Saturday, 13 March 2021



[Yosua 2:1-17]
Sabtu, 13 Maret 2021

Hidup oleh anugerah Tuhan. 
Tuhan sangat murah hati terhadap umat yang bergantung pada-Nya
Bacaan: Rut 2:1-17

 Anugerah bisa berarti belas kasihan dan bantuan cuma-cuma yang diberikan kepada seseorang yang tidak pantas dan tidak bisa menerimanya. Bacalah Rut 2:1-16. Perhatikan bagaimana Rut hidup oleh anugerah Tuhan. Sebagai seorang wanita, janda miskin, orang asing di negeri orang, berada di strata sosial yang rendah; Rut nyaris tidak bisa berharap apapun dan mengklaim siapa pun. Ketika pagi itu, Rut berangkat untuk memungut jelai seharian di bawah terik matahari entah di ladang siapa, dia mencari seseorang yang akan menunjukkan belas kasihan kepadanya (ayat 2). Dan perhatikan ayat 10 dan 13; Rut mendapatkan belas kasihan tersebut bahkan pertolongan sepenuhnya bagi hidup selanjutnya.

 Saluran anugerah itu adalah Boas. Nama Boas berarti “di dalam dia ada kekuatan”. Betapa baiknya mengetahui bahwa Tuhan memiliki orang-orang baik yang hidup di masa-masa sulit! Jika Saudara hanya membaca kitab Hakim-hakim, mungkin Saudara menyimpulkan bahwa  orang benar telah binasa dari muka bumi (Hakim-hakim 21:25; Mazmur 12: 1–3; Yesaya 57: 1; Mikha 7: 2). Tetapi... masih ada orang seperti Boas yang mengenal Tuhan dan berusaha untuk menuruti kehendak-Nya. Boas prihatin tentang pekerjanya dan ingin mereka menikmati berkat Tuhan (ayat 4). Ketika Rut sibuk seharian memungut bulir-bulir jelai yang tercecer, dalam anugerah Tuhan hadirlah Boas yang menunjukkan kemurahan hati yang luar biasa (ayat 5-7). Rut adalah seorang janda miskin di negeri orang, tetapi Tuhan akan menciptakan hubungan baru yang akan mengubah hidup Rut sepenuhnya.

Penafsir Kitab Suci mempelajari bahwa Boas adalah gambaran Tuhan Yesus Kristus dalam hubungan-Nya dengan mempelai wanita-Nya, gerejanya (orang-orang percaya). Seperti Rut, orang berdosa yang terhilang berada di luar keluarga perjanjian Allah, terpuruk, tak berdaya untuk menuntut belas kasihan Tuhan. Tetapi Tuhan mengambil inisiatif dan menyediakan jalan bagi Saudara untuk masuk ke dalam keluarga-Nya melalui iman kepada Yesus Kristus (lihat Efesus 2: 10-22).

Tuhan sangat murah hati terhadap umat yang bergantung pada-Nya. Perhatikan... kemurahan hati Tuhan diberikan melalui tindakan umat-Nya. Kemurahan hati Tuhan melampaui apa yang Saudara dapat bayangkan. Sekarang, perhatikan anugrah Tuhan dalam cara Boas berinteraksi dengan Rut.

Boas mengambil inisiatif (ayat 8). Bukan karena Rut berhak mendapatkannya, tetapi karena Boas mencintainya (bacalah 1 Yohanes 4:19; Roma 5:6-10; Efesus 2:1-10).

Boas berbicara dengan Rut (ayat 8). Hak apa yang dimiliki seorang janda dan orang asing untuk menyapa pria hebat seperti Boas? Tuhan masih berbicara kepada Saudara dan mebimbing Saudara dalam kehidupan sehari-hari (bacalah Ibrani 1:1-2).

Boas berjanji untuk melindungi Rut dan memenuhi kebutuhannya (ayat 9, 14–16). Faktanya, Boas makan bersama Rut (ayat 14). Yesus Kristus datang ke dunia ini sebagai seorang hamba (Filipi 2: 1–11) agar Dia dapat menyelamatkan kita dan menjadikan kita bagian dari keluarga-Nya. Kita, "orang asing" yang tidak layak, adalah anggota keluarga Allah dan memiliki semua warisan-Nya.

Boas mendorong Rut (ayat 10–13). Tanggapan Rut kepada Boas adalah salah satu dari kerendahan hati dan rasa syukur. Rut mengakui ketidaklayakannya dan menerima anugrahnya. Dan Boas meneguhkannya. Rut melupakan ketakutannya dan berpegang pada janji yang diterimanya (bacalah Ibrani 12:2).

