Friday, 5 March 2021


 
[Rut 1]
Jumat, 5 Maret 2021

"Kepahitan: perasaan yang harus ditangani"
Bacaan: Rut 1:1-22

Kepahitan hidup melanda 3 perempuan janda, mertua dan 2 menantunya. Bacalah kitab Rut pasal 1, bagaimana mereka menangani kepahitan hidupnya?

Perhatikan ayat 1 dan 6. Setelah mengalami hidup yang suram di Moab, keputusan Naomi untuk kembali ke Betlehem adalah langkah yang tepat. Tetapi perhatikan motifnya; mengapa dulunya meninggalkan Betlehem dan pergi ke Moab (ayat 1)? Mengapa sekarang memutuskan kembali ke Betlehem (ayat 6). Tersirat, Naomi masih tertarik terutama pada makanan, bukan pada persekutuan dengan Tuhan-nya. Tidak ada penjelasan bahwa Naomi mengaku berdosa kepada Tuhan dan meminta Dia mengampuninya. Naomi yang pahit hidupnya itu kembali ke negerinya tetapi tidak kepada Tuhan-nya.

Perhatikan ayat 8-13. Selanjutnya, bagaimana cara Naomi mengambil keputusan? Dia tidak ingin kedua menantunya pergi bersamanya. Jika benar Naomi pergi ke Betlehem, dimana Tuhan yang benar dan hidup disembah, maka sudah tepat bagi Orpa dan Rut untuk menemaninya. Naomi seharusnya mengatakan kepada mereka apa yang Musa katakan kepada ayah mertuanya, “Sebab itu ikutlah bersama-sama dengan kami, maka kami akan berbuat baik kepadamu, sebab TUHAN telah menjanjikan yang baik tentang Israel"  (Bilangan 10:29). Sebaliknya, Naomi mencoba memengaruhi kedua wanita itu untuk kembali ke keluarga dan dewa palsu mereka. Tiga kali Naomi menyuruh Orpa dan Rut untuk kembali ke rumahnya saja (Rut 1: 8, 11-12).

Mengapa seorang bangsa Israel yang percaya, keturunan Abraham (Kejadian 12:1-3), justru mendorong dua wanita kafir untuk kembali ke negeri yang menyembah allah palsu? Naomi mengatakan alasannya, bahwa ia tidak lagi mempunyai anak laki-laki (ayat 12-13). Dan tangan TUHAN teracung terhadapnya (ayat 13). Dan hal yang lainnya, jika Naomi kembali ke Betlehem sendirian, maka tidak ada yang tahu bahwa keluarga Naomi telah melanggar hukum Musa (larangan menikah dengan wanita diluar bangsa perjanjian). Tersirat, Naomi berusaha menutupi ketidaktaatannya. "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi" (Amsal 28:13). "Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah" (Mazmur 51:19). Pertobatan sejati melibatkan pengakuan yang jujur dan hati yang hancur.

Perhatikan ayat 13, "... bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?" Tragis, Naomi tidak menampilkan Tuhan Israel secara positif. Dia menyarankan bahwa Tuhan yang harus disalahkan atas kesedihan dan rasa sakit yang mereka alami. Dengan kata lain, "Saya yang harus disalahkan atas semua pencobaan kami, jadi mengapa tetap bersama saya? Siapa yang tahu apa yang mungkin Tuhan lakukan terhadap saya selanjutnya?"  Seandainya Naomi berjalan dengan Tuhan, dia bisa saja memenangkan Orpa dalam iman dan membawa pulang dua piala anugerah ke Betlehem.

Perhatikan ayat 14. Orpa menangis bersama mereka dan mecium Naomi ibu mertuanya, tetapi tidak mau tinggal bersamanya. Hati Orpa ada pada rumah baru yang diharapkannya untuk menemukan seorang suami lagi. Orpa yang dekat dengan langkah menuju _"kerajaan Allah", telah membuat keputusan dan memilih untuk meninggalkannya. Dan namanya tidak lagi disebutkan dalam Alkitab.

