Tuesday, 16 February 2021

 [Yosua 22:9-10]
Selasa, 16 Februari 2021

”Bahaya hidup dengan melihat, bukan dengan iman”
Bacaan: Yosua 22:9-10; Bilangan 32:1-5, 32

Ingat kisah Lot, keponakan Abraham, yang memilih menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom? Lot memilih daerah ini karena kelihatan lebih baik, banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir. Padahal, orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN (Kejadian 13:10-13). Dan akhirnya, daerah pilihan Lot yang terlihat baik tersebut justru mendatangkan petaka, bahkan dimusnahkan Tuhan;  Isteri Lot mati menjadi tiang garam. Kedua putri Lot hidupnya berantakan, keturunan anak-anak mereka menjadi bangsa yang bermusuhan dengan bangsa Israel (Kejadian 19).Lot adalah orang yang berjalan dengan melihat dan bukan dengan iman. Ratusan tahun kemudian, hal ini terjadi lagi di bangsa Israel.

Perhatikan Yosua 22:9-10. Setelah bangsa Israel berhasil menduduki dan membagi tanah Kanaan; Bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang ikut dalam peperangan, bersiap kembali ke tanah yang mereka pilih sendiri di seberang Timur sungai Yordan. Tersirat, mereka galau menghadapi situasi ini. Mengapa mereka mendirikan mezbah yang besar bangunannya? Apa yang terjadi dengan mereka?

Bacalah Bilangan 32:1-5, 32. ”Adapun bani Ruben dan bani Gad ternaknya banyak, bahkan sangat banyak sekali. Ketika mereka melihat tanah Yaezes dan tanah Gilead, tampaklah tempat itu yang baik untuk peternakan” (ayat 1). Sebelum menyeberang sungai Yordan, bani Ruben dan bani Gad telah membuat keputusan berdasarkan keuntungan materi yang mereka lihat, bukan berdasarkan nilai-nilai spiritual. Tanah di sebelah Timur sungai Yordan sangat ideal untuk ternak mereka yang sangat banyak sekali. Mereka memutuskan untuk tinggal di daerah itu saja. ”…janganlah kami harus pindah ke seberang sungai Yordan”  (ayat 5). Tentu hal ini bisa berpengaruh buruk bagi yang lainnya untuk bersiap menyeberang sungai Yordan menuju Tanah Perjanjian. Ingat, bagaimana 10 pengintai berpengaruh buruk bagi bangsa Israel yang enggan dan takut menghadapi Kanaan (Bilangan 13)?

Sementara anak-anak dan istri-istri, ternak dan hewan mereka tinggal di Gilead, mereka bersedia ikut menyeberangi sungai Yordan, membantu ikut berperang menduduki Kanaan, dan selanjutnya kembali lagi ke Gilead. Dan Musa menyetujuinya (Bilangan 32:33).

Kanaan sudah dikalahkan dan diduduki. Ketika orang-orang Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye berjalan ke Timur dan melewati tempat-tempat yang mengingatkan kembali akan hal-hal besar yang telah Tuhan lakukan, hati mereka mulai galau. Bahagia karena mereka akan pulang, tidak mudah untuk mengucapkan selamat tinggal kepada saudara-saudara mereka dan meninggalkan kedekatan imamat dan tabut perjanjian. Mereka meninggalkan tanah yang Tuhan janjikan akan diberkati. Ya.., mereka akan pulang ke tanah yang telah mereka pilih sendiri, tetapi entah mengapa mereka mulai merasa terasing dari bangsa Israel.

Bagaimana mereka memutuskan untuk memecahkan masalah yang mereka buat sendiri? Dengan membangun mezbah besar dari batu di tepi Sungai Yordan, di pinggiran Kanaan, sebagai pengingat kepada semua orang bahwa dua setengah suku itu juga milik bangsa Israel. Seandainya suku-suku ini tinggal di tanah Kanaan tempat mereka berasal, tidak ada yang akan mempertanyakan kewarganegaraan mereka.

