Monday, 19 June 2023



 Permasalahan hidup bukanlah akhir perjalanan tetapi

perjalanan menuju kebahagiaan yang disediakan Allah.

Jangan menyerah; tabah dan berserahlah kepada-Nya.

(Renungan Kitab 1 Samuel 1:1-28; 2:18-21)

 

Di dalam kitab Perjanjian Lama Ibrani, kitab 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Kitab 1 Samuel sendiri meliputi hampir 100 tahun sejarah Israel (1105-1010 sebelum Masehi) dan merupakan mata rantai sejarah yang utama munculnya raja Israel. Kitab ini diberi nama menurut nabi Samuel, hakim terakhir dan terbesar bagi bangsanya dan yang pertama  dari garis nabi baru setelah Nabi Musa (Kisah Para Rasul 3:24; 13:20) serta dianggap tokoh terbesar setelah nabi Musa (Kitab Yeremia 15:1). Dia dipakai Allah untuk mengusung datangnya kerajaan besar bagi bangsanya; melantik Daud menjadi raja yang besar (Kitab 1 Samuel 16:1-23; 19:18-24). Dari keturunan Daud akan lahir Mesias, Yesus Kristus (Isa Al-Masih) (Injil Matius 1:1). Menariknya, kisah ini diawali dengan kisah duka nestapa, kisah istri yang mandul, yang tersakiti oleh istri kedua dari suaminya, menerima ejekan, menangis, menderita dari tahun ke tahun. Perempuan itu bernama Hana (“kesayangan, belas kasihan”), ibunya Nabi Samuel. Bacalah kitab 1 Samuel 1:1-28 dan 2:1-10, 18-21.

Perhatikan 1:1-8. Kesulitan hidup yang harus dijalani. Elkana (suami Hana) tampaknya bukan seorang laki-laki biasa. Silsilah keluarga (ayat 1) menyiratkan kehormatan keluarga Elkana yang kaya dan terpandang. Hal ini diperkuat dengan jenis dan jumlah persembahan yang dibawa oleh Elkana ke rumah Allah setiap tahun (ayat 4-5, 24-25). Tetapi Hana harus menerima keadaan bahwa bukan hanya dirinya satu-satunya wanita yang dinikahi oleh suaminya. Kenyataan bahwa Penina (madunya) memiliki anak sedangkan dirinya tidak, bahkan tidak bisa memiliki anak karena mandul (ayat 2) semakin menyedihkan hatinya. Jika suaminya meninggal, tidak ada lagi yang bisa diharapkan untuk kelangsungan hidupnya. Saat itu, istri yang mandul dianggap menerima kutukan Allah. Madunya selalu menyakiti hatinya (karena mandul) supaya gusar (hati yang bergejolak dan kacau), dari tahun ke tahun. Seharusnya Hana bersukacita setiap tahun pergi ke Bait Allah tetapi justru menjadi neraka karena madunya menyakiti hatinya (perlakuan yang tidak sepantasnya). Hana menangis dan tidak mau makan (ayat 6-7). Hana semakin sedih karena pernyataan suaminya yang terkesan egois karena mengutamakan keberhargaan dirinya sendiri (ayat 8). Perhatikan, bagaimana sikap Hana ketika menjalani penderitaan dalam hidupnya dan merasa tidak memiliki masa depan karena mandul?

Perhatikan ayat 9-18. Tabah, setia kepada Allah dan mencari-Nya. Hana tidak menyerah. Dia tetap tabah dalam pengertian sabar menjalani situasi hidup yang dialaminya. Penganiayaan dari madunya terhadap Hana mendorong Hana untuk mencari Allah (ayat 9-10). Hana menjalani hidup dengan keyakinan pada pemeliharaan Allah. "Tuhan semesta alam" adalah nama ilahi yang dipakai untuk pertama kalinya di dalam kitab nabi-nabi mulai dari kisah Hana ini (ayat 11). Gelar ini menyatakan kedaulatan Allah atas alam semesta dan meyakinkan Hana untuk tidak meninggalkan Allah dan tetap setia pada-Nya di tengah penderitaan yang dialami bertahun-tahun lamanya. Bertahun-tahun Hana menjalani penderitaan, bertahun-tahun juga Hana lewati dengan tetap datang ke Bait Allah "Tuhan semesta alam" (ayat 7). Hana dengan bebas dan sungguh-sungguh mencurahkan hatinya kepada Allah (ayat 13, 15; baca kitab Mazmur 142:2-3).

Perhatikan ayat 19-20. Buah penderitaan. Kecaman imam Eli kepada Hana berubah menjadi berkat. Hana pergi meninggalkan Bait Suci Allah dengan ketenangan hati (ayat 17-18). Allah menjawab doa Hana dan ia melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Samuel ("didengar Allah") (ayat 19-20). Hana dapat bersukacita atas kelahiran anaknya, meski ia tahu bahwa setelah menyapihnya, ia akan menyerahkan anaknya untuk dibesarkan di Bait Allah, sebagai anak yang dipersembahkan kepada Allah (ayat 11).

