Tuesday, 27 April 2021



[Nehemia 4]
Selasa, 27 April 2021 

"Ingatan tentang bagaimana Allah telah memimpin,
memberikan keberanian untuk melangkah di tengah semua kritikan dan ancaman."
Bacaan: Nehemia pasal 4.

Nehemia tidak sulit untuk percaya bahwa Allah berminat dengan keberhasilan misinya. Misinya jelas merupakan usaha rohani. Kenyataan bahwa pekerjaannya berkisar terutama pada batu bata, campuran semen, dan rincian sampah tidak membelokkannya dari dimensi rohani visinya. Ia dapat melihat melalui hal-hal yang detail menembus ke akar dari apa yang menjadi esensi dari visinya.

Tanggapannya kepada kritik dan ancaman para pemimpin  di sekeliling-nya menjadi contoh yang baik sekali bagi kita dalam menangai kritik.

Nehemia 4:3. “Lalu berkatalah Tobia, orang Amon itu, yang ada di dekatnya: “Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor angjing hutan menoncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka.”

Nehemia 4:4-5. “Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan. Jangan Kau tutupi kesalahan mereka, dan dosa mereka jangan Kau hapis dari hadapan-Mu, karena mereka menyakiti hati-Mu dengan sikap mereka terhadap orang-orang yang sedang membangun.”

Nehemia 4:6. “Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati.”

Sekarang, kritik apa lagi yang dihadapi Nehemia (ayat 3). Bagaimana hal ini bisa membangkitkan emosi dan pertaruhan ketahanan Nehemia dalam menyelesaikan misinya? Perhatikan, bagaimana respon Nehemia yang pertama terhadap kritik yang dialimnya (ayat 4-5)? Apa perbedaan antara respon Nehemia ini dengan kritik yang dihadapi sebelumnya? Perhatikan doa Nehemia, apa yang Saudara pelajari dari apa yang didoakannya?

Nehemia tidak berhenti dengan doa. Apa yang selanjutnya dikerjakannya (ayat 6)? Bukan pada musuh dan kritik yang dihadapinya, apa yang tetap menjadi fokus Nehemia?

Nehemia 4:14. “Kuamati semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: “Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk istrimu dan rumahmu.”

Nehemia bukan hanya berdoa, ia mengingat. Perhatikan, apa yang Nehemia lakukan untuk mengingatkan mereka yang sedang menghadapi musuh dan kritikan tersebut (ayat 14)? Ingatan tentang bagaimana Allah telah memimpin (siapa yang membawanya sampai Yerusalem, intervensi Allah pada Raja Artahsasta, apa yang seharusnya terjadi pada Yerusalem), memberikan keberanian kepada Nehemia untuk melangkah di balik semua kritik dan ancaman.

Bacalah Nehemia 4:9, 16-18.

Selain berdoa dan mengingat, selanjutnya bagaimana respon Nehemia menanggapi kritik dan ancaman? Apa yang dilakukan Nehemia (ayat 16-18)

Tanggapan Nehemia kepada kritik dan ancaman para pemimpin di sekelilingnya menjadi contoh yang baik sekali bagi kita dalam menanggapi kritik. Nehemia melakukantiga hal: berdoa, ingat sumber visinya, dan merevisi rencananya. Visi terus-menerus dipertajam – tidak berubah; rencanalah yang diperbaiki – jarang sekali tetap sama. Tanggapilah kritik dengan doa, mengingat Allah, dan jika perlu, regisi atas rencana visi hidup Saudara.

Bagaimana dengan pergumulan visi hidup Saudara? Apa yang akan Saudara kerjakan berdasarkan kebenaran yang Saudara pelajari?

Tuhan Yesus Kristus memberkati. 

Monday, 26 April 2021



[Nehemia 4]
Senin, 26 April 2021

“Visi: alasan kuat untuk bertahan menghadapi kritik dan tantangan"
Bacaan: Nehemia pasal 4

Visi mudah dikritik. Visi mengundang kritik. Visi sulit dipertahankan terhadap kritik. Visi sering mati karena kritik.

