Thursday, 19 May 2022



[Mazmur 27:7-10] 
Kamis, 19 Mei 2022

"Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau"


7) Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! 8) Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN. 9) Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku! 10) Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku. 
(Kitab Mazmur 27:7-10)

Mazmur 27 adalah lagu dari hati seseorang yang terpesona oleh Allah yang berseru, "Carilah wajah-KU". Ke mana hati melangkah, ke situlah kehendak turut. Jadi, Daud pun menjawab, "Maka wajah-Mu ku cari, ya TUHAN" (ayat 8). Daud merindukan perjumpaan yang karib dengan Allah, dan ia tahu bahwa Allah tidak akan menolaknya (ayat 9,10). Daud percaya bahwa Allah mengasihi dirinya dan menjawab doanya.

Kata kerja "mencari" menunjukkan seruan kepada relasi pribadi yang menunjukkan ibadah dan ketaatan. Kata "wajah" adalah sebuah ungkapan untuk kontak pribadi yang dekat, di mana baik "mencari" dan "wajah" muncul bersama-sama.

Dalam relasinya yang dekat dengan Allah, Daud memohon kepada Allah supaya tidak, "menyembunyikan wajah-Nya, menolak hamba-Nya, membuang hamba-Nya, dan meninggalkan hamba-Nya". Daud percaya bahwa sekalipun sahabat terdekat atau keluarga ("ayahku dan ibuku") bisa meninggalkan dirinya, tetapi Allah perjanjian tidak akan pernah meninggalkan dirinya ("namun TUHAN menyambut aku").

Percayalah dan kasihilah Allah dengan segenap hati dan pikiran dalam seluruh hidup Saudara. Allah sudah berjanji: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Surat Ibrani 13:5b). Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd19052022)

Wednesday, 18 May 2022



[Mazmur 27:4-6]
Rabu, 18 Mei 2022

"Keinginan terbesar dalam hidup: berada di dalam hadirat Allah"
(Mazmur 27:4-6)

Dalam pergumulan dan kesulitan hidup di berbagai aspek sekarang ini, apa yang Saudara inginkan? Daud pernah mengalami pergumulan dan kesulitan hidup yang berat, bahkan sampai mengancam nyawanya. Dalam krisis hidup yang dialaminya itu, apa yang Daud ingini? Berada di dalam hadirat Allah adalah keinginan terbesar yang dicarinya. Berada di dalam hadirat Allah dan menikmati kehadiran-Nya ini menimbulkan rasa aman ketika Daud menghadapi pergumulan dan kesulitan hidup. Bacalah Mazmur 27:4-6.

Bacalah Ayat 4 - "telah kuminta" menunjukkan suatu tindakan selesai dan "kuingini" menunjukkan kehidupan doa terus-menerus yang intens. Permintaan Daud bukan sesuatu hal pada masa yang akan datang melainkan dalam hidupnya saat ini. Perhatikan, bait Allah yang megah baru dibangun pada zaman Salomo, tetapi mengapa Daud bisa mengatakan keinginannya untuk "diam di rumah TUHAN seumur hidupku"? Keindahan dan kemuliaan Allah yang dijumpai di dalam bait-Nya, itulah yang sebetulnya dikejar Daud (bukan berarti hanya di bait-Nya saja Allah hadir); bukan megah atau buruk  bangunan baitnya. Ada perasaan kelegaan dan perasaan istirahat ketika orang menghampiri Allah di dalam bait-Nya. Kata "kemurahan/keindahan TUHAN" dalam bahasa Ibrani pada dasarnya berarti "menyenangkan atau menyukakan"  yang dapat menunjukkan visi tentang Allah dan pengaturan-Nya yang sempurna.