Perhatikan ayat 21-28 dan 2:18-21. Kesetiaan kepada janji. Setelah bertahun-tahun dalam penderitaan dan berdoa kepada Allah, Hana yang mandul akhirnya diingat Allah dan melahirkan seorang anak laki-laki. Tetapi ia tetap setia pada janjinya. Atas persetujuan suaminya, setelah menyapih Samuel, Hana membawa anaknya yang masih kecil itu ke Bait Suci Allah (ayat 11, 21-24). Hana bertemu anaknya hanya setahun sekali pada saat ia memberinya pakaian yang dijahitnya sendiri (2:19). Perhatikan penjelasan Hana tentang nama anaknya; Samuel adalah anak yang diminta Hana dari Allah dan sekarang diserahkan kepada Allah apa yang diminta sesuai kehendak-Nya (ayat 17, 27-28). Hana terus mengungkapkan pujian, rasa syukur dan penyembahan kepada Allah (2:1-10). Dan Allah mengindahkan Hana, ia melahirkan 5 anak lagi (3 laki-laki, 2 perempuan); sementara itu Samuel tumbuh makin besar di hadapan Allah untuk melayani Dia (2:18-21).

Kisah Hana ("belas kasihan") adalah kisahnya Allah sendiri yang dengan kasih dan anugerah-Nya menyelamatkan manusia berdosa yang menderita dan yang tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Berserahlah kepada-Nya. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd19062023).

Friday, 7 April 2023



Jumat Agung, 7 April 2023

Yesus menggenapi janji-Nya, mati bagi manusia berdosa; mereka yang percaya, bertumbuh imannya dan tangguh menanggung risiko.
(Yohanes 3:1-3; 7:50-51; 19:38-42)

Yesus beberapa kali berkata kepada para murid-Nya bahwa Ia akan menderita, dibunuh, dan pada hari ketiga akan dibangkitkan. Maka hati murid-murid-Nya pun sedih sekali (Matius 17:23). Yesus pun disalibkan dan mati di atas salib itu. Petrus, murid terdekat Yesus menyangkal-Nya (Yohanes 18:12-27). Semua murid meninggalkan Yesus dan melarikan diri (Markus 14:50). Siapa yang berani mengambil risiko berurusan dengan Mahkamah Agama dan penguasa Romawi dalam kasus terpidana mati tersebut? Kemudian, bagaimana rencana Allah tergenapi bahwa Yesus mati dan pada hari ketiga akan dibangkitkan?

Perhatikan. Rencana Allah pasti tergenapi. Dalam kedaulatan-Nya, Allah mempersiapkan dan memanggil pribadi-pribadi yang menyediakan diri dipakai-Nya. Bahkan pribadi-pribadi yang sebelumnya tidak diperhatikan banyak orang, tetapi berani tampil dengan segala risiko yang harus ditanggungnya. Pada saat semua murid meninggalkan Yesus dan melarikan diri ketika Yesus ditangkap, disalibkan dan mati di salib, tampillah Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus. Menjelang malam, memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus untuk dikuburkan (Markus 15:43). Siapakah mereka dan bagaimana mereka tangguh menanggung risiko saat itu?

Siapakah Yusuf dari Arimatea? Namanya baru muncul dalam peristiwa penguburan Yesus. Ia adalah orang kaya (Matius 27:57), seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka (Markus 15:43), seorang yang baik lagi benar (Lukas 23:50). Ternyata murid Yesus juga, walaupun sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi (Yohanes 19:38).

Siapakah Nikodemus?  Nama Nikodemus hanya disebutkan 5 kali dalam 5 ayat di Injil Yohanes. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus; seorang Farisi, pemimpin Yahudi (Yohanes 3:1-2). Nikodemus juga bagian dari imam-imam kepala (Yohanes 7:50).

Perhatikan. Bagaimana Yusuf dari Arimatea merisikokan reputasi bahkan kehidupannya sendiri? Mahkamah Agama (70 orang anggota) adalah badan keagamaan umat Yahudi yang tertinggi, di bawah pimpinan Imam Besar. Mahkamah ini mempunyai kewibawaan penuh di bidang agama. Merekalah yang memegang peran penting dalam penghakiman dan penyaliban Yesus sebagai terpidana mati (Yohanes 18).