Saudara ingat bahwa Mesir mewakili dunia, dan Kanaan adalah warisan orang percaya di dalam Kristus? Dua setengah suku itu telah mengalami pertempuran dan berkat Kanaan — warisan mereka di dalam Kristus — tetapi lebih memilih untuk tinggal di perbatasan, di luar tempat berkat yang ditetapkan Allah. Tempat yang mereka pilih sendiri karena kelihatan baik_. 1 Tawarikh 5:25-26_ mencatat, kemudian hari mereka berubah setia terhadap Allah nenek moyang mereka dan mengikuti segala allah bangsa-bangsa negeri yang telah dimusnahkan Allah dari depan mereka. Mereka dikalahkan dan diangkut ke pembuangan. Bagaimana dengan Saudara? Ingat, ”Bahaya hidup dengan melihat, bukan dengan iman.” Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd 160221)

Saturday, 13 February 2021



[Yosua 22:1-8]
Sabtu, 13 Februari 2021.

"Harta warisan: Iman dan kesetiaan kepada Allah" 
Bacaan: Yosua 22:1-8

Warisan harta duniawi bisa menjadi petaka jika tidak disertai dengan warisan yang lebih penting: warisan iman dan kesetiaan kepada Allah. Seberapa banyak warisan rohani yang sudah Saudara persiapkan? Belajarlah dari kitab Yosua 22:1-8.

Perhatikan ayat 1-4. Perjuangan bangsa Israel menaklukkan bangsa-bangsa di tanah perjanjian sudah memasuki bagian akhir. Para prajurit dari suku Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye pasti sangat gembira ketika penaklukan atas Kanaan berakhir. Selama lebih dari tujuh tahun mereka telah jauh dari keluarga mereka di seberang sungai Yordan, dan sekarang para prajurit yang menang bebas untuk pulang. 

Perhatiakan ayat 6-8. Bayangkan sukacita yang akan mereka alami, kegembiraan yang akan mereka temukan, dan banyaknya harta yang akan mereka bagikan di kemah masing-masing! "Pulanglah ke kemahmu dengan kekayaan yang banyak dan dengan sangat banyak ternak, dengan perak, emas, tembaga, besi dan dengan pakaian yang sangat banyak. Bagilah dengan saudara-saudaramu jarahan yang dari musuhmu itu" (ayat 8).

Mengapa mereka begitu setia dan bertempur sampai akhir? Tentunya bukan karena harta semata, "…tetapi kamu setia memelihara perintah TUHAN, Allahmu, kepadamu" (ayat 3). Karena mereka pertama-tama setia kepada Tuhan, Allah mereka. Itu adalah misi-Nya yang mereka jalankan dan nama-Nya yang mereka upayakan untuk dimuliakan. Rasul Paulus menulis untuk jemaat Kolose: “Dan apa pun yang kamu lakukan, lakukan dengan sungguh-sungguh, seperti kepada Tuhan dan bukan kepada manusia, mengetahui bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima pahala warisan; karena kamu melayani Kristus Tuhan” (Kolose 3: 23–24, NKJV).

Bacalah ayat 5. Apa pesan Yosua kepada mereka ketika kembali pulang ke kemah masing-masing? Yosua lebih memperhatikan perjalanan hidup beriman rakyatnya daripada apa pun. Mereka telah mengalami kemenangan di Kanaan ketika mereka dan Yosua mengasihi Tuhan dan menaati Firman-Nya (1: 7–8). Sesungguhnya perhatian Yosua bukan pada bagaimana memelihara harta warisan yang sangat banyak (ternak, perak, emas, tembaga, besi dan pakaian yang sangat banyak), tetapi kesetiaan melakukan segala perintah dan hukum Tuhan yang diwariskan dari jaman Musa kepada mereka.