Nehemia dan orang-orangnya tentu saja menghadapi kritik. Visinya bukannya tidak diamati oleh para pemimpin di daerah-daerah sekitar Yerusalem.

Bacalah Nehemia 4:1-3, 7-8, 12.

Bagaimana respons dan kritik Sanbalat, gubernur Samaria? (mencari alasan tembok tidak akan terselesaikan, mengkritik karakter mereka, meragukan kemampuan mereka, menantang komitmen mereka, dan meragukan kelayakan dari proyek tersebut untuk dimulai).

Bacalah Nehemia 4:6-8, 12

"Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati.

Ketika kata-kata kritikan tidak mampu menghentikan para pekerja, bagaimana respon Sanbalat dan seluruh penguasa provinsi Yerusalem (orang Amon, orang Asdod, orang Arab)? Pesan yang disampaikan jelas, “Menyerahlah atau hadapi ancaman kematian.”

Hambatan untuk membangun kembali tembok mulai tampak tak teratasi. Ada lebih banyak sampah yang harus mereka hadapi ketimbang yang mereka perkirakan sebelumnya. Mereka lelah. Semangat menyala untuk proyek yang baru telah padam. Seperti anak-anak yang menempuh perjalanan jauh, mereka mulai mengeluh, “Apakah kita sudah sampai?”

Semua tekanan itu melebihi apa yang dapat mereka tanggung, keluarga mereka dalam bahaya. Orang-orang mereka sendiri mendorong mereka untuk meninggalkan pekerjaan mereka. Kombinasi dari ketakutan dan kecil hati mendesak mereka sampai ke ujung jurang. Mereka pun mundur dari pekerjaan mereka tersebut. Mereka tidak lagi bersedia mengerjakan pekerjaan yang baik itu. Siapa yang bisa menyalahkan mereka?

Coba Saudara pikirkan hal ini. Kalau Saudara mempertimbangkan risiko yang sedang mereka hadapi dibandingkan dengan apa yang mereka peroleh dengan menyelesaikan tembok Yerusalem, mengapa harus bertahan?

Hanya ada satu alasan yang kuat. V I S I

Bagaimana dengan visi hidup Saudara (pribadi, keluarga, pekerjaan, pendidikan, pelayanan)? Kritik dan tantangan apa saja yang Saudara hadapi, yang membuat Saudara ingin menyerah? Bagaimana Saudara tetap bertahan sampai akhir?

Kita semua dapat memahami apa yang dirasakan oleh tim Nehemia. Jika Saudara mengejar sebuah visi dengan skala apa pun, Saudara pasti telah mengalami kritik. Mungkin visi Saudara mengingatkan seseorang tentang apa yang tidak terdapat padanya. Namun, pada saat yang sama, visi tersebut mengingatkannya akan apa yang dapat dan seharusnya terjadi. Nyatanya, tembok Yerusalem berhasil dibanguan dan Tuhan dimuliakan.

Tuhan Yesus Kristus memberkati. 

Saturday, 24 April 2021



[Nehemia 4:1-8]
Sabtu, 24 April 2021

”Visi mengundang kritik dan seringkali mati karenanya. Waspadalah!”
Bacaan: Nehemia 4:1-8

Hari pertama di tahun yang baru 2021, rencana sudah disusun; Visi hidup sudah digumulkan dan kembali ditekadkan. 

Tahukah Saudara: visi Saudara mudah dikritik. Visi mengundang kritik. Visi sulit dipertahankan terhadap kritik. Visi sering mati karena kritik. Jika Saudara membagikan visi Saudara dengan seseorang, kemungkinannya Saudara akan menyadari kebenaran dari keempat kenyataan tersebut. Visi mengandung dua aspek yang sering mengundang tanggapan yang negatif, yaitu perubahan dan kesenjangan..