Tetapi sekarang, Yusuf dan Nikodemus memberanikan diri menghadap Pilatus dan menguburkan mayat Yesus terpidana mati yang disalib itu. Perhatikan bagaimana upaya terbaik yang mereka lakukan. Apa yang Saudara pikirkan tentang risiko yang harus Yusuf dan Nikodemus tanggung? Bagaimana dengan reputasi mereka sebagai bagian dari Mahkaham Agama dan imam-imam kepala yang menghakimi Yesus? Besar kemungkinan mereka kehilangan profesi dan statusnya itu. Bahkan mengalami kesulitan dalam hidup mereka selanjutnya.

Perhatikan. Yusuf dari Arimatea itu tidak takut lagi menyembunyikan diri sebagai murid Yesus (Yohanes 19:38). Begitu juga dengan Nikodemus, yang selalu disebut "yang dahulu datang waktu malam kepada Yesus" (Yohanes 3:2; 7:50; 19:39). Perhatikan, bagaimana pertumbuhan iman Nikodemus digambarkan dalam tiga kali kesempatan di Injil Yohanes. Pertama, Nikodemus datang kepada Yesus pada malam hari. Yesus berbicara tentang seseorang harus dilahirkan kembali untuk dapat melihat Kerajaan Allah, dan Nikodemus tidak memahaminya (Yohanes 3:1-21). Berikutnya, kisah Nikodemus muncul lagi saat dia mulai berani membela Yesus di hadapan imam-iman kepala dan orang-orang farisi lainnya (Yohanes 7:45-52). Tetapi yang terakhir, dikisahkan Nikodemus berani tampil dan merisikokan reputasinya saat menguburkan Yesus (Yohanes 19:38-42).

Perhatikan. Yusuf dan Nikodemus tampil dan menyediakan diri justru pada saat Yesus sudah mati disalibkan dan murid-murid meninggalkan Yesus, situasi yang tidak mudah. Melalui Yusuf dan Nikodemus, dalam pertumbuhan iman dan kapasitas/sumber daya yang mereka miliki, Tuhan memakai mereka untuk menggenapi karya keselamatan-Nya bagi orang berdosa. Semua yang tertulis tentang Yesus dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan Mazmur bahwa Mesias harus menderita, disalibkan, mati dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, pasti dan sudah digenapi (Matius 20:19; Lukas 24:44-48).

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, Yesus Kristus sudah merisikokan reputasi-Nya sendiri; menggenapi janji-Nya menjadi manusia yang menderita dan mati di salib supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal. Seperti Yusuf dan Nikodemus, kiranya iman Saudara semakin bertumbuh dan tangguh menanggung risiko memberitakan kematian-Nya kepada dunia. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd07042023)

Thursday, 6 April 2023

Kamis Putih, 6 April 2023

"Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."  (Renungan Injil Markus 14:26-31, 70-72)

Yesus ditangkap, dihakimi, menderita siksaan dan disalibkan sampai mati. Kenyataan ini akan menggoncangkan iman murid-murid-Nya. Yesus sendiri mengatakannya, "Kamu semua akan tergoncang imanmu” (ayat 27).

Tetapi respon Petrus (“batu karang”), "Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak" (ayat 29). Petrus membayangkan murid-murid lain melarikan diri, tapi dirinya sendiri tidak!  Bahkan dengan lebih sungguh-sungguh berbicara lebih keras, "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua yang lainpun berkata demikian juga (ayat 31).

Tetapi, tidak lama kemudian pada saat Yesus ditangkap dan dihakimi, Petrus menyangkal Yesus. Ia mengutuk dan bersumpah, "Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!" (ayat 71). Dan pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."  (ayat 30). Lalu menangislah Petrus tersedu-sedu (ayat 72). Kenyataannya, Petrus tergoncang juga imannya. Keinginannya jauh melebihi kemampuannya!

Petrus telah menyangkal Yesus, dan hatinya hancur. Tetapi kemudian, setelah bangkit dari kematian, Yesus menghampiri Petrus kembali dan memulihkannya (baca Yohanes 21:15-19). Dengan kekuatan iman yang dari Tuhan, Petrus dan murid-murid Yesus pergi memberitakan Injil ke seluruh penjuru dunia (ayat terakhir Injil Markus).

Sadarlah dan akuilah bahwa di tengah tantangan iman saat ini, Saudara tidak bisa mengandalkan kekuatan diri sendiri bahkan "menyangkal" Yesus juga. Kenalilah betapa lemahnya Saudara. Datang dan bersandarlah pada Yesus Kristus yang telah menang atas segala penderitaan dan telah mengalahkan maut dan kuasanya.

Selamat mempersiapkan hati, menghayati kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Dia setia menantikan Saudara. Datanglah pada-Nya yang mengasihi, mengampuni dan memulihkan Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd06042023)

Wednesday, 4 January 2023


 

Renungan Awal Tahun 2023 - Rabu, 4 Januari 2023. 

