[1 Raja-raja 19:8-18]
Kamis,
3 Maret 2022
"Saudara
mungkin tidak melihat apa yang sedang Allah kerjakan, tetapi Allah selalu
berkarya setiap saat. Allah rindu mendengarkan curahan hati Saudara, membimbing
Saudara dan menjawab pergumulan Saudara. Percayalah kepada-Nya!"
(Kitab 1 Raja-raja 19:8-18)
Di
tengah pergumulan hidup yang sedang terjadi, seringkali kehadiran Allah tidak
terlihat dengan jelas. Seolah-olah Allah tidak bekerja. Kenyataannya, Allah selalu memiliki rencana dan tidak pernah
berhenti bekerja dalam kehidupan anak-anak-Nya. Belajarlah dari perjalanan
hidup Nabi Elia; bagaimana Allah menghibur, membela dan memelihara dirinya pada
saat sedang mengalami pergumulan. Bacalah
1 Raja-raja 19:8-18).
Perhatikan
ayat 8. Allah tidak
meninggalkan Nabi Elia yang tertekan jiwa dan fisiknya. Allah memberikan
kekuatan Nabi Elia berjalan 40 hari 40 malam (400 km) sampai ke gunung Allah
(gunung Horeb). Mengapa Nabi Elia mengambil waktu perjalanan yang lebih lama, jika
seharusnya Nabi Elia hanya membutuhkan waktu 10-14 hari? Tersirat, bahwa Allah
membimbing Nabi Elia melewati waktu pergumulan yang cukup hingga sampai ke
gunung Allah dan siap mengerjakan perintah Allah selanjutnya (baca Mazmur
37:23). Ingat, gunung ini adalah
tempat di mana Allah memberi petunjuk kepada Nabi Musa tentang pembentukan
Israel (Keluaran 3:1-10). Di gunung ini, Nabi Musa 40 hari 40 malam tidak makan
roti dan tidak minum air dan Allah menyatakan kehadiran-Nya; Kesepuluh Firman
dituliskan (Kitab Keluaran 34:28). Dan sekarang, di gunung ini juga Allah
memberikan petunjuk kepada Nabi Elia tentang pemulihan Israel.
Perhatikan
ayat 9-14. Allah yang menghibur. Pemeliharaan atas
Nabi Elia dalam perjalanan 40 hari menuju gungung Horeb menunjukkan bahwa Allah
berbelas kasihan kepada Nabi Elia. Dan dua kali Allah bertanya kepada Nabi Elia
dengan perkataan yang sama, "Apakah
kerjamu di sini, hai Elia?" (ayat 9,13). Tentu bukan berarti Allah tidak tahu apa yang
sedang dikerjakan Nabi Elia. Tersirat, Allah
ingin supaya Nabi Elia mencurahkan isi hatinya. Allah tidak menyatakan
diri-Nya dalam angin besar dan kuat, gempa dan api yang terjadi saat itu. Justru
Allah menyatakan diri-Nya dalam angin sepoi-sepoi, menunjukkan Allah sedang memperlakukan hamba-Nya dengan
lembut. Dan Nabi Elia mencurahkan isi hatinya, menjawab 2 pertanyaan Allah
dengan 2 kalimat yang sama pula. Nabi Elia meratapi bahwa dia satu-satunya yang
tersisa untuk beribadah kepada Allah, letih, depresi, merasa bahwa semua
pelayanannya telah sia-sia. Bagaimana respon Allah?
Perhatikan
ayat 15-17. Allah yang membela. Allah tidak
menolak Nabi Elia (Mazmur 103:10,14). Justru Allah berfirman, "Pergilah, kembalilah ke
jalanmu.." Allah membangkitkan semangat Nabi Elia dan memberikan tugas
kepadanya mengurapi Hazael, Yehu, dan Elisa untuk menghakimi dan membunuh orang-orang
Israel yang sudah melawan Allah. Ini adalah tiga pengurapan yang tidak biasa.
Hazael adalah raja atas Aram (Siria), bangsa non-Yahudi, tetapi Nabi Elia yang mengurapinya.
Yehu, cucu Nimsi, menjadi raja atas Israel. Perhatikan,
bukan keturunan Raja Ahab dan Izebel yang akan menjadi raja atas Israel. Allah
telah memutus garis keturunan raja Ahab sebagai raja atas Israel. Pengurapan
Elisa adalah pengurapan yang tidak biasa karena hanya Elisa satu-satunya nabi
yang menjalani pengurapan. Mengapa Nabi Elia perlu mengurapi Elisa? Pengurapan
yang khusus ini menegaskan bahwa Allah telah mempersiapkan Elisa untuk tugas
yang besar menggantikan Nabi Elia. Jadi
realitanya, ketika Nabi Elia merasa tertekan dan seorang diri dalam
pergumulannya, sebenarnya Allah memiliki rencana dan tidak pernah berhenti
bekerja.
Perhatikan
ayat 18. Allah yang memelihara. Ingat, Nabi Elia
meratapi bahwa dia satu-satunya yang tersisa untuk beribadah kepada Allah,
letih, depresi, merasa bahwa semua pelayanannya telah sia-sia. Tetapi kemudian
Allah mengejutkan dirinya; bahwa selain Elisa, ada 7.000 orang yang telah Allah
siapkan. Tersirat Allah mengatakan kepada Nabi Elia, "Kuatkanlah hatimu.., Aku sedang bekerja, bahkan ketika engkau
tidak melihat apa yang sedang Aku kerjakan". Pemeliharaan Allah melampaui
apa yang Nabi Elia bayangkan.
Renungkan, mungkin Saudara
tidak melihat apa yang Allah kerjakan, merasa kecewa dan merasa terisolasi
seperti Nabi Elia. Saudara mulai berpikir, kalau tidak bisa melihat apa yang
Allah kerjakan maka Allah sedang tidak berkerja apapun. Kenyataannya, Allah mempunyai rencana dan selalu sedang bekerja setiap
saat walaupun Saudara mungkin tidak melihat apa yang Allah sedang kerjakan. Allah rindu mendengarkan curahan hati
Saudara, membimbing Saudara dan menjawab pergumulan Saudara. Percayalah
kepada-Nya (2 Korintus 5:7). Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd03032022)