Tuesday, 20 April 2021



[Nehemia 2:1-10]
Selasa, 20 April 2021 

“Siapa yang Menjadi Fokusnya?”
Bacaan: Nehemia 2:1-10

Apa yang menghancurkan hati Nehemia? Rencana besar apa yang sedang digumulkannya, didoakan, dan ditunggu-tunggunya? Ketika peluang/kesempatan datang untuk keberhasilan rencananya, bagaima-na respon Nehemia? Apa yang dikatakannya (ayat 4).

Selanjutnya, ketika pergumulannya doanya mulai terkabulkan, bagai-mana respon Nehemia? Apa yang dikatakannya (ayat 7-8).

Selama seluruh proses tersebut, Nahemia tidak pernah kehilangan kesadaran akan ketergantungannya pada Tuhan. Bahkan dengan kesempatan sekali seumur hidup yang ada di hadapannya, ia tidak berani melangkah sendiri. Ia sudah menundukkan kemauannya sendiri. Tidak ada kemandirian, sikap sok pahlawan, atau keinginan untuk bertindak sendiri dalam diri Nehemia. Ia begitu terkunci dalam sumber kekuatannya sehingga kejadian yang penuh emosi hati itu di ruangan istana  tidak menggoyahkanya. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun sebelum meminta pertolonga Allah.

Coba pikirkan hal ini. Nehemia telah mempersiapkan diri dengan baik dan ia siap. Namun, ia tidak bergantung pada persiapannya. Ia tidak bergantung pada raja. Ia tetap bergatung seperti sejak semula kepada Alah.

Inilah iman yang sedang Allah kembangkan dalam diri Saudara sementara Saudara sedang menunggu dalam tahap awal visi Saudara.

Perhatikan siapa yang mendapat pujian?

Nehemia mengetahui itu bukan kesabaran, persiapan, kemampuannya berbicara ataupun kepribadiaannya yang persuasif yang memungkin-kan persistiwa tersebut terjadi. "Raja menganugerahan hal itu kepadaku karena tangan Allahku yang murah melindungi aku." Hanya Allah yang dapat merekayasa peristiwa tersebut. Nehemia dapat dengan cermat memberikan pujian tersebut ke tempat yang semestinya. Ia mengenali sumber keberhasilannya.

Visi dari Allah akhirnya kembali kepada Allah. Apa pun peran Saudara, Saudara tidak akan pernah menjadi poin utama dari visi yang sungguh-sungguh dari Allah. Dialah fokusnya.

Iman merupakan ungkapan keyakinan terhadap pribadi dan karakter Allah. Iman merupakan tanggapan yang tepat terhadap janji atau pernyataan Allah.

Bagaimana dengan pergumulan visi hidup Saudara? Siapa dan apa yang menjadi fokus dalam pergumulan tersebut? Bagaimana Saudara dapat meneladani Nehemia dalam pergumulan visi hidupnya?

Tuhan Yesus Kristus memberkati.


Lalu kata raja kepadaku: "Jadi, apa yang kauinginkan?" Maka aku berdoa kepada 
Allah semesta langit, ... Dan raja mengabulkan permintaanku itu, 
karena tangan Allahku yang murah melindungi aku.”
(Nehemia 2:4, 8)

Monday, 19 April 2021



[Nehemia 1:4-11]
Senin, 19 April 2021 

“Bagaimana Berdoa”
Bacaan: Nehemia 1:4-11

“Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit”. (Nehemia 1:4)

Ketika Nehemia mendengar kondisi Yerusalem yang menyedihkan, ia memikirkan melampaui realitas fisik yang ada; bukan sekedar tentang bangunan tembok yang hancur. Kepedulian dan doa Nehemia menjadi pondasi bagi cerita selanjutnya. Sesudah puluhan tahun dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela (ayat 3), akhirnya tembok Yerusalem berhasil dibangun kembali dan bangsa Israel dipulihkan.

Bagaimana semua itu dimulai? Bagaimana visi itu dilahirkan? Perha-tikan, bagaimana Nehemia menuliskannya?

1)     Ketika kudengar berita itu - Nehemia mengenal kebutuhan dengan benar.

2)    duduklah aku menangis dan berkabung  - Nehemia memperhatikan kebutuhan yang utama.

3)    aku berdoa -  Nehemia berdoa.

4)    biarlah hamba-Mu berhasil  - Nehemia menyediakan diri untuk memenuhi kehendak Allah (ayat 11).