"Persoalan hidup bukanlah akhir perjalanan tetapi perjalanan menuju kemenangan, jangan menyerah. Tabah dan berserahlah kepada Allah"(Renungan Kitab 1 Samuel 1:1-8)

Nabi Samuel adalah hakim terakhir dan terbesar bagi bangsanya dan yang pertama  dari garis nabi baru setelah Nabi Musa (Kisah Para Rasul 3:24; 13:20) serta dianggap tokoh terbesar setelah nabi Musa (Kitab Yeremia 15:1). Dia dipakai Allah untuk mengusung datangnya kerajaan besar bagi bangsanya; melantik Daud menjadi raja yang besar (Kitab 1 Samuel 16:1-23; 19:18-24). Dari keturunan Daud akan lahir Mesias, Yesus Kristus (Isa Al-Masih) (Injil Matius 1:1). Menariknya, kisah ini diawali dengan kisah duka nestapa, kisah istri yang mandul, yang tersakiti oleh istri kedua dari suaminya, menerima ejekan, menangis, penderitaan yang terjadi dari tahun ke tahun. Perhatikan kisah Hana, ibu Nabi Samuel. Bacalah kitab 1 Samuel 1:1-8.

Tidak cukup dengan berlimpahnya harta dan cinta. Elkana (suami Hana) tampaknya bukan seorang laki-laki biasa. Silsilah keluarga (ayat 1) menyiratkan kehormatan keluarga Elkana yang kaya dan terpandang. Memiliki dua istri (ayat 2) seringkali menunjukkan kekayaan seorang laki-laki. Hal ini diperkuat dengan jenis dan jumlah persembahan yang dibawa oleh Elkana ke rumah Allah setiap tahun (ayat 4-5, 24-25). Bukan hanya kaya, suami Hana penuh dengan cinta. Dia memberikan porsi lebih untuk Hana (ayat 5) dan selalu berusaha menghibur hati isterinya yang sedang berduka (ayat 8). Tetapi semuanya itu tidak cukup mendatangkan kebahagiaan. Sebuah keluarga bukan hanya tentang cinta dan kaya. Perhatikan kisah selanjutnya, Hana yang tertimpa banyak prahara.

Kesulitan hidup yang harus dijalani. Hana harus menerima keadaan bahwa bukan hanya dirinya satu-satunya wanita yang dinikahi oleh suaminya. Kenyataan bahwa madunya (Penina) memiliki anak sedangkan dirinya tidak, bahkan tidak bisa memiliki anak karena mandul (ayat 2) semakin menyedihkan hatinya. Madunya selalu menyakiti hatinya (karena mandul) supaya gusar (hati yang bergejolak dan kacau), dari tahun ke tahun. Seharusnya Hana bersukacita setiap tahun pergi ke Bait Allah tetapi justru menjadi neraka karena madunya menyakiti hatinya (perlakuan yang tidak sepantasnya). Hana menangis dan tidak mau makan (ayat 6-7). Hana semakin sedih karena pernyataan suaminya yang terkesan egois karena mengutamakan keberhargaan dirinya sendiri (ayat 8). Perhatikan, bagaimana sikap Hana ketika menjalani penderitaan dalam hidupnya dan merasa tidak memiliki masa depan karena mandul?

Ketabahan. Hana tidak menyerah. Dia tetap tabah dalam pengertian sabar menjalani situasi hidup yang dialaminya. Hatinya lebih condong kepada Allah daripada berbalik melawan dan menuntut madunya serta mengadukannya kapada suaminya. Bandingkan dengan sikap Sarai kepada Abram (Ibrahim) ketika Hajar (hamba Sarai)  memandang rendah dirinya karena mandul, "Penghinaan yang kudapat ini adalah tanggung jawabmu.. Semoga ALLAH menjadi Hakim antara aku (Sarai) dengan engkau (Ibrahim)", padahal Sarai sendirilah yang memberikan hamba perempuannya itu kepada suaminya (Kitab Kejadian 16:1-5). Tetapi Hana menyatakan kesedihannya kepada Allah dan dia tidak menciptakan masalah bagi keluarganya. Hana menjalani hidup dengan keyakinan pada pemeliharaan Allah.

Kesetiaan kapada Allah. Kesetiaan Hana kepada Allah ditunjukkan melalui kemauan untuk tetap pergi ke Bait Allah tahun demi tahun (ayat 7). Hana tidak meninggalkan Allah. Bertahun-tahun Hana menjalani penderitaan hidupnya bertahun-tahun juga Hana lewati dengan tetap datang ke Bait Allah Tuhan semesta alam. "Tuhan semesta alam" adalah nama ilahi yang dipakai untuk pertama kalinya di dalam kitab nabi-nabi mulai dari kisah Hana ini. Gelar ini menyatakan kedaulatan Tuhan atas alam semesta dan meyakinkan Hana untuk tetap setia pada-Nya di tengah penderitaan yang dialami bertahun-tahun lamanya. Bacalah kisah Hana selanjutnya; pada akhirnya Allah berbelas kasihan dan menjawab doa Hana (Kitab 1 Samuel pasal 1 dan 2). Hana ("kesayangan, belas kasihan") yang mandul dan menderita dari tahun ke tahun akhirnya melahirkan nabi Samuel yang dipakai Allah untuk mempersiapkan jalan bagi lahirnya Mesias, Yesus Kristus (Isa Al-Masih) berkat bagi semua bangsa.

