Monday, 10 May 2021



[Ester 2:1-23]

 

Tangan Allah yang tidak kelihatan, nyata bekerja
dalam keseharian hidup umat-Nya.
(Ester 2:1-23)
https://alkitab.app/v/406277f4a6f1

Jika Saudara mulai membaca Kitab Ester pasal 2 dan seterusnya maka Saudara akan menyadari bahwa tindakan-tindakan Allah dalam sejarah (hidup Saudara) mungkin tersembunyi dan tidak muncul secara eksplisit, tetapi Ia tetap mengatur arah sejarah. Realitas kehadiran-Nya dapat dilihat dalam setiap peristiwa yang ada, bahkan melalui peristiwa yang tampak sepele atau kebetulan. Bacalah Kitab Ester 2:1-23.

Ingat kembali peristiwa Rut 1:6-22, tersirat bahwa kesombongan dan kebodohan raja perkasa (Ahasyweros) dipakai Allah untuk menciptakan kesempatan bagi kebaikan umat-Nya yang sedang dalam pembuangan.

Perhatikan Ester 2:1-4; pengaturan Allah di tengah kefasikan manusia. Pada saat Ahasyweros kembali merindukan ratu Wasti; semua gadis dari segenap daerah kerajaan, anak-anak dara yang elok rupanya dikumpulkan di dalam benteng Susan istana kerajaan (2:3). Bayangkan, banyak anak gadis yang akan hancur hidupnya. Mereka yang tidak dipilih akan hidup seperti "janda" seumur hidupnya. Dan salah satu dari mereka yang dikumpulkan tersebut adalah Ester, yang terpilih menjadi ratu menggantikan Wasti. “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini” (Amsal 21:1).

Perhatikan Ester 2:5-7; sekali lagi, Saudara melihat tangan Allah yang tidak kelihatan telah bekerja. Selanjutnya tertulis kisah Mordekhai dan anaknya yang yatim piatu bernama Ester. Dalam bahasa Persia, nama Ester bisa berarti "bintang yang bercahaya". Pada masa pemerintahan Ahasyweros, mereka adalah kelompok orang-orang yang tertindas dan terbuang, ditolak, dipandang hina serta harus menanggung malu. Mordekhai akhirnya memegang posisi resmi di pemerintahan dan duduk di Gerbang Raja (Ester 2:21). Dan Ester, gadis Yahudi inilah yang akhirnya terpilih menjadi Ratu di kerajaan Persia.

Perhatikan Ester 2:8-9. Tuhan sangat hebat sehingga Dia dapat bekerja bahkan di hati dan pikiran Hegai. Dia adalah seorang penjaga istana, bukan orang Yahudi. Pekerjaannya adalah untuk memberikan kesenangan bagi Raja, dan dia tidak mengenal Allah Israel yang sejati. Namun demikian, ia memainkan peran penting dalam rencana yang Tuhan siapkan untuk umat-Nya. Hegai memberikan "perlakuan khusus" untuk Esther yang menghantarkannya menjadi Ratu.

Perhatikan Ester 2:9, 15, 17, Allah meninggalkan petunjuk di tengah ketidakpastian. Ester mendapat perhatian khusus dari Hegai, sida-sida raja penjaga para perempuan (ayat 9). Gadis buangan yang malang menjadi seorang yang mendapatkan kasih dari setiap orang yang melihatnya (ayat 15), dan Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan yang lain (ayat 17). Kata “menimbulkan kasih sayang”  (2:9, 15, 17) menunjukkan perkenanan Allah (bandingkan Daniel 1:9). Kata yang dipakai dalam bahasa Ibraninya adalah “hesed” yang menggambarkan salah satu karakter Allah yang agung, kasih sayang yang teguh dan setia. Bahkan, di saat umat-Nya berdosa, Allah tetap setia mengasihi mereka. Kasih setia adalah bagian yang tak terpisahkan dari karakter Allah (bacalah Keluaran 34:6).

