Sunday, 26 June 2022




(Hakim-hakim 14:1-20)

Apakah Saudara pernah membuat pilihan-pilihan dan kemudian menanggung konsekuensinya sekarang? Sadarlah bahwa sebenarnya Saudara sangat membutuhkan anugerah Allah sebagai solusinya. Bahwa ketika Saudara telah memilih banyak jalan yang salah, lebih melimpah anugerah-Nya kepada Saudara dan bertobatlah. Belajarlah dari kisah hidup Simson; bacalah kitab Hakim-hakim 14:1-20.

Ingatlah bahwa sebelumnya, pasal 13 berakhir dengan Allah memberkati Simson, "Anak itu menjadi besar dan TUHAN memberkati dia" (Hakim-hakim 13:24). Simson (artinya "bagaikan matahari") sudah dipilih secara khusus oleh Allah; bahkan dipilih sejak dalam kandungan ibunya dan dikhususkan oleh Allah menjadi nazir-Nya. Pembaca Alkitab berharap bahwa tindakan Simson yang pertama dicatat dalam Alkitab adalah tindakannya yang taat dan mencerminkan Allah. Tetapi, pasal 14 dimulai justru dengan ketidaktaatan Simson kepada Allah. Perhatikan ayat 1-2, 7-8.

Tindakan pertama Simson yang dicatat dalam Alkitab adalah memilih berdasarkan kesenangan pribadinya dan bukan ketaatannya kepada Allah. "Di Timna aku melihat seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku... Setelah beberapa waktu kembalilah Simson ke sana untuk kawin dengan perempuan itu". Simson suka dengan perempuan itu dan bergegas kawin dengannya. Perhatikan, tidak hanya melakukan tindakan bodoh, Simson melakukan pelanggaran langsung terhadap hukum Allah. Sejak ratusan tahun sebelumnya ketika Allah membebaskan umat pilihan-Nya dari Mesir, ada perjanjian setia antara Allah dan umat secara nasional. Janji setia ini diekspresikan dengan larangan untuk menikah dan terikat perjanjian dengan bangsa-bangsa lain serta menyembah allah mereka (Keluaran 34:14-16; Ulangan 7:3). Ingat apa yang dialami umat saat itu, mereka berada dalam masa 40 tahun dimana bangsa Filistin menjadi alat Allah menghukum dan mendisiplin mereka. Simson dipanggil Allah untuk menyelamatkan umat dari penindasan Filistin tetapi dia justru memutuskan mengambil istri dari bangsa yang menindas tersebut. Seperti umat sudah jatuh ke dalam pernyembahan berhala, maka Simson juga jatuh dalam penyembahan berhala yang berbeda yaitu penyembahan berhala dalam kesenangan seksual. Pilihan Simson pada akhirnya membawa kehancuran dan masalah bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga masalah pada orang lain.

Tragis, bukan saja sudah melanggar hukum Allah, Simson juga membuat ayahnya menjadi kaki tangan ketidaktaatannya. Dalam dunia kuno saat itu, perkawinan memang seharusnya diatur oleh orangtua. Ingat kisah sebelumnya, ayah Simson yang bernama Manoah (artinya "istirahat") mempersembahkan korban kepada Allah dan beribadah kepada Allah (Hakim-hakim 13:17-20). Tetapi sekarang, anaknya sendiri menuntunnya dan memaksanya kepada ketidaktaatan kepada Allah. Perhatikan, pilihan Simson membawa konsekuensi langsung yang berpengaruh pada orang lain.

Simson telah mengambil keputusan bukan berdasar hikmat maupun ketaatan kepada Allah, tetapi membuat keputusan pribadi karena kesukaanya. Menariknya, Simson adalah gambaran sempurna dari orang-orang Israel yang tidak taat kepada Allah. "Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri" (Pasal 21:25, ayat terakhir kitab Hakim-hakim). Perkataan Simson kepada ayahnya "Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai" secara harafiah berarti "karena dia benar menurut pandanganku; apa yang telah Allah katakan itu tidak relevan; apa yang sudah diperintahkan oleh hukum tidak relevan; misi dan tugas Simson tidak relevan; apa yang penting bagi Simson adalah apa yang benar menurut pandangannya sendiri".