Apakah Saudara memulai tahun yang baru ini, 2023 dengan banyak persoalan hidup dan penderitaan? Tabah dan berserahlah kepada Allah, Tuhan semesta alam yang kasih dan kuasa-Nya lebih besar dari semua persoalan dan penderitaan Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd04012023).

Saturday, 31 December 2022



Sabtu, 31 Desember 2022

"Natal dan Tahun Baru: Tuhan yang setia menggenapi semua janji-Nya ketika segala sesuatu tampak sangat mustahil"
(Renungan Natal – Matius 1:1-17, 20-23; 28:18-20)

Pergumulan hidup saat pandemi Covid-19 sudah dialami, selanjutnya krisis ekonomi diprediksi akan terjadi melanda dunia saat ini. Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan lebat, angin kencang, gelombang laut yang tinggi, bencana banjir dan tanah longsor mengancam beberapa daerah awal tahun ini juga. Bagaimana berita Natal memberikan pengharapan dan sukacita kepada Saudara memasuki tahun yang baru, tahun 2023? Renungkan kesaksian Injil Matius 1:1-17, 20-23; 28:18-20.

Waktu itu, Yusuf dan Maryam serta bangsanya hidup sebagai bangsa yang terhina dalam penindasan bangsa Romawi. Kejayaan bangsa mereka sebagai bangsa besar yang akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lainnya tinggal kenangan. Raja yang diharapkan tampil tidak kunjung menjadi kenyataan. Mereka menunggunya dari generasi ke generasi hampir 6 abad lamanya. Tidak ada lagi firman Tuhan yang diturunkan untuk mereka dengarkan. Tuhan seolah-olah diam ratusan tahun lamanya. Tetapi pada akhirnya, malaikat Tuhan hadir dan berkata, ".. anak yang ada dalam kandungan Maryam itu berasal dari Ruh Allah. Maryam akan melahirkan seorang anak laki-laki dan engkau (Yusuf) harus menamai-Nya Isa, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka. Semuanya itu terjadi supaya genaplah firman yang telah disampaikan Tuhan melalui nabi-Nya, "Lihatlah! Seorang anak dara akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Orang akan menyebut-Nya Immanuel" yang artinya, "Allah beserta kita." (Injil Matius 1:20-23).

"Inilah silsilah Isa Al-Masih, anak Daud, anak Ibrahim.." (Injil Matius 1:1). Untuk memperlihatkan siapakah sebenarnya Isa Al-Masih (Yesus Kristus), rasul Matius di ayat pertama kitab Injil menjelaskan silsilah-Nya. Silsilah Isa Al-Masih ini berdasarkan data sejarah dalam kitab-kitab para nabi dan buku catatan di dalam Bait Allah di Yerusalem. Silsilah ini menunjukkan bukti bahwa Yesus adalah Mesias (yang diurapi Allah), keturunan rajawi yang dijanjikan di dalam kitab-kitab nabi sejak ribuan tahun sebelumnya.

Semua orang di bumi akan mendapat berkat melalui Nabi Ibrahim dan keturunannya. Kitab Kejadian yang ditulis 1.445 sebelum Isa lahir mencatat sabda Tuhan, "Aku akan membuat engkau (Ibrahim) menjadi suatu bangsa yang besar. Aku akan memberkahi engkau dan membuat namamu besar. Engkau akan menjadi berkah. Aku akan memberkahi orang-orang yang memohonkan berkah bagimu, dan Aku akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Melalui Engkau, semua suku bangsa di bumi akan memperoleh berkah" (Kitab Kejadian 12:2-3).

Tuhan bersabda bahwa keturunan Daud akan diberkahi menjadi kerajaan yang kokoh sampai selama-lamanya. Kitab nabi Samuel yang ditulis akhir abad ke-10 sebelum Masehi mencatat sabda Tuhan, "Aku akan membangkitkan keturunanmu (keturunan Daud) kelak, anak kandungmu sendiri, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan membangun sebuah bait bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya sampai selama-lamanya" (Kitab 2 Samuel 7:12-13). Raja Daud pun mengucap syukur kepada Tuhan, "Ia mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, dan menunjukkan kasih abadi kepada orang yang dilantik-Nya, yaitu kepada Daud dan keturunannya sampai selama-lamanya" (Kitab 2 Samuel 22:51).