Alkitab menceritakan siapa yang dipakai Tuhan adalah pribadi-pribadi yang mempunyai relasi intim dengan Tuhan, menghidupi visi dari Tuhan, dan hidup dalam doa yang benar serta taat pada firman-Nya.

Perhatikan. Bagaimana Nehemia berdoa?

1)     Pertama, Nehemia fokus pada kebesaran Allah (ayat 5).

2)   Pengakuan dosa. "Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa" (ayat 6, 7).

3)   Firman Tuhan menjadi dasar doa (ayat 8-10).

4)   Percaya bahwa Tuhan berkuasa. "... dan mendapat belas kasihan dari  orang ini" (ayat 11) Di hadapan Allah, Nehemia menyebut Raja Artahsasta yang berkuasa dengan perkataan "...dari orang ini"


Bagaimana dengan kehidupan doa Saudara?
Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Sunday, 18 April 2021



[Nehemia 1:4-11] 
Minggu, 18 April 2021

"Nehemia: saatnya berdoa dan merencanakan"
Bacaan: Nehemia 1:4-11

Ketika Nehemia mendengar kondisi Yerusalem saat itu, ia menangis dan berkabung beberapa hari, dan tidak ada satu pun yang dapat ia lakukan untuk memulihkan situasi. Tidak ada. Sepintas kita melihat bahwa Nehemia berada di tempat yang salah dengan pekerjaan yang salah dan bekerja untuk orang yang salah. Ia tidak memiliki cara untuk mengubah satu hal pun dari kondisi tersebut. Ia tidak bebas untuk bertindak atas visinya.

Pernahkah Saudara mengalami seperti yang dialami Nehemia dalam periode yang menakutkan ketika tampaknya tidak mungkin bergerak lebih jauh dengan visi Saudara? Saudara tahu sekali dengan minggu-minggu, bulan-bulan, dan mungkin tahun-tahun ketika berbagai situasi tidak memungkinkan Saudara menjadi proaktif. Saat-saat Saudara tidak bebas untuk bertindak?

Saudara tidak memiliki cukup uang untuk menyelesaikan sekolah? Pekerjaan Saudara saat ini tidak memberikan fleksibilitas untuk mengejar ide dari kepedulian Saudara? Setiap orang mengatakan Saudara memerlukan lebih banyak pengalaman? Tanggung jawab keluarga Saudara tidak memberikan waktu luang yang cukup kepada Saudara? Saudara merasa berada di tempat yang salah dari negeri ini? Saudara punya hutang yang harus dibayar?

Jadi, apa yang seharusnya Saudara lakukan sementara itu!? Apa yang dapat Saudara lakukan untuk tetap membuat visi itu hidup?

Perhatikan. Nehemia bukannya tidak aktif. Empat bulan (bulan Kislew – bulan Nisan/ Desember – April) lamanya di antara kejadian saat ia mendengar kondisi tembok Yerusalem tersebut dan akhirnya dapat berbuat sesuatu, merupakan waktu produktif bagi Nehemia. Ia menggunakan waktu ini untuk mempersiapkan hari ketika Tuhan akan melepaskan ia untuk mengejar visinya. Ia tidak membiarkan kemunduran waktu membuatnya kecil hati atau menyurutkan langkahnya. Nehemia tidak membiarkan visinya mati.

Nehemia menggunakan waktunya untuk melakukan dua hal: BERDOA dan MERENCANAKAN.

Nehemia berdoa untuk dua hal sehubungan dengan visinya: sebuah KESEMPATAN dan KEMURAHAN (Nehemia 1:11). Bukan berdoa bagi adanya mukjizat/sesuatu yang bersifat supranatural, tetapi berdoa bagi kesempatan.

Orangtua memiliki visi untuk keberhasilan anak-anaknya. Bukan hanya berdoa agar mereka menjadi pria dan wanita yang memiliki karakter, tetapi berdoa untuk kesempatan yang membangun karakter itu di dalam hidupnya. Doa untuk teman-teman yang hidup dalam dosa, bukan hanya berdoa agar mereka diselamatkan; tetapi berdoa untuk kesempatan berbicara dengan mereka tentang Kristus.

Nehemia berdoa agar Tuhan membuat Raja Artahsasta berminat dan mendukung visinya. Raja dikenal bukan sebagai orang yang suka berbelaskasihan. Itu bukan wataknya. Dalam kenyataannya, ketika Nehemia akhirnya mendapat kesempatan untuk berbicara kepada raja, ia mengatakan "sangat takut" (2:2).