Perhatikan ayat 16-17 dan 2:11-12. Mengapa Rut bersedia meninggalkan bapak dan ibu serta tanah kelahirannya dan mengikuti janda Naomi dalam kepahitan hidupnya, bahkan sampai kematian? Bukankah masuk akal jika Rut mengikuti keputusan Orpa iparnya itu, yang patuh mengikuti nasihat Naomi wali mereka? Rut tahu dan menerima kepahitan hidupnya, tetapi pengakuannya pada Tuhan yang benar dan hidup, mendorongnya untuk menemani Naomi (ayat 18) dan tinggal di Betlehem bersama Tuhan bangsa Israel. Dia telah mengalami pencobaan dan kekecewaan, tetapi alih-alih menyalahkan Tuhan, dia telah mempercayai-Nya dan tidak malu untuk mengakui imannya.

Perhatikan ayat 20-22. "Janganlah sebutkan aku Naomi ("menyenangkan"); sebutkanlah aku Mara ("pahit"), sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku" (ayat 20).  Naomi juga mengatakan, "TUHAN memulangkan aku dengan tangan kosong" (ayat 21). Akhirnya Naomi pulang bersama-sama dengan Rut perempuan Moab. Rut menangani kepahitan hidupnya dengan lebih percaya kepada Allah yang benar. *Pemulihan terjadi. Nama Rut tercatat dalam kitab-Nya. Dan karena anugerah-Nya, dari keturunan Rut lahir Mesias, Juruselamat (Matius 1:5)*.

Saudara mengalami kepahitan hidup? Akuilah dan hadapilah dengan benar. Tuhan mengasihi Saudara dan menyediakan anugerah-Nya yang cukup untuk Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd050321)

Tuesday, 2 March 2021


 
[Rut 1:6-22]
Selasa, 2 Maret 2021

Bacalah: Rut 1:6-22

Ketika bahaya kelaparan terjadi di Israel, Elimelekh dan Naomi meninggalkan Israel menuju Moab. Harapan untuk memperoleh hidup layak, terbentang di depan mata. Namun, setelah sepuluh tahun berada di Moab, Naomi harus menerima kenyataan bahwa suaminya dan kedua anak laki-lakinya meninggal duia. Tinggallah dia bersama kedua menantunya. Berada jauh dari tanah kelahiran, kehilangan orang-orang yang paling dicintai, kehilangan laki-laki sebagai sandaran hidup dalam keluarga, membawa kesedihan besar dan mendalam bagi janda Naomi. Ketika didengarnya bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya di Israel, Naomi ingin pulang ke tanah airnya.

Naomi mengambil langkah pertama untuk kembali ke Betlehem (ayat 6, 7, 22). Para janda itu mungkin mengunjungi tiga kuburan orang yang mereka cintai untuk terakhir kalinya sebelum meninggalkan Moab. Kata "kembali/pulang" muncul 12 kali dalam kisah ini. "Naomi-kah itu?" kata perempuan-perempuan Betlehem ketika Naomi tiba, saat gemparlah seluruh kota (ayat 19). Langkah yang sulit karena Naomi kembali dengan tangan yang kosong (ayat 21).

Saudara tahu, dalam anugerah Tuhan, akhirnya langkah yang sulit itu mengubah jalan buntu menjadi pintu pengharapan. Naomi berpikir ia pulang dengan tangan kosong, tetapi Tuhan memberikan dia Rut yang percaya kepada Tuhan (ayat 16, 17). Arti nama Rut: "persahabatan". Ingat sebelumnya, 10 tahun Rut tinggal bersama Naomi. Arti nama Naomi: "menyenangkan". Iman Rut merupakan buah dari penderitaan dan iman Naomi. Bahkan, Tuhan juga sudah mempersiapkan pemeliharaan Naomi (ayat 22).