Memiliki harta kekayaan memang penting, dan mewariskannya juga baik. Tetapi yang lebih penting adalah memiliki warisan "Harta warisan: Iman dan kesetiaan kepada Allah". Hidup yang tetap melekat dan lebih bergantung kepada-Nya, bukan pada berkat-berkat-Nya. Bagaimana dengan warisan iman Saudara? Tuhan Yesus Kristus memberkati. 🙏(erd130221)

Friday, 12 February 2021



[Yosua 14:6-15]
Jumat, 12 Februari 2021

"Fondasi Iman dan Keberanian Iman yang Benar"
Bacaan: Yosua 14:6-15

Hari ini dirayakan sebagai Tahun Baru Imlek 2572 (2021) dengan "Shio Kerbau" yang melambangkan keberuntungan melalui kerja keras dan ketabahan. Bagaimana dengan 11 Shio yang lainnya? Bagaimana dengan shio Saudara sendiri? Apakah Saudara percaya bahwa "Tahun Kerbau" ini mendatangkan Hoki (keberuntungan) bagi Saudara, atau sebaliknya? Sebenarnya, apa yang menjadi fondasi dan keberanian iman Saudara menjalani hari-hari ke depan?

Yosua 14 menjelaskan tentang iman yang ideal. Kaleb memiliki komitmen iman yang benar dan Allah menghargainya. Setelah 45 tahun masa pergumulan akhirnya Kaleb memperoleh apa yang dijanjikan Allah sebelumnya, "Lalu Yosua (teman sesama pengintai) memberkati Kaleb bin Yefune, dan diberikannyalah Hebron kepadanya menjadi milik pusakanya,… karena ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel, dengan sepenuh hati" (ayat 13-14). Kemudian hari, Hebron milik pusaka Kaleb ini menjadi ibukotanya Daud ketika dia menjadi raja atas Yehuda. Atas dasar apa komitmen iman Kaleb? Dan… apa yang menjadi fondasi harapan hidup Saudara sendiri, dibandingkan dengan Shio keberuntungan Saudara?

Perhatikan ayat 6, 9. 10, 12. Fondasi iman adalah Firman Allah dan janji-Nya. Apa yang telah difirmankan dan dijanjikan Allah, khususnya kepada Kaleb sendiri? Kaleb mengklaim apa yang diucapkan Allah dengan jelas 45 tahun silam, "Engkau tahu firman yang diucapkan TUHAN kepada Musa… Jadi sekarang, sesungguhnya TUHAN telah memelihara hidupku, seperti yang dijanjikan-Nya. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman itu kepada Musa" (Yosua 14:6,10; Bilangan 14:30). Kaleb mempunyai perspektif iman yang benar. Dia melihat dan mengingat apa yang Allah sudah kerjakan di masa lalu, dan percaya pada apa yang Allah lakukan di masa depan. Saat menghadapi tantangan kehidupan, ingat janji Firman-Nya dan apa yang Allah kerjakan.

Obyek iman merupakan bagian yang penting dari iman. Jangan beriman pada iman itu sendiri atau pada perasaan. Kebaikan dan Firman Tuhan apa saja yang Saudara ingat yang menjadi fondasi harapan Saudara? Dibandingkan Shio keberuntungan Saudara di "Tahun Kerbau" saat ini?

Perhatikan ayat 12. Keberanian iman yang benar. Sekarang, Kaleb meminta daerah kota-kota besar dan berkubu yang ada orang Enak (raksasa) yang menakutkan banyak orang. Sebelumnya, Yosua dan Kaleb hampir saja mati dilempari batu oleh 10 Pengintai dan orang-orang Israel. Mereka ketakutan dan menolak terus maju mengikuti Yosua dan Kaleb yang berani karena iman.

"Mungkin TUHAN menyertai aku…" Mengapa memakai kata mungkin bukan pastilah?  Apakah Kaleb kurang beriman pada waktu berharap janji Allah seperti yang difirmankan-Nya? Kaleb berani beriman, dengan berpegang pada apa yang Allah janjikan dan katakan tentang diri-Nya. "Dia Mahakuasa". Tetapi Kaleb tidak memaksakan kehendaknya sendiri. Bukan tidak beriman, tetapi Kaleb bertindak dengan rendah hati.