Pikirkan hal ini. Jika Allah dapat menggerakkan Raja Artahsasta untuk membiayai pembangunan kembali tembok Yerusalem, Dia tentu saja dapat mengubah hati mereka yang menghalangi Saudara dan visi yang Allah berikan kepada Saudara. Secara manusiawi, tidak ada cara apa pun yang membuat Raja Artahsasta mendukung visi Nehemia. Namun, doa membawa kita jauh melampaui kemungkinan manusia.

Jadi, apakah yang Saudara kerjakan dalam masa-masa pergumulan dan penantian saat ini? Sudahkan Saudara berdoa dan merencanakannya dengan baik? Peluang-peluang apa saja yang Saudara doakan? Siapa saja yang Saudara doakan, mereka yang dapat membantu Saudara mencapai visi Saudara? (Pada perenungan selanjutnya, renungkan isi doa Nehemia dan rencana yang disusunnya).

Tuhan Yesus Kristus memberkati Saudara dan pergumulan visi Saudara. 

"Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu 
yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini 
dan mendapat belas kasihan dari orang ini." 
(Nehemia 1:11)

Saturday, 17 April 2021



[Nehemia 1:1-4]
Sabtu, 17 April 2021

Visi yang ditetapkan Allah berawal dari ta kepedulianngisan. 
Bacaan: Nehemia 1:1-4 

Kisah di bulan Desember (bulan Kislew) tahun 445 sM (2.500an tahun yang lalu). Kisah pribadi Nehemia yang bekerja sebagai juru minuman raja Persia yang berkuasa di dunia pada waktu itu. Kerajaan yang terletak 800 mil (± 1.000 Km) dari Yerusalem. Nehemia tinggal di istana kerajaan yang menjadi ibukota dunia saat itu. Bagaimana kehidupan Nehemia di istana Persia – kedudukan dan fasilitas yang dinikmatinya?

Ketika saudara-saudara Nehemia datang  ke puri Susan dari tempat yang jauh, apa yang dilakukan Nehemia? Mengapa informasi tentang "kesukaran besar, keadaan tercela, tembok Yerusalem yang terbong-kar, pintu-pintu gerbang yang terbakar" penting bagi Nehemia? Hal apa sebenarnya yang dilihat Nehemia, melampaui realitas fisik yang ada, bukan sekedar tentang bangunan tembok yang hancur?

"...aku menangis dan berkabung selama beberapa hari." (ayat 4). Kemudian, mengapa Nehemia menangis dan berkabung, pada saat ia menjadi juru minuman raja Persia? Bagaimana hal ini (Nehemia menangis) bisa terjadi? Perihal apa yang menyebabkan Nehemia menangis dan berkabung? Apakah hal tersebut berkaitan dengan kepentingan pribadi Nehemia yang sudah mapan dan nyaman?

Visi yang ditetapkan Allah berawal dari ta kepedulianngisan. Visi adalah gambaran mental yang jelas tentang apa yang dapat terjadi, yang didorong oleh keyakinan terhadap apa yang seharusnya terjadi. Kasih Allah dan kedaulatan Allah sepanjang sejarah manusia, dinyatakan melalui pribadi-bribadi yang menangkap visi Allah dan taat mengerjakannya.

Selama 90 tahun bangsa Israel dalam keadaan tercela dan hancur. Kelihatannya tidak ada yang peduli lagi dengan apa yang terjadi, tidak ada pengharapan. Kemudian tampillah Nehemia yang menangis dan berkabung setelah mendengar realitas yang ada; dengan visi dari Allah yang lahir di hatinya. Kedaulatan kasih Allah dinyatakan, tembok Yerusalem dibangun kembali dan pemulihan terjadi. Arti nama Nehemia adalah "Yahweh yang menghibur".  

Bagaimana dengan visi hidup Saudara (keluarga, pekerjaan, profesi, studi, pelayanan)? Sesuatu hal yang membuat Saudara menangis dan berkabung; bahkan dalam segala kenyamanan dan kemapanan Saudara saat ini? Bagaimana tangisan kepedulian Saudara menjadi berkat dan Tuhan dimuliakan di  dalamnya?

Tuhan Yesus Kristus memberkati visi Saudara.