Bacalah ayat 5,6 – Hasil doanya Daud. Allah akan melindunginya di bait-Nya pada masa bahaya, menyembunyikan dia di persembunyian dalam kemah-Nya dan akan mengangkat dia di atas gunung batu (Allah sendiri). Karena Allah telah menanggapi dengan cara yang begitu indah kepada doa Daud ("tegakklah kepalaku, mengatasi musuhku") maka ia akan mempersembahkan korban dengan sukacita yang meluap-luap dan menyanyikan pujian untuk Allah. Daud percaya bahwa dia akan berada di hadirat Allah dan akan "mempersembahkan korban, bernyanyi, bermazmur".

Di dalam pergumulan dan kesulitan hidup, berharaplah untuk selalu ada di dalam hadirat Allah. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd180522)




"TUHAN adalah Terangku dan Keselamatanku"
[Mazmur 27:1-3]

1) Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? 2) Ketika penjahat-penjahat menyerang aku untuk memakan dagingku, yakni semua lawanku dan musuhku, mereka sendirilah yang tergelincir dan jatuh. 3) Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itupun aku tetap percaya. (Mazmur 27:1-3)

Apakah arti TUHAN bagi diriku? Dia adalah "terang" bagiku, sumber kehidupan yang vital, kehadiran-Nya memberikan perintah dan tuntunan yang baik di jalan kehidupanku. Kegelapan ditakuti tetapi "terang" adalah suatu berkat.

Dia adalah "keselamatan" bagiku. Firman-Nya: "Oleh karena penindasan terhadap orang-orang yang lemah, oleh karena keluhan orang-orang miskin, sekarang juga Aku bangkit, firman TUHAN; Aku memberi keselamatan kepada orang yang menghauskannya" (Mazmur 12:6).

Dia adalah "perlindungan" bagiku. "Orang-orang benar diselamatkan oleh TUHAN; Ia adalah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; TUHAN menolong mereka dan meluputkan mereka, Ia meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik dan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya" (Mazmur 37:39-40).  

Hidup memiliki cobaan, masalah, insiden, tetapi TUHAN selalu bersamaku dan bagiku. Apa yang harus aku lakukan dalam terang pengalaman hidup di dunia yang sudah jatuh? Aku "tidak takut dan tidak gemetar". Aku "tetap percaya". "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Roma 8:31b). 

Iman yang benar adalah suatu hubungan pribadi dengan TUHAN. Karena menyatakan TUHAN sebagai "terang, keselamatan dan kekuatan", maka tidak ada alasan untuk merasa takut atau panik. Ketentramannya tidak dengan syarat-syarat lahiriah, tetapi tanpa syarat. TUHAN bersama dan bagi kita dan ingin memiliki hubungan pribadi sehari-hari dengan kita, bahkan dalam suatu dunia yang jatuh dengan orang-orang berdosa! TUHAN memberkati. (erd170522)

Monday, 18 April 2022



[Yohanes 19:38-42] 
Senin, 18 April 2022

"Kematian dan kebangkitan-Nya sudah tergenapi. 
Kasih-Nya itu mengubahkan Saudara menjadi saksi-Nya"
(Yohanes 19:38-42)

Apa respon Saudara dalam hidup pribadi Saudara selanjutnya, setelah merayakan Jumat Agung dan Paskah? Belajarlah dari hidup Yusuf orang Arimatea dan Nikodemus. Pengorbanan dan kematian Yesus di kayu salib sudah mengubahkan hidup mereka. Bacalah Yohanes 19:38-42 dan Matius 27:57-60; Markus 15:46; Lukas 23:50-54.

Sesudah Yesus mati di kayu salib, bagaimana pemakaman mayat-Nya harus dilakukan dengan cepat, karena hari Sabat sudah hampir tiba dan pada hari itu tidak dapat dilakukan pekerjaan apa-apa? Murid-murid-Nya ketakutan. Bahkan karena miskin, mereka pun akan kesulitan memakamkan Yesus dengan layak. Lalu bagaimana dengan perkataan Yesus sendiri bahwa "pada hari yang ketiga Anak Manusia (Yesus) akan dibangkitkan" (Matius 20:18-19; Markus 10:33-34; Lukas 18:31-33)?