Boas memastikan bahwa Rut merasa puas (ayat 14, 17). Rut makan sampai kenyang, bahkan ada sisanya. Rut membawa pulang “seefa” jelai (36 liter: bulir jelai dalam 2 galon Aqua, cukup untuk 5 hari). Perhatikan! Semua ini terjadi pada Rut karena imannya kepada Tuhan Israel.

Boas mengetahui sepenuhnya kisah Rut yang telah meninggalkan rumahnya dan allahnya serta menaruh imannya kepada TUIHAN Allah Israel. Rut telah berlindung "di bawah sayap-Nya" (ayat 11-12).

Saudara... apapun pergumulan hidup Saudara saat ini, tetaplah beriman dan percayalah kepada-Nya. “Hidup oleh anugerah Tuhan. Tuhan sangat murah hati terhadap umat yang bergantung pada-Nya Kemurahan hati Tuhan diberikan melalui tindakan umat-Nya. Dan kemurahan hati Tuhan melampaui apa yang Saudara dapat bayangkan. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd130321).

Thursday, 11 March 2021



[Rut 2:1-3]
Kamis, 11 Maret 2021

Bacaan: Rut 2:1-3

Seringkali, pergumulan hidup yang berat membuat seseorang berhenti berharap dan bertindak. Bagaimana dengan Saudara? Apakah pandemi Covid-19 saat ini membuat Saudara kehilangan pengharapan dan iman percaya kepada Allah? “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yakobus 2:17). Bagaimana hidup dengan iman kepada Allah? Bacalah Rut 2:1-3.

Ingat kisah sebelumnya dalam Rut 1. Naomi kehilangan suami dan kedua anak laki-lakinya; hidup di Moab (negeri asing) dalam kemiskinan. Hidupnya terasa pahit, tangan Tuhan teracung padanya, menyebut dirinya Mara (“kepahitan”) dan kembali ke Betlehem dengan tangan kosong. Dengan status “janda tanpa keturunan”, kembali ke Betlehem bukanlah sesuatu yang mudah saat itu. Tetapi Rut, perempuan Moab itu bersikeras mengikuti Naomi kembali ke Betlehem karena beriman kepada Allah Israel, dengan mengatakan “bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku” (Rut 1:16-17).

Perhatikan 1:22 – 2:1. “Dan sampailah mereka ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai. Naomi itu mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas.”  Nama Boas berarti “di dalam dia ada kekuatan.” Tersirat, ada harapan baru; Allah memperhatikan kepahitan hidup mereka. Allah telah memberikan perintah kepada bangsa Israel tentang memperlakukan orang miskin dengan adil dan dengan kemurahan hati (Keluaran 23:3, 6; Imamat 19:9-10, 15). Allah juga peduli pada para janda miskin dan memerintahkan bangsa Israel untuk memperhatikan mereka (Keluaran 22:22-24). "Allah membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian" (Ulangan 10:18). Perhatikan, Rut bukan hanya seorang janda miskin, tapi dia juga seorang asing. Tetapi, apa yang dilakukan Rut?

Perhatikan 2:2. Tidak ada penjelasan bahwa Naomi dan Rut meminta ataupun mendapat bantuan dari kerabatnya. Rut tidak minta ijin kepada Naomi untuk kembali ke tanah Moab lagi, karena tidak ada yang memperhatikan mereka; sementara di rumah orangtuanya sendiri ada cukup roti. Tetapi permintaannya kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku" sehingga mereka memiliki sesuatu untuk dimakan. Ini adalah langkah iman di pihak Rut, berdasarkan perintah Allah kepada bangsa Israel yang disampaikan sebelumnya (bacalah Imamat 19: 9-10; 23:22; Ulangan 24: 19–22). Rut pergi untuk mengumpulkan bulir-bulir jelai bersama orang-orang miskin di sekitarnya. Perempuan Moab itu menunjukkan kerendahan hatinya. Perhatikan Rasul Paulus, pemimpin yang berkarisma itu mengatakan dengan iman, "aku telah belajar dalam keadaan apapun...aku tahu bagaimana direndahkan" (Filipi 4:11-12)

Tidak ada penjelasan apakah Rut sudah berkenalan dengan para kerabat Naomi dan tempat baru baginya. Tersirat, tindakan Rut pergi ke ladang adalah tindakan imannya. Sebagai orang asing, Rut tidak tahu ke ladang siapa dia akan pergi. Selanjutnya, sebagai wanita dan orang asing, Rut sangat rentan dan dia harus berhati-hati kemana dia pergi. Perhatikan, tindakan iman berhadapan dengan berbagai resiko. Apa yang terjadi dengan Rut karena tindakan imannya?