Saturday, 10 April 2021



[Rut 4:13-22]
Sabtu, 10 April 2021

"Kehadiran dan penebusan-Nya lebih berharga 
dari semua berkat jasmani yang ada" 
Bacaan: Rut 4:13-22

Kisah Rut dan Naomi berakhir dengan penuh kebahagiaan. Ingat, kitab Rut diawali dengan 5 ayat duka cita (Rut 1:1-5). Terjadi kelaparan, Elimelekh memilih pergi ke negeri asing bersama Naomi dan kedua anak laki-lakinya. Kemudian matilah Elimelekh dan kedua anaknya. Naomi hidup bersama 2 perempuan janda menantunya di negeri asing dalam kemiskinan. Tetapi, 80 ayat berikutnya kitab ini bercerita semakin jelas bagaimana Allah memelihara Naomi bersama-sama Rut perempuan Moab itu, menantunya, kembali pulang ke Betlehem dari daerah Moab. Harapan baru datang, perubahan hidup terjadi ketika Boas hadir sebagai penebus. Bukan sekedar berkat-berkat jasmani yang mereka nikmati, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana janji pemeliharaan Allah berlaku atas mereka.

Perhatikan Rut 4:13-14a. Ingat sebelumnya, Naomi dan Rut kehilangan laki-laki sandaran hidup mereka. Bahkan, 10 tahun tinggal di Moab, Rut belum mendapat keturunan dari Mahlon, suaminya (Rut 1:4). Tetapi sekarang, Rut melahirkan seorang anak laki-laki; karena karunia TUHAN. Dan yang pertama dikatakan perempuan-perempuan kepada Naomi: “Terpujilah Tuhan..” Merekalah yang pada waktu Naomi tiba di Betlehem, gempar dan berkata: “Naomikah itu?”. Naomi berkata kepada mereka: “Janganlah sebutkan aku Naomi (“yang menyenangkan/ kesukaan”); sebutlah aku Mara, sebab Yang Maha Kuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku” (Rut 1:19-20). Yang terutama, segala pujian hanya bagi Allah, bukan pada Boas yang telah bersedia menebus dan menikahi Rut. Tersirat dengan jelas, narasi kitab menggambarkan kedaulatan kasih Allah atas umat-Nya, apapun yang terjadi dalam hidup mereka.

Perhatikan Rut 4:14b-17. “Termasyurlah kiranya nama anak itu di Israel.”  Bukan saja Boas yang menjadi pengharapan saat ini, tetapi juga anak yang dilahirkan Rut, menjadi pengharapan masa depan mereka. Anak itu akan menyegarkan jiwa dan memelihara Naomi  pada waktu rambutnya telah putih. Naomi telah kehilangan 3 laki-laki yang sangat dikasihinya, tetapi sekarang dikatakan: “perempuan yang lebih berharga bagimu dari 7 anak laki-laki.” Angka 7 adalah lambang kepenuhan/kesempurnaan.

Perhatikan, tetangga-tetangga perempuan Naomi memberikan nama kepada anak Rut. Anak yang sekarang ada di pangkuan Naomi menjadi berkat bagi banyak orang. Nama Obed dalam bahasa Ibrani berarti “pelayan/melayani”. Obed adalah ayah Isai. Isai adalah ayah Daud (“yang dikasihi”), raja yang membangun Israel dan melahirkan keturunan yang melahirkan Mesias, Yesus Kristus. Bukan sekedar berkat jasmani yang diterima Naomi dan Rut, tetapi terlebih penting adalah berkat rohani dan pemeliharaan Allah yang berdaulat. Allah berkasih karunia kepada pribadi-pribadi yang bergumul dalam kehidupan mereka, tetapi dipakai-Nya untuk menyatakan kedaulatan kasih Allah. Tersirat dengan jelas adanya jaminan masa depan dalam rancangan Allah.

Perhatikan Rut 4:18-22. Bandingkan dengan lima ayat pertama dari kitab Rut, yang secara ringkas dan padat menceritakan duka cita dalam sepuluh tahun tinggal di Moab. Sekarang, dalam lima ayat terakhir kitab Rut, ada sepuluh nama/generasi tercatat dalam silsilah Daud; mulai dari Peres hingga Daud. Tersirat dengan jelas bagi pembaca kitab Rut tentang kesetiaan dan campur tangan Allah, serta jaminan pemeliharaan-Nya; meskipun mereka yang terlibat di dalamnya tidak menyadarinya. Dan Saudara tahu, pemeliharaan Allah dan jaminan keselamatan-Nya tergenapi melalui keturunan Daud (Matius 1); Yesus Kristus lahir dan mati di kayu salib menjadi penebus Saudara.