Ingatlah, pasal 13 berakhir dengan berkat Allah dan pasal 14 diawali dengan pilihan yang salah dari Simson. Ini adalah salah satu tema Alkitab; kontras antara kedaulatan Allah dan kebebasan manusia. Allah memerintah di sorga maupun di bumi dan memberikan tuntunan hikmat-Nya, tetapi Dia memberikan kebebasan kepada Saudara membuat pilihan-pilihan. Simson menggambarkan kebebasan itu dengan cara yang terburuk dan menanggung konsekuensinya. Dia membuat pilihan-pilihan dan kemudian pilihan-pilihan itu membuat dia berada dalam pola hidup yang bermasalah. Karena itulah mengapa anugerah Allah begitu penting bagi Saudara. Satu-satunya solusi untuk kebebasan Saudara adalah anugerah-Nya yang lebih melimpah daripada kesalahan Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd25062022)

Thursday, 23 June 2022



[Hakim-hakim 13:8-25]
Kamis, 23 Juni 2022

"Yang lebih penting adalah apa yang Allah lihat dalam hatiku, bukan apa yang aku bisa kerjakan dan hasilkan"
(Kitab Hakim-hakim 13:8-25)

Kitab Hakim-hakim (tahun 1.100 sebelum Masehi) adalah sejarah perjalanan hidup bangsa Israel yang paling gelap karena pemberontakan kepada Allah. Bangsa yang percaya kepada Allah tetapi dapat terjatuh ke dalam dosa yang paling dalam. Allah menghukum mereka dengan menyerahkannya kepada bangsa Filistin selama 40 tahun. Tetapi, dalam kegelapan bangsa yang memberontak Allah tersebut, masih ada keluarga yang mendedikasikan hidupnya untuk Allah, percaya pada doa dan Allah bekerja melalui mereka. Bacalah kitab Hakim-hakim 13:8-25.

Ayat 8-10. Sebelumnya diceritakan bahwa ada seorang bernama Manoah (artinya: istirahat) dan istrinya yang mandul. Istri yang mandul bagi masyarakat saat itu dianggap sebagai kutukan yang sangat memalukan; menambah penderitaan pribadinya bersama bangsanya yang dihukum Allah. Tetapi Malaikat TUHAN menghampiri istri yang mandul itu dan mengatakan bahwa ia akan melahirkan anak laki-laki. Anak itu akan menjadi nazir Allah dan menjadi alat Allah menyelamatkan orang Israel dari Filistin. Apa yang dilakukan istri Manoah atas berita itu? Ia datang kepada suaminya dan menceritakan apa yang sudah dialaminya. Bagaimana respon Manoah? Mereka tidak ragu-ragu tetapi percaya bahwa memang anak laki-laki itu akan lahir. Mereka adalah suami-istri yang saling menguatkan dalam kesalehan dan ketaatan mereka kepada Allah. Respon mereka yang pertama adalah berdoa dan menyediakan diri untuk diajar Allah, apa yang Allah lakukan di dalam diri mereka sendiri. Bagaimana dalam prosesnya Allah melihat hati dan motivasi mereka yang benar dan bukan hanya berorientasi pada hasil. Manoah berseru memohon kepada Allah dan Dia mendengarkannya.

