja melalui mereka. Bacalah kitab Hakim-hakim 13:8-25.

Ayat 8-10. Sebelumnya diceritakan bahwa ada seorang bernama Manoah (artinya: istirahat) dan istrinya yang mandul. Istri yang mandul bagi masyarakat saat itu dianggap sebagai kutukan yang sangat memalukan; menambah penderitaan pribadinya bersama bangsanya yang dihukum Allah. Tetapi Malaikat TUHAN menghampiri istri yang mandul itu dan mengatakan bahwa ia akan melahirkan anak laki-laki. Anak itu akan menjadi nazir Allah dan menjadi alat Allah menyelamatkan orang Israel dari Filistin. Apa yang dilakukan istri Manoah atas berita itu? Ia datang kepada suaminya dan menceritakan apa yang sudah dialaminya. Bagaimana respon Manoah? Mereka tidak ragu-ragu tetapi percaya bahwa memang anak laki-laki itu akan lahir. Mereka adalah suami-istri yang saling menguatkan dalam kesalehan dan ketaatan mereka kepada Allah. Respon mereka yang pertama adalah berdoa dan menyediakan diri untuk diajar Allah, apa yang Allah lakukan di dalam diri mereka sendiri. Bagaimana dalam prosesnya Allah melihat hati dan motivasi mereka yang benar dan bukan hanya berorientasi pada hasil. Manoah berseru memohon kepada Allah dan Dia mendengarkannya.

Ayat 11-18. Allah hadir dalam pergumulan umat yang berseru kepada-Nya. Ketika Manoah bertanya"Engkaukah orang yang telah berbicara kepada perempuan ini?", jawabnya: "Benar!" (ayat 11). Kata "benar" dalam terjemahan lain tertulis "Akulah dia"/"I am", kata yang dikhususkan untuk Allah sendiri. "Akulah dia"/"I am" juga dikatakan Allah ketika menjumpai Nabi Musa (Kitab Keluaran 3:6). Penafsir Alkitab mengatakan bahwa ini menunjuk pada kehadiran Kristus (Al-Masih) sebelum inkarnasi-Nya. Yesus Kristus berkata kepada orang-orang Yahudi, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sebelum Ibrahim ada, Aku ada" (Injil Yohanes 8:58). Anak yang dilahirkan istri Manoah mendapat panggilan khusus sebagai alat Allah, tetapi juga sudah dipanggil sejak dalam kandungan. Panggilan khusus kepada anak ini juga berpengaruh kepada ibunya yang harus mengikuti ketentuan dari Allah sejak kehamilannya. Malaikat Tuhan berkata, "Mengapa engkau juga menanyakan nama-Ku? Bukankah nama itu ajaib?"  (ayat 18). Kata "ajaib" menunjuk pada sesuatu yang melampaui pikiran. Kehadiran Allah dari dunia yang berbeda ke dalam dunianya Manoah adalah kenyataan yang melampuai akal budi manusia. 

Ayat 19-23. Kehadiran Allah yang melampaui akal budi membawa Manoah dan istrinya pada ketaatan menyembah Allah dan iman yang benar. Manoah mempersembahkan korban kepada Allah, dan mereka melihat keajaiban Allah. Mereka sujud dengan muka sampai ke tanah. Hari itu menjadi hari yang paling bersejarah dari desa mereka di tengah bangsa yang mengalami penghukuman Allah. Mereka menerima utusan sorga dan melihat keajaiban tangan Allah yang melampaui akal. Ketika Manoah ketakutan dan berkata "Kita pasti mati, sebab kita telah melihat Allah" , istrinya memiliki cara pandang yang berbeda; dengan iman melihat pemeliharaan Allah dan melangkah ke masa depan. Manoah dan istrinya menjadi pasangan yang saleh, taat dan saling menguatkan. Pekerjaan Allah di masa lalu dalam hidup mereka adalah janji pemeliharaan dan berkah-Nya di masa depan bagi mereka.

Ayat 24-25. Allah yang setia menepati janji-Nya. Bayi laki-laki itu lahir dan bernama Simson, yang berarti "matahari/bersinar/menyenangkan". Dia membawa cahaya sukacita kepada Manoah ("istirahat") dan istrinya, yang mengira mereka tidak akan pernah memiliki keluarga. Simson menjadi besar dan Allah memberkati dia, mulai membawa cahaya ke Israel selama hari-hari gelap orang Filistin yang menindas. Tetapi sayang, kontras dengan orangtuanya, Simson menjauhi Allah. Simson harus mengalami penghukuman yang keras dan dibawa kembali oleh Allah pada panggilan hidupnya.

Manoah dan istrinya berjuang menjadi orangtua yang saleh: taat dan rela berkorban, rendah hati dan bersedia diajar, mempersembahkan diri kepada Allah. "Yang lebih penting adalah apa yang Allah lihat dalam hatiku, bagaimana aku berelasi dengan-Nya". Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd23062022)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...