"Kehadiran dan penebusan-Nya lebih berharga dari semua berkat jasmani yang ada.” Yang Allah janjikan bukan sekedar berkat-berkat jasmani, tetapi yang terpenting adalah penebusan dan pemeliharaan-Nya. Rasul Paulus dalah pertobatannya menuliskan: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara (Roma 8:28-29). 

Allah tetap hadir dan pedulikan hidup Saudara. Selamat menikmati akhir pekan, mensyukuri penebusan dan pemeliharaan Allah. Tetap setia dan sepenuhnya hidup bersandar pada-Nya yang terlebih setia senantiasa. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd100421)

Friday, 9 April 2021



[Rut 4:1-12]
Jumat, 9 April 2021

"Tidak ada penebusan tanpa membayar harga." 
Bacaan: Rut 4:1-12

Kitab Rut dibuka dengan tiga pemakaman (Rut 1:3,5) tetapi ditutup dengan pernikahan dan kelahiran, mencatat kegembiraan yang meluap di kota kecil Betlehem. Tidak semua kisah hidup memiliki akhir jenis ini. Tetapi buku kecil Rut ini mengingatkan bahwa bagi orang Kristen, Tuhan masih menulis bagian/pasal terakhir. Saudara tidak harus takut akan masa depan. Sebab Yesus Kristus yang mati di salib itu hidup dan naik ke sorga, ada pengharapan kekal bagi Saudara.

Perhatikan Rut 4:1-2. Kata menebus berarti "untuk dibebaskan dengan membayar harga." Sebelumnya, Naomi dan Rut yang miskin kembali ke Betlehem (Rut 1:20-21). Properti Elimelekh telah terjual atau berada di bawah semacam hipotek. Namun, Rut dan Naomi terlalu miskin untuk menebus tanah tersebut. Menurut hukum di Imamat 25:23-34 dan Ulangan 25:5-10, penebusan hanya bisa dilakukan oleh kerabat terdekat. Penebusan dilakukan menurut hukum. Dan itulah yang nantinya dilakukan Boas sebagai penebus Rut.

Pada dasarnya, Saudara adalah budak dosa dan Iblis (Efesus 2:1-3; Yohanes 8:33-34) dan tidak dapat membebaskan diri. Tetapi Yesus memberikan hidup-Nya sebagai tebusan bagi orang-orang berdosa (Markus 10:45; Wahyu 5:9-10). Perhatikan, Yesus menyediakan diri dekat dengan Saudara sebelum menebus Saudara. Dia menjadi manusia dalam darah dan daging sehingga bisa mati untuk Saudara di kayu salib (Ibrani 2:14-15). Ketika Yesus dilahirkan di dunia ini dalam daging manusia, Ia menjadi "kerabat dekat," dan Dia akan tetap menjadi "kerabat" Saudara untuk selamanya.

Perhatikan Rut 4:3-8. Allah merancang penebusan dengan strategi yang sangat hebat. Boas mengerti bahwa ada penebus lain yang lebih dekat dibanding dirinya. Mengapa penebus yang lebih dekat itu tidak bersedia melakukannya? Ada risiko yang harus ditanggungnya: penebus harus menikahi Rut yang adalah orang Moab. Anak pertama Rut nantinya bisa mengklaim kepemilikan Elimelekh karena diperhitungkan sebagai keturunan Elimelekh, sementara itu penebus yang menikahi Rut tidak mendapatkannya. Anak-anak Rut akan menjadi beban tambahan bagi warisan si penebus sendiri dan membahayakan warisan keluarganya sendiri. Tetapi, ada jalan bagi Boas untuk mendapatkan Rut. Demikian juga kasih Allah kepada manusia berdosa, Allah merancang strategi yang hebat dan menggenapinya; meskipun sangat mahal harganya.

Perhatikan Rut 4:9-10. Penebusan dilakukan dengan sukarela dan membayar harga karena kasih. Boas yang tidak harus menebus tetapi bersedia menjadi penebus, mengambil risiko dan tidak mementingkan dirinya sendiri, rela menanggung kerugian. Tidak ada penebusan tanpa membayar harga, dan Boas mampu membayar harganya. Yesus mampu membayar harga penebusan Saudara manusia berdosa, bukan saja karena “kerabat dekat” (menjadi manusia) tetapi Dia adalah Allah juga. Bagi Saudara, keselamatan anugerah untuk “barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan” (Kisah Rasul 2:21), tetapi dari sudut pandang Allah, penebusan sangatlah mahal harganya.