Ayat 11-18. Allah hadir dalam pergumulan umat yang berseru kepada-Nya. Ketika Manoah bertanya"Engkaukah orang yang telah berbicara kepada perempuan ini?", jawabnya: "Benar!" (ayat 11). Kata "benar" dalam terjemahan lain tertulis "Akulah dia"/"I am", kata yang dikhususkan untuk Allah sendiri. "Akulah dia"/"I am" juga dikatakan Allah ketika menjumpai Nabi Musa (Kitab Keluaran 3:6). Penafsir Alkitab mengatakan bahwa ini menunjuk pada kehadiran Kristus (Al-Masih) sebelum inkarnasi-Nya. Yesus Kristus berkata kepada orang-orang Yahudi, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sebelum Ibrahim ada, Aku ada" (Injil Yohanes 8:58). Anak yang dilahirkan istri Manoah mendapat panggilan khusus sebagai alat Allah, tetapi juga sudah dipanggil sejak dalam kandungan. Panggilan khusus kepada anak ini juga berpengaruh kepada ibunya yang harus mengikuti ketentuan dari Allah sejak kehamilannya. Malaikat Tuhan berkata, "Mengapa engkau juga menanyakan nama-Ku? Bukankah nama itu ajaib?"  (ayat 18). Kata "ajaib" menunjuk pada sesuatu yang melampaui pikiran. Kehadiran Allah dari dunia yang berbeda ke dalam dunianya Manoah adalah kenyataan yang melampuai akal budi manusia. 

Ayat 19-23. Kehadiran Allah yang melampaui akal budi membawa Manoah dan istrinya pada ketaatan menyembah Allah dan iman yang benar. Manoah mempersembahkan korban kepada Allah, dan mereka melihat keajaiban Allah. Mereka sujud dengan muka sampai ke tanah. Hari itu menjadi hari yang paling bersejarah dari desa mereka di tengah bangsa yang mengalami penghukuman Allah. Mereka menerima utusan sorga dan melihat keajaiban tangan Allah yang melampaui akal. Ketika Manoah ketakutan dan berkata "Kita pasti mati, sebab kita telah melihat Allah" , istrinya memiliki cara pandang yang berbeda; dengan iman melihat pemeliharaan Allah dan melangkah ke masa depan. Manoah dan istrinya menjadi pasangan yang saleh, taat dan saling menguatkan. Pekerjaan Allah di masa lalu dalam hidup mereka adalah janji pemeliharaan dan berkah-Nya di masa depan bagi mereka.

Ayat 24-25. Allah yang setia menepati janji-Nya. Bayi laki-laki itu lahir dan bernama Simson, yang berarti "matahari/bersinar/menyenangkan". Dia membawa cahaya sukacita kepada Manoah ("istirahat") dan istrinya, yang mengira mereka tidak akan pernah memiliki keluarga. Simson menjadi besar dan Allah memberkati dia, mulai membawa cahaya ke Israel selama hari-hari gelap orang Filistin yang menindas. Tetapi sayang, kontras dengan orangtuanya, Simson menjauhi Allah. Simson harus mengalami penghukuman yang keras dan dibawa kembali oleh Allah pada panggilan hidupnya.

Manoah dan istrinya berjuang menjadi orangtua yang saleh: taat dan rela berkorban, rendah hati dan bersedia diajar, mempersembahkan diri kepada Allah. "Yang lebih penting adalah apa yang Allah lihat dalam hatiku, bagaimana aku berelasi dengan-Nya". Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd23062022)

Thursday, 2 June 2022



[Hakim-hakim 13:1-8]
Kamis, 2 Juni 2022

"Menjadi orangtua yang memiliki prioritas rohani dalam hidupnya dan menyediakan diri taat pada kehendak Allah di tengah bangsa yang memberontak kepada-Nya"
(Kitab Hakim-hakim 13:1-8)

Kitab Hakim-hakim (tahun 1.100 sebelum Masehi) adalah kitab yang menceritakan sejarah perjalanan hidup bangsa Israel yang paling gelap karena memberontak kepada Allah. Bangsa yang percaya kepada Allah tetapi dapat terjatuh ke dalam dosa yang paling dalam. Allah menghukum mereka, mereka berseru kepada Allah, dan Allah mengirimkan seorang hakim (pemimpin sebelum masa raja-raja), lalu bereslah kehidupan kerohanian bangsa itu. Tetapi ketika hakim tadi meninggal dunia, bangsa Israel kembali lagi berbuat apa yang jahat di mata Allah. Pola ini terus menerus berulang. Sekarang, bukan hanya kerusakan bangsa Israel, tetapi justru kerusakan dari hakim itu sendiri yaitu Simson (Hakim-hakim 13-16). Bagaimana Allah tetap mengasihi bangsa yang sudah terpuruk rohaninya ini?