Perhatikan 2:3. ’Kebetulan’ dalam ayat ini adalah ’kebetulan’ yang luar biasa karena Rut tidak tahu ladang siapa itu. Dia juga tidak punya alasan untuk pergi ke ladang tersebut lebih dari yang lain. Ketika Rut melangkah dalam imannya, Allah mengarahkan langkahnya ke ladang milik Boas. Dan kisah selanjutnya, Rut berjumpa dengan Boas dan Boas tertarik dengan Rut serta menikahinya. Dengan menjadi isteri Boas, Rut masuk ke keluarga penebus ("goel" – bahasa Ibrani), sehingga mendapatkan perlindungan dan jaminan hidup baginya (Rut 4). Jadi, Rut pergi ke ladang untuk memungut bulir-bulir jelai, tetapi Allah memakainya untuk penggenapan rancangan-Nya. Bukan hanya memulihkan dan memelihara hidup Naomi dan Rut di Betlehem; dari keturunan Rut dan Boas lahirlah Mesias, Juruselamat umat manusia. Boas ("di dalam dia ada kekuatan") adalah tipologi untuk Yesus Kristus sebagai Penebus ("goel") yang memberikan perlindungan dan jaminan hidup.

Perhatikan, hidup dengan iman berarti percaya pada Tuhan atas firman-Nya dan kemudian bertindaklah di atasnya, karena "iman tanpa perbuatan adalah mati" (Yakobus 2:20). Tuhan dengan bijak mengatur apa yang tampaknya peristiwa kecil dan kebetulan, tetapi diarahkan Allah untuk kemuliaan-Nya sendiri dan berkat bagi dunia. Apapun yang terjadi dalam hidup Saudara saat ini, “Hiduplah dengan Iman kepada Allah, bertindak dengan berani dan rendah hati."  Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd110321)

Tuesday, 9 March 2021



[Rut 2:1-3,20]
Selasa, 9 Maret 2021

Bacaan: Rut 2:1-3, 20

"Kebetulan" bukan sekedar peristiwa yang sering terjadi dalam sinetron-sinetron atau Film Televisi (FTV), tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Apakah Saudara punya pengalaman pribadi tentang kebetulan? Misalnya, saat Saudara kehilangan sesuatu, kebetulan ada hal baru yang ditemukan dan ternyata justru memberikan yang lebih baik? Ya, bagi Saudara itu mungkin kebetulan, tetapi tidak bagi Allah. Perhatikan kisah Rut dan Naomi; bacalah kitab Rut 2:1-3, 20.

Ingat kisah Rut 1:1-22. Karena terjadi kelaparan, Naomi, suami dan kedua anaknya meninggalkan Betlehem, memilih pindah ke Moab, negeri asing. Di Moab, Naomi kehilangan suaminya dan kedua anak laki-lakinya serta harapan hidupnya. Dengan pahit dan tangan kosong, Naomi kembali ke Betlehem (ayat  20-21). Tetapi Naomi tidak sendirian, Rut ikut kembali ke Betlehem. Dengan status "janda tanpa keturunan" mereka tidak tahu bagaimana seharusnya melanjutkan hidup mereka, setidaknya untuk makan, karena mereka tidak memiliki apa-apa. Apalagi Rut adalah perempuan Moab, bangsa yang memiliki sejarah pahit dengan Israel (Kejadian 19:30-38; Ulangan 4:3-4; 23:3-6; Bilangan 22-24; 25:1-3; Yosua 22:17; Mazmur 106:28; Hosea 9:10). Bagaimana kisah selanjutnya?

Perhatikan Rut 2:1-3. “Kebetulan ia (Rut) berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh” (ayat 3). “Kebetulan” tersebut mencakup masuknya Rut ke ladang milik Boas yang ternyata (tidak diketahui oleh Rut) adalah kerabat (saudara jauh) Elimelekh, mertua laki-lakinya. Boas seorang yang kaya raya (ayat 1). Nama Boas berarti “di dalam dia ada kekuatan”. Boas digambarkan sebagai orang yang kaya raya (gibbor hayil) dalam 2:1. Kata “gibbor hayil” dapat dikenakan pada pahlawan perang (Yosua 6:2-3; Hakim-hakim 6:12), orang yang berkuasa (1 Samuel 9:1; 1 Raja 11:28), orang kaya (2 Raja 15:20). Dengan kata lain, Boas adalah orang yang sangat berpengaruh di Betlehem. Ternyata, Allah memelihara melalui orang yang tepat.

 Kata “kebetulan” (miqreh) ini mencakup tindakan atau peristiwa yang terjadi tanpa diketahui dan disengaja oleh orang yang terlibat di dalamnya. Kata “kebetulan”  bukan tanpa usaha, melainkan menempatkan antisipasi atau harapan kepada Allah. Dengan kata lain masuknya Rut ke sebuah ladang yang tidak diketahuinya dengan berbagai risiko yang bisa terjadi, merupakan sebuah skenario tersembunyi dari Allah yang mengatur semuanya.