Perhatikan Ester 2:10, 15-16, 20,  rencana Allah tergenapi dalam tindakan manusia; perhatikan apa yang dikerjakan Ester. Ester tidak memberitahukan kebangsaannya (ayat 10, 20). Ester taat hanya meminta seperti yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja (ayat 15). Dan akhirnya, Ester menjadi ratu setelah empat tahun ratu Wasti diturunkan (bandingkan ayat 1:3 dan 2:16). Suatu hari nanti, posisi Ester sebagai ratu berperan penting dalam kelangsungan hidup bangsa Yahudi. Tentu saja bukan semata-mata karena kuasa yang Ester miliki, melainkan karena tangan Allah bekerja begitu ingah, merajut peristiwa demi peristiwa untuk menggenapi rencana-Nya atas umat-Nya

Perhatikan Ester 2:21-23, Allah mempersiapkan jalan. Pada waktu itu Mordekhai duduk di pintu gerbang dan melihat serta menyingkapkan adanya siasat membunuh raja. Jasa Mordekhai ini dituliskan dalam catatan sejarah, di hadapan raja. Dan nanti, dalam drama empat tahun kemudian keselamatan Mordekhai bergantung pada catatan sejarah ini; selamat dari tiang gantungan bahkan mendapatkan penghormatan (bacalah Ester 6:1-2, 10-11).

Percayalah bahwa Allah memperhatikan serta memiliki rencana yang indah, bahkan pada masa-masa kelam yang Saudara alami, yang tidak bisa dipahami saat ini. Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Sunday, 9 May 2021



[Ester 1:10-22; 2:17]
Minggu, 9 Mei 2021 

Kedaulatan Tuhan di atas keterbatasan dan kebodohan kuasa manusia
(Ester 1:10-22; 2:17)
https://alkitab.app/v/11a886c330d7

“Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota" (Amsal 16:18, 32).

Amsal di atas tersirat jelas dalam kisah Raja Ahasyweros di awal Kitab Ester. Kitab Ester diawali dengan ayat-ayat yang menggambarkan adegan pamer kekuasaan, kejayaan dan tentu saja kekayaan seorang raja yang telah menguasai 127 daerah mulai dari India sampai ke Etiopia. Ahasyweros mengadakan pesta bagi para pembesar, tentara dan bangsawan berhari-hari lamanya, sampai 180 hari. Diadakan juga pesta meriah selama 7 hari bagi seluruh rakyatnya di istana kerajaan. (lihat Ester 1:1-9).

Sekarang perhatikan Ester 1:10-22, apa yang terjadi di akhir pesta raja Ahasyweros? Hari terakhir perjamuan itu yang seharusnya menjadi hari yang paling menggembirakan berubah menjadi hari yang penuh kegeraman dan murka yang berapi-api (ayat 10, 12, 21). Raja yang berkuasa kehilangan penguasaan diri dan terjadi ironi berkenaan dengan kekuasaannya. Raja yang berpengaruh dan berkuasa itu tunduk di bawah anggur, istri dan bawahannya.

Anggur telah menaklukkan akal sehatnya dan menjadikannya tidak berpikir dengan jernih (ayat 11).  Ahasyweros yang ditakuti oleh 127 bangsa mulai dari India hingga Etiopia, ternyata tidak ditakuti di rumahnya sendiri. Ia memiliki kekuasaan, tetapi Wasti memiliki karakter (ayat 12). Ahasyweros menerima usulan Memukan (salah satu dari tujuh pakar hukum dan undang-undang yang dianggap arif bijaksana) untuk membuat titah raja. Tetapi, titah baru yang dibuat Ahasyweros justru membuat seluruh daerah mengetahui bahwa dirinya telah gagal menjadi teladan sebagai kepala rumah tangga yang baik (ayat 13-20).

Ahasyweros, raja perkasa yang dapat mengendalikan segalanya kecuali dirinya sendiri. Dia membangun benteng besar di Susan, tetapi tidak bisa membangun karakternya sendiri. "Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya" (Amsal 25:28). Tersirat dengan jelas adanya keterbatasan kuasa manusia dan kebodohan kuasa manusia.

Bagian awal kitab Ester bukan sekedar bercerita tentang keterbatasan kuasa dan kebodohan kuasa raja Ahasyweros. Yang lebih penting, Tuhan Raja di atas segala raja, berkuasa bahkan atas raja yang paling berkuasa di dunia ini. Tuhan sedang mempersiapkan masa depan bagi umat-Nya dengan sempurna, menggenapi rencana-Nya melalui kebodohan manusia (Ahasyweros).

Tuhan mempersiapkan pengangkatan Ester menjadi Ratu di kerajaan Persia dan berperan besar bagi pemeliharaan Tuhan atas umat-Nya. Ester (bahasa Persia: "bintang") adalah anak yatim piatu yang diasuh oleh bapak angkatnya di pembuangan bangsa asing (Ester 2:7, 15).

