[Ester 4:1-17]
Kamis,
13 Mei 2021
Jangan lari dari kesulitan, siapa tahu kesulitan ini adalah kesempatan
yang Allah berikan untuk menumbuhkan Saudara.
(Ester
4:1-17)
Ingat Ester 3:1-15, situasi genting yang dihadapi orang-orang
Yahudi yang terbuang di Persia pada bulan Nisan (Maret-April) tahun 474 sM. Surat
perintah pemusnahan semua orang Yahudi sudah terkirim dengan cepat ke 127
daerah kekuasaan raja Ahasyweros, mulai dari India sampai Etiopia (Ester 3:13).
Bagaimana mereka menghadapinya dan akhirnya bisa selamat, bacalah Kitab Ester 4:1-17.
Perhatikan Ester 4:1-3, ada perkabungan
yang besar di antara orang Yahudi disertai puasa dan ratap tangis. Mordekhai
tampil sebagai orang Yahudi dengan kesedihan yang sangat mendalam (lihat Ayub.
2:12; 2 Samuel 1:11-12; Nehemia 9:1-2; Daniel 9:3), sampai ke depan pintu
gerbang istana raja. Dia tidak takut atau malu memberitahukan identitasnya
sebagai orang Yahudi dan sikapnya menentang dekrit pembunuhan. Tindakan
Mordekhai ini memicu banyak tindakan lain yang tersirat dalam teks ayat 2, 4,
8, 9, 11, 16; sampai pada ketetapan ratu Ester untuk menghadap raja Ahasyweros
dengan segala risikonya.
Perhatikan Ester 4:4-8. Mordekhai ingin
menekankan keseriusan situasi kepada Ester dan ingin memperoleh kesempatan
untuk bertemu dengan Ester. Maka akhirnya, Ester memanggil Hatah, seorang
sida-sida raja, dan memerintahkannya untuk menjumpai Mordekhai (ayat 5-6).
Perhatikan, Ester sudah
berada di istana raja terpisah dari Mordekhai dan orang-orang Yahudi lainnya.
Identitasnya sebagai orang Yahudi pun mungkin belum diketahui oleh istana. Tersirat
bahwa Ester tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tetapi sekarang, identitas
Ester sebagai orang Yahudi akan terungkap. Setidak-tidaknya, Hatah segera
mengetahui hubungan antara Ester dan Mordekhai, apalagi Mordekhai meminta Ester
supaya menghadap raja untuk membela bangsanya (ayat 8). Jadi, sudah tiba
waktunya Ester membuka rahasia identitas dirinya. Jadi seperti Ester, keterdesakan akan memaksa Saudara untuk
meninggalkan zona nyaman Saudara dan melakukan hal yang baru.
Perhatikan Ester 4:9-11, ada permasalahan
yang dihadapi di dalam kebutuhan yang mendesak. Ester paham bahwa
setiap laki-laki atau perempuan yang menghadap raja tanpa diundang ada
resikonya, yakni hukuman mati. Ester sudah menjadi ratu 4 tahun 3 bulan (lihat
Ester 2:16; 3:7). Tetapi sekarang masalahnya, sudah 30 hari terakhir ini Ester tidak
dipanggil menghadap raja. Di dalam situasi semacam itu, tindakan menghadap raja
sangat berbahaya bagi Ester.
Perhatikan
Ester 4:12-14, bagaimana respon Mordekhai dan apa yang dikatakannya
kepada Ester? Perhatikan kata: “jangan
kira hanya engkau yang terluput”, “sekalipun engkau berdiam diri saja”, “siapa
tahu, justru untuk saat yang seperti ini.” Tersirat dengan jelas, Mordekhai masih
memiliki keyakinan dan pengharapan akan pertolongan serta pemeliharaan Tuhan
(14). Maka, Mordekhai berinisiatif membimbing Ester untuk memaksimalkan
perannya (10-11, 14). Ia memberikan teguran dan peringatan di samping tantangan
untuk beraksi (4-8; 13-14).
Siapa tahu, Allah mengangkat
Ester menjadi ratu justru untuk mengatasi krisis yang ada (lihat Kejadian
50:20). Renungkan, ketika Saudara menghadapi kesulitan, Saudara perlu memikirkan
pernyataan “siapa tahu” ini. Memang
ada hal yang Saudara dapat ketahui, seperti Mordekhai dan Ester mengetahui
(ayat 1, 11 – yada’ ), tetapi ada hal
yang tidak dapat Saudara ketahui sampai Saudara melakukannya (ayat 14).
Perhatikan
Ester 4:15-17. “Berpuasalah untuk aku... tiga hari lamanya” (ayat 16). Melalui keyakinan
dan pengharapan yang ada, Ester yang telah mejadi sadar mengajak orang Yahudi
meratap dan berpuasa bagi perjuangannya sebagai ganti ratap tangis kepedihan
(1- 3; 15-17). Ester mengambil
keputusan yang bulat dan mengambil risiko, “kalau
terpaksa aku mati, biarlah aku mati”. (Ingat peristiwa Sadrakh, Mesakh,
Abednego; Daniel 3:17-18). Akhirnya, dalam kedaulatan Allah dan waktu-Nya,
pembunuhan orang-orang Yahudi tidak terjadi; tetapi justru Haman yang dihukum
mati, bahkan juga kesepuluh anaknya (Ester 7:10; 9:14).
Saudara..
pikirkanlah bagaimana memaksimalkan peran Saudara bagi pergumulan Kristen,
apapun yang Saudara alami saat ini. Sadarlah, ada pengharapan, pertolongan dan
pemeliharan Tuhan. Kesulitan
memaksa Saudara untuk meninggalkan zona nyaman Saudara. Kesulitan sering merupakan
kesempatan bagi Saudara untuk melakukan hal yang lebih besar. Jangan lari dari kesulitan – siapa tahu kesulitan ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan untuk menumbuhkan Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd130521)