Kisah hidup Simson sebagai orang yang kuat secara supranatural sudah dikenal banyak orang. Tetapi, seberapa banyak Saudara tahu tentang bapak dan ibunya Simson, orangtua yang hidup pada masa Israel yang suram saat itu, sekitar 1.100 tahun sebelum Masehi? Bacalah kitab Hakim-hakim 13:1-8.

Ayat 1. Saat itu, Allah menghukum bangsa Israel dengan menyerahkannya kepada bangsa Filistin 40 tahun lamanya; mengisyaratkan penghukuman dan pendisiplinan Allah yang keras. "Orang Filistin” adalah bangsa yang kuat dengan teknologi zaman besinya (1 Samuel 13:19-22) dan memiliki kereta yang memperkokoh kekuasannya (1 Samuel 13:19-22). Allah berdaulat atas bangsa Filistin yang kuat dan menjadikannya alat untuk menghukum dan mendisiplin umat-Nya. Bagaimana Allah tetap berkasih karunia kepada umat-Nya?

Ayat 2-5. "Pada waktu itu ada seorang dari Zora, dari keturunan orang Dan, namanya Manoah; isterinya mandul, tidak beranak" (ayat 2). Manoah tinggal di dekat daerah yang sudah dikuasai bangsa Filistin, sehingga sangat merasakan dampak penghukuman Allah melalui bangsa Filistin ini setiap hari, selama 40 tahun. Tentang istrinya, hanya dijelaskan bahwa dia mandul; yang waktu itu dianggap sebagai kutukan yang sangat memalukan. Tetapi, Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya (tanda kehadiran Allah sendiri). Allah memakai seorang perempuan mandul yang tidak dikenal sebelumnya. Ia akan melahirkan satu-satunya hakim Allah yang dipanggil sebelum dikandung dan anak yang manjadi nazir seumur hidup yang pertama. Arti nama Manoah adalah "istirahat" dan kehadiran Allah memberikan pengharapan "istirahat" atas hukuman dan pendisiplinan Allah yang telah mereka alami hari demi hari, selama 40 tahun. Allah menolong bahkan ketika bangsa yang sudah memberontak itu tidak berseru minta tolong.

Ayat 6-8. Allah memilih dan mempersiapkan Manoah dan istrinya untuk peran khusus. Suami-istri yang taat dan rela berkorban. Istri Manoah siap melakukan perintah Allah. Ketika anak pertama lahir, sebagai seorang ibu, ia menghadapi berbagai hal yang baru sepanjang hidupnya. Tetapi, ia bersedia mengorbankan berbagai kenyamanan hidup dirinya sendiri; memiliki prioritas rohani dalam hidupnya dan menyediakan diri taat pada kehendak Allah. Ia datang kepada suaminya dan menceritakan apa yang terjadi. Suaminya tidak banyak bertanya dan memberikan saran, tetapi memberikan respon dengan berdoa kepada Allah, "... apa yang harus kami perbuat kepada anak yang akan lahir itu" (ayat 8). Mereka menjadi orangtua yang siap diajar secara rohani dan bersatu dalam prioritas rohani serta menyediakan diri untuk taat pada kehendak Allah.