Menurut hukum Romawi, mayat orang yang dihukum mati biasanya diserahkan kepada keluarga, tetapi kalau dihukum mati karena pemberontakan atau penghasutan, mayatnya dibiarkan di salib. Orang-orang Yahudi selalu mengijinkan penguburan segala penjahat, tetapi bukan di dalam kuburan biasa, supaya mayat itu tidak dapat menajiskan kuburan itu. Penjahat biasanya dikuburkan bersama-sama di dalam sebuah kubur umum yang hina. Dalam situasi ini, hal yang menakjubkan terjadi; Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus tampil memakamkan Yesus dengan layak. Siapakah Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus ini?

Yusuf dari Arimatea tidak disebut namanya dalam kitab Perjanjian Baru selain dalam peristiwa pemakanan Yesus ini yang tertulis dalam semua Injil. Ia murid Yesus juga, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi. Ia seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka dan kaya; seorang yang baik lagi benar serta menanti-nantikan Kerajaan Allah juga. Ia memberanikan diri menghadap Pilatus (seorang Gubernur pemerintah Romawi) dan meminta mayat Yesus. Permohonan Yusuf cukup berbahaya, karena Yesus dihukum sebagai pemberontak dan semua anggota Mahkamah Agung lainnya pasti tidak setuju. Perhatikan, Yusuf Arimatea bisa dikucilkan dari rumah ibadah, bahkan dikeluarkan dari keanggotaan Mahkamah Besar, reputasinya hancur dan menghadapi kesulitan dalam hidupnya karena dianggap bersekutu dengan penjahat besar dan pemberontak yang dihukum mati. Tetapi, dia yang sebelumnya sembunyi-sembunyi, sekarang menjadi pejabat yang berani tampil menghadap penguasa Romawi, meminta mayat Yesus untuk memakamkan-Nya dengan baik.

Nikodemus tercatat di Alkitab hanya dalam tiga peristiwa. Peristiwa pertama pada saat malam hari, dia datang kepada Yesus dan bercakap-cakap dengan-Nya (Yohanes 3:1-2). Namanya baru disebut lagi pada saat membela Yesus dihadapan imam-imam kepala dan orang-orang Farisi (Yohanes 7:50-52). Tetapi kemudian, berani tampil memakamkan Yesus, "Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya" (Yohanes 19:39). Tersirat bahwa pengenalan dan kepercayaan Nikodemus kepada Yesus semakin bertumbuh. Dia adalah seorang Farisi dan seorang pemimpin agama Yahudi, tetapi sekarang berani tampil memakamkan Yesus yang dianggap penjahat besar dan pemberontak oleh para pemimpin agama Yahudi. Seperti Yusuf Arimatea, reputasi Nikodemus bisa hancur dan menghadapi kesulitan dalam hidupnya karena dianggap bersekutu dengan penjahat besar dan pemberontak. 

Jabatan dan keberanian Yusuf Arimatea dan Nikodemus memungkinkan penguasa Romawi saat itu mengijinkan mereka memakamkan mayat Yesus pada saat yang tepat sehingga bisa tergenapi apa yang sudah difirmankan-Nya; meskipun besar resikonya bagi mereka. Kain lenan yang putih bersih, lima puluh kati (30 kg) campuran minyak mur dengan minyak gaharu, dan kuburan yang baru sudah disediakan oleh Yusuf Arimatea dan Nikodemus. Sementara murid-murid yang lain tidak bisa menyediakannya, Yusuf Arimatea dan Nikodemus menjadi alat Tuhan melalui kekayaan mereka. Tersirat bahwa mereka sungguh-sungguh menghormati Yesus Kristus.