Kapan saja Saudara berusaha untuk membawa perubahan, perubahan itu mengakibatkan rasa tidak aman bagi mereka yang telah terbiasa dengan apa yang telah ada dan selama ini selalu demikian. Apa yang Saudara yakini sebagai ”apa yang seharusnya” akan dipahami oleh orang lain sebagai suatu yang ”tidak seharusnya.” Visi mudah dikritik karena kesenjangan yang diwarisinya. Sifat alamiah dari visi adalah informasi yang kuat lebih banyak pada aspek apa ketimbang bagaimana. Oleh alasan inilah semua penemu, pemimpin dan penjelajah yang berhasil selalu menghadapi kritik. Saudara tidak sendirian.

Perhatikan. Bagaimana kritik yang dihadapi Nehemia dan orang-orangnya saat membangun kembali tembok Yerusalem? (Nehemia 4:1-3). Sanbalat, gubernur Samaria, mencoba dengan segala cara untuk mencari alasan tembok itu tidak akan pernah terselesaikan. Ia mengkritik karakter para pembangun, meragukan kemampuan mereka. Ia menantang komitmen mereka untuk menyelesaikan apa yang telah mereka mulai. Puncaknya, ia meragukan kelayakan dari proyek tersebut untuk dimulai.

Tobia, pendamping Sanbalat, menyetujuinya. Ia menggambarkan seluruh tenaga kerja Nehemia tidak kompeten. Sekalipun seandainya mereka dapat menyelesaikan tembok itu, berat seekor anjing hutan akan merobohkannya. Tidak lama kemudian, perkataan itu mulai beredar di kalangan para pekerja. Bahkan, sekarang yang memperingatkan para pembangun untuk tidak melanjutkan pembangunan tembok adalah orang Yahudi lain, saudara mereka sendiri. (Nehemia 4:7-8, 12).

Sanbalat dan Tobia, orang Arab dan orang Amon serta orang Asdod bersepakat untuk memerangi Yerusalem dan mengadakan kekacaua di sana. Pesannya jelas, ”Menyerahlah atau hadapi ancaman kematian.”

Semua tekanan itu melebihi apa yang dapat mereka tanggung. Keluarga mereka berada dalam bahaya. Orang-orang mereka sendiri mendorong mereka untuk meninggalkan pekerjaan mereka. Kombinasi dari ketakutan dan kecil hati mendesak mereka sampai di tepi jurang. Mereka pun mundur dari pekerjaan mereka. Mereka tidak lagi bersedia mengerjakan pekerjaan yang baik itu.

Kalau Saudara mempertimbangkan risiko yang sedang mereka hadapi dibandingkan dengan apa yang akan mereka peroleh dengan menyelesaikan tembok Yerusalem, mengapa harus tetap bertahan? Hanya ada satu alasan yang kuat: VISI.

Dan tembok Yerusalem berhasil dibangun kembali.

Hadapi semua kritikan. Selamat memperjuangkan Visi Saudara di tahun 2021, dalam pergumulan Covid-19.

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Friday, 23 April 2021



[Nehemia 2:18-20]
Jumat, 23 April 2021 

"Visi Memiliki Harga."
Bacaan: Nehemia 2:18-20

Orang-orang yang berkumpul untuk mendegarkan visi Nehemia bagi Israel memberikan respon dan berkomitmen.

Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.

Cara kisah ini disampaikan memberi kesan seolah-olah orang di Yerusalem tidak memiliki sesuatu yag lebh baik untuk dilakukan selain membangun kembali tembok.

Mereka adalah masyarakat pertanian. Jika tidak bekerja, Anda tidak makan. Orang-orang ini punya banyak hal untuk dilakukan. Menambahkan proyek ini ke dalam rutinitas sehari-hari berarti mengesampingkan hal-hal yang lain. Dengan kata lain, membangun kembali tembok berarti pengurbanan dan resiko.