Dengan menyebut Isa sebagai anak Daud dan anak Ibrahim, Injil Matius menunjukkan bahwa Isa benar-benar telah lahir dan ada dalam sejarah manusia. Allah setia kepada janji-Nya dan menepati setiap perkataan yang telah diucapkan-Nya; walaupun pelaksanaannya tertunda lama dan banyak orang sudah mulai putus asa akan janji itu. Perhatikanlah, waktu Allah bagi penggenapan janji-janji-Nya terjadi ketika segala sesuatu tampak sangat mustahil.

Berkah universal telah tersedia bagi umat manusia. Penggenapan tentang berkah universal kepada semua bangsa di dalam Isa Al-Masih memang menjadi fokus utama Injil Matius. Berkah untuk semua bangsa ini disebut dalam ayat pertama dan ayat terakhir Injil Matius. Ayat terakhir mencatat Isa bersabda kepada murid-murid-Nya, "Segala wewenang dan kuasa baik di surga maupun di bumi sudah diserahkan kepada-Ku. Sebab itu pergilah, jadikanlah semua suku bangsa pengikut-Ku dan permandikanlah mereka dalam nama Sang Bapa, Sang Anak, dan Ruh Allah Yang Mahasuci. Ajarlah mereka menaati segala sesautu yang telah Kuperintahkan kepadamu dan ingatlah, Aku menyertai kamu sampai kesudahan zaman" (Injil Matius 28:18-20).

"Aku (Isa Al-Masih) menyertai kamu sampai kesudahan zaman". Kiranya berita Natal bahwa Yesus Kristus, Isa Al-Masih adalah Mesias berkah bagi semua bangsa dan Tuhan yang setia menggenapi semua janji-Nya, memberikan pengharapan dan sukacita kepada Saudara memasuki tahun yang baru dengan segala pergumulannya. Selamat menyambut tahun baru 2023. Tuhan Yesus Kristus memberkahi. Aamiin. (erd31122022)

Monday, 12 December 2022

 


Senin, 12 Desember 2022

 
"Natal: Allah mengasihi Keluarga dengan masa lalu yang kelam".
(Renungan Natal - Injil Matius 1:1-17)

Apakah Saudara melihat ada keluarga yang memiliki aib, kisah pilu dan masa lalu yang kelam? Apakah mereka tenggelam dalam penyesalan dan kehinaan? Bagaimana berita Natal tahun 2022 menolong mereka menemukan kedamaian dan memasuki tahun baru 2023 sebagai pribadi yang lebih utuh? Injil Matius dengan jujur menuliskan bahwa Yesus Kristus tidak lahir dari keluarga yang sempurna tanpa pergumulan; ada sisi gelap di dalamnya. Banyak cerita dalam keluarga Yesus yang semuanya tidak membanggakan. Tetapi semuanya menjadi penggung besar yang menampilkan kemurahan dan anugerah Allah. Bacalah Injil Matius 1:1-17.

Kasih Allah di dalam hidup manusia tidak dibatasi oleh kegagalan dan dosa manusia. Perhatikan hal yang unik dalam catatan Injil Matius; tertulis nama-nama perempuan di dalam silsilah Yesus Kristus. Dalam budaya Yahudi kuno saat itu, perempuan tidak mendapatkan penerimaan dan penghormatan yang seharusnya. Mereka dianggap di bawah laki-laki. Tetapi Injil Matius mencatat nama-nama perempuan, bahkan perempuan yang tidak ideal; perempuan-perempuan yang layak dikategorikan sebagai pendosa dengan masa lalu yang kelam. Tamar berzinah dengan Yehuda, mertuanya (Kitab Kejadian 38). Rahab adalah seorang pelacur di kota Yerikho (Kitab Yosua 2:1- 24). Rut adalah janda dari Moab yang nyaris kehilangan harapan hidup (Kitab Rut 1-3). Batsyeba adalah isteri Uria yang diajak berzinah oleh Daud (Kitab 2 Samuel 11-12). Walaupun kesalahan tidak sepenuhnya berada di pundak perempuan-perempuan ini, tetapi kehidupan mereka tetap jauh dari ideal. Jika seseorang boleh memilih nenek moyangnya sendiri, dia pasti akan memilih nama-nama lain yang jauh dari kesan negatif. Di mata masyarakat saat itu, pezinah, pelacur dan janda tidak mendapat tempat terhormat. Tetapi Injil Matius menulis nama-nama mereka di dalam silsilah Yesus Kristus, Isa Almasih. Allah menyatakan kasih-Nya kepada mereka yang berdosa dan hidup dalam masa lalu yang kelam.