Saudara... percayalah bahwa Tuhan berdaulat atas segala kuasa di dunia ini. Jika Tuhan memakai kebodohan manusia (Ahasyweros) untuk menggenapi rencana-Nya dengan sempurna, Tuhan juga memakai  apapun juga yang terjadi saat ini untuk menggenapi rancana-Nya bagi Saudara. Tindakan-tindakan Tuhan dalam hidup Saudara mungkin tersembunyi dan tidak transparan, tetapi Ia tetap hadir dalam hidup Saudara setiap hari, setiap peristiwa. Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Saturday, 8 May 2021




[Kitab Ester 1:1-9]
Sabtu, 8 Mei 2021


Tidak ada kata "Allah" atau "Tuhan" dalam keseluruhan Kitab Ester, 
tetapi kehadiran-Nya nyata atas umat-Nya.
(Kitab Ester 1:1-9)

Renungkan sejenak, hari ini sudah memasuki minggu yang baru di bulan ke-5 tahun 2021, masih dengan pergumulan hidup menghadapi pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020 yang lalu. Seberapa banyak Saudara menyadari kehadiran Tuhan dan meyakini bahwa Dia memelihara Saudara? Ataukah Saudara mulai kehilangan pengharapan? Baca dan renungkan Kitab Ester, kisah tentang pemeliharaan Tuhan yang dibelakang layar atas umat-Nya yang berada di pembuangan bangsa asing, Persia.

Kitab Ester ditulis sekitar tahun 480 sebelum Masehi, mengisahkan tentang pemeliharaan Tuhan yang dibelakang layar pada masa pemerintahan raja Ahasyweros (486-465 sM). Persia adalah kerajaan besar dunia pada saat itu, dan ada umat Allah yang terbuang di sana.

Tahukah Saudara bahwa tidak ada kata “Allah” dan "Tuhan" dalam keseluruhan kitab, tetapi kitab ini menjadi bagian Alkitab yang penting bagi mereka saat itu. Kitab Ester adalah salah satu kitab yang dibacakan di depan umum pada salah satu hari raya Yahudi setiap tahunnya. Sekalipun nama "Allah" dan "Tuhan" tidak disebutkan secara khusus, bukti pemeliharaan-Nya jelas sepanjang kitab ini (2:7, 17, 22; 4:14; 4:16-5:2; 6:1, 3-10; 9:1).

Perhatikan Ester 1:1-9. Pada bagian awal Kitab Ester, siapa yang diceritakan dan kejadian apa yang dituliskan? Kitab ini diawali dengan pameran kuasa raja (manusia): pamer kuasa, kejayaan dan tentu saja kekayaan. Raja memamerkan kekuasaan dan kekayaan selama 180 hari kepada para pembesar, tentara, dan bangsawan (ayat 1-4). Selanjutnya, diadakan juga pesta meriah yang berlangsung selama 7 hari (ayat 5-8). Ada juga pesta khusus perempuan di istana (ayat 9). Pada masa jayanya di abad ke-5 sebelum Masehi, Persia menguasai daerah seluas 8 juta Km2 dan mencakup hampir separuh penduduk dunia pada waktu itu. Bahkan lebih besar dari daerah kerajaan Romawi pada masa jayanya di abad ke-1 SM (6,5 juta Km2) dan 15 kali lebih besar dari luas wilayah Babel di bawah Nebukadnezar. Menaklukkan 127 kerajaan dari India hingga Etiopia.

Renungkan, dalam latar belakang situasi dunia sekuler seperti ini, dimanakah dan apakah yang dilakukan Tuhan? Apa yang dilakukan Tuhan di balik kekuasaan, kekayaan, wilayah dan keagungan Raja Ahasyweros yang sedemikian besar?

Jika Saudara membaca keseluruhan Kitab Ester, Saudara akan melihat bahwa di balik kekuasaan Raja Ahasyweros, Tuhan yang tidak nampak, kenyataannya tinggal bersama-sama umat-Nya. Dia tidak berdiam diri, namun Dia mengendalikan situasi. Tuhan Raja di atas segala raja mengatasi kekuasaan dan kebesaran Ahasyweors. Tuhan mempersiapkan rencana-Nya dengan sempurna melalui Ahasyweros dalam kesombongan dan kelemahan-kelemahannya.