Perhatikan, kematian Yesus Kristus sudah mengubahkan Yusuf Arimatea dan Nikodemus. Mereka yang lambat percaya kepada Yesus Kristus, sembunyi-sembunyi menjadi murid-Nya, akhirnya berani tampil melayani Dia, meskipun besar resikonya. Bagaimana kematian dan kebangkitan Yesus Kristus sudah mengubah hidup Saudara saat ini? Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd18042022)

Saturday, 16 April 2022



[Matius 27:34] 
Sabtu, 16 April 2022

"Dia mengerti penderitaanmu. Dia sendiri telah mengalaminya untukmu"
(Matius 27:34; Markus 15:23)

Kejahatan, penderitaan, kematian memang masalah fundamental manusia. Pergumulan hidup apa yang sekarang sedang Saudara alami? Mengenang dan merenungkan peristiwa penyaliban dan kebangkitan Yesus Kristus kiranya memberikan penghiburan dan kekuatan kepada Saudara. Dia mengerti penderitaan Saudara. Dia sendiri telah mengalaminya untuk Saudara. Bacalah satu peristiwa kecil saat perjalanan Yesus Kristus yang berat menuju Golgota untuk disalibkan; Matius 27:34, Markus 15:23.

"Lalu mereka (serdadu-serdadu Romawi) memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya" (Matius 27:34). Tidak ada alasan yang tertulis mengapa Yesus tidak mau meminum anggur bercampur empedu yang diberikan kepada-Nya. Tetapi perhatikan penjelasan berikut ini.

Menurut tradisi lama, para wanita Yahudi memberikan ramuan minuman (anggur bercampur empedu/mur) semacam obat bius kepada mereka yang dikutuk sampai mati untuk mengurangi sensitivitas mereka terhadap rasa sakit yang luar biasa dan menumpulkan pikiran. Praktik seperti ini tercatat dalam Amsal 31:6-7, "Berikanlah minuman keras itu kepada orang yang akan binasa, dan anggur itu kepada yang susah hati. Biarlah ia minum dan melupakan kemiskinannya, dan tidak lagi mengingat kesusahannya"

Selain mematikan rasa sakit dan menumpulkan pikiran, para serdadu Romawi memberikan minuman anggur bercampur empedu mungkin bukan karena belas kasihan tetapi supaya Yesus mudah diatur saat sedang disalibkan. Tetapi setelah mencicipi sedikit, Yesus menolak untuk meminumnya. Kalimatnya tertulis dalam bentuk Imperfect Tense yang berarti para serdadu Romawi mencoba beberapa kali memberikan minuman tersebut kepada Yesus.

Dengan menolak minuman anggur bercampur empedu, Yesus merasakan sepenuhnya rasa sakit dalam tubuh-Nya sampai mati di kayu salib. Pukulan, cambukan dan luka-luka di sekujur tubuh dirasakan-Nya semuanya dengan sadar. Yesus taat dan tidak mengambil jalan pintas menghindari penderitaan.

Penderitaan Yesus adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan penebusan dan menyempurnakan karakter-Nya sebagai "seorang Imam Besar yang penuh belas kasihan". Penulis surat Ibrani menuliskan, "Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai" (Ibrani 2:16-18). 

Saudara, percayalah bahwa dalam segala penderitaan yang saat ini Suadara alami, Yesus Kristus mengerti dan bisa merasakannya. Dia sendiri telah mengalaminya untuk Saudara. Sekarang, Dia hadir dan memberikan pertolongan kepada Saudara.

Rasul Paulus menuliskan, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati" (Filipi 3:10, 11). Tersirat bahwa bagi Rasul Paulus, penderitaan Yesus Kristus menjadi teladan dan kekuatan dalam menghadapi semua kesulitan hidup yang harus diderita demi Kristus. Bagaimana dengan Saudara? Selamat menyambut Paskah dengan penuh syukur dan sukacita. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd16042022) 

Thursday, 3 March 2022



[1 Raja-raja 19:8-18]
Kamis, 3 Maret 2022

"Saudara mungkin tidak melihat apa yang sedang Allah kerjakan, tetapi Allah selalu berkarya setiap saat. Allah rindu mendengarkan curahan hati Saudara, membimbing Saudara dan menjawab pergumulan Saudara. Percayalah kepada-Nya!"
(Kitab 1 Raja-raja 19:8-18)