Allah mengasihi masyarakat yang dianggap rendah oleh masyarakat yang lainnya. Orang-orang Yahudi saat itu sangat membanggakan bangsa mereka. Kemurnian sebagai orang Yahudi sangat dikedepankan. Mereka menganggap diri lebih tinggi daripada bangsa-bangsa lain bahkan menunjukkan sikap yang merendahkan bangsa-bangsa lain. Misalnya saat itu di jaman Yesus, keluarga-keluarga Yahudi merendahkan keluarga-keluarga Samaria. Orang-orang Samaria dianggap tidak murni lagi sebagai bangsa Yahudi sebab di antara mereka telah terjadi kawin campur dengan bangsa lain. Najis bagi orang Yahudi bergaul dengan orang Samaria (Injil Yohanes 4:9). Tetapi perhatikan catatan Injil Matius, Yesus Kristus ternyata tidak sepenuhnya berasal dari keturunan Israel. Beberapa nama perempuan yang disebutkan dalam silsilah ini sangat mungkin bukan orang Israel. Tamar dan Rahab adalah penduduk Kanaan, bangsa penyembah berhala, keji dan najis (Kitab Ulangan 29:17; Kitab Imamat 18:27). Rut orang Moab, bangsa yang sangat angkuh dan menyembah berhala (Kitab Yesaya 16:6; Kitab 1 Raja-raja 11:7). Istri Uria (Batsyeba) orang Het, keturunan bangsa Kanaan (Kitab Kejadian 10:15). Allah menyatakan kasih-Nya bahwa keselamatan adalah untuk segala bangsa.

Tiga tahap kehidupan yang berakhir dalam pemulihan. "Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus" (ayat 17). Injil Matius menggambarkan garis keturunan Yesus (42 keturunan) dalam 3 pembagian. Penafsir Alkitab menemukan seluruh tahap kehidupan kerohanian manusia di dalam 3 pembagian tersebut. Pertama, dari Abraham sampai Daud yang menggambarkan suatu kebesaran. Kedua, dari Daud sampai pembuangan ke Babel: hilangnya kebesaran karena dosa. Ketiga, dari pembuangan ke Babel sampai Kristus: Allah tidak pernah meninggalkan manusia dalam kehancurannya karena dosa. Natal, Yesus hadir menolong dan menyelamatkan manusia dari dosa yang telah membelenggunya. Sekelam apapun kehidupan manusia ada pengharapan pemulihan dalam Yesus Kristus, Isa Almasih.

Bagaimana dengan Saudara? Adakah di antara Saudara yang berasal dari keluarga yang memiliki aib, kisah pilu dan masa lalu yang kelam? Kasih Allah mengatasi segala kegagalan dan dosa Saudara. Kehidupan manusia yang kelam dipakai Allah menjadi panggung besar yang menampilkan kemurahan, kasih dan anugerah Allah. Siapkan dan relakan diri dan hidup Saudara menjadi alat kemuliaan Allah melalui Yesus Kristus, Isa Almasih yang mengasihi dan menyelamatkan manusia; manusia dari segala masa lalu yang kelam dan manusia dari segala bangsa. Selamat menyambut Natal 2022. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd12122022)

Thursday, 11 August 2022



[Kitab Hakim-hakim 13-16] 
Kamis, 11 Agustus 2022

"Simson orang yang hebat dan sangat kuat tetapi memiliki kelemahan spiritual. Dia menemui ajalnya di tangan musuh secara tragis"
(Kitab Hakim-hakim 13-16)

Apakah Saudara pernah menjumpai seseorang yang kelihatan hebat di dalam hidupnya tetapi mengakhiri hidup dengan menyedihkan? Kenyataannya, setiap orang sangat rawan jatuh ke dalam dosa dan itulah sebabnya sangat membutuhkan anugerah Allah. Alkitab dengan terus terang menceritakan kenyataan ini dalam kisah hidup tokoh-tokoh Alkitab. Bacalah kisah hidup Simson dalam Kitab Hakim-hakim pasal 13-16.

Anugerah Allah kepada Simson. Simson lahir dari ibu yang tidak dikenal sebelumnya; perempuan mandul yang waktu itu dianggap sebagai kutukan yang sangat memalukan (13:1-3). Simson dipanggil secara dramatis menjadi hakim dan nazir Allah bahkan sejak dari kandungan ibunya, menjadi besar dan diberkati Allah (13:4-5, 24-25). Ketika sangat haus, Simson berseru kepada Allah dan Allah menjawab doanya dengan ajaib (15:18-20).