Perhatikan. Kitab Ester diawal dengan kisah pesta pora yang menunjukkan manusia yang pamer dengan kekuasaan dan kekayaannya, tetapi diakhiri dengan kisah pesta juga; tetapi pestanya bangsa Israel sendiri di kerajaan Persia. Mereka mengadakan perayaan hari sukacita, hari perjamuan, hari gembira untuk antar-mengantar makanan. Hal ini mereka lakukan karena telah mendapat keamanan atas musuh-musuh mereka, dukacita mereka berubah menjadi sukacita (bacalah: Ester 9:19-23). Dan kenyataannya, pameran kuasa, kejayaan dan kekayaan Ahasyweros yang luar biasa tidak dapat menjamin kemenangan militer Persia. Tahun 400-an SM Persia ditaklukkan, mengakhiri impian Ahasyweros dari Kekaisaran dunia.

“Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan” (Amsal 16:18). 

Di tengah dunia yang semakin sekuler, jauh dari Tuhan, membuat hukum-hukumnya sendiri yang melawan Firman-Nya, dan menindas “orang benar”, seberapa jauhkah Saudara menyadari kehadiran dan karya Tuhan dalam hari-hari yang Saudara lewati? Walaupun tidak ada kata “Allah” atau "Tuhan" dalam keseluruhan Kitab Ester, tetapi pemeliharaan Tuhan nyata atas umat-Nya. Allah berkuasa bahkan atas raja yang paling berkuasa di dunia dan atas segala sesuatu di muka bumi ini.

Yesus Kristus adalah Tuhan, percayalah kepada-Nya. Berjalanlah bersama-Nya dan temukan Dia dalam kehidupan Saudara hari demi hari. Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Thursday, 6 May 2021



[Nehemia 13]
Kamis, 6 Mei 2021 

"Visi Memerlukan Perhatian yang Terus-menerus"
(Nehemia 13)

Sampailah di pasal terakhir dari kitab Nehemia, pasal 13. Apakah cukup dengan akhir cerita tembok yang telah dibangun kembali? Hal penting apa yang harus diperhatikan?

Memimpin orang itu tidak mudah. Entah Saudara adalah ibu yang sendirian mengasuh anak laki-laki Saudara yang masih remaja atau direktur yang memimpin sebuah perusahaan, kepemimpinan itu sulit. Mempertahankan gerak maju suatu visi menuntut perhatian yang terus-menerus dari para visioner, harus sepenuhnya terlibat.

Kita tidak tahu berapa lama raja Artahsasta mengizinkan Nehemia pergi ke Yerusalem (Nehemia 2:6). Kita mengetahui bahwa ia tinggal di Yerusalem dua belas tahun sebelum akhirnya kembali ke Susan, meninggalkan Yerusalem dalam keadaan baik. Alkitab tidak memberi tahu kita berapa lama ia bersama Raja Artahsasta di Susan. Namun, akhirnya ia minta izin ke raja untuk kembali ke Yerusalem (Nehemia 13:6).

Bayangkan, apa yang dirasakan Nehemia ketika kembali ke Yerusalem? Mengenang perjalanan pertamanya yang penuh tantangan dan perjuangan. Kali ini ia berharap segala sesuatu dalam keadaan baik seperti ketika ia meninggalkannya. Akan tetapi, Nehemia mendapat kejutan. Kondisi Yerusalem memprihatinkan.

Perhatikan ayat 10, apa yang terjadi dengan peribadahan mereka? Ayat 16, apa yang terjadi dengan rasa hormat terhadap hari Sabat? Ayat 23, apa yang terjadi dengan perkawinan-perkawinan mereka? Ayat 24, apa yang terjadi dengan pengaruh budaya atas mereka? Tembok yang tidak akan pernah bisa dibangun jika tanpa campur tangan Allah, sebagai peringatan yang kasat mata mengenai kasih dan kuasa Allah yang menakjubkan, telah dilupakan.

Nehemia telah menginvestasikan banyak hal bagi kota itu dan orang Yerusalem, bahkan nyawanya sendiri. Ia tidak dapat tinggal diam sementara semuanya kacau. Nehemia menjadi kesal dan mengambil tindakan tegas dan berani. Tindakan yang layak dikerjakannya.