Apakah kehendak Saudara pribadi selalu sesuai dengan kehendak-Nya? Ada yang berdoa dengan yakin "pasti sembuh" tetapi lain kenyataannya. "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu" (Yesaya 55:8-9). 

Kaleb memiliki iman yang teguh, yang telah teruji melalui ketaatannya kepada Allah. Fondasi imannya ada pada Allah dan janji-Nya, bukan pada perasaannya sendiri. Dia memiliki keberanian untuk terus bertindak dalam iman yang benar, dan kerendahan hati untuk menerima setiap keputusan Tuhan. 

Bagaimana Saudara menghadapi hari mendatang? Apakah seperti Kaleb dengan "Fondasi Iman dan Keberanian Iman yang Benar", dibandingkan dengan shio Saudara dan hoki yang dijanjikannya? Tuhan Yesus Kristus memberkati. 🙏(erd12221)

Thursday, 11 February 2021

[Yosua 14:1-11]
Kamis, 11 Februari 2021

"Allah menghargai komitmen iman Saudara"
Bacaan: Yosua 14:1-11

Saudara…masih ingatkah kapan Saudara pertama kali menyatakan komitmen iman untuk sungguh-sungguh hidup beriman kepada Allah? Bukan sekedar pernyataan iman di mulut Saudara dalam upacara-upacara ibadah, tetapi pernyataan dari hati Saudara sendiri saat pertobatan Saudara. Apakah Saudara sungguh-sungguh setia dengan komitmen tersebut? Allah tetap setia dan menghargai komitmen iman Saudara.

Perhatikan ayat 1-5. Akhirnya umat Allah bisa menaklukkan tanah Kanaan; Allah setia menepati janji-Nya. Ingat…. lebih dari empat ratus lima puluh tahun telah berlalu sejak Allah memanggil Abraham keluar dari negerinya, dari sanak saudaranya dan dari rumah bapaknya di Ur Kasdim untuk pergi ke negeri yang akan ditunjukkan Allah, dan memandangnya sebagai rumah masa depan umat-Nya. 

Ingat... janji Allah ratusan tahun sebelumnya yang diberikan kepada Abraham (Kejadian 12:1-3), dan diulangi selama beberapa generasi, telah telah tiba pada akhirnya.  Betapa panjang sabar dan setianya Allah menolong umat-Nya; dari ratusan tahun perbudakan di Mesir, keluar dan mengembara di padang gurun, menyeberang sungai Yordan, jatuhnya Yerikho dan berbagai kemenenangan berikutnya. Kanaan yang begitu lama menjadi "Tanah Perjanjian" akhirnya mereka diduduki.

Perhatikan ayat 6-11. Ingatkah Saudara tentang siapa Kaleb (Bilangan 13)? Kaleb dan Yosua hampir saja mati dirajam batu  karena mempunyai pandangan iman yang berbeda dari 10 Pengintai lainnya dan seluruh Israel (Bilangan 14:10). Kaleb berani menantang arus, memegang teguh imannya, bahkan melawan mayoritas umat Allah sendiri yang melakukan hal yang tidak benar. Perhatikan, saat itu umur Kaleb 40 tahun dan sekarang usianya 85 tahun; jadi sudah 45 tahun Kaleb memegang komitmen imannya dan janji Allah.

Saudara tahu arti nama Kaleb (bandingkan dengan nama Yosua)? "Anjing", yang menggambarkan binatang yang mengais-ngais sampah. Sebutan dunia kuno yang tidak baik untuk nama seseorang. Tetapi orang ini memiliki komitmen iman yang benar. Komitmen iman yang berani menantang arus demi kebenaran. Dan Allah menghargainya. Bagaimana dengan komitmen iman Saudara? Tuhan Yesus Kristus memberkati. 🙏(erd110221)