Di tengah pergumulan hidup yang sedang terjadi, seringkali kehadiran Allah tidak terlihat dengan jelas. Seolah-olah Allah tidak bekerja. Kenyataannya, Allah selalu memiliki rencana dan tidak pernah berhenti bekerja dalam kehidupan anak-anak-Nya. Belajarlah dari perjalanan hidup Nabi Elia; bagaimana Allah menghibur, membela dan memelihara dirinya pada saat sedang mengalami pergumulan. Bacalah 1 Raja-raja 19:8-18).

Perhatikan ayat 8. Allah tidak meninggalkan Nabi Elia yang tertekan jiwa dan fisiknya. Allah memberikan kekuatan Nabi Elia berjalan 40 hari 40 malam (400 km) sampai ke gunung Allah (gunung Horeb). Mengapa Nabi Elia mengambil waktu perjalanan yang lebih lama, jika seharusnya Nabi Elia hanya membutuhkan waktu 10-14 hari? Tersirat, bahwa Allah membimbing Nabi Elia melewati waktu pergumulan yang cukup hingga sampai ke gunung Allah dan siap mengerjakan perintah Allah selanjutnya (baca Mazmur 37:23). Ingat, gunung ini adalah tempat di mana Allah memberi petunjuk kepada Nabi Musa tentang pembentukan Israel (Keluaran 3:1-10). Di gunung ini, Nabi Musa 40 hari 40 malam tidak makan roti dan tidak minum air dan Allah menyatakan kehadiran-Nya; Kesepuluh Firman dituliskan (Kitab Keluaran 34:28). Dan sekarang, di gunung ini juga Allah memberikan petunjuk kepada Nabi Elia tentang pemulihan Israel. 

Perhatikan ayat 9-14. Allah yang menghibur. Pemeliharaan atas Nabi Elia dalam perjalanan 40 hari menuju gungung Horeb menunjukkan bahwa Allah berbelas kasihan kepada Nabi Elia. Dan dua kali Allah bertanya kepada Nabi Elia dengan perkataan yang sama, "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" (ayat 9,13). Tentu bukan berarti Allah tidak tahu apa yang sedang dikerjakan Nabi Elia. Tersirat, Allah ingin supaya Nabi Elia mencurahkan isi hatinya. Allah tidak menyatakan diri-Nya dalam angin besar dan kuat, gempa dan api yang terjadi saat itu. Justru Allah menyatakan diri-Nya dalam angin sepoi-sepoi, menunjukkan Allah sedang memperlakukan hamba-Nya dengan lembut. Dan Nabi Elia mencurahkan isi hatinya, menjawab 2 pertanyaan Allah dengan 2 kalimat yang sama pula. Nabi Elia meratapi bahwa dia satu-satunya yang tersisa untuk beribadah kepada Allah, letih, depresi, merasa bahwa semua pelayanannya telah sia-sia. Bagaimana respon Allah?

Perhatikan ayat 15-17. Allah yang membela. Allah tidak menolak Nabi Elia (Mazmur 103:10,14). Justru Allah berfirman, "Pergilah, kembalilah ke jalanmu.." Allah membangkitkan semangat Nabi Elia dan memberikan tugas kepadanya mengurapi Hazael, Yehu, dan Elisa untuk menghakimi dan membunuh orang-orang Israel yang sudah melawan Allah. Ini adalah tiga pengurapan yang tidak biasa. Hazael adalah raja atas Aram (Siria), bangsa non-Yahudi, tetapi Nabi Elia yang mengurapinya. Yehu, cucu Nimsi, menjadi raja atas Israel. Perhatikan, bukan keturunan Raja Ahab dan Izebel yang akan menjadi raja atas Israel. Allah telah memutus garis keturunan raja Ahab sebagai raja atas Israel. Pengurapan Elisa adalah pengurapan yang tidak biasa karena hanya Elisa satu-satunya nabi yang menjalani pengurapan. Mengapa Nabi Elia perlu mengurapi Elisa? Pengurapan yang khusus ini menegaskan bahwa Allah telah mempersiapkan Elisa untuk tugas yang besar menggantikan Nabi Elia. Jadi realitanya, ketika Nabi Elia merasa tertekan dan seorang diri dalam pergumulannya, sebenarnya Allah memiliki rencana dan tidak pernah berhenti bekerja.