Perhatikan, ada kebetulan lain yang terjadi sebelumnya: ”Kebetulan" Naomi dan Rut tiba di Betlehem pada permulaan musim menuai jelai (1:22). Ingat, beberapa tahun sebelumnya keluarga Naomi meninggalkan Betlehem  dan pindah ke Moab, mereka berada dalam kondisi kelaparan. Namun kali ini Naomi memasuki Betlehem dengan suasana baru yaitu panen jelai. Panen jelai merupakan panen pertama dalam siklus kalender orang Israel (Ima 23:4-22) yang ditandai dengan perayaan hari raya Paskah. Jelai merupakan makanan pokok orang Israel yang harganya sangat terjangkau (lebih murah dari gandum), mudah ditanam di berbagai jenis tanah serta waktu penanaman hingga penuaian tidak terlalu jauh (3-4 bulan). Ternyata, Allah memelihara pada waktu yang tepat.

Masalahnya, Naomi dan Rut tidak memiliki ladang ataupun mata pencaharian yang akan pasti. Bersyukurlah, “kebetulan” Allah telah lebih dahulu memberlakukan hukum “gleaning” pada orang Israel. Hukum “gleaning” adalah hukum yang mewajibkan para tuan tanah untuk tidak memetik hasil panen dengan sengaja sampai benar-benar habis dan memberikan hak kepada orang miskin, janda, orang asing untuk memungut ceceran hasil panen yang entah tersisa/terjatuh (Imamat 19:9-10; 23:22; 25:23; Ulangan 24:19-21). Orang kaya memiliki tanggung jawab moral terhadap orang miskin. Ternyata, Allah memelihara melalui sistem yang tepat.

Perhatikan ayat 20. “Tuhan yang rela mengaruniakan kasih setiaNya ..” dalam terjamahan lain ditulis “Tuhan belum berhenti menunjukkan kebaikan-Nya” Tadinya Naomi mengira bahwa Tuhan sudah berhenti menunjukkan kebaikan-Nya (1:13,20,21). Tetapi sekarang, ia tahu bahwa Tuhan masih tetap memberikan kebaikan kepadanya. Naomi mengerti bahwa dibalik kebetulan tersebut adalah tangan Tuhan. Itu adalah bagian dari rencana kekal Allah yang akan dipenuhi-Nya. Allah telah berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan membawa berkat ke seluruh dunia (Kej. 12: 1–3). Rut bertemu dengan Boas dan Boas tertarik kepada Rut dan menikahinya. Rut tidak tahu bahwa dari keturunannya akan lahir Mesias, Juruselamat dunia (Matius 1:5).

Sekarang Naomi tahu bahwa di dalam kegelapanpun Tuhan tetap menyertai dan memimpin mereka. Banyak peristiwa besar yang terjadi karena hal-hal kecil, peristiwa-peristiwa kecil, yang tampaknya tidak penting dan kebetulan bagi Saudara, tetapi diarahkan oleh Allah dalam rancangan-Nya (Amsal 16:9). Bagaimana dengan Saudara? Dalam masa pandemi Covid-19 dan pergumulan hidup saat ini, apakah Saudara bersedia percaya bahwa "Allah dibalik "kebetulan"... Dia bekerja dalam keseharian Saudara"? Bacalah Roma 8:28-30. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd090321)

Friday, 5 March 2021


 
[Rut 1]
Jumat, 5 Maret 2021

"Kepahitan: perasaan yang harus ditangani"
Bacaan: Rut 1:1-22

Kepahitan hidup melanda 3 perempuan janda, mertua dan 2 menantunya. Bacalah kitab Rut pasal 1, bagaimana mereka menangani kepahitan hidupnya?

Perhatikan ayat 1 dan 6. Setelah mengalami hidup yang suram di Moab, keputusan Naomi untuk kembali ke Betlehem adalah langkah yang tepat. Tetapi perhatikan motifnya; mengapa dulunya meninggalkan Betlehem dan pergi ke Moab (ayat 1)? Mengapa sekarang memutuskan kembali ke Betlehem (ayat 6). Tersirat, Naomi masih tertarik terutama pada makanan, bukan pada persekutuan dengan Tuhan-nya. Tidak ada penjelasan bahwa Naomi mengaku berdosa kepada Tuhan dan meminta Dia mengampuninya. Naomi yang pahit hidupnya itu kembali ke negerinya tetapi tidak kepada Tuhan-nya.