Wednesday, 10 February 2021

 [Yosua 11:1-15]
Rabu, 10 Februari 2021

"Tantangan hidup terus berlanjut, jangan takut"
Bacaan: Yosua 11:1-14

Hidup terus berlanjut, tantangan hidup silih berganti menyertainya. Tak terduga, terjadi pandemi Covid-19 melanda dunia; jutaan nyawa jadi korbannya. Tak terbayangkan sebelumnya, terjadi krisis dalam segala aspek hidup manusia. Apakah Saudara menghadapi tantangan hidup yang terlihat semakian berat? Saudara merasa tidak sanggup lagi menghadapinya? Perhatikan, bagaimana perjalanan hidup bangsa Israel setelah keluar dari perbudakan Mesir dan sebelum masuk Tanah Perjanjian? Ada tantangan dan peperangan yang harus mereka hadapi, yang semakin berat sebelum akhirnya berhasil menduduki Tanah Perjanjian.

Perhatikan Yosua 11:1-5. Ingat, sebelumnya Yosua dan bangsa Israel menghadapi Yerikho dengan mengitari tembok kota yang akhirnya runtuh. Tetapi kalah dari Ai, kota yang lebih kecil; dan akhirnya menang setelah bangsa Israel bertobat dari dosanya. Setelah menang dari satu kota, selanjutnya mereka harus menghadapi lawan yang lebih berat lagi, 5 kota di bagian Selatan Kanaan yang bersatu; dan mereka menang lagi karena Allah menyertai mereka. Tetapi sekarang, mereka harus menghadapi lawan yang lebih berat lagi, persatuan raja-raja di Utara Kanaan yang jauh lebih banyak dari mereka. _"Kemudian keluarlah raja-raja ini bersama-sama semua tentaranya, amat banyak rakyat, seperti pasir di tepi laut banyaknya, beserta sangat banyak kuda dan kereta."_ (ayat 4). Mereka belum pernah menghadapi pasukan dengan penunggang kuda dan kereta kudanya.

Perhatikan ayat 6-8. Lalu apa yang dikatakan Allah kepada Yosua, "Janganlah takut menghadapi mereka.." Bangsa Israel harus terus maju mengalahkan musuh yang jumlahnya lebih banyak itu, dan harus menjaga waktu yang telah ditetapkan Allah (ayat 7). Perjalanan satu hari yang berat dan menakutkan, walaupun sebelumnya Allah telah menolong mereka. Dan Yosua mentaatinya; Allah menyerahkan semua musuh kepada mereka (ayat 8, 19).

Perhatikan ayat 9. Mengapa kuda-kuda harus dilumpuhkan dan kereta-kereta perang harus dibakar? Bukankah semuanya itu bisa menjadi jarahan perang yang sangat bermanfaat bagi hidup selanjutnya? Tetapi Allah tidak menghendakinya. Mereka harus selalu ingat bahwa Allah yang membuat mereka menang dan mereka tidak bergantung pada diri sendiri dengan kekuatan militernya. Dan Yosua tunduk dan taat pada Allah. Yosua menyangkal diri dengan yakin pada Allah dibandingkan hal-hal yang duniawi, "tidak ada sesuatu yang diabaikan Yosua dari segala yang diperintahkan TUHAN kepada Musa" (ayat 15).

Tantangan hidup kelihatan semakin berat, tetapi kehidupan harus terus dilanjutkan. Perhatikan, Kanaan tidak begitu saja diberikan Allah kepada mereka. Mereka harus melewati berbagai tantangan dan peperangan. Peperangan yang telah diatur Allah, mulai dari 1 kota – 5 kota yang lebih besar, dan kemudian lebih banyak lagi seperti pasir di tepi laut banyaknya. Allah menyertai mereka dengan tantangan dan disiplin yang semakin keras, untuk percaya kepada-Nya lebih besar lagi, dan menikmati kemenangan-Nya yang lebih tinggi juga.