Rut adalah alat yang dipakai Tuhan untuk memenuhi kembali hidup Naomi (bacalah Rut 4:13-17). Perhatikan akhirnya, apa kata perempuan-perempuan yang sebelumnya berkata "Naomi-kah itu?" Mereka berkata: "Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel." Naomi yang sudah lanjut usia itu meletakkan cucunya (anak Rut dan Boas) di panggkuannya dan tetangga-tetangga perempuannya memberi nama kepada anak itu Obed yang bisa berarti "pelayan". Obed adalah ayah Isai, ayah Daud. Daud adalah raja Israel yang berjaya dan dari keturunannyalah akan lahir Raja di atas segala raja, Mesias, Yesus Kristus (Matius 1:5-6)

Saudara tahu, dalam anugerah Tuhan, akhirnya langkah yang sulit itu mengubah jalan buntu menjadi pintu pengharapan. Memang benar bahwa Tuhan spesialisasi dalam mengubah jalan buntu menjadi pintu pengharapan. Apakah Saudara merasa menghadapi jalan buntu? Hidup Saudara suram karena kesalahan langkah hidup Saudara? "Kembalilah", Tuhan membuka pintu pengharapan untuk Saudara. "Kembali: langkah pertama yang sulit. Jalan buntu menjadi pintu pengharapan" Tuhan Yesus Kristus mengasihi Saudara. (erd020321)

Monday, 1 March 2021



[Rut 1:1-5]
Senin, 1 Maret 2021

"Keputusan tanpa Allah: mencoba lari dari masalah, berujung masalah"
Bacaan: Rut 1:1-5

Apakah Saudara menghadapi hidup yang suram saat ini; dampak dari pandemi Covid-19 maupun pergumulan hidup Saudara? Apa keputusan yang Saudara lakukan untuk memperbaiki keadaan? Ingat, janganlah keputusan tersebut justru membuat hidup semakin suram. Bacalah kitab Rut 1:1-5.

Kitab Rut dimulai dengan kehidupan yang suram. Kisah tentang seorang janda yang hidup di negeri asing, yang telah kehilangan kedua anak lelakinya juga. Tidak dituliskan tentang Allah berfirman, bahkan dalam seluruh kitab. Bahkan tidak ada kisah mujizat Allah yang dituliskan. Bandingkan misalnya dengan kitab sebelumnya, kitab Yosua. Kitab Rut bercerita tentang pergumulan seorang janda dan sebuah keluarga, kisah yang dekat dengan kehidupan Saudara saat ini. Kisahnya Allah tentang pemeliharaan-Nya atas Betlehem di mana Mesias akan lahir.

Perhatikan ayat 1. "Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel." Perhatikan ayat sebelum kitab Rut, "Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri" (Hakim-hakim 21:25). Ingat, Betlehem (tanah Kanaan) adalah tanah yang subur pilihan Allah sendiri. Ironi, Betlehem yang artinya "rumah roti" sekarang kelaparan. Dalam Perjanjian Lama, kelaparan sering menjadi bukti disiplin Tuhan karena umat-Nya telah berdosa melawan Dia (Imamat 26: 18–20; Ulangan 28:15-18, 23–24). Bangsa Israel mengalami kemerosotan rohani dan kelaparan.

Sesungguhnya, Tuhan telah menjanjikan ada kecukupan di tanah Israel jika Israel taat. Namun kelaparan akan melanda tanah itu jika mereka tidak taat kepada Allah (Ulangan 11:13-17). Tetapi seorang suami beserta istri dan kedua anak laki-lakinya mengambil keputusan untuk pindah ke Moab (negeri asing). Mereka melihat bahwa daerah Moab bisa menolong mereka dari kelaparan dibandingkan tetap tinggal di tanah Israel. Ingat peristiwa sebelumnya, bagaimana Lot memilih untuk tinggal di kota-kota yang jahat karena dilihatnya memberikan pengharapan secara materi (Kejadian 13:10-11)?

Bangsa Moab adalah keturunan Lot. Kejadian 19:37 mencatat, Lot (dalam keadaan mabuk) tidur dengan anak perempuannya sendiri yang sulung: "Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang". Alkitab mencatat bahwa bangsa Moab telah mengutuki dan memusuhi Israel, sehingga sampai keturunan ke-10 tidak masuk menjadi bagian umat Allah (Bilangan 22:1-6; Ulangan23:3-4; Nehemia 13:1-2). Tersirat bahwa Elimelekh bertindak berdasarkan apa yang dilihatnya saja, bukan berdasarkan imannya dan mengabaikan Tuhan.