Perhatikan ayat 18. Allah yang memelihara. Ingat, Nabi Elia meratapi bahwa dia satu-satunya yang tersisa untuk beribadah kepada Allah, letih, depresi, merasa bahwa semua pelayanannya telah sia-sia. Tetapi kemudian Allah mengejutkan dirinya; bahwa selain Elisa, ada 7.000 orang yang telah Allah siapkan. Tersirat Allah mengatakan kepada Nabi Elia, "Kuatkanlah hatimu.., Aku sedang bekerja, bahkan ketika engkau tidak melihat apa yang sedang Aku kerjakan". Pemeliharaan Allah melampaui apa yang Nabi Elia bayangkan.

Renungkan, mungkin Saudara tidak melihat apa yang Allah kerjakan, merasa kecewa dan merasa terisolasi seperti Nabi Elia. Saudara mulai berpikir, kalau tidak bisa melihat apa yang Allah kerjakan maka Allah sedang tidak berkerja apapun. Kenyataannya, Allah mempunyai rencana dan selalu sedang bekerja setiap saat walaupun Saudara mungkin tidak melihat apa yang Allah sedang kerjakan. Allah rindu mendengarkan curahan hati Saudara, membimbing Saudara dan menjawab pergumulan Saudara. Percayalah kepada-Nya (2 Korintus 5:7). Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd03032022)

Wednesday, 16 February 2022



[1 Raja-raja 19:1-8,10,14,18]
Rabu, 16 Februari 2022

"Karena merasa pergumulan terlalu besar sehingga Allah yang Maha Besar kelihatan sangat kecil. Allah tidak pernah meninggalkan Saudara, percayalah dan berjuanglah!"
(Kitab 1 Raja-raja 19:1-8, 10, 14, 18)

Saudara, kenyataannya setiap orang mengalami pergumulannya sendiri-sendiri; khususnya dalam masa pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini. Apakah Saudara merasa bahwa segala usaha yang sudah Saudara kerjakan tidak membuahkan hasil seperti yang Saudara harapkan? Apakah Saudara merasa frustasi menghadapi pergumulan hidup? Belajarlah dari kegagalan Nabi Elia dan bagaimana Allah menolong dirinya. Bacalah kitab 1 Raja-raja 19:1-8, 10, 14, 18.

Nabi Elia sudah dipelihara secara ajaib oleh Allah selama 3,5 tahun masa kekeringan. Dia sendiri sudah mengalami kemenangan dalam pergumulan spiritual yang berat dan spektakuler di gunung Karmel (1 Raja-raja 18:20-46)? Tetapi, mengapa akhirnya dia ketakutan dan bahkan ingin mati saja? Memang Nabi Elia adalah manusia biasa sama seperti Saudara (Surat Yakobus 5:17), tetapi bagaimana hal itu bisa terjadi?

Perhatikan ayat 1-2. Tersirat bahwa semua yang telah dikerjakan Allah dengan dahsyat dan ajaib melalui Nabi Elia yang taat, tidak membuat raja Ahab dan Isebel berbalik meninggalkan dewa Baal dan menyembah Allah saja. Raja Ahab tetap lemah dan tidak membela Allah. Isebel tidak bertobat. Tersirat justru Isebel melawan Allah dan berencana membunuh nabinya Allah (bacalah surat 2 Korintus 4:4).