Perhatikan. Allah menyertai Yosua, seperti seorang ibu yang memberikan dorongan kepada anaknya "Janganlah takut menghadapi mereka..." Janji bahwa Allah yang akan berperang, menolong Yosua terus maju dalam ketaatannya. Allah peduli mengarahkan Yosua untuk mengandalkan kekuatan-Nya dan bergantung pada-Nya. Allah memperhatikan dengan mengatur tantangan-tantangan yang dihadapi Yosua, dan menyelesaikannya. Allah peduli memelihara iman umat-Nya secara langsung.

Jadi, apakah tantangan hidup yang silih berganti dan terlihat terlalu berat membuat Saudara takut dan menyerah? Bagaiama seharusnya Saudara menghadapinya seperti Yosua menghadapi tantangan hidupnya. "Tantangan hidup terus berlanjut, jangan takut" Allah menyertai dan mengasihi Saudara. Bacalah 1 Korintus 10:13. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd100221)

 

Tuesday, 9 February 2021

[Yosua 10:1-15]
Selasa, 9 Februari 2021

"Integritas: mengutamakan Allah, percaya janji-Nya, strategi yang tepat, dan doa" 
Bacaan: Yosua 10:1-15

Apakah Saudara menghadapi berbagai masalah dampak dari pandemi Covid-19 yang telah terjadi berbulan-bulan lamanya? Apakah Saudara direpotkan oleh orang-orang di sekitar Saudara yang terkena dampak pandemi Covid-19 tersebut? Bagaimana respon Saudara? Dalam situasi seperti ini, integritas Saudara sangat diperlukan. Integritas dalam hal mementingkan nama Allah dari segala-galanya, mempercayai janji-Nya, membuat strategi yang tepat dan berseru pada-Nya dalam doa. Bacalah Yosua 10:1-28, kisah bagaimana Yosua menghadapi musuh-musuhnya dan menolong orang-orang Gibeon yang menghadapi gempuran dari 5 raja di sekitarnya.

Perhatikan ayat 1-6. Sebelumnya, bangsa Isreal menumpas Yerikho dan Ai serta menundukkan kota Gibeon. Gibeon adalah kota besar dan semua penduduknya adalah pejuang yang perkasa. Nanum demikian, mereka telah menipu Yosua dan bangsa Israel. Hasilnya, bangsa Israel membuat ikatan perjanjian persahabatan dengan mereka. Yang seharusnya ditumpas, sekarang diam di tengah-tengah bangsa Israel. Dan sekarang, karena dianggap berkhianat, 5 kota di sekitanya bersatu siap menggempur Gibeon. Pastilah semua orang Gibeon bisa mati terbunuh, jika tidak mendapat pertolongan. Dan mereka minta pertolongan kepada Yosua dan bangsa Israel yang sebelumnya telah mereka tipu. Apakah Yosua bersedia menolong mereka? 

Perhatikan ayat 7 dan 9. Renungkan. Seandainya membiarkan Gibeon digempur oleh 5 kota yang telah bersatu, pastilah mereka habis terbunuh. Pikirkan, sebenarnya bagi bangsa Israel, lebih baik ada orang Gibeon ataukah tidak? Gibeon yang seharusnya ditumpas dan telah menipu mereka, akhirnya bisa ditumpas bukan oleh bangsa Israel sendiri? Tetapi Yosua (arti namanya: Yehovah itu keselamatan) dan bangsa Israel menolong mereka.

Perhatikan bagaimana mereka menolong orang Gibeon (ayat 7, 9); apakah mereka menolong dengan sungguh-sungguh? Yosua mengerahkan semua pahlawan yang gagah perkasa dan semalam-malaman bergerak maju dan berperang keesokan harinya. Mereka menolong orang Gibeon seperti menolong saudaranya sendiri.

Sekarang perhatikan ayat 8, 10-15. Apa yang dikerjakan Allah? Tersirat bahwa Allah senang dengan apa yang dilakukan Yosua menolong orang Gibeon. Allah meneguhkan hati mereka (ayat 8). Setelah semalam-malaman menuju medan peperangan, Allah tidak membiarkan mereka berperang sendiri (ayat 10,11), "sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN" (ayat 14). Allah memberikan mujizat, bahkan mujizat besar yang belum pernah terjadi (ayat 11-14). Ini adalah mujizat terakhir yang dicatat dalam kitab Yosua. Yosua dan bangsa Israel menang kembali (ayat 15). 