Perhatikan ayat 2. Elimelekh artinya "Tuhanku adalah raja", tetapi kenyataannya ia tidak hidup sesuai dengan arti namanya sendiri. Tersirat bahwa Elimelekh tidak meminta pimpinan Tuhan untuk keputusan yang penting dalam hidupnya dam keluarganya. Dari "menetap sebagai orang asing" (ayat 1), menjadi "diamlah mereka di sana" (ayat 2), dan akhirnya "diam sepuluh tahun" lamanya (4). Dan apa resikonya?

Bacalah ayat 3-5. "Kemudian matilah Elimelekh". Naomi artinya "yang menyenangkan/kesukaanku". Dan sekarang harus hidup sebagai seorang janda dengan kedua anaknya. Kedua anaknya menikah dengan perempuan Moab dan nampaknya mereka hidup baik-baik saja selama 10 tahun lamanya. Tetapi perhatikan beberapa bagian ayat Perjanjian Lama yang melarang orang Israel menikah dengan orang dari bangsa lain yang tidak menyembah Allah (Ulangan 7:1-4, 23:3; Ezra 9:1-2; Nehemia 13:23-27). (Jaman Perjanjian Baru, Rasul Paulus menulis "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya", 2 Korintus 6:14). Dan tragis, kedua anak Naomi meninggal juga. Naomi adalah seorang perempuan, sudah tua, janda, hidup di negara asing, dan ia miskin (ayat 21). Dalam dunia kuno saat itu, kehidupan Naomi adalah kehidupan yang sangat suram. "Keputusan tanpa Allah: mencoba lari dari masalah" justru akhirnya melahirkan masalah yang serius. Saudara… jangan mengambil keputusan yang salah, dan kehidupan semakin suram.

Tetapi, jika Saudara merasa bahwa hidup ini suram karena salah melangkah; tetap percayalah bahwa Allah menyertai Saudara dan bersandarlah pada-Nya. Dalam rancangan-Nya, Naomi yang arti namanya "yang menyenangkan/kesukaanku" tidak hidup sendirian, tetapi ada Rut yang setia bersamanya dalam hidup yang baru. Rut yang arti namanya "sahabat/persahabatan", yang namanya menjadi nama kitab dalam Alkitab. Rut, perempuan Moab yang melahirkan keturunan yang melahirkan Mesias, Juru Selamat. Nama Rut tertulis dengan jelas dalam silsilah Yesus Kristus (Matius 1:5). Puji Tuhan Yesus Kristus… Dia memberkati Saudara. (erd010321)

Friday, 26 February 2021



[Kejadian 29:16-35]
Jumat, 26 Februari 2021

”Ditolak tetapi Dikasihi”
Bacaan: Kejadian 29:16-35

Apakah Saudara mengalami masa-masa sulit, tidak dikasihi, tertolak, diabaikan, dipermainkan, dilukai, direndahan? Penderitaan demi penderitaan mewarnai hati Saudara? Saudara mengatakan ”Apakah Tuhan tidak memperdulikan aku dengan hati yang hancur ini?” Perhatikan kisah Lea yang tertulis di kitab Kejadian 29:16-35.

Perhatikan ayat 16-20. ”Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya” (ayat 17). Tersirat kontras dan ada persaingan antara Lea (”lembu betina liar_) dan Rahel (”domba betina”). Yakub memilih mencintai Rahel. Untuk mendapatkannya, Yakub bersedia bekerja 7 tahun pada Laban (ayah Lea dan Rahel). Bayangkan, apa yang terjadi dalam hidup Lea? Masa yang menegangkan dan bisa memalukan bagi Lea selama 7 tahun itu.

Perhatikan ayat 22-27. Bayangkan, bagaimana perasaan Lea? Laban yang licik menipu Yakub (penipu ditipu) dan Lea (yang tidak berseri matanya) menjadi sarananya. Akhirnya Lea menjadi isteri Yakub. Tetapi pada waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban: "Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?" (ayat 25). Pagi itu, Lea melihat 2 pria penting dalam hidupnya (ayah dan suaminya) bertengkar di hadapannya. Bagaimana Lea diperlakukan oleh Laban ayahnya sendiri dan  oleh suaminya? Wajah Yakub saat itu sangat membekas dalam diri Lea. Lea menjadi isteri yang tidak dikehendaki dan tidak dicintai.