Kebanyakan orang telah pindah keluar kota dan tinggal di sekeliling Yerusalem. Membangun tembok kembali berarti harus meninggalkan rumah, ladang, dan usaha mereka, serta melakukan perjalanan ke kota untuk bekerja. Keputusan ini berarti menghentikan kehidupan yang selama ini telah mereka jalani, yaitu meninggalkan ladang, ternak, dan keluarga mereka. Pada akhirnya nanti mereka akan diminta untuk meninggalkan rumah mereka dan pindah ke kota agar pekerjaan itu lebih efisien. Namun, mereka melakuan semua itu dengan senang hati. Visi tentang apa yang dapat dan seharusnya terjadi mendorong mereka untuk memberikan pengurbanan yang diperlukan.  "Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu."

Tidak setiap orang mendukung prospek Israel kembali berdiri secara ekonomi dan politik. Sanbalat, gubernur Samaria, adalah orang yang merasa terganggu karena seorang telah datang untuk memajukan kesejahteraan Israel (2:10). Ia, bersama-sama denga gubernur di kawasan sekelilingnya, telah mendapatkan keuntungan secara finansial serta politis dari keadaan Israel yang lemah. Hal yang paling tidak mereka inginkan adalah Israel menyusun kembali kekuatan mereka dan mendapatkan kembali pengaruh yang pernah mereka miliki di kawasan dunia itu.

Sanbalat dan sekutunya mulai mempertanyakan motivasi dan maksud Nehemia. Merka mulai mengedarkan hoax, isu dan surat ancaman. Tujuannya adalah tembok Yerusalem tidak pernah diselesaikan.

Akibatnya, pria dan wanita yang meninggalkan rumah dan ladang mereka untuk pergi ke Yerusalem dalam rangka mengerjakan tembok tersebut harus melakukan dengan resiko ketika kembali, mereka menemukan rumah mereka dibakar dan tanaman mereka dihancurkan. Apa pun yang berharga bagi mereka dipertaruhkan. Namun, mereka mengerjakan semuanya untuk pekerjaan yang baik, mereka bersedia berkurban. Mereka mengenali resiko dan melanjutkan proyek tersebut.

Sisa-sia Israel yang tidak terorganisir, tidak termotivasi, dan tidak terinspirasi rasa nasionalismenya ini bisa menjadi sebuah tim. Ketika memberikan tangan mereka kepada tugas itu, mereka berubah dari kelompok terserak yang melayani diri sendiri menjadi sebuah pasukan dan misi. Jika Allah telah melahirkan sebuah visi dalam hati mereka, akan tiba harinya ketika Anda akan dipanggil untuk melakukan pengurbanan guna mencapainya, bahkan ketika tampaknya tidak ada jaminan keberhasilan.

Apa yang Saudara pelajari tentang visi yang memiliki harga ini? Bagaimana dengan visi hidup Saudara?

Tuhan Yesus Kristus memberkati. 

Thursday, 22 April 2021



[Nehemia 2:11-18]
Kamis, 22 April 2021 
“Mengumumkan Visi”
Bacaan: Nehemia 2:11-18

Setelah memeriksa tembok Yerusalem yang runtuh, Nehemia tahu bahwa akhirnya telah tiba waktunya untuk membagikan visinya. Sebagaimana halnya dengan semua orang yang sedang membagikan visinya, Nehemia tidak tahu bagaimana orang-orang ini akan menanggapi. Bagaimanapun, ia adalah pendatang baru. Mereka telah biasa hidup tanpa manfaat dari tembok-tembok perlindungan selama beberapa generasi. Dari yang ia ketahui, kemungkinan mereka mungkin akan mengusirnya keluar kota, atau menertawakannya, atau lebih buruk dari itu, sekedar mengabaikannya.

Akan tetapi, orang dengan visi dari Allah adalah orang yang mengerjakan misi. Ia tidak dapat diam selamanya. Nehemia berupaya mengumpulkan orang bersama-sama. Dan kemudian ia membagikan visinya bagi kota itu.