Yosua yang berintegritas, mementingkan nama Allah dari segala-galanya dan Allah memberikannya kemenangan. Perhatikan tiga hal penting: memercayai janji ilahi (ayat 8), menggunakan strategi yang tepat (ayat 9), dan berseru kepada Tuhan dalam doa (ayat 10–15).

Renungkan. Tanpa mereka semua ketahui sebelumnya, Allah memakai peristiwa tersebut untuk mencapai tujuan-Nya sendiri. Allah telah membantu Yosua menaklukkan lima kota sekaligus pada satu waktu! Seperti sebelumnya, dalam anugera-Nya, Allah menggunakan kesalahan Yosua dengan orang Gibeon untuk melindungi Gibeon dan mempercepat penaklukan Kanaan. Yosua mengumpulkan kembali semua orang Israel dan berkata, "Janganlah takut dan janganlah tawar hati, kuatkan dan teguhkanlah hatimu..." (ayat 25).  Kata-kata yang Allah ucapkan kepada Yosua ketika ia memulai kariernya (1: 6–9). Yosua adalah tipologi Yesus Kristus yang telah mengalahkan semua musuh-Nya dan suatu hari akan kembali dan menghancurkan mereka selamanya (Roma 16:20).

Apakah Saudara memiliki "Integritas: mengutamakan Allah, percaya janji-Nya, strategi yang tepat, dan berseru pada-Nya dalam doa?" Tuhan Yesus Kristus menyertai dan memberkati Saudara. 🙏(erd090221)

Sunday, 7 February 2021

[Yosua 9:1-27]
Minggu, 7 Februari 2021

"Jangan terburu membuat keputusan tanpa minta persetujuan-Nya"
Bacaan: Yosua 9:1-27

Apakah Saudara telah membuat keputusan yang salah dan fatal akibatnya bagi hidup Saudara (studi, pekejaan, usaha/bisnis, keluarga/pasangan hidup, pelayanan, dsb)? Belajarlah dari kisah Yosua dan bangsa Israel yang tertipu karena telah membuat keputusan yang salah (Kitab Yosua 9:1-27). Iman terancam gagal pada saat mereka gagal menghubungkan keputusan mereka dengan kehendak Allah.   

Perhatikan ayat 1-2. Pasal sebelumnya, bangsa Israel telah menang atas Yerikho dan Ai. Mereka telah menyimak kembali hukum-hukum Allah. Semua yang dinyatakan oleh Allah melalui Musa, telah ditulis kembali di atas batu dan dibacakan kepada seluruh rakyat. Peristiwa selanjutnya, raja-raja Kanaan berkumpul dan bersatu untuk menentang umat Allah. Bangsa Israel harus siap menghadapi tantangan berikutnya, tetapi gagal kembali. Bukan gagal dalam peperangan tetapi gagal mentaati Allah; ­tertipu dan salah mengambil keputusan tanpa meminta keputusan Allah.

Perhatikan ayat 3-13. Apa yang dilakukan orang-orang Gibeon? Bagaimana orang Gibeon yang cerdik telah menipu Yosua dan bangsa Israel? Gibeon terletak hanya 25 Km dari Israel di Gilgal dan ada dalam daftar Yosua untuk dihancurkan. Tetapi mereka berkata ”dari negeri yang jauh” (ayat 6,9). Mereka berbohong tentang makanan dan pakaian mereka (ayat 12). Menyebut “hambamu” (ayat 8, 9, 11) padahal musuh Israel. Bandingkan ayat 3 dan 9; orang-orang ini cukup bijak untuk tidak menyebutkan kemenangan Israel di Yerikho dan Ai, karena berita itu tidak dapat mencapai "negara jauh" mereka secepat itu. Kitab Ulangan 7:1-11 dan 20:10-20 menjelaskan bahwa Israel bisa menawarkan perdamaian ke kota-kota yang berada di luar Kanaan. Entah bagaimana orang Gibeon mengetahui tentang hukum ini dan memutuskan untuk menggunakannya untuk perlindungan mereka sendiri