Perhatikan ayat 8-13. Selanjutnya, bagaimana cara Naomi mengambil keputusan? Dia tidak ingin kedua menantunya pergi bersamanya. Jika benar Naomi pergi ke Betlehem, dimana Tuhan yang benar dan hidup disembah, maka sudah tepat bagi Orpa dan Rut untuk menemaninya. Naomi seharusnya mengatakan kepada mereka apa yang Musa katakan kepada ayah mertuanya, “Sebab itu ikutlah bersama-sama dengan kami, maka kami akan berbuat baik kepadamu, sebab TUHAN telah menjanjikan yang baik tentang Israel"  (Bilangan 10:29). Sebaliknya, Naomi mencoba memengaruhi kedua wanita itu untuk kembali ke keluarga dan dewa palsu mereka. Tiga kali Naomi menyuruh Orpa dan Rut untuk kembali ke rumahnya saja (Rut 1: 8, 11-12).

Mengapa seorang bangsa Israel yang percaya, keturunan Abraham (Kejadian 12:1-3), justru mendorong dua wanita kafir untuk kembali ke negeri yang menyembah allah palsu? Naomi mengatakan alasannya, bahwa ia tidak lagi mempunyai anak laki-laki (ayat 12-13). Dan tangan TUHAN teracung terhadapnya (ayat 13). Dan hal yang lainnya, jika Naomi kembali ke Betlehem sendirian, maka tidak ada yang tahu bahwa keluarga Naomi telah melanggar hukum Musa (larangan menikah dengan wanita diluar bangsa perjanjian). Tersirat, Naomi berusaha menutupi ketidaktaatannya. "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi" (Amsal 28:13). "Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah" (Mazmur 51:19). Pertobatan sejati melibatkan pengakuan yang jujur dan hati yang hancur.

Perhatikan ayat 13, "... bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?" Tragis, Naomi tidak menampilkan Tuhan Israel secara positif. Dia menyarankan bahwa Tuhan yang harus disalahkan atas kesedihan dan rasa sakit yang mereka alami. Dengan kata lain, "Saya yang harus disalahkan atas semua pencobaan kami, jadi mengapa tetap bersama saya? Siapa yang tahu apa yang mungkin Tuhan lakukan terhadap saya selanjutnya?"  Seandainya Naomi berjalan dengan Tuhan, dia bisa saja memenangkan Orpa dalam iman dan membawa pulang dua piala anugerah ke Betlehem.

Perhatikan ayat 14. Orpa menangis bersama mereka dan mecium Naomi ibu mertuanya, tetapi tidak mau tinggal bersamanya. Hati Orpa ada pada rumah baru yang diharapkannya untuk menemukan seorang suami lagi. Orpa yang dekat dengan langkah menuju _"kerajaan Allah", telah membuat keputusan dan memilih untuk meninggalkannya. Dan namanya tidak lagi disebutkan dalam Alkitab.

Perhatikan ayat 16-17 dan 2:11-12. Mengapa Rut bersedia meninggalkan bapak dan ibu serta tanah kelahirannya dan mengikuti janda Naomi dalam kepahitan hidupnya, bahkan sampai kematian? Bukankah masuk akal jika Rut mengikuti keputusan Orpa iparnya itu, yang patuh mengikuti nasihat Naomi wali mereka? Rut tahu dan menerima kepahitan hidupnya, tetapi pengakuannya pada Tuhan yang benar dan hidup, mendorongnya untuk menemani Naomi (ayat 18) dan tinggal di Betlehem bersama Tuhan bangsa Israel. Dia telah mengalami pencobaan dan kekecewaan, tetapi alih-alih menyalahkan Tuhan, dia telah mempercayai-Nya dan tidak malu untuk mengakui imannya.

Perhatikan ayat 20-22. "Janganlah sebutkan aku Naomi ("menyenangkan"); sebutkanlah aku Mara ("pahit"), sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku" (ayat 20).  Naomi juga mengatakan, "TUHAN memulangkan aku dengan tangan kosong" (ayat 21). Akhirnya Naomi pulang bersama-sama dengan Rut perempuan Moab. Rut menangani kepahitan hidupnya dengan lebih percaya kepada Allah yang benar. *Pemulihan terjadi. Nama Rut tercatat dalam kitab-Nya. Dan karena anugerah-Nya, dari keturunan Rut lahir Mesias, Juruselamat (Matius 1:5)*.