­Perhatikan ayat 28-30. Akhirnya, Rahel menjadi isteri Yakub juga. Isteri yang elok sikapnya dan cantik parasnya, serta dicintai suaminya. "Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi" (ayat 30). Bagaimana dengan Lea? Bagaimana kehidupan Lea ke depannya, bersama suami yang tidak menginginkan dirinya, bersama isteri kedua yang lebih dicintai suami, dan bersama budak-budak perempuan di rumahnya? Apalagi dalam dunia kuno saat itu, wanita dipandang rendah dan tidak mempunyai pilihan?

Perhatikan ayat 31-35. Realitanya, apakah Tuhan tinggal diam? Tuhan tahu apa yang terjadi pada Lea. Tuhan sangat terlibat dalam semua situasi yang dialami Lea. "Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandungannya" (ayat 31). Lea melahirkan anak laki-laki bagi Yakub. Dalam dunia kuno, seorang wanita yang bernilai adalah wanita yang melahirkan anak laki-laki bagi suaminya. Dan Tuhan menggunakan budaya ini untuk menyatakan kasih-Nya atas Lea untuk menemukan harga dirinya. Tetapi apakah itu cukup untuk Lea mendapat cinta suaminya?

Lea berusaha mendapatkan kasih dan perhatian dari suaminya, sampai kelahiran anaknya yang ke-4. Perhatikan nama yang diberikan untuk setiap anak dan apa yang menjadi alasannya! Ruben: "terlihat" dan kata Lea "sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku" (ayat 32). Simeon: "mendengar" (ayat 33). Lewi: "harapan untuk keterikatan".  Lea berkata "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku" (ayat 34). Tersirat, tidak pula Lea dicintai oleh Yakub suaminya. Status sebagai isteri yang pertama dan lahirnya anak laki-lakinya tidak menolong apa-apa. Dan lahirlah anak ke-4, Yehuda: "terpujilah Tuhan". Perhatikan, sekarang Lea tidak lagi fokus mencari perhatian manusia, "Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN" (ayat 35). Kini, Lea mendapat harga diri dalam Tuhan daripada mencari perhatian dari Yakub suaminya.

Tetapi kepedihan berlanjut ke kepedihan berikutnya. Rahel punya anak juga yang paling disayang dalam keluarga ini, karena lahir dari isteri tersayang (30:24). Ingat, nantinya Yusuf sangat vital perannya bagi kesejahteraan keluarga besar Yakub; saat ia menjadi penguasa di Mesir (Kejadian 41-50). Namun demikian, Allah sanggup mendatangkan yang terbaik dari kepedihan yang dialami Lea. Dalam penderitaan dan kepedihannya, Lea masuk dalam kisah Kristus Yesus. Lea tidak menyadarinya. Yang menarik, pada akhirnya Yakub pun sadar pada akhir hidupnya (Kejadian 49:8-12, 32). Dekat makam siapa Yakub ingin dikuburkan? Lea, yang tidak dikasihi sepanjang hidupnya tetapi sangat dikasihi oleh Tuhannya.

Penghargaan diri Saudara ada pada Tuhan sendiri yang menciptakan Saudara dalam gambar dan rupa-Nya; bukan pada apa yang Saudara lakukan ataupun relasi-relasi dengan orang lain. Saudara sangat berharga bagi-Nya. Tuhan mengasihi Saudara. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd260221).

Wednesday, 24 February 2021



[Yosua 24:14-33]
Rabu, 24 Februaari 2021

Bacaan: Yosua 24:14-33

 Hidup ini penuh dengan pilihan dan Saudara bebas memilihnya. Entah itu baik atau buruk, mendatangkan kesedihan atau kebahagiaan pada akhirnya. Bacalah kitab Yosua 24:14-33; Yosua telah mengakhiri hidup dengan bahagia di dalam Tuhan, menikmati pilihan hidupnya. Apa pesan Yosua?