Perhatikan ayat 3. Dalam peristiwa sebelumnya di gunung Karmel, Nabi Elia yakin apa yang akan terjadi dan melihat sendiri bagaimana Allah bertindak menunjukkan kuasa-Nya. Dia berharap apa yang sudah terjadi bisa mengubah orang-orang untuk meninggalkan dewa Baal dan kembali kepada Allah. Tetapi sekarang, kenyataan yang dilihatnya berbeda dengan apa yang diharapkannya. Nabi Elia menjadi takut kepada perempuan penyembah dewa Baal itu dan lari supaya tidak dibunuh (ingat sebelumnya, 450 nabi Baal telah dikalahkan dan dibunuh). Ia melarikan diri menjauh 152 km ke arah Selatan, bukan atas perintah Allah (bandingkan 1 Raja-raja 17:5, 8-10; 18:1-2, 36). Dalam ketakutannya, Nabi Elia merasa bertanggung jawab atas keamanan dirinya sendiri, bukan pada Allah. Nabi Elia berkecil hati dan melarikan diri dari apa yang harus diselesaikannya.

Perhatikan ayat 4-5a. "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku". Nabi Elia mengatakan "Cukuplah itu!" dan "ambillah nyawaku". Tersirat bahwa ia kecewa dengan hasil pelayananan yang tidak seperti harapannya sendiri. Ia kecewa dengan hal yang seharusnya tidak terjadi pada dirinya sebagai nabi Allah. Ribka, Rahel, Ayub, Nabi Musa, Salomo, Yunus dan Rasul Paulus juga mengungkapkan "ambillah nyawaku" di tengah pergumulan hidup mereka (Kejadian 27:46, 30:1; Ayub 3:11; Bilangan 11:15; Pengkhotbah 2:17; Yunus 4:3; 2 Korintus 1:8). Merasa terbebani dengan energi emosional dan fisik yang berlebihan membuatnya memikirkan hal yang terburuk. Nabi Elia melupakan bagaimana Allah sudah dan terus bekerja memeliharan dan memakai dirinya (bacalah kitab Mazmur 23).

Perhatikan ayat 10, 14, 18. "Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan..; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku". Nabi Elia menjawab Allah dua kali dengan kalimat yang sama. Tersirat bahwa Nabi Elia juga tertekan dengan perasaan "hanya aku seorang diri" melayani Allah. Sebenarnya, masih ada 100 nabi Allah yang diselamatkan oleh Obaja, kepala istana raja Ahab (1 Raja-raja 18:3-4). Allah sendiri menegaskan bahwa karena pekerjaan-Nya maka masih ada 7.000 orang di Israel yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak menciumnya.

Perhatikan ayat 5b-8. Berita baiknya adalah Allah bersabar, peduli dan memperhatikan Nabi Elia sepenuhnya. Pergumulan yang telah menekan jiwa maupun fisik/tubuhnya diperhatikan oleh Allah. Melalui 2 kali sentuhan malaikat ketika dirinya berbaring dan tidur, Allah hadir dan menghibur Nabi Elia. Alih-alih berbicara tentang kesalahan spiritual dan emosional Nabi Elia, Allah melayani Nabi Elia dan menyediakan "roti bakar dan air" yang membuatnya kuat lagi. Allah tidak pernah meninggalkan Nabi Elia. Allah merestorasi Nabi Elia, membuatnya kuat berjalan lagi 40 hari 40 malam lamanya (400 km) sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb; di sanalah firman Allah datang kembali kepadanya. 

Saudara, banyak orang merasa pergumulannya terlalu besar sehingga Allah yang Maha Besar kelihatan sangat kecil. Ingatlah pesan Rasul Paulus, 4 hal tentang pencobaan:  pencobaan-pencobaan yang dialami adalah pencobaan-pencobaan yang biasa, tidak melebihi kekuatan dan dapat menanggunnya, Allah setia, dan ada jalan keluarnya (1 Korintus 10:13). Allah tidak pernah meninggalkan Saudara, percayalah dan berjuanglah (bacalah Ibrani 4:14-16). Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd160222).

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...