Perhatikan ayat 14-15. Mengapa akhirnya Yosua dan orang Israel tertipu? Mereka pikir sudah bisa memutuskan berdasarkan pengetahuan Firman Tuhan dan memeriksa “fakta-fakta” (yang semu/tipuan) yang terlihat. Itu kelihatan sangat logis dan meyakinkan, tetapi semuanya salah. Mereka tidak bertanya kepada Allah dan meminta keputusan-Nya.

Bagaimana dengan Saudara? Apakah merasa sudah cukup dengan tahu Firman Allah dan bersedia mentaatinya? Atau pun gak usah tahu Firman Allah, asal mau rela melayani Allah maka Dia yang harus meluruskan semua jalan; sehingga Saudara tidak perlu berpikir untuk melakukannya dengan cara yang benar? Perhatikan, orang Israel pikir dirinya sudah rela, mau taat dan sudah tahu Firman Tuhan, tetapi ternyata masih tertipu juga.

Sebenarnya, Allah telah menyediakan sumber bagi bangsa Isreal untuk menghadapi kejadian terebut. Yosua sebenarnya dapat mencari kehendak Allah denga bertanya kepada Imam Besar (lihat Bilangan 27:18-21), namun dia tidak melakukannya. Meskipun pada mulanya dia telah curiga (Yosua 9:7), namun akhirnya dia tertipu. Pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya bukanlah segalanya.

Perhatikan ayat 16-27. Setelah mereka mengadakan perjanjian barulah mereka sadar sudah tertipu. Terjadilah perselisiha antara umat dan Pemimpin (ayat 18-19). Umat berpikir untuk membunuh orang Gibeon yang sudah menipu mereka, tetapi Pemimpin tidak setuju. Meskipun kesalahan yang dilakukan Israel hanya berdasarkan tipuan belaka, namun mereka telah melibatkan Allah, nama-Nya dan reputasi-Nya dalam kesalahan tersebut. Jika Israel melanggar perjanjian yang telah mereka buat  sendiri, maka pelanggaran tersebut sama saja dengan menajiskan nama Tuhan, Allah Israel di antara seluruh bangsa Kanaan. Pelanggaran ini akan mendatangkan murka Allah, seperti peristiwa yang terjadi ratusan tahun berikutnya ketika Saul membunuh orang-orang Gibeon. Tuhan memberikan kelaparan selama 3 tahun dan 7 keturunan Saul mati digantung (Kitab 2 Samuel 21).

Terakhir, perhatikan ayat 27. Untung sekali Yosua tidak membunuh orang-orang Gibeon pada waktu itu. Ini menjadi anugerah Allah bagi Gibeon bisa hidup di tengah umat Allah. Menjadi apa orang Gibeon sekarang? Bayangkan, hidup baru orang Gibeon disekitar urusan mezbah TUHAN bisa menjadikan mereka akhirnya bertobat. Tidak ada bukti dalam Alkitab bahwa keturunan Gibeon menciptakan masalah bagi Israel. Dalam peristiwa ini, Yosua dan orang Israel bersalah; tetapi kelemahan manusia dipakai Allah untuk menggenapi rancana kasih-Nya.

Seperti Yosua dan bangsa Israel, Saudara saat ini tinggal di wilayah musuh dan harus senantiasa berhati-hati. Karena musuh tahu bagaimana menggunakan Firman Allah untuk tujuan mereka sendiri, umat Allah haruslah tetap waspada. Banyak orang cenderung mengijinkan keadaan di sekitar mereka mendahului penilaian  mereka terhadap Firman Allah untuk memahami kehendak Allah dalam hidup mereka. Bagaimana dengan Saudara? "Jangan terburu membuat keputusan tanpa minta persetujuan-Nya". Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd070221)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...