Sekarang, sampailah di bagian akhir dari kitab Yosua dan bagian akhir dari hidup Yosua sendiri. Bagian terakhir kitab ini sekali lagi menegaskan bahwa Allah setia dan menepati janji-Nya. Bangsa Israel berkumpul kembali di tempat dimana 600-an tahun sebelumnya, untuk pertama kalinya Allah berjanji akan memberikan tanah Kanaan kepada Abram (Kejadian 12:6-7; Yosua 24:25). Selanjutnya, apa yang harus diperhatikan bangsa Israel dalam hidup mereka selanjutnya? Apa yang harus mereka pilih?

Perhatikan ayat 14-15"Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (ayat 15). Sekarang, apa pesan terakhir Yosua? Kata “beribadah” diulang-ulang dan menjadi salah satu kunci penting dalam bagian ini. Bangsa Israel harus membuat keputusan dengan tegas; memilih beribadah kepada Allah Israel atau allah nenek moyang mereka (“seberang sungai Efrat”: leluhurnya Abram), atau allah orang Amori. Perhatikan... tidak ada sikap netral, tidak bisa memilih semuanya, harus memilih salah satu.

 "pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah." Perhatikan... Yosua memberikan pilihan kepada mereka. Dia menginginkan bangsa Israel memilih berdasarkan kesadaran diri sendiri dengan benar. Bukankah manusia selalu dihadapkan pada banyak pilihan dalam hidupnya? Bagaimana seharusnya bangsa Israel memutuskan pilihannya?

Perhatikan ayat 16-24. Bagaimana bangsa Israel memutuskan pilihan kepada siapa mereka akan beribadah? Tiga kali mereka menegaskan keinginan untuk beribadah hanya kepada Tuhan (ayat 16-18, 21, 24). Tetapi bagaimana respon Yosua? Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu: "Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu" (ayat 19). Yosua hendak menekankan "pikirkanlah baik-baik" dengan hatimu dan akal budimu. Keselamatan adalah anugerah, tetapi mengikut Tuhan harus siap membayar harganya.

Ingat... generasi sebelumnya dalam pimpinan Musa telah bertemu Tuhan di Gunung Sinai, seluruh bangsa Israel berkata "Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan." Lalu Musapun menyampaikan jawab bangsa itu kepada TUHAN  (Keluaran 19: 8). Pasal berikutnya, Allah memberikan Sepuluh Perintah, diawali dengan, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi” (Keluaran 20: 3-4). Tetapi beberapa minggu kemudian, mereka memilih membuat dan menyembah “anak lembu emas”. Ngeri akibatnya, pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dengan pedang penghukuman oleh tetangga, temannya, dan saudaranya sendiri (Keluaran 32: 27-29).

Perhatikan ayat 16, 24-28. Yosua tahu bahwa mudah bagi mereka berjanji untuk memilih taat beribadah kepada Tuhan: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain! (Yosua 24: 16). Tetapi apakah cukup untuk mereka benar-benar melakukannya, itu persoalan lain. Dan Yosua mengingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, menuliskannya ke dalam kitab hukum Allah dan kemudian mendirikan sebuah batu besar sebagai saksi abadi atas pelihan ketaatan mereka. Ini adalah batu peringatan yang kesembilan dan terakhir yang disebutkan dalam kitab Yosua, sebelum akhirnya Yosua meninggalkan mereka untuk selamanya.

Namun demikian, apa yang terjadi dengan generasi selanjutnya?  Mereka meninggalkan Tuhan dan  beribadah kepada allah-allah Kanaan. Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangan perampok dan menjual mereka kepada musuh di sekeliling mereka (Hakim-hakim 2:6-15). Generasi Yosua gagal memenuhi janji mereka dan mengajar anak-anak serta cucu mereka untuk memilih Tuhan dan hidup melayani Dia. Saudara... "Hidup adalah pilihan, pilihlah Dia" Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd240221)

Monday, 22 February 2021

 

[Yosua 24:1-15]

”Ingatlah sejarah sebagai kisah-Nya”
Bacaan: Yosua 24:1-15

History is His story. ­_Sejarah adalah kisah-Nya. Dalam usia Saudara saat ini, semua hal apa yang Saudara ingat dan kenang? Bukan tentang diri tetapi tentang Allah? Bacalah Yosua 24:1-14; apa yang dikenang dan dinasihatkan Yosua di usia senjanya?