Perhatikan Rut 4:11-12. Orang-orang berdoa agar Rut berbuah (Efrata: “berbuah”) melahirkan anak-anak sebagai berkah dan membawa kehormatan bagi kota kecil mereka, Betlehem. Seperti Rahel dan Lea, dibukakan kandungannya oleh Allah, melahirkan bangsa yang termasyur dan melaluinya Allah akan mengirimkan Mesias. Betlehem adalah tempat di mana Rahel dimakamkan (Kejadian 35:19), tetapi yang lebih penting, itu akan dikenal sebagai tempat di mana Yesus Kristus dilahirkan. Mereka ingin rumah Boas menjadi seperti Peres (Rut 4:12; Matius 1:3). Keluarga Peres telah menetap di Bethlehem (1 Tawarikh 2: 50-54), dan Boas adalah keturunan Peres (ayat 18). Tamar, ibu dari Peres, bukan wanita yang saleh, tetapi namanya ditemukan dalam silsilah Tuhan kita (Mat. 1: 3). Penebusan dilakukan dengan harapan untuk masa depan, supaya umat-Nya dapat ditebus dan memperoleh hidup kekal.

Boas membayar penebusan Rut dan perubahan luar biasa terjadi pada kehidupan Rut. Dia beralih dari yang kesepian menjadi yang dicintai, dari kerja keras ke beristirahat, dari kemiskinan menuju kekayaan, dari kekhawatiran menjadi kepastian jaminan, dan dari keputusasaan ke pengharapan. Dia tidak lagi "Rut orang Moab," karena masa lalu sudah pergi, dan dia sedang membuat awal yang baru. Dia sekarang "Rut istrinya Boas," nama yang dia banggakan. Lebih daripada Boas, Yesus Kristus telah lunas membayar penebusan Saudara dengan memberikan diri-Nya di kayu salib; justru ketika Saudara masih berdosa (Roma 5:7-8). Perayaan Jumat Agung dan Paskah telah berakhir menurut tanggalnya, tetapi tetaplah serius hidup dalam penebusan-Nya dan beritakanlah Dia. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd090421)

Friday, 26 March 2021



[Markus 14:26-31, 70-72]
Jumat, 26 Maret 2021

“Keinginannya jauh melebihi kemampuannya!”
Bacaan: Markus 14:26-31, 70-72

Yesus ditangkap, dihakimi, menderita siksaan dan disalibkan sampai mati. Kenyataan ini akan menggoncangkan iman murid-murid-Nya. Dia sendiri mengatakannya, "Kamu semua akan tergoncang imanmu” (ayat 27).

Tetapi respon Petrus (“batu karang”), "Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak" (ayat 29). Petrus membayangkan murid-murid lain melarikan diri, tapi dirinya sendiri tidak!  Bahkan dengan lebih sungguh-sungguh berbicara lebih keras, "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua yang lainpun berkata demikian juga (ayat 31).

Tetapi, tidak lama kemudian pada saat Yesus ditangkap dan dihakimi, Petrus menyangkal Yesus. Ia mengutuk dan bersumpah, "Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!" (ayat 71). Dan pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."  (ayat 30). Lalu menangislah Petrus tersedu-sedu (ayat 72). Keinginannya jauh melebihi kemampuannya!

Petrus telah menyangkal Yesus, dan hatinya hancur. Tetapi kemudian, setelah bangkit dari kematian, Yesus menghapiri Petrus kembali dan memulihkannya (baca Yohanes 21:15-19). Dengan kekuatan iman yang dari Tuhan, Petrus dan murid-murid Yesus pergi memberitakan Injil ke seluruh penjuru (ayat terakhir Injil Markus).

Saudara... sadarlah dan akuilah bahwa Saudara tidak bisa mengandalkan kekuatan Saudara sendiri. Kenalilah betapa lemahnya Saudara yang tidak sanggup mengandalkan kekuatan iman diri sendiri. Datang dan bersandarlah pada Yesus Kristus yang telah menang atas segala penderitaan dan telah mengalahkan maut dan kuasanya.

Selamat mempersiapkan hati, menghayati kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Bersandarlah pada-Nya. Beritakan kematian dan kebangkitan-Nya. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd260321)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...