Saudara mengalami kepahitan hidup? Akuilah dan hadapilah dengan benar. Tuhan mengasihi Saudara dan menyediakan anugerah-Nya yang cukup untuk Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd050321)

Tuesday, 2 March 2021


 
[Rut 1:6-22]
Selasa, 2 Maret 2021

Bacalah: Rut 1:6-22

Ketika bahaya kelaparan terjadi di Israel, Elimelekh dan Naomi meninggalkan Israel menuju Moab. Harapan untuk memperoleh hidup layak, terbentang di depan mata. Namun, setelah sepuluh tahun berada di Moab, Naomi harus menerima kenyataan bahwa suaminya dan kedua anak laki-lakinya meninggal duia. Tinggallah dia bersama kedua menantunya. Berada jauh dari tanah kelahiran, kehilangan orang-orang yang paling dicintai, kehilangan laki-laki sebagai sandaran hidup dalam keluarga, membawa kesedihan besar dan mendalam bagi janda Naomi. Ketika didengarnya bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya di Israel, Naomi ingin pulang ke tanah airnya.

Naomi mengambil langkah pertama untuk kembali ke Betlehem (ayat 6, 7, 22). Para janda itu mungkin mengunjungi tiga kuburan orang yang mereka cintai untuk terakhir kalinya sebelum meninggalkan Moab. Kata "kembali/pulang" muncul 12 kali dalam kisah ini. "Naomi-kah itu?" kata perempuan-perempuan Betlehem ketika Naomi tiba, saat gemparlah seluruh kota (ayat 19). Langkah yang sulit karena Naomi kembali dengan tangan yang kosong (ayat 21).

Saudara tahu, dalam anugerah Tuhan, akhirnya langkah yang sulit itu mengubah jalan buntu menjadi pintu pengharapan. Naomi berpikir ia pulang dengan tangan kosong, tetapi Tuhan memberikan dia Rut yang percaya kepada Tuhan (ayat 16, 17). Arti nama Rut: "persahabatan". Ingat sebelumnya, 10 tahun Rut tinggal bersama Naomi. Arti nama Naomi: "menyenangkan". Iman Rut merupakan buah dari penderitaan dan iman Naomi. Bahkan, Tuhan juga sudah mempersiapkan pemeliharaan Naomi (ayat 22).

Rut adalah alat yang dipakai Tuhan untuk memenuhi kembali hidup Naomi (bacalah Rut 4:13-17). Perhatikan akhirnya, apa kata perempuan-perempuan yang sebelumnya berkata "Naomi-kah itu?" Mereka berkata: "Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel." Naomi yang sudah lanjut usia itu meletakkan cucunya (anak Rut dan Boas) di panggkuannya dan tetangga-tetangga perempuannya memberi nama kepada anak itu Obed yang bisa berarti "pelayan". Obed adalah ayah Isai, ayah Daud. Daud adalah raja Israel yang berjaya dan dari keturunannyalah akan lahir Raja di atas segala raja, Mesias, Yesus Kristus (Matius 1:5-6)

Saudara tahu, dalam anugerah Tuhan, akhirnya langkah yang sulit itu mengubah jalan buntu menjadi pintu pengharapan. Memang benar bahwa Tuhan spesialisasi dalam mengubah jalan buntu menjadi pintu pengharapan. Apakah Saudara merasa menghadapi jalan buntu? Hidup Saudara suram karena kesalahan langkah hidup Saudara? "Kembalilah", Tuhan membuka pintu pengharapan untuk Saudara. "Kembali: langkah pertama yang sulit. Jalan buntu menjadi pintu pengharapan" Tuhan Yesus Kristus mengasihi Saudara. (erd020321)

Monday, 1 March 2021



[Rut 1:1-5]
Senin, 1 Maret 2021

"Keputusan tanpa Allah: mencoba lari dari masalah, berujung masalah"
Bacaan: Rut 1:1-5

Apakah Saudara menghadapi hidup yang suram saat ini; dampak dari pandemi Covid-19 maupun pergumulan hidup Saudara? Apa keputusan yang Saudara lakukan untuk memperbaiki keadaan? Ingat, janganlah keputusan tersebut justru membuat hidup semakin suram. Bacalah kitab Rut 1:1-5.

Kitab Rut dimulai dengan kehidupan yang suram. Kisah tentang seorang janda yang hidup di negeri asing, yang telah kehilangan kedua anak lelakinya juga. Tidak dituliskan tentang Allah berfirman, bahkan dalam seluruh kitab. Bahkan tidak ada kisah mujizat Allah yang dituliskan. Bandingkan misalnya dengan kitab sebelumnya, kitab Yosua. Kitab Rut bercerita tentang pergumulan seorang janda dan sebuah keluarga, kisah yang dekat dengan kehidupan Saudara saat ini. Kisahnya Allah tentang pemeliharaan-Nya atas Betlehem di mana Mesias akan lahir.