Nasihat Yosua yang terakhir dalam hidupnya, diberikannya saat usianya mencapai 110 tahun (Yosua 24:29). Ingat, sejak muda dia menjadi abdi Musa. Pada saat berumur 40 tahun, Tuhan berfirman tentang Tanah Perjanjian kepada Musa; dan akhirnya Kanaan berhasil diduduki setelah 45 tahun lamanya Yosua dalam pengembaraan di padang gurun bersama bangsa Israel (Bilangan 14:30; Yosua 14:10).

Perhatikan, menakjubkan mengetahui di mana Yosua memberikan nasihat terakhirnya pada waktu itu. ”Kemudian Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem” (Yosua 24:1). Di sinilah, Yosua membangun mezbah Allah dan menuliskan hukum-hukum Allah pada sebuah batu besar dan membacakan serta menyimak kembali hukum-hukum tersebut untuk seluruh bangsa Israel (Yosua 8:30-35).

Di sinilah, untuk pertama kalinya Abraham menerima janji Allah, bahwa Dia akan memberikan seluruh tanah Kanaan kepada Israel, dan di sini pulalah Abraham menolak kesediaannya menyembah allah lain dengan jalan mendirikan sebuah mezbah bagi Allah, satu-satunya Allah yang benar (Kejadian 12:6-7). Di sini pulalah, Yakub setelah pengembaraannya di Mesopotamia, menyucikan dan menguduskan seluruh keluarganya dari penyembahan berhala dengan cara membakar semua berhala-berhala yang ada dan mendirikan sebuah altar bagi Allah pula (Kejadian 33:18-20; 35:1-4).

Yosua ingin agar semua orang tahu bahwa Allah Abraham, Iskak dan Yakub-lah yang memimpin mereka, sehingga mereka memperoleh kemenangan yang besar di tanah Kanaan, sejak mereka menyeberang sungai Yordan, bahkan sejak awal dalam sejarah mereka.

Perhatikan ayat 2-4. Allah-lah yang memilih mereka. “Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang sungai Efrat” (ayat 3). Seharusnya mereka tetap rendah hati dan taat. Bacalah Yohanes 15:16.

Perhatikan ayat 5-7. Allah membebaskan Israel. “Lalu Aku mengutus Musa serta Harun” (ayat 5). “Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir”_ (ayat 6). Renungkan, berapa harga penebusan Saudara dari dosa?

Perhatikan ayat 8-10. Allah membimbing Israel. “Aku membawa kamu ke negeri orang Amori... dan mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu” (ayat 8). “Demikianlah Aku melepaskan kamu dari tangan Bileam” (ayat 10).

Perhatikan ayat 11-13. Allah memberikan Kanaan. “Kuserahkan (bangsa Kanaan) ke dalam tanganmu” (ayat 11). “Aku melepaskan tabuhan mendahului kamu” (ayat 12). “Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan” (ayat 13).

Perhatikan ayat 14-15. “Oleh sebab itu...”  Yosua mengakhiri nasihat dengan sebuah kesaksian yang paling hebat dan berkuasa di seluruh kitab. Dengan suara yang bergetar karena usianya yang telah lanjut, dia meneriakkan: “Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"  Kata “serve” (melayani, beribadah) ditulis 15 kali dalam pasal ini; menjadi kata kunci yang harus diperhatikan.

Allah terlibat sepenuhnya dalam perjalanan sejarah. Allah hadir. Allah berkuasa menggenapkan rencana-Nya. Allah setia pada janji-Nya. Bagaimana kenyataan ini membuat hati Saudara tidak berhenti bersyukur sekalipun jalan Saudara tidak mulus?  Bagaimana hal ini menguatkan Saudara menghadapi masa pandemi Covid-19 saat ini, situasi berbagai bencana dan hidup ke depannya? ”Ingatlah sejarah sebagai kisah-Nya.” Bacalah Roma 8:28. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd220221)

Saturday, 20 February 2021

 

[Yosua 23]
Sabtu, 20 Februari 2021

”Konsistenlah, jangan tinggalkan jalan yang benar!”
Bacaan: Yosua 23

Apakah Saudara menjumpai seseorang yang telah dipakai Tuhan dengan heran, tetapi meninggalkan jalan yang benar pada saat berusia lanjut? Ingat, apa yang terjadi dengan Daud dan Salomo pada masa tuanya? Bahkan hamba Allah yang besar yaitu Musa, telah mengecewakan Allah pada masa terakhir dalam hidupnya, sehingga Allah tidak mengijinkannya memimpin bangsa Israel masuk Tanah Perjanjian? Tetapi berbeda dengan Yosua. Bacalah dengan tenang: Kitab Yosua 23; perkataan Yosua yang telah tua dan lanjut umur kepada bangsa Israel.