Perhatikan ayat 11, apa yang dilakukan terhadap pejabat kota? Ayat 17-18, tindakan proaktif apa yang dilakukan? Ayat 21, tindakan tegas apa yang dilakukan? Ayat 25-27, reaksi sangat tegas dan berani apa yang dilakukan?

Bagaimana dengan Saudara, adakah tindakan tegas yang harus Saudara lakukan saat ini untuk keberlangsungan visi Allah dalam hidup Saudara (pernikahan, keluarga, bisnis/karier, pelayanan)? Perhatikan dua hal:

Pertama, kepemimpinan yang berani harus berdasarkan pada visi yang jelas (ayat 17-18). Kedua, tindakan berani harus dilakukan dengan latarbelakang keyakinan dan perilaku yang didefinisikan dengan jelas (ayat 26-27).

Inilah kisah terakhir kitab Nehemia. Visi itu menuntut perhatian yang terus-menerus. Tetaplah melibatkan diri sepenuhnya. Rekayasa visi menuntut kepemimpinan yang berani. Kembangkan sikap tidak toleran yang sehat terhadap hal-hal yang berpotensi menghambat kemajuan Saudara ke arah apa yang dapat dan seharusnya terjadi, yaitu hal-hal yang telah Allah taruh dalam hati Saudara untuk Saudara kerjakan. Selamat mengerjakan Visi Allah dalam hidup Saudara (perkawinan, keluarga, bisnis/karier, pelayanan) tahun 2021.

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

 

1.      Apa yang sekarang sedang terjadi dalam keluarga, bisnis/karier, pelayanan Saudara, atau organisasi lain yang jika tidak ditinggalkan berpotensi membelokkan visi Saudara?

2.    Tindakan apa yang perlu diambil untuk membereskannya?

3.    Apakah sudah waktunya untuk bertindak?

4.    Apa kerugian yang pasti akan Saudara tanggung jika bertindak?

5.    Apa kerugian yang pasti akan Saudara tanggung jika tidak berbuat apa-apa?

6.    Bicarkan dan doakan bersama keluarga. Jika Saudara tidak yakin dengan apa yang akan Saudara lakukan, konsultasikan dengan seseorang yang dapat membimbing Saudara.

Wednesday, 5 May 2021



[Nehemia 8:1-18]
Rabu, 5 Mei 2021

”Akhir dari Proses ialah Allah Sendiri”
(Nehemia 8:1-18]

Allah selalu menyatakan diri-Nya di tengah-tengah visi yang telah Dia ciptakan. Ketika Dia melakukannya, biasanya perhatian bergeser dari apa yang sudah dicapai kepada siapa  yang mendorong pencapaian itu.

Kembali ke kisah Nehemia. Bukan hanya Sanbalat dan teman-teman sejawatnya yang mengetahui bahwa Allah telah bertindak mewakili Israel. Rakyat Israel mengetahuinya juga. Namun, tampaknya mereka agak sedikit lambat memahaminya. Begitu tembok sudah diselesaikan, para pekerja kembali ke rumah mereka di kota-kota dan dusun-dusun sekitarnya. Ada panenan tahun depan yang harus dipikirkan.

Tembok itu diselesaikan enam hari sebelum tahun baru dimulai (akhir tahun ketika panen dituai). Akan tetapi, pada hari tahun baru yang khusus ini, hati nurani bangsa ini memerlukan perhatian. Seminggu setelah seluruh tembok Yerusalem selesai dibangun, secara spontan, tanpa dorongan dari Nehemia, rakyat meninggalkan rumah mereka di kota-kota dan dusun sekitarnya serta mulai berkumpul di Yerusalem.

Perhatikan ayat 1-3, apakah adanya pesta perayaan karena tembok Yerusalem telah dibangun kembali? Mereka meminta Ezra, ahli Taurat, membawa kitab hukum Taurat dan membacakannya bagi mereka, sehingga mereka memahami firman Tuhan. Selain tembok, apa yang telah dibangun kembali?

Sekarang sudah waktunya untuk memberi Dia perhatian dan penyembahan yang layak Dia terima. Perhatikan, bagaimana respon mereka ketika mendengar hukum Taurat yang dibacakan, ”...kemudian mereka membungkukkan badan dan meyembah Tuhan dengan wajah mereka menatap ke tanah.” (ayat 6-7). Nehemia mengatakan mereka  menangis ketika Kitab Suci sedang dibacakan (ayat 9).