Perhatikan ayat 1. "Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel." Perhatikan ayat sebelum kitab Rut, "Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri" (Hakim-hakim 21:25). Ingat, Betlehem (tanah Kanaan) adalah tanah yang subur pilihan Allah sendiri. Ironi, Betlehem yang artinya "rumah roti" sekarang kelaparan. Dalam Perjanjian Lama, kelaparan sering menjadi bukti disiplin Tuhan karena umat-Nya telah berdosa melawan Dia (Imamat 26: 18–20; Ulangan 28:15-18, 23–24). Bangsa Israel mengalami kemerosotan rohani dan kelaparan.

Sesungguhnya, Tuhan telah menjanjikan ada kecukupan di tanah Israel jika Israel taat. Namun kelaparan akan melanda tanah itu jika mereka tidak taat kepada Allah (Ulangan 11:13-17). Tetapi seorang suami beserta istri dan kedua anak laki-lakinya mengambil keputusan untuk pindah ke Moab (negeri asing). Mereka melihat bahwa daerah Moab bisa menolong mereka dari kelaparan dibandingkan tetap tinggal di tanah Israel. Ingat peristiwa sebelumnya, bagaimana Lot memilih untuk tinggal di kota-kota yang jahat karena dilihatnya memberikan pengharapan secara materi (Kejadian 13:10-11)?

Bangsa Moab adalah keturunan Lot. Kejadian 19:37 mencatat, Lot (dalam keadaan mabuk) tidur dengan anak perempuannya sendiri yang sulung: "Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang". Alkitab mencatat bahwa bangsa Moab telah mengutuki dan memusuhi Israel, sehingga sampai keturunan ke-10 tidak masuk menjadi bagian umat Allah (Bilangan 22:1-6; Ulangan23:3-4; Nehemia 13:1-2). Tersirat bahwa Elimelekh bertindak berdasarkan apa yang dilihatnya saja, bukan berdasarkan imannya dan mengabaikan Tuhan.

Perhatikan ayat 2. Elimelekh artinya "Tuhanku adalah raja", tetapi kenyataannya ia tidak hidup sesuai dengan arti namanya sendiri. Tersirat bahwa Elimelekh tidak meminta pimpinan Tuhan untuk keputusan yang penting dalam hidupnya dam keluarganya. Dari "menetap sebagai orang asing" (ayat 1), menjadi "diamlah mereka di sana" (ayat 2), dan akhirnya "diam sepuluh tahun" lamanya (4). Dan apa resikonya?

Bacalah ayat 3-5. "Kemudian matilah Elimelekh". Naomi artinya "yang menyenangkan/kesukaanku". Dan sekarang harus hidup sebagai seorang janda dengan kedua anaknya. Kedua anaknya menikah dengan perempuan Moab dan nampaknya mereka hidup baik-baik saja selama 10 tahun lamanya. Tetapi perhatikan beberapa bagian ayat Perjanjian Lama yang melarang orang Israel menikah dengan orang dari bangsa lain yang tidak menyembah Allah (Ulangan 7:1-4, 23:3; Ezra 9:1-2; Nehemia 13:23-27). (Jaman Perjanjian Baru, Rasul Paulus menulis "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya", 2 Korintus 6:14). Dan tragis, kedua anak Naomi meninggal juga. Naomi adalah seorang perempuan, sudah tua, janda, hidup di negara asing, dan ia miskin (ayat 21). Dalam dunia kuno saat itu, kehidupan Naomi adalah kehidupan yang sangat suram. "Keputusan tanpa Allah: mencoba lari dari masalah" justru akhirnya melahirkan masalah yang serius. Saudara… jangan mengambil keputusan yang salah, dan kehidupan semakin suram.

Tetapi, jika Saudara merasa bahwa hidup ini suram karena salah melangkah; tetap percayalah bahwa Allah menyertai Saudara dan bersandarlah pada-Nya. Dalam rancangan-Nya, Naomi yang arti namanya "yang menyenangkan/kesukaanku" tidak hidup sendirian, tetapi ada Rut yang setia bersamanya dalam hidup yang baru. Rut yang arti namanya "sahabat/persahabatan", yang namanya menjadi nama kitab dalam Alkitab. Rut, perempuan Moab yang melahirkan keturunan yang melahirkan Mesias, Juru Selamat. Nama Rut tertulis dengan jelas dalam silsilah Yesus Kristus (Matius 1:5). Puji Tuhan Yesus Kristus… Dia memberkati Saudara. (erd010321)

Friday, 26 February 2021



[Kejadian 29:16-35]
Jumat, 26 Februari 2021

”Ditolak tetapi Dikasihi”
Bacaan: Kejadian 29:16-35

Apakah Saudara mengalami masa-masa sulit, tidak dikasihi, tertolak, diabaikan, dipermainkan, dilukai, direndahan? Penderitaan demi penderitaan mewarnai hati Saudara? Saudara mengatakan ”Apakah Tuhan tidak memperdulikan aku dengan hati yang hancur ini?” Perhatikan kisah Lea yang tertulis di kitab Kejadian 29:16-35.