Selain Manoah dan istrinya, ada kisah Zakharia (seorang imam) dan Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Allah dengan tidak bercacat. Tetapi Zakharia tidak percaya pada berita Allah bahwa Elisabet (sudah lanjut usia dan mandul) akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan dipanggil melayani Allah. Allah menghukum Zakharia dan menjadikannya bisu (Injil Lukas 1:5-25). Tidak ada catatan adanya pembicaraan Zakharia dan istrinya tentang berita Allah tersebut. Tetapi perhatikan Manoah dan istrinya; mereka adalah suami-istri yang saling berbicara dan bersatu dalam prioritas rohani serta menyediakan diri untuk taat pada kehendak Allah.

Apakah Saudara adalah pribadi/suami-istri/orangtua yang memiliki prioritas rohani dalam hidup, ketaatan kepada Allah dan hati yang rela berkorban? Allah memanggil Saudara menjadi saluran kasih-Nya bagi dunia. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd02062022)

Thursday, 26 May 2022



[Kisah Para Rasul 1:8-11]
Kamis, 26 Mei 2022 – Kenaikan Isa Al-Masih

"Kenaikan Isa Al-Masih kembali ke sorga menjadi dasar yang kokoh bagi kepastian keselamatan dan ketaatan menjadi saksi-Nya sampai ke ujung bumi!"(Kisah Para Rasul 1:8-11)

Hari raya "Kenaikan Isa Al-Masih" dirayakan setiap tahun. Apa maknanya bagi Saudara sendiri? Yesus Kristus bukan saja pernah datang ke dalam dunia, tetapi Ia hidup dan mati untuk menyelamatkan Saudara. Kebangkitan-Nya mengalahkan maut dan kenaikan-Nya kembali ke sorga menjadi jaminan pengharapan bagi Saudara yang percaya kepada-Nya di tengah dunia ini. Bacalah Kisah Para Rasul 1:8-11.

"Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga" (ayat 11). Mengapa hal ini dikatakan kepada murid-murid Yesus? Perhatikan, bahwa sebenarnya awan sudah menutupi Yesus dari pandangan mereka (ayat 9) tetapi mereka tetap berdiri melihat ke langit. Apa yang salah ketika mereka "berdiri melihat ke langit"? Kalimat ini menggambarkan tindakan mereka yang terus memaksakan dengan keras untuk melihat Yesus secara tajam selama mungkin bahkan ketika Yesus sudah hilang dari pandangan mereka.

Tersirat bahwa mereka enggan percaya bahwa mereka sekarang harus berpisah dengan Yesus secara jasmani untuk selama-lamanya. Betapa mereka masih menginginkan kehadiran-Nya secara jasmani, sekalipun Ia sudah memberi tahu mereka bahwa lebih berguna bagi mereka jika Dia pergi. Mungkin mereka berharap akan melihat adanya suatu perubahan di langit yang bisa terlihat ketika Yesus naik, supaya dengan demikian mereka akan berseru-seru penuh sukacita dan kemenangan.

Pertanyaan "mengapa kamu berdiri melihat ke langit" menyadarkan kepada mereka bahwa ketika bersukacita melihat kemuliaan Allah di langit (gambaran sorga) yang menakjubkan, kaki mereka masih menginjak bumi. Dan sebelumnya, Yesus sudah berkata "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (ayat 8). Ada panggilan sebagai saksi Yesus Kristus sampai ke ujung bumi yang harus segera mereka kerjakan, meskipun ada banyak penderitaan yang akan mereka alami.

Beberapa kali mereka disebut sebagai "orang-orang Galilea" (Kisah Para Rasul 1:11; 2:7; 13:31), mengingatkan dari mana mereka berasal. Kecuali Yudas Iskariot, kesebelas murid Yesus berasal dari Galilea; daerah yang dipandang rendah oleh penduduk Yudea karena di sana terdapat suatu populasi orang bukan Yahudi yang tidak "kosher" (ketat) dalam melakukan tradisi-tradisi Yahudi. Tetapi sekarang, Yesus Kristus sudah memberikan kehormatan besar kepada mereka dengan menjadikan mereka sebagai duta-duta-Nya. Murid-murid Yesus Kristus tidak boleh lagi berdiri dan kebingungan saja, karena mereka mempunyai pedoman hidup yang pasti untuk berjalan, dan fondasi yang kokoh untuk membangun di atasnya.

"Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga" (ayat 11b). Ketika sedang berdiri dalam kebingungan dan ketakutan, mereka disadarkan dan dikuatkan dengan kebenaran bahwa Yesus Kristus akan datang kembali dan menyongsong mereka masuk dalam kemuliaan-Nya yang kekal di sorga.

Yesus Kristus yang sudah naik dan ada di sorga akan datang kembali untuk menyambut Saudara yang percaya kepada-Nya, masuk dalam kemuliaan-Nya yang kekal di sorga. Bukan hanya memberikan sukacita dan jaminan keselamatan, tetapi juga kekuatan iman dan ketaatan untuk menjadi saksinya sampai ke ujung bumi. Selamat merayakan hari Kenaikan Isa Al-Masih kembali ke sorga. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd26062022)

Friday, 20 May 2022



[Mazmur 27:11-14]
Jumat, 20 Mei 2022

"Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu!"
(Mazmur 27:11-14)

11) Tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, dan tuntunlah aku di jalan yang rata oleh sebab seteruku. 12) Janganlah menyerahkan aku kepada nafsu lawanku, sebab telah bangkit menyerang aku saksi-saksi dusta, dan orang-orang yang bernafaskan kelaliman. 13) Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup! 14) Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN! 

Bait terakhir Mazmur 27 dimulai dengan permohonan doa lagi (ayat 11-12), bergerak ke kesaksian iman (ayat 13), dan diakhiri dengan nasihat yang baik (ayat 14).

Ayat 11-12. Permohonan doanya, 1) tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku, 2) tuntunlah aku di jalan yang rata, 3) janganlah menyerahkan aku kepada nafsu lawanku. Pemazmur memohon supaya Allah membuatnya mengerti makna pemeliharaan Allah baginya dalam setiap perkara dan berjalan dengan penuh keyakinan tanpa ragu-ragu lagi. Dua alasan untuk doanya: oleh sebab seteruku ("orang-orang yang bertiarap menunggu aku") dan telah bangkit menyerang aku saksi-saksi dusta. Dia memohon tuntunan Allah supaya tidak lengah dan tidak ada yang mendapati hal buruk atau terlihat buruk dalam dirinya yang dapat dipakai orang lain untuk menuduhnya.

Ayat 13 mengungkapkan iman ("percaya") dan pandangan dunia pemazmur. Ia percaya ada keadilan dalam kehidupan ini karena karakter Allah dan kehidupan masa depan bersama dengan Allah di negeri orang-orang hidup (mereka yang menikmati kebaikan Allah saat ini dan di sorga nanti). Mereka yang berjalan dengan iman akan kebaikan Allah, pada waktunya akan berjalan di dalam pengharapan untuk melihat kebaikan itu.

Ayat 14, dalam terang iman dan perspektif pemazmur, ia mengingatkan dirinya dan orang lain untuk "menantikan Allah, kuatkanlah, teguhkanlah hatimu dan nantikanlah Allah". Nantikanlah Allah dengan iman, doa dan penyerahan diri kepada kehendak-Nya dengan penuh kerendahan hati. "Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu!"  Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd20052022)

Thursday, 19 May 2022



[Mazmur 27:7-10] 
Kamis, 19 Mei 2022

"Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau"


7) Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! 8) Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN. 9) Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku! 10) Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku. 
(Kitab Mazmur 27:7-10)

Mazmur 27 adalah lagu dari hati seseorang yang terpesona oleh Allah yang berseru, "Carilah wajah-KU". Ke mana hati melangkah, ke situlah kehendak turut. Jadi, Daud pun menjawab, "Maka wajah-Mu ku cari, ya TUHAN" (ayat 8). Daud merindukan perjumpaan yang karib dengan Allah, dan ia tahu bahwa Allah tidak akan menolaknya (ayat 9,10). Daud percaya bahwa Allah mengasihi dirinya dan menjawab doanya.