Menariknya, apa yang terjadi pada hari berikutnya? Mengapa harus mengadakan perayaan yang telah ratusan tahun mereka abaikan (ayat 18)? Mengapa mereka harus berkemah selama seminggu di atas atap rumahnya, di pekarangan mereka sendiri (ayat 16-17)? Dan setiap mereka taat membuat pondok-pondok tersebut. Allah telah menjadikan pesta ini sebagai alat bantu visual – sarana pengingat secara fisik -  dari kesediaan-Nya untuk memelihara, melindungi, dan melakukan intervensi demi mereka yang mengikuti Dia. Bagaimana jika Saudara harus melakukannya saat ini?

Apabila Allah ikut campur, berhatian bergeser kepada Dia. Intervensi ilahi, jika disadari akan menghasilkan pemyembahan otentik dan ketaatan tanpa banyak pertanyaan. Inilah agenda Allah yang utama bagi visi yang telah diberikan-Nya kepada Saudara. Visi Allah bagi Saudara adalah kedewasaan. Kedewasaan rohani diukur dari seberapa siap Saudara merespon pribadi Allah dibandingkan janji-Nya.

Bagaimana dengan intervensi ilahi dalam hidup Saudara? Bagaimana Allah semakin dimuliakan? Penyembahan yang otentik dan ketaatan kepada-Nya tanpa keraguan? Akhir dari visi yang ditetapkan Allah adalah Allah sendiri. Ketika Dia melakukan campur tangan, Saudara pun juga akan bertanya, ”Mengapa saya Tuhan?”

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Tuesday, 4 May 2021



[Nehemia 6:15-16]
Selasa, 4 Mei 2021

"Kehidupan yang Tidak Mudah Dipahami"

 Apakah Saudara sulit memahami mengapa banyak hal terjadi dalam hidup Saudara saat visi dikerjakan? Ketika Saudara sibuk dalam proses mengejar visi Saudara, sesuatu sedang terjadi di balik layar yang barangkali tidak Saudara sadari.

Nehemia pasti mengetahui bagaimana disibukkan oleh hal-hal detail sebuah visi. Setiap hari tampak dan dirasakan sama seperti sehari sebelumnya. Banyak batu karang yang harus dipindahkan. Banyak reruntuhan yang harus dibersihkan. Banyak keresahan sosial yang harus dihadapi. Rutinitas sehari-hari dalam pekerjaan membangun tembok akan mudah membuat Saudara terlarut di dalamnya. Namun, Allah sedang bekerja di balik layar menyelesaikan hal-hal yang bahkan tidak disadari oleh Nehemia sendiri.

Dalam setiap kasus, Allah memiliki suatu maksud di balik layar. Maksud Allah yang utama bagi Israel (orang percaya) adalah menetapkan bangsa ini menjadi terang bagi bangsa-bangsa di sekelilingnya. Dia menggunakan Israel sebagai cermin untuk memantulkan kemuliaan dan kebesaran-Nya. Nabi Yesaya mengungkapkan, "Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." (Yesaya 49:6b).

Kembali ke kisah Nehemia, ketika dia masih sibuk dengan tugasnya membangun tembok, Allah sekali lagi menyiapkan panggung untuk menyatakan kuasa-Nya kepada bangsa-bangsa. Perhatikan tanggapan dari tetangga Israel ketika akhirnya tembok sudah selesai, "... mereka kehilangan kepercayaannya, karena mereka mengetahui bahwa pekerjaan ini telah diselesaikan degan pertolongan Allah" (Nehemia 6:15-16).

Frasa "mereka kehilangan kepercayaannya" secara harafiah berarti mereka "sangat jatuh di mata mereka sendiri." Dengan kata lain, pendapat mereka yang tinggi tentang diri mereka sendiri mengalami kemundurun yang serius. Mereka adalah orang-orang yang sebelumnya begitu sombong, mengkritik pembangunan tembok, sangat menakuti-nakuti dan sangat mengancam. Namun, semua terhenti dengan mendadak begitu pitu-pintu gerbang dipasang. Perhatikan, siapa yang mendapat pujian, "Mereka mengetahui bahwa pekerjaan ini telah diselesaikan dengan pertolongan Allah."