Perhatikan ayat 16-20. ”Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya” (ayat 17). Tersirat kontras dan ada persaingan antara Lea (”lembu betina liar_) dan Rahel (”domba betina”). Yakub memilih mencintai Rahel. Untuk mendapatkannya, Yakub bersedia bekerja 7 tahun pada Laban (ayah Lea dan Rahel). Bayangkan, apa yang terjadi dalam hidup Lea? Masa yang menegangkan dan bisa memalukan bagi Lea selama 7 tahun itu.

Perhatikan ayat 22-27. Bayangkan, bagaimana perasaan Lea? Laban yang licik menipu Yakub (penipu ditipu) dan Lea (yang tidak berseri matanya) menjadi sarananya. Akhirnya Lea menjadi isteri Yakub. Tetapi pada waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban: "Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?" (ayat 25). Pagi itu, Lea melihat 2 pria penting dalam hidupnya (ayah dan suaminya) bertengkar di hadapannya. Bagaimana Lea diperlakukan oleh Laban ayahnya sendiri dan  oleh suaminya? Wajah Yakub saat itu sangat membekas dalam diri Lea. Lea menjadi isteri yang tidak dikehendaki dan tidak dicintai.

­Perhatikan ayat 28-30. Akhirnya, Rahel menjadi isteri Yakub juga. Isteri yang elok sikapnya dan cantik parasnya, serta dicintai suaminya. "Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi" (ayat 30). Bagaimana dengan Lea? Bagaimana kehidupan Lea ke depannya, bersama suami yang tidak menginginkan dirinya, bersama isteri kedua yang lebih dicintai suami, dan bersama budak-budak perempuan di rumahnya? Apalagi dalam dunia kuno saat itu, wanita dipandang rendah dan tidak mempunyai pilihan?

Perhatikan ayat 31-35. Realitanya, apakah Tuhan tinggal diam? Tuhan tahu apa yang terjadi pada Lea. Tuhan sangat terlibat dalam semua situasi yang dialami Lea. "Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandungannya" (ayat 31). Lea melahirkan anak laki-laki bagi Yakub. Dalam dunia kuno, seorang wanita yang bernilai adalah wanita yang melahirkan anak laki-laki bagi suaminya. Dan Tuhan menggunakan budaya ini untuk menyatakan kasih-Nya atas Lea untuk menemukan harga dirinya. Tetapi apakah itu cukup untuk Lea mendapat cinta suaminya?

Lea berusaha mendapatkan kasih dan perhatian dari suaminya, sampai kelahiran anaknya yang ke-4. Perhatikan nama yang diberikan untuk setiap anak dan apa yang menjadi alasannya! Ruben: "terlihat" dan kata Lea "sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku" (ayat 32). Simeon: "mendengar" (ayat 33). Lewi: "harapan untuk keterikatan".  Lea berkata "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku" (ayat 34). Tersirat, tidak pula Lea dicintai oleh Yakub suaminya. Status sebagai isteri yang pertama dan lahirnya anak laki-lakinya tidak menolong apa-apa. Dan lahirlah anak ke-4, Yehuda: "terpujilah Tuhan". Perhatikan, sekarang Lea tidak lagi fokus mencari perhatian manusia, "Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN" (ayat 35). Kini, Lea mendapat harga diri dalam Tuhan daripada mencari perhatian dari Yakub suaminya.

Tetapi kepedihan berlanjut ke kepedihan berikutnya. Rahel punya anak juga yang paling disayang dalam keluarga ini, karena lahir dari isteri tersayang (30:24). Ingat, nantinya Yusuf sangat vital perannya bagi kesejahteraan keluarga besar Yakub; saat ia menjadi penguasa di Mesir (Kejadian 41-50). Namun demikian, Allah sanggup mendatangkan yang terbaik dari kepedihan yang dialami Lea. Dalam penderitaan dan kepedihannya, Lea masuk dalam kisah Kristus Yesus. Lea tidak menyadarinya. Yang menarik, pada akhirnya Yakub pun sadar pada akhir hidupnya (Kejadian 49:8-12, 32). Dekat makam siapa Yakub ingin dikuburkan? Lea, yang tidak dikasihi sepanjang hidupnya tetapi sangat dikasihi oleh Tuhannya.

Penghargaan diri Saudara ada pada Tuhan sendiri yang menciptakan Saudara dalam gambar dan rupa-Nya; bukan pada apa yang Saudara lakukan ataupun relasi-relasi dengan orang lain. Saudara sangat berharga bagi-Nya. Tuhan mengasihi Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd260221).

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...