Kekuatan dan peluang istimewa dari Allah. Simson adalah nazir Allah yang paling perkasa di jamannya, mampu mencabik singa seperti orang mencabik anak kambing, tanpa apa-apa di tangannya (14:6). Simson menangkap 300 anjing hutan (serigala: cerdas dan mematikan), diikatnya ekor dengan ekor dan ditaruhnya sebuah obor di antara tiap-tiap dua ekor; 150 kali dia melakukannya (15:4). Tali-tali terkuat yang mengikat tangan Simson menjadi seperti batang rami yang telah habis dimakan api dan segala pengikatnya hancur tanggal dari tangannya (15:14). Sebanyak 1.000 orang dibunuh Simson hanya dengan tulang rahang keledai yang masih baru (15:15). Simson mencabut kedua daun pintu gerbang kota dan kedua tiangnya serta palangnya, diletakkannya di atas kedua bahunya, lalu semuanya itu diangkatnya ke puncak gunung sejauh 60 Km (16:3).

Kekuatan jasmaniah Simson yang luar biasa ditandingi oleh kelemahan spiritual yang juga luar biasa. Simson ditetapkan Alah menjadi seorang nazir Allah sejak dari kandungan ibunya untuk menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Filistin (13:5). Tetapi, justru Simson melanggar hukum Allah, mengambil gadis Filistin (bangsa yang tidak menyembah Allah) yang dilihat dan disukainya menjadi isterinya. Tertulis ada 3 peristiwa Simson jatuh cinta kepada perempuan-perempuan Filistin yang dilihat dan disukainya. Simson jatuh cinta dengan seorang perempuan Filistin dari lembah Sorek yang namanya Delila. Dan kisah ini merupakan episode terakhir dalam kehidupan Simson yang perkasa dan menjadi lemah. Simson sebagai nazir Allah, tetapi hidup mengejar kepuasan diri sendiri (14:1-3,7-8; 15:1-2; 16:1,4,20-21).

Simson ingin menentukan jalannya sendiri dan mengabaikan nasihat. Orangtua Simson menasihati dia supaya tidak mengambil perempuan Filistin (bangsa yang tidak menyembah Allah) yang disukainya untuk menjadi isterinya, karena hal ini melanggar hukum Allah. Tetapi Simson tidak mendengarkan nasihat orangtuanya (14:3,7). Seorang nazir Allah dilarang bersentuhan dengan bangkai, tetapi Simson melanggarnya saat mengambil madu dari bangkai singa dengan tangannya. Simson memberikannya juga kepada ayah dan ibunya, tetapi tidak menceritakan dari mana asalnya (14:8-9)

Simson tidak belajar dari pengalaman hidup, mudah terperdaya. Simson dibujuk dan diperdaya oleh perempuan Filistin yang dicintainya; sebanyak 3 kali bahkan 4 kali Alkitab menuliskannya dengan kalimat yang sama (16:9, 12, 14, 20). Setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepada Simson dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya. Simson tunduk di pangkuan perempuan itu dan lenyaplah kekuatannya; ditangkap musuh, dicungkil kedua matanya dan dibelenggu dengan rantai tembaga (16:16-21).

Simson emosional dan menanggung akibatnya. Alkitab menulis kemarahan Simson yang menyala-nyala. Akibat kemarahannya, Simson kehilangan isterinya; bahkan isterinya tersebut dan ayah mertuanya mati dibakar oleh orang-orang Filistin sendiri. Dalam kemarahannya, Simson membakar tumpukan-tumpukan gandum kepunyaan orang Filistin. Kemarahan Simson berdampak buruk kepada banyak orang lain, bahkan hilangnya nyawa orang (14:19-20; 15:5-6).

Tanpa kedewasaan rohani, semuanya bisa menjadi sia-sia. Hidup Simson berakhir tragis. Memulai di ranjang perempuan Sundal di Gaza, berakhir di penjara di Gaza (16:1,21). Memulai dengan kekuatan yang luar biasa, berakhir dengan tanpa kekuatan dan dihina (16:2,21). Simson “memegang” daun pintu, Filistin menangkap (memegang) Simson (16:3,21). Hakim yang paling perkasa kalah di tangan seorang perempuan lemah. Simson yang artinya "bagaikan matahari" tetapi mengakhiri hidup dengan mata buta dan dihina dengan melakukan pekerjaan budak perempuan (16:21). Tragis, Simson diingat sebagai Hakim yang mengakhiri hidup dengan menyedihkan dan mengambil nyawanya sendiri.          

Sampai pada akhirnya Simson tidak mengetahui bahwa Allah telah meninggalkan dia (16:20) dan berakhirlah keperkasaannya, menyedihkan. Simson sudah menunjukkan sikap tidak membutuhkan Allah, tetapi pada akhirnya dia datang kepada Allah dalam doa yang lemah, selemah tubuhnya. Simson berseru, "Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat..." (16:28) dan Allah yang penuh anugerah menjawab doa Simson (16:29-31; Ibrani 11:32). Bagaimana dengan Saudara? Ingatlah Allah, taat pada-Nya dan berdoalah senantiasa. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd11082022)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...