Kata kerja "mencari" menunjukkan seruan kepada relasi pribadi yang menunjukkan ibadah dan ketaatan. Kata "wajah" adalah sebuah ungkapan untuk kontak pribadi yang dekat, di mana baik "mencari" dan "wajah" muncul bersama-sama.

Dalam relasinya yang dekat dengan Allah, Daud memohon kepada Allah supaya tidak, "menyembunyikan wajah-Nya, menolak hamba-Nya, membuang hamba-Nya, dan meninggalkan hamba-Nya". Daud percaya bahwa sekalipun sahabat terdekat atau keluarga ("ayahku dan ibuku") bisa meninggalkan dirinya, tetapi Allah perjanjian tidak akan pernah meninggalkan dirinya ("namun TUHAN menyambut aku").

Percayalah dan kasihilah Allah dengan segenap hati dan pikiran dalam seluruh hidup Saudara. Allah sudah berjanji: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Surat Ibrani 13:5b). Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd19052022)

Wednesday, 18 May 2022



[Mazmur 27:4-6]
Rabu, 18 Mei 2022

"Keinginan terbesar dalam hidup: berada di dalam hadirat Allah"
(Mazmur 27:4-6)

Dalam pergumulan dan kesulitan hidup di berbagai aspek sekarang ini, apa yang Saudara inginkan? Daud pernah mengalami pergumulan dan kesulitan hidup yang berat, bahkan sampai mengancam nyawanya. Dalam krisis hidup yang dialaminya itu, apa yang Daud ingini? Berada di dalam hadirat Allah adalah keinginan terbesar yang dicarinya. Berada di dalam hadirat Allah dan menikmati kehadiran-Nya ini menimbulkan rasa aman ketika Daud menghadapi pergumulan dan kesulitan hidup. Bacalah Mazmur 27:4-6.

Bacalah Ayat 4 - "telah kuminta" menunjukkan suatu tindakan selesai dan "kuingini" menunjukkan kehidupan doa terus-menerus yang intens. Permintaan Daud bukan sesuatu hal pada masa yang akan datang melainkan dalam hidupnya saat ini. Perhatikan, bait Allah yang megah baru dibangun pada zaman Salomo, tetapi mengapa Daud bisa mengatakan keinginannya untuk "diam di rumah TUHAN seumur hidupku"? Keindahan dan kemuliaan Allah yang dijumpai di dalam bait-Nya, itulah yang sebetulnya dikejar Daud (bukan berarti hanya di bait-Nya saja Allah hadir); bukan megah atau buruk  bangunan baitnya. Ada perasaan kelegaan dan perasaan istirahat ketika orang menghampiri Allah di dalam bait-Nya. Kata "kemurahan/keindahan TUHAN" dalam bahasa Ibrani pada dasarnya berarti "menyenangkan atau menyukakan"  yang dapat menunjukkan visi tentang Allah dan pengaturan-Nya yang sempurna.

Bacalah ayat 5,6 – Hasil doanya Daud. Allah akan melindunginya di bait-Nya pada masa bahaya, menyembunyikan dia di persembunyian dalam kemah-Nya dan akan mengangkat dia di atas gunung batu (Allah sendiri). Karena Allah telah menanggapi dengan cara yang begitu indah kepada doa Daud ("tegakklah kepalaku, mengatasi musuhku") maka ia akan mempersembahkan korban dengan sukacita yang meluap-luap dan menyanyikan pujian untuk Allah. Daud percaya bahwa dia akan berada di hadirat Allah dan akan "mempersembahkan korban, bernyanyi, bermazmur".

Di dalam pergumulan dan kesulitan hidup, berharaplah untuk selalu ada di dalam hadirat Allah. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd180522)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...