Yosua muncul sebagai seorang tokoh yang jarang ditemukan dalam kitab Perjanjian Lama, namun secara konsisten mengikuti semua kehendak dan jalan Allah dalam seluruh hidupnya. Ketekunan dan kesetiaannya kepada Allah terlihat dengan jelas dalam sejarah hidupnya, dan kelihatan lebih jelas lagi pada saat ia mengucapkan kata-kata yang teakhir sebelum pergi ke dalam hadirat Allah yang kekal.

”Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala yang fana” (ayat 14, 15). Perhatikan hal penting, apa yang dipikirkan dan dikatakan Yosua dalam bab terakhir hidupnya?  Bangsa Isreal dan bagaimana hidup mereka di hadapan Allah. ”Konsistenlah, jangan tinggalkan jalan yang benar.” Ingatlah kesetiaan Allah pada bangsa Israel pada masa lalu, yaitu sejak mereka menyeberang sungai Yordan sampai kemenangan mereka atas tanah Kanaan. Yosua mengumpulkan semua orang Israel (ayat 2). Yosua meninggalkan pesan yang pernah disampaikan Tuhan kepada dirinya ketika masih muda dan penakut (ayat 6-9; bandingkan Yosua 1:6-9). Apa yang dikatakan Yosua:

  • "Dan kamu ini telah melihat segala yang dilakukan TUHAN, Allahmu, kepada semua bangsa di sini demi kamu” (ayat 3a).
  • “Sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang telah berperang bagi kamu” (ayat 3b).
  • “Dan TUHAN, Allahmu, Dialah yang akan mengusir dan menghalau mereka dari depanmu” (ayat 5a).
  • “Sehingga kamu menduduki negeri mereka, seperti yang dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu” (ayat 5b).
  • “Tetapi kamu harus berpaut pada TUHAN, Allahmu, seperti yang kamu lakukan sampai sekarang” (ayat 8).
  • “Bukankah TUHAN telah menghalau bangsa-bangsa yang besar dan kuat dari depanmu, dan akan kamu ini, seorangpun tidak ada yang tahan menghadapi kamu sampai sekarang” (ayat 9).
  • “Satu orang saja dari pada kamu dapat mengejar seribu orang, sebab TUHAN Allahmu, Dialah yang berperang bagi kamu, seperti yang dijanjikan-Nya kepadaku” (ayat 10).
  • “Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu” (ayat 11).

Perhatikan ayat 12-16. Selanjutnya... apa penjelasan Yosua terakhir yang tidak kalah pentingnya? Apa yang terjadi jika mereka tidak taat? “Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu, sehingga kamu segera binasa dari negeri yang baik, yang telah diberikan-Nya kepadamu." (ayat 16b).

Yosua hanya mempercayai Allah sebagai satu-satunya Allah yang benar. Setelah meninggalkan allah bangsa Mesir, dia tidak pernah meninggalkan Allah yang benar. Dua belas kali dalam pasal 23 di Kitab Yosua, ia menggunakan kata “Tuhan Allahmu”, ketika dia menyatakan keberhasilan yang dicapai Israel saat merebut tanah Kanaan. Ini dengan jelas dan nyata mencerminkan bahwa Allah Israel menduduki tempat pertama dalam hidup Yosua.

Bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara mendengar pesan Yosua? Patuhi Firman Allah (ayat 6), berpegang teguh pada Allah (ayat 8), dan kasihi Allah (ayat 11). ”Konsistenlah, jangan tinggalkan jalan yang benar” Tuhan Yesus Kristus memberkati. 🙏(erd200221)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...