 Nehemia 2:17-18:
"Berkatalah aku kepada mereka: "Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela."
Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.

Setiap visi yang mampu menggerakkan terdiri dari empat komponen, seperti dalam kutipan singkat pidato Nehemia di atas.

1) Apa masalahnya? (ayat 17a),

2) Apa solusinya (ayat 17b),

3) Apa alasan sesuatu harus dilakukan (ayat 17b), dan

4) Apa alasan sesuatu harus dilakukan sekarang (ayat 18a).

Dan bagaimana hasilnya? (ayat 18b).

Dengan menjawab keempat pertanyaan ini akan memungkinkan Anda mengikat pikiran, hati, imajinasi, dan energi orang lain. Ketika Anda dapat menyampaikan dengan jelas jawaban dari keempat pertanyaan ini, Anda siap mengumumkan visi Anda kepada khalayak. Khalayak bisa berarti pasangan Anda, anak perempuan Anda yag berumur enam belas tahun atau sebuah ruangan konferensi yang penuh dengan para relawan atau team pelayanan. Konteksnya tidak terlalu penting karena prinsipnya sama.

Ketika mereka yakin bahwa itu adalah jalan memuliakan Allah, akan selalu ada beberapa orang akan bertanya, "Sampai sejauh mana saya dapat memberikan hidup saya untuk visi ini?"

Bagaimana dengan visi hidup Saudara (dalam banyak persoalan keluarga/bidang/profesi/pekerjaan/pelayanan)? Bagaimana Saudara mengumumkannya?

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Wednesday, 21 April 2021



[Nehemia 2:11-20]
Rabu, 21 April 2021

“Bagaimana Menghidupi Visi”
Bacaan: Nehemia 2:11-20

“Maka tibalah aku di Yerusalem. Sesudah tiga hari aku di sana, bangun-lah aku pada malam hari bersama-sama beberapa orang saja yang menyertai aku. Aku tidak beritahukan kepada siapa pun rencana yang akan kulakukan untuk Yerusalem, yang diberikan Allahku dalam hatiku. Juga tak ada lain binatang kepadaku kecuali yang kutunggangi. Demi-kian pada malam hari aku keluar melalui pintu gerbang Lebak, ke jurusan mata air Ular Naga dan pintu gerbang Sampah. Aku menyelidiki dengan seksama tembok-tembok Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya yang habis dimakan api.” (Nehemia 2:11-13)

Akhirnya, di cakrawala terlihat kota Yerusalem. Ini tentunya menjadi saat yang emosional bagi Nehemia ketika bayangan kota ini terlihat dari kejauhan. Ia telah meratapi gambaran tentang Yerusalem. Ia menangis ketika mendekati kota itu.

Tetapi, setibanya di Yerusalem, Nehemia tidak bersegera membagikan visinya dengan siapa pun di Yerusalem setidaknya selama tiga hari! Perhatikan. Selanjutnya, apa yang dilakukan Nehemia? Mengapa Nehemia melakukannya?

Nehemia melakukan sejumlah perjalanan sebelum melakukan pembicaraan. Nehemia tidak berjalan masuk ke kota dan menjelaskan maksudnya. Sebaliknya, Nehemia melakukan pencarian data. Ia tidak didorong dengan emosi saat itu. Meskipun Nehemia tentunya sangat bergairah, tetapi ia tetap tenang.

Penyelidikan akan menghasilkan setidaknya satu dari tiga hal. Penyelidikan akan meneguhkan sifat ilahi dari asal visi Saudara, memberinya definisi dan fokus lebih lanjut, atau memperingatkan Saudara bahwa Saudara telah memahami visi itu secara keseluruhan.

Apa yang Saudara pelajari dari apa yang dilakukan Nehemia? Ada tiga hal yang membuat orang tidak menginvestigasi visi mereka secara penuh. Alasan mana yang paling menggoda untuk Saudara pakai?