Ketika Saudara disibukkan oleh hal-hal detail yang menjadi bagian dari usaha Saudara dalam mengejar visi Allah untuk hidup Saudara (menjadi orangtua yang baik dan pasangan yang setia, tetap dalam kesucian, mencari/menjadi pasangan hidup yang tepat, membangun bisnis/pelayanan) Allah memiliki maksud yang mungkin tidak Saudara sadari. Apa yang dahulu berlaku terhadap Israel sekarang berlaku bagi Saudara.

Kalau dahulu fokusnya pada Israel dan kemenangan militernya, sekarang adalah pada gaya hidup dan karakter Saudara. Bagaimana Saudara menjalani kehidupan yang memantulkan karakter Kristus? Selamat menjalani kehidupan yang tidak mudah dipahami, kehidupan ilahi yang menarik perhatian orang lain kepada-Nya (Matius 5:14-16). 

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Monday, 3 May 2021



[Nehemia 6:10-14]
Senin, 3 Mei 2021

"Gangguang Berbahaya: KETAKUTAN"
(Nehemia 6:10-14)

Nehemia menghadapi 3 gangugan berbahaya dalam mengerjakan visinya. Setelah bahaya kesempatan dan kritikan, sekarang ia menghadapi bahaya ketakutan yang berpotensi mengancam jiwanya. Pernahkah Saudara takut gagal, "tetapi bagaimana kalau..." dalam banyak hal... yang ujungnya pada "Bagaimana kalau saya gagal?"

Setelah peristiwa sebelumnya, Sanbalat mengetahui mereka tidak akan bisa membawa Nehemia datang kepada mereka, sehingga mereka mencari "orang dalam" untuk mengeluarkannya. Perhatikan ayat 10. Semaya, seorang Yahudi yang tinggal di Yerusalem, mengundang Nehemia datang ke rumahnya untuk suatu pertemuan. Ketika Nehemia tiba, Semaya mengarang cerita tentang komplotan yang berniat mengambil nyawa Nehemia. Menurut cerita itu, Sanbalat merencanakan untuk mengirim seorang pembunuh ke dalam kota untuk membunuh Nehemia waktu tidur. Harapan Nehemia satu-satunya, menurut Semaya, ialah lari ke Bait Suci dan bersembunyi di altar.

Menurut Saudara, cerita Semaya adalah cerita biasa atau cerita yang menakutkan? Cerita Semaya adalah skenario yang sangat licik. Saudara tahu, bahwa hanya para imam yang diizinkan masuk ke dalam Bait Suci di mana terdapat altar. Nehemia bukan imam. Melanggar Bait Suci dengan memasuki altar tanpa izin akan mendiskreditkan ia di mata orang Yahudi, dan akan merusak otoritasnya sebagai pemimpin.

Bagaimana respon Nehemia? Sekali lagi, Nehemia menolak untuk diganggu dari pekerjaan visinya. Tetapi aku berkata, "Apakah seorang seperti aku harus melarikan diri? Dan dapatkah seorang seperti aku pergi ke dalam Bait Suci untuk menyelamatkan jiwanya? Aku tidak mau pergi" (ayat 11). Nehemia memiliki keyakinan bahwa masih ada sesuatu yang lebih besar sedang dipertaruhkan ketimbang keselamatan jiwanya sendiri.

Bagaimana dengan ketakutan yang Saudara alami? Apakah ketakutan terhadap apa yang belum diketahui telah menyebabkan Saudara kehilangan apa yang ingin Allah kerjakan melalui Saudara? Apakah ketakutan telah merampas visi Saudara atas pernikahan, keuangan, hubungan, karier, atau pelayanan Saudara? Apakah ketakutan telah mengganggu Saudara dari apa yang Saudara percayai bisa dan seharusnya terjadi? Apakah membiarkan sesuatu yang mungkin terjadi menyebabkan Saudara mundur dari usaha mewujudkan apa yang seharusnya terjadi?

Bagaimana respon Nehemia terhadap gangguan ketakutan menguatkan Saudara dalam mengerjakan visi Allah? Yang lebih buruk dari kegagalan adalah hidup dengan rasa menyesal karena tidak pernah mengambil langkah dengan iman untuk mengejar visi Saudara. Lagi pula, seorang yang telah Allah percayakan untuk menjalankan visi-Nya yang demikian penting, tidak perlu mundur dalam ketakutan.

Tuhan Yesus Kristus memberkati. 

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...