Tidak sabar"Saya tidak punya waktu untuk berjalan berkeliling, memeriksa reruntuhan tembok yang sekian banyak itu. Lagi pula, saya sudah tahu apa masalahnya. Inilah saatnya untuk segera membangun kembali."

Harga diri"Apa perlunya harus berjalan berkeliling untuk melihat reruntuhan tembok itu? Apa yang mungkin bisa saya pelajari yang saya belum tahu?"

Ketakutan"Saya khawatir jika tahu betapa buruknya kondisinya, saya mungkin akan menjadi kecil hati."

Bagaimana Saudara menghidupi dan mengerjakan visi hidup Saudara (pasangan/keluarga, pekerjaan/profesi, pelayanan, dsb.)?

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Tuesday, 20 April 2021



[Nehemia 2:1-10]
Selasa, 20 April 2021 

“Siapa yang Menjadi Fokusnya?”
Bacaan: Nehemia 2:1-10

Apa yang menghancurkan hati Nehemia? Rencana besar apa yang sedang digumulkannya, didoakan, dan ditunggu-tunggunya? Ketika peluang/kesempatan datang untuk keberhasilan rencananya, bagaima-na respon Nehemia? Apa yang dikatakannya (ayat 4).

Selanjutnya, ketika pergumulannya doanya mulai terkabulkan, bagai-mana respon Nehemia? Apa yang dikatakannya (ayat 7-8).

Selama seluruh proses tersebut, Nahemia tidak pernah kehilangan kesadaran akan ketergantungannya pada Tuhan. Bahkan dengan kesempatan sekali seumur hidup yang ada di hadapannya, ia tidak berani melangkah sendiri. Ia sudah menundukkan kemauannya sendiri. Tidak ada kemandirian, sikap sok pahlawan, atau keinginan untuk bertindak sendiri dalam diri Nehemia. Ia begitu terkunci dalam sumber kekuatannya sehingga kejadian yang penuh emosi hati itu di ruangan istana  tidak menggoyahkanya. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun sebelum meminta pertolonga Allah.

Coba pikirkan hal ini. Nehemia telah mempersiapkan diri dengan baik dan ia siap. Namun, ia tidak bergantung pada persiapannya. Ia tidak bergantung pada raja. Ia tetap bergatung seperti sejak semula kepada Alah.

Inilah iman yang sedang Allah kembangkan dalam diri Saudara sementara Saudara sedang menunggu dalam tahap awal visi Saudara.

Perhatikan siapa yang mendapat pujian?

Nehemia mengetahui itu bukan kesabaran, persiapan, kemampuannya berbicara ataupun kepribadiaannya yang persuasif yang memungkin-kan persistiwa tersebut terjadi. "Raja menganugerahan hal itu kepadaku karena tangan Allahku yang murah melindungi aku." Hanya Allah yang dapat merekayasa peristiwa tersebut. Nehemia dapat dengan cermat memberikan pujian tersebut ke tempat yang semestinya. Ia mengenali sumber keberhasilannya.

Visi dari Allah akhirnya kembali kepada Allah. Apa pun peran Saudara, Saudara tidak akan pernah menjadi poin utama dari visi yang sungguh-sungguh dari Allah. Dialah fokusnya.

Iman merupakan ungkapan keyakinan terhadap pribadi dan karakter Allah. Iman merupakan tanggapan yang tepat terhadap janji atau pernyataan Allah.

Bagaimana dengan pergumulan visi hidup Saudara? Siapa dan apa yang menjadi fokus dalam pergumulan tersebut? Bagaimana Saudara dapat meneladani Nehemia dalam pergumulan visi hidupnya?

Tuhan Yesus Kristus memberkati.


Lalu kata raja kepadaku: "Jadi, apa yang kauinginkan?" Maka aku berdoa kepada 
Allah semesta langit, ... Dan raja mengabulkan permintaanku itu, 
karena tangan Allahku yang murah melindungi aku.”
(Nehemia